Anda di halaman 1dari 12

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara agraris dimana sebagian penduduknya bermata

pencaharian di sektor pertanian yang termasuk didalamnya usaha-usaha dibidang

perkebunan, kehutanan, dan perikanan. Dalam hal ini perlu ada strategi atau suatu

rancangan yang diharapkan ke depan yang dapat menjadi upaya dalam

meningkatkan kesejahteraan petani dengan didukung oleh sumber daya pertanian

dengan berorientasi pemanfaatan sumber daya sesuai dengan kapasitas potensi

optimalnya, peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui penerapan ilmu

pengetahuan dan teknologi, penggunaan input rendah, mantap secara ekologis,

layak secara ekonomi serta berkelanjutan.

Namun, disadari atau tidak banyak petani di negara berkembang seperti

Indonesia yang belum sadar dan minimnya pengetahuan untuk mengelola lahan

budidaya. Petani hanya mengandalkan kebiasaan nenek moyang dan telah

bergantung pada pertanian konvensional dengan mengguankan pestisida kimia

sintetis untuk mengatasi masalah di lahan budidayanya.

Hal tersebut perlu diatasi agar lahan pertanian di negara berkembang seperti

Indonesia bisa meningkat. Salah satu caranya adalah dengan memberikan

penyuluhan kepada petani agar bisa kembali menerapkan sistem yang lebih ramah

lingkungan. Dengan demikian, pada praktikum kali ini akan di praktekan

bagaimana cara memberikan penyuluhan yang tepat kepada para petani Indonesia.

92
B. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk :

1. Membuat petunjuk lapang (Petlap).

2. Mengetahui kegunaan petunjuk lapang.

3. Berlatih memandu dengan topik khusus.

93
II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman melon (Cucumis melo L) merupakan tanaman semusim yang banyal

dibudayakan di Indonesia. Buah melon banyak digemari oleh masyarakat karena

buahnya yang terasa manis dan mengandung banyak air sehingga menyegarkan

apabila dimakan. Tanaman melon merupakan tanaman yang dapat tumbuh baik

pada ketinggian 300-1000 mdpl. Tanaman melon lebih cepat ditanam di dataran

menengah yang suhunya agak dingin. Adapun di dataran rendah yang elevasinya

kurang dari 300 mdpl akan menghasilkan buah yang lebih kecil dan dagingnya

banyak mengandung air. Apabila ketinggian lebih dari 900 mdpl tanaman ini tidak

dapat berproduksi secara optimal(Soedarya,2010).

Menurut Soedarya (2010) menjelaskan bahwa klasifikasi pada tanaman

melon adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Cucurbitales

Famili : Cucurbitaceae

Genus : Cucumis

Spesies : Cucumis melo.

Tanaman melon memiliki sifat yaitu merupakan tanaman menjalar dan

memiliki banyak cabang, tanaman melon berbentuk seperti daun ketimun tetapi

sudutnya tidak setajam daun ketimun. Daun tanaman melon hampir bundar,

94
bersudut lima, mempunyai 3-7 lekukan, bergaris tengah 8-15 cm. Tanaman melon

juga memiliki perakaran yang menyebar dan dangkal serta memiliki bunga seperti

bunga yang membentuk lonceng berwarna kuning dan buah bervariasi dalam

bentuk, rasa, aroma , penampilan dan penapakan yang tergantung dari varietas

melon tersebut. Tanaman melon dibudidayakan melalui beberapa tahapan yaitu

penyemaian, perawatan tanaman, panen dan pasca panen. Perawatan tanaman

melon meliputi pemupukan pengairan , penyiangan, pemangkasan dan

pengendalian hama dan penyakit. (Sobir,2010)

Sebagaimana dengan tanaman budidaya lainnya, tanaman melon juga rentan

akan penyakit. Penyakit yang sering menyerang tanaman melon dapat disebabkan

oleh bakteri (Fusarium Wilt dan Erwinia tracheiphila), cendawan atau jamur

(Pseudoperenospora cubensis, Mycosphaerella melonis,Phytium ultimum,

Fusarium oxsporum, Eryshipe cichoracearum dan Colletotrichum lgenarium). Ada

beberapa virus antara lain CMV (Cucumber Mozaic Virus), CGMMV, dan WMV

(Watermelon Mozaic Virus) (Prajnantha,2004).

Jamur tepung (powdery mildew) adalah salah satu penyakit yang menyerang

tanaman melon yang disebabkan oleh infeksi jamur tepung dari ordo Erysiphales

diantaranya dari genus Erysiphe dan Sphaerotheca. Powdery mildew menyerang

tanaman melon di beberapa belahan dunia. Gejala awal penyakit ini adalah adanya

bercak- bercak putih disisi permukaan daun, semakin bertambah dan saling

berhubungan kemudian berkembang ke sisi atas daun sampai menutupi seluruh

permukaan daun. Jika telah lama daun menjadi coklat dan keriput sedangkan pada

batang menjadi klorosis kemudian mati.(Semangun,2004). Infeksi dari patogen ini

95
mengakibatkan ketahanan dari tanaman melon berkurang, sehingga dapat

menurunkan aroma buah dan rakitan jala pada kulit buah kurang bagus.

96
III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah kertas plano, dan

alat tulis

B. Prosedur Kerja

1. Praktikkan dikelompokkan sesuai dengan rombongannya yang setiap

kelompok terdiri dari 2 mahasiswa.

2. Setiap kelompok bertugas untuk mencari topik dan menyusun petunjuk

lapang.

3. Bahan-bahan untuk pemaparan dibuat menggunakan kertas plano

4. Setiap kelompok mempresentasikan tugas dihadapan praktikan lain dengan

didampingi dosen/asisten.

97
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil

B.Pembahasan

Menurut Nuryanto (2007), syarat tumbuh tanaman melon meliputi:

a. Iklim

Suhu yang sesuai dengan tanaman melon antara 25-30 C. Tanaman melon

tidak dapat tumbuh optimal apabila kurang dari 18 C, kecuali jenis melon Apel.

Kelembapan yang tinggi menyebabkan melon mudah terserang penyakit oleh

karena itu melon menghendaki kondisi kelembapan yang rendah.

Hujan yang terus menerus akan menggugurkan calon buah dan juga akan

mengurangi kadar gula dalam buah.

b. Media Tanam

Tanah yang sesuai dengan tanaman melon adalah tanah liat berpasir

untukmemudahkan akar melon berkembang. PH yang sesuai 5,8-7,2 C. Ketinggian

98
Tempat Tanaman melon dapat tumbuh pada ketinggian 300-900 meter dpl. Apabila

ketinggian lebih dari 900 meter dpl melon tidak tumbuh optimal, kecuali jenis

melon Apel yang dapat tumbuh pada ketinggian 100-1500 meter dpl.

Fase awal pertumbuhan melon membutuhkan kelembaban tinggi untuk

proses perkecambahan. Pada fase perumbuhan dewasa dan fase pembentukan buah

dibutuhkan sinar matahari tinggi untuk proses fotosintesis dan menghasilakn buah

yang manis (Nuryanto, 2007). Pada fase vegetatif yaitu pada saat tanaman belum

berbunga maka dibutuhkan pemupukan yang mengandung paling banyak unsur

nitrogen. Sedangkan pada fase generatif yang ditandai dengan munculnya bunga,

tanaman memerlukan banyak unsur phospat untuk memperkuat akar dan

membentuk biji pada buah (Sutedjo,2002).

Pada praktikum ini kelompok kami menerangkan tentang penyakit embun

tepung pada tanaman melon . berikut klasifikasi dari penyakit embun tepung:

Nama Umum : Powdery mildew / Embun Tepung

Nama Ilmiah : Podosphaera fusca

Kingdom : Fungi

Phylum : Ascomycota

Class : Leotiomycetes

Subclass : Leotiomycetidae

Order : Erysiphales

Family : Erysiphaceae

Genus : Podosphaera

Species : P. fusca

99
Ciri ciri pada tanaman melon yang terjangkit embun tepung adalah adanya

tepung putih pada daun terbawah dari tanaman, dimana daun yang terserang

warnanya berubah menjadi kuning, coklat dan mengering. Lalu menular pada daun

lainnya sehingga menyebabkan kematian.

Gejala :Lapisan tepung putih pada bagian atas daun, yang dapat menyebabkan

daun malformasi (mengering akan tetapi tidak gugur). Lapisan tepung putih ini

adalah masa konidia jamur. Fase kritis serangan adalah periode pertunasan dan

daun muda yang sedang tumbuh, buah muda yang terserang mudah gugur.

Perkembangan penyakit dipengaruhi oleh tinggi tempat. Pada dataran rendah relatif

lebih sedikit. Penyebaran dan perkembangan penyakit terutama pada hari dan cuaca

yang cukup lembab, yang diikuti dengan matahari bersinar selama beberapa jam

pada musim penghujan. (CABI,2000)

Menurut Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika,

Perkembangan penyakit embun tepung Powdery mildew dipengaruhi oleh tinggi

tempat. Pada dataran rendah relatif lebih sedikit. Penyebaran dan perkembangan

penyakit terutama pada hari dan cuaca yang cukup lembab, yang diikuti dengan

matahari bersinar selama beberapa jam pada musim penghujan (CABI,2000).

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi penyakit

embun tepung pada tanaman melon , diantaranya adalah penggunaan alternatif non

toxic menggunakan 1 sendok makan baking soda ( potassium bicarbonate)

dicampur dengan 2,5 sendok makan minyak hortikultura yang dilarutkan dalam 1

galon air (kurang lebih 4 liter)

100
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Petunjuk lapang yang dibuat sesuai dengan tema tertentu dapat membantu

bagaimana melakukan penyuluhan ke desa-desa.

2. Mengajarkan bagaimana caranya memberikan penyuluhan dan menerapkanya.

3. Pembibitan yang baik dapat memperbaiki potensi hasil yang akan dicapai.

B. Saran

Dalam praktikum petunjuk lapang selanjutnya, tema yang diberikan lebih

bervariasi dan lebih menarik lagi serta teknis dalam pelaksanaan petunjuk lapang

lebih di perhatikan lagi.

101
DAFTAR PUSTAKA

CABI. 2000. Crop Protection Compendium. Global Module 2nd Edition. ISSN:
1365-9065. ISBN: 0 85199 482 2. Wallingford. Oxon OX10 8DE. United
Kingdom. CD-ROM.

Prajnanta, F. 2004. Melon : Pemeliharaan Secara Intensif dan Kiat Sukses


Beragribisnis. Cetakan ke-6. Jakarta. PT. Penebar Swadaya

Semangun, H. 2004. Penyakit- Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia.


Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Soedarya, A. 2010. Agribisnis Melon. Pustaka Grafika. Bandung.

Sutedjo, M.M. 2002 Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

102
LAMPIRAN

103

Anda mungkin juga menyukai