PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
serangan hama dan patogen tanaman hampir selalu ada sepanjang tahun, hal ini
Selain itu, juga karena tanaman inangnya hampir selalu ada sepanjang waktu.
Gangguan serangan hama pada tanaman pangan sangat merugikan, sehingga upaya
jamur disebut penyakit. Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan tumbuhan,
tanaman sehingga mematikan tumbuhan. Oleh karena itu, tanaman yang terserang
Biologi diperlukan untuk memahami patogen dan siklus hidupnya. Hal ini juga
penting untuk memahami fisiologi tanaman dan bagaimana patogen yang dapat
mempengaruhi itu.
34
Penyakit tumbuhan dapat ditinjau dari dua sudut yaitu sudut biologi dan
sudut ekonomi, demikian juga penyakit tanamannya. Dari sudut biologi yang
berarti organisme yang melakukan kegiatan fisiologis seperti tumbuh, berpihak dan
lain-lain. Dari sudut ekonomi yang berarti penghasil bahan yang berguna bagi
beberapa istilah dan definisi yang penting. Kerusakan yang ditimbulkan oleh
masyarakat. Kerusakan ini selain disebabkan oleh karena hilangnya hasil ternyata
juga dapat melalui cara lain yaitu menimbulkan gangguan terhadap konsumen
dengan adanya racun yang dihasilkan oleh jamur dalam hasil pertanian tersebut.
yang dilakukan adalah melakukan diagnosis. Tindakan ini dapat digunakan sebagai
Apabila ada suatu serangan penyakit yang kurang merugikan belum perlu
dikendalikan, tetapi tetap perlu diperhatikan. Suatu saat serangan penyakit yang
kurang merugikan ini daya rusaknya bisa meningkat. Jika mendapatkan tanaman
B. Tujuan
35
2. Untuk mengenal gejala patogen utama pada tanaman hortikultura di
lapangan.
36
II. TINJAUAN PUSTAKA
virus, jamur, ganggang, maupun karena kekurangan unsure hara. Pada umumnya
tanaman yang sakit tidak menguntungkan manusia. Namun, ada tanaman sakit yang
dari penyakit dan perwujudan reaksi fisiologis tanaman terhadap aktivitas yang
merugikan dari pathogen. Setiap jenis penyakit menunjukkan gejala yang khas
para ahli beragam sesuai sudut pandang mereka, antara lain: Painter (1951)
mengemukakan bahwa resistensi tanaman adalah semua ciri dan sifat tanaman yang
memungkinkan tanaman terhindar, mempunyai daya tahan atau daya sembuh dalam
kondisi yang akan menyebabkan kerusakan lebih besar pada tanaman lain dari
spesies yang sama. Sedangkan Triharso (1996) menyatakan bahwa dalam praktek
baik dibandingkan tanaman lain dengan tingkat populasi hama yang sama. Dari
berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, kita dapat mengambil
37
menghindar atau melindungi dirinya dari serangan hama dan penyakit yang dapat
Gejala adalah perubahan yang ditunjukkan oleh tanaman sebagai suatu reaksi
pada patogen. Penyakit yang ditimbulkan pada tanaman sangat beragam bentuknya.
Tetapi secara umum, gejala penyakit yang ditimbulkan oleh suatu penyakit ada tiga,
yaitu:
1. Tipe Nekrosa
Gejalanya disebut Nekrosis yaitu gejala yang muncul sebagai akibat dari
2. Tipe Hipoplastida
3. Tipe Hiperplastida
tumbuhan yang belum ada campur tangan manusia merupakan hasil interaksi antara
patogen, inang dan lingkungan. Konsep ini disebut dengan segitiga penyakit atau
plant disease triangle, sedangkan penyakit tanaman yang terjadi setelah campur
tangan manusia adalah interaksi antara patogen, inang, lingkungan dan manusia.
Konsep ini disebut segi empat penyakit atau plant disease square (Triharso, 1996).
dari bahasa Yunani,Pathos yang berarti menderita dan genesis yang berarti asal.
38
Umumnya istilah patogen hanya dipakai untuk jasad yang dalamkeadaan sesuai
Penyakit pada tanaman kopi dapat disebabkan oleh penyakit parasitik dan
cendawan, bakteri dan virus, sedangkan penyakit non parasitik disebabkan oleh
faktor fisik atau kimiawi, seperti suhu yang ekstrim tinggi atau rendah, kadar hara
yang terlalu tinggi atau rendah, pH tanah yang tidak sesuai dan sejenisnya
adalah dengan menerapkan konsep PHT karena penerapan konsep PHT sangat
(Susanto,2004).
39
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
Bahan dan alat yang digunakan meliputi pertanaman pangan yang terdiri atas:
B. Prosedur Kerja
Di Laboratorium
mahasiswa )
Di Lapangan
mahasiswa )
40
6. Tulisakan hasil analisis agroekosistem pada kertas plano, yang meliputi a)
41
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Luas : 420 m2
B. Pembahasan
dari Meksiko Selatan dan Amerika Tengah. Nama umum dari tanaman buah ini
pepaya dapat tumbuh di daerah tropis maupun subtropis. Selain itu, tanaman
pepaya dapat berbuah kapan saja dan tidak mengenal musim. Pepaya adalah
42
tanaman yang besar dan berumur pendek, cepat tumbuh, berkayu dan tingginya
sekitar 10 sampai 12 meter. Tanaman pepaya dapat bercabang apabila terdapat luka
(Anton, 2011)
(Muktiani, 2011):
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Viovales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
dpl. Tanaman pepaya lebih cocok tumbuh di lokasi yang banyak hujan (cukup
43
tersedia air), dengan curah hujan 1000-2000 mm per tahun dan merata sepanjang
tahun. Di daerah yang beriklim kering, yang mempunyai musim hujan 2-5 bulan
dan mempunyai musin memarau 6-8 bulan, tanaman pepaya dapat hidup dan masih
mampu berbuah, asalkan kedalaman air tanahnya 50-150 cm. Tanah yang sesuai
untuk pepaya yaitu tanah yang subur yang ditandai dengan prioritas baik,
mengandung kapur, dan mempunyai pH 6-7. Tanaman pepaya lebih cocok ditanam
di daerah terbuka (tidak ternaungi) dan tidak trgenang air. Tanah yang berdrainase
tidak baik menyebabkan tanaman mudah tersrang penyakit terutama pada bagian
Pepaya merupakan salah satu jenis komoditas buah yang memiliki berbagai
fungsi dan manfaat. Sebagai buah segar, pepaya banyak dipilih konsumen karena
memiliki kandungan nutrisi yang baik selain harganya yang relatif terjangkau
dibandingkan buah lainnya. Sebagai bahan baku industri, pepaya adalah penghasil
papain, dimana permintaan papain ini cukup tinggi baik untuk dalam negeri
maupun untuk ekspor. Namun kendala yang dihadapi oleh para petani adalah
palmivora
1. Antraknosa
a. Gejala
44
Penyakit ini disebabkan oleh patogen (Colletotrichum gloeosporioides).
Penyakit ini muncul pada buah yang belum matang (bewarna hijau). Gejala tersebut
dalam bentuk bercak-bercak cokelat sampai hitam pada buah. Gejala- gejala awal
adalah kebasah-basahan dan terdapat cekungan pada buah. Bintik ini kemudian
berubah menjadi hitam dan kemudian merah muda ketika jamur menghasilkan
spora daging di bawah titik menjadi lembut dan berair, yang menyebar ke seluruh
buah. Pada daun juga dapat dilihat. bintik yang akhirnya berubah menjadi cokelat.
Pada buah, gejala muncul hanya pada saat pematangan dan mungkin tidak terlihat
di waktu panen (Semangun 2000) Gejala yang nampak adalah adanya tempat
Daging buah yang terkena menjadi lebih lembut dan cepat membusuk
b. Penyebab penyakit
aservulus berbentuk bulat, jorong, tidak teratur, berseta atau tidak. Seta mempunyai
panjang yang variabel, tetapi jarang yang lebih dari 200 m, tebal 4-8 m, bersekat 1-
c. Daur Penyakit
komoditas. Cendawan ini merupakan parasit lemah yang dapat menginfeksi dan
berkembang pada jaringan yang telah menjadi lemah, khususnya karena proses
penuaan. Cendawan ini dapat menginfeksi melalui luka atau lentisel. Konidium
45
jamur dipencarkan oleh angin dan air hujan. Infeksi buah banyak terjadi dari
konidium yang berasal dari bercak pada daun dan tangkai daun.
pepaya. Penyakit banyak ditemukan pada kebun-kebun yang lembab, pada tanah
pH 5,5 atau lebih rendah. Kerusakan lebih banyak terjadi pada buah yang luka.
e. Pengelolaan
Berusaha untuk tidak membuat luka pada buah, membersihkan lahan dari sisa-sisa
tanaman yang berpenyakit, mengatur jarak tanam, tidak menanam pepaya secara
pemetikan buah pada saat buah asih bewarna hijau dll (Lim 1984).
a. Gejala
dunia.. Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini adalah pada daun terdapat bercak-
bercak bulat dengan garis tengah mencapai 3cm, bewarna cokelat. Pusat bercak
sering pecah sehingga bercak berlubang. Jika menyerang tangkai daun maka akan
berbentuk jorong yang diliputi oleh miselium jamur tua bewarna cokelat.
b. Penyebab penyakit
46
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Corynespora cassiicola. Dulunya nama
c. Daur penyakit
Konidium banyak ditemukan pada bercak daun dan disebarkan oleh angin dan
air hujan. Di udara konidium paling banyak ditemukan pada tengah hari. Patogen
yang menginfeksi jaringan daun dan buah muda tidak dapat berkembang sebelum
d. Pengelolaan
3. Penyakit bakteri
a. Gejala
Penyakit pada daun papaya ini pertama kali dilaporkan terjadi di Jawa Timur.
Penyakit ini menimbulkan kerugian yang besar terutama pada musim penghujan.
Gejala yang ditimbulkan adalah pada tanaman muda daun menguning dan
membusuk. Umumnya setelah beberapa lama tanaman akan mati pada tanaman
47
b. Penyebab penyakit
disebut sebagai Bacillus papayae. Bakteri ini berbentuk basil, panjang 1,0-1,5 m,
c. Daur penyakit
pasti. Infeksi dapat terjadi pada sisi atas maupun sisi bawah daun. Percobaan
penularan ke tanaman lain tidak memberikan hasil. Penyakit ini berkembang baik
d. Pengelolaan
Sebelum meluas hal yang bisa dilakukan adalah bagian tanaman yang
terinfeksi segera dibuang (dipotong dan dibakar). Hal lain yang bisa dilakukan
adalah dengan budidaya dan pengelolaan tanaman yang baik sehingga dapat
a. Gejala
48
besar dari pepaya. Penyakit ini muncul pada bermacam-macam umur. Selain pada
akar dan batang, penyakit ini juga timbul di buah baik yang masih muda atupun
damping-off, busuk akar, batang membusuk dan girdling, dan busuk buah. Gejala
yang ditimbulkan oleh penyakit ini adalah mula-mula daun layu, menguning, dan
gejala yang sama sehingga tanaman hanya mempunyai sedikit daun-daun kecil di
puncaknya. Pada akar gejalanya adalah terdapat akar-akar lateral yang membusuk
menjadi massa bewarna cokelat tua, lunak, dan sering berbau tidak sedap. Pada
semai penyakit ini menyebabkan rebah kecambah (damping off). Pangkal batang
membusuk dan tampak seperti selai. Terdapat anggapan bahawa tanaman pepaya
itu mudah. Jika penanaman hanya untuk kebutuhan sendiri, memang demikian.
Namun, saat dikebunkan secara komersial, penyakit dumping off dan kapang daun
pupuk kandang belum matang memicu munculnya penyakit ini. Di dataran tinggi,
dengan gejala serangan sama. Rebah batang dapat dihindari dengan memakai media
semai steril. Sterilisasi dilakukan dengan medium suap air panas atau pemberian
b. Penyebab penyakit
49
Penyakit ini disebabkan oleh patogen Phytophthora palmivora. Dahulu
patogen ini sering disebut sebagai Ph. Faberi Maubl atau Ph. Theobromae. Patogen
pendek.
c. Daur penyakit
Patogen ini merupakan patogen tular tanah dan dapat bertahan lama di dalam
tanah yang mengandung banyak bahan organik. Selain itu, dapat menginfeksi
berbagai tumbuhan inang, Patogen ini menyebar dengan bantuan air yang mengalir
dia atas permukaan tanah. Diduga penyakit dapat menyebar dengan perantaraan
Penyakit ini umumnya dapat berkembang baik pada lingkungan yang sesuai.
Kerugian besar dapat terjadi pada keadaan tanah yang basah, khususnya jika air
mengalir di permukaan tanah. Selain itu suhu udara juga sangat membantu dalam
perkembangan penyakit. Penyakit ini berkembang optimal pada suhu udara 20-30
C. Infeksi lebih banyak terjadi pada akar yang luka. Selain itu juga pada buah mtang
yang lebih rentan terhadap penyakit ini. Penyakit rebah kecambah yang sering
menyerang persemaian terjadi pada suhu dan kelembaban yang tinggi. Penyakit
dibantu oleh tanah yang basah, drainase, dan aerasi tanah yang buruk, penanaman
biji terlalu dalam, dan jarak tanam yang terlalu rapat (Alfaeez 1987)
50
e. Pengelolaan
Dalam pengelolaan penyakit ini dapat dilakukan dengan cara adanya drainase
yang baik, mencegah penularan pada tanaman lain dengan membongkar dan
memusnahkan bagian tanaman agar tidak menjadi sumber inokulum, selain itu
dengan cara menjaga pola pembibitan sehingga drainase dan aerasinya baik
51
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
palmivora
B. Saran
seorang asisten agar dalam pengamatan lebih terarah dan tidak salah identifikasi.
52
DAFTAR PUSTAKA
Alvarez AM, Nishijima WT. 1987. Post harvest disease of papaya. Plant
Disease71:681-686
Beck, S.D. 1965. Report on European Corn Borer Resistance in Vestigation Iowa
Statw Col Jour.
Lim TK, Tang SC. 1984. Anthracnose and some local fruit trees. Seminar Nasional
buah-buahan Malaysia. UPM. Malaysia
Painter, H. 1951 Insect Resistance in Crop Plants, The Macmillan Company. New
York
Semangun, Haryono. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tanaman. Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
Susanto, L., E. Pramono, dan Kustantinah. 2004. Sebuah Bahan Ajar, Penyakit
Penting Tanaman Utama. Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Hal.
116.
53
LAMPIRAN
1=1
2=3
3=5
4=1
I= n x v/ (n x 2) x 100%
= (1x1)+(2x3)+(3x5)+(4 x 1) / 10 x 4 x 100% = 65%
54
55