Anda di halaman 1dari 11

Pengelolaan dan pemantauan limbah

padat dan cair di perumahan real


estate dan perumahan mbr/subsidi
PT. Jarang Sasak
Pendahuluan
A. Latar Belakang

pertumbuhan permukiman dan perumahan dalam beberapa tahun terakhir ini secara umum terus mengalami peningkatan, seiring dengan
pertumbuhan jumlah penduduk, akibatnya sumber air tercemar karena menerima beban yang melampaui daya dukungnya. Pencemaran yang
mengakibatkan penurunan kualitas air dapat berasal dari limbah. Limbah merupakan sisa dari hasil kegiatan manusia yang dapat berbentuk cair,
dimana limbah dapat bersumber dari rumah tangga, pabrik (industri), usaha peternakan, perhotelan, rumah sakit dan lain-lain (Asmadi dan
Suharno, 2012). Masalah pencemaran lingkungan khususnya pencemaran air di kota-kota besar Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup
serius, penyebab dari pencemaran tidak hanya berasal dari buangan industri pabrik-pabrik yang membuangnya begitu saja air limbahnya tanpa
mengelola terlebih dahulu, tetapi akibat kurangnya kesadaran masyarakat yang langsung membuang tinja/kotoran dan sampah dalam sungai.
Masalah lingkungan dan kesehatan masyarakat timbul di berbagai daerah, baik diperkotaan maupun di pedesaan, karena produk limbah tidak
ditangani secara semestinya. Berbagai dampak negatif pada kehidupan manusia dan lingkungan yang dapat ditimbulkan oleh limbah, secara
disadari atau tidak, telah mendorong tumbuh dan berkembangnya ilmu pengetahuan serta teknologi untuk 2 penanganan limbah, terutama limbah
cair secara saniter. Hai ini berarti limbah dikelola dengan kaidah-kaidah ilmu sanitasi dan kesehatan lingkungan. Dalam rangka pembangunan yang
berwawasan lingkungan maka pengelolaan limbah perumahan harus dikelola sesuai dengan kaidah keilmuan dan peraturan yang berlaku. Oleh
sebab itu sistem atau proses pengelolaan limbah perumahan PT Toba Plup Lestari (TPL) diangkat dalam suatu karya tulis yang berjudul:
“Pengelolaan Limbah Perumahan PT Toba Plup Lestari (TPL) di Desa Sosor Ladang, Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba Samosir
pendahuluan
B. Identifikasi Masalah

Masalah Masalah pengelolaan limbah perumahaan PT Toba Plup Lestari (TPL) memiliki cakupan
yang dimana permasalahan terjadi: 1) Kurangnya kesadaran penghuni perumahan terhadap
pengelolaan limbah perumahan, baik untuk limbah cair yang dapat berupa: air kotor, air bekas
mandi, air bekas cucian piring dan limbah padat yang dapat berupa: sampah. 2) Belum ada
dilakukan pemilahan atau penyortiran sampah dari penghuni perumahan, misalnya memilah
sampah basah dan sampah kering. 3) Penangan limbah yang belum baik untuk limbah cair dan
limbah padat. 4) Masik kurangnya upaya yang dilakukan dalam menangggulangi masalah limbah
cair pada perumahaan.
pendahuluan
C. Pembatasan Masalah

Dengan permasalahan yang ada dalam pengelolaan limbah, maka masalah yang dibahas adalah: 1)
Pengelolaan limbah perumahaan PT Toba Plup Lestari (TPL). 2) Upaya yang dilakukan dalam
menanggulangi limbah perumahaan PT Toba Plup Lestari (TPL).

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat diidentifikasi yang telah dipaparkan adalah sebagai berikut: 1)
Bagaimana partisipasi penghuni perumahan untuk pengelolaan limbah perumahan PT Toba Plup Lestari
(TPL)? 2) Bagaimana pengelolaan limbah dan upaya yang dilakukan untuk menanggulangi limbah
perumahaan PT Toba Plup Lestari (TPL)?
pendahuluan
E. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan ruang lingkup pembahasan, maka tujuan penulisan ini adalah: 1) Untuk mengetahui
bagaimana partisipasi penghuni perumahan terhadap pengelolaan limbah perumahan PT Toba Plup
Lestari (TPL). 2) Untuk mengetahui pengelolaan limbah perumahaan PT Toba Plup Lestari (TPL). 3)
Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk menanggulangi limbah perumahan PT Toba Plup
Lestari (TPL).
Pendahuluan
F. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat tugas akhir ini adalah: 1) Secara umum ini diharapkan akan bermanfaat bagi
mahasiswa yang berminat untuk mengkaji lebih lanjut tentang proses pengelolaan limbah
perumahaan. 2) Secara khusus untuk menambah wawasan dan pengetahuan -dalam menjaga
lingkungan serta mengelola sanitasi perumahan. 3) Kepada instansi yang terkait, sebagai dasar
pengembangan untuk mengetahui bagaimana cara dalam merencanakan pengelolaan limbah
perumahaan.
Pendahuluan
G. Metode Penelitian
Penelitian Adapun metode penelitian dalam tugas akhir ini adalah melalui survey yaitu: 1)
Pengumpulan data primer, terhadap pengelolaan limbah perumahaan PT Toba Plup Lestari (TPL). 2)
Pengumpulan data sekunder, berdasarkan studi literatur, dan menganalisis proses pengelolaan
limbah perumahaan PT Toba Plup Lestari (TPL).
pengertian limbah padat dan cair di perumahan
real estate dan perumahan mbr/subsidi
• Limbah padat adalah limbah yang bentuknya padat dan berasal dari sisa hasil kegiatan domestik atau aktivitas
industri. Contoh-contoh limbah padat, seperti kertas, serbuk besi, kain, plastik, kayu-kayuan, dan serbuk besi.
Limbah padat dapat diklasifikasikan menjadi enam bagian, yaitu sampah organik mudah busuk (garbage),
sampah anorganik dan organik tidak membusuk (rubbish), sampah abu (ashes), sampah bangkai binatang
(dead animal), sampah sapuan (street sweeping), dan sampah industri (industrial waste).

• Limbah cair adalah limbah yang bentuknya cari dan berasal dari sisa-sisa hasil buangan kegiatan domestik
atau proses produksi. Limbah cair itu sendiri berupa air yang sudah tercampur atau tersuspensi dengan bahan-
bahan buangan hasil dari sisa-sisa produksi. Limbah cair dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok,
yaitu limbah cair domestik (domestic wastewater), limbah cari industri (industrial wastewater), rembesan dan
luapan (infiltration and inflow), dan air hujan (strom water).
Prosedur pengelolaan limbah cair
• Air rnerupakan salah satu sumber daya alarn yang berfungsin sangat penting bagi Volume 24, Nomor 2, Februari 2012 " ... kehidupan masusia. Sebagai
komponen lingkungan hidup yang penting maka air perlu dilestarikan fungsinya melalui pengelolaan dan pengendalian pencemaran air. Lirnbah cair
merupakan lirnbah yang paling sering dijwnpai karena pada prinsipnya limbah cair adalah limbah yang terdapat pada air atau terkandung dalarn air.

• Dalam pengelolaan air limbah, terdapat beberapa tahap atau prosedur yang dapat dijalani, yaitu : 1. Preliminary Treatment, merupakan tahap
pengolahan awal yang tujuan utamanya adalah melindungi alat-alat yang terdapat pada instansi pengelohan air lirnbah dalarn instalasi pengolahan air
lirnbah. Pada tahap ini dilakukan proses penyaringan yang bertujuan memisahkan air dari partikel-partikel yang dapat merusak alat-alat pengolahan air
limbah rnisalnya batu, plastik, sampah, kayu dan lain-lain. 2. Priman1 Treatment, tahap ini dilakukan proses fisika dengan sedirnentasi dan flotasi
untuk melenyapkan partikelpartikel padat organik yang teidapat dalam air lirnbah. Partikel padat akan mengendap, sedang lemak dan rninyak berada di
perrnukaan. Volume 24, Nomor 2,. Februari 2012 3. Secondary Treatment, tahap ini dilaksanakan untuk menghancurkan material organik yang masih
terdapat dalarn air lirnbah dengan memaukkan mikro organisme ke dalarn air lirnbah berfungsi untuk menyesuaikan dan menghancurkan material
organik dalarn air. 4. Final Treatment, pada tahap ini organisme penyebab penyakit yang ada dalam air dihilangkan. Hal ini dilakukan dengan cara
menarnbahkan chlorin atau menggunakan sinar ultra violet. 5. Advanced Treatment, disebut juga tahap pengolahan limbah lanjutan dimana komposisi
air lirnbah sudah dianggap aman untuk disalurkan ke selokan atau ke kolarn pemeliharaan ikan.
Prosedur pengelolaan limbah padat
• Limbah padat atau sampah saat ini telah menjadi masalah nasional. Pengelolaan sampah perlu dilakukan secara komprehensif
dan terpadu. Meningkatnya jumlah penduduk, perkembangan di bidang industri, kegiatan perdagangan, transportasi dan lain-
lain menirnbulkan bertarnbahnya volume dan karakteristik sampah yang makin beragam. Pengelolaan sampah dilaksanakan
melalui 3 (tiga) tahap, yaitu : 1. Pengumpulan Sarnpah 2. Pengangkutan Sampah 3. Pembuangan Akhir Pengumpulan diartikan
sebagai pengelolaan sampah dari tempat asal sampai ke tempat pembuangan sementara sebelum tahap selanjutnya. Dalarn
tahap ini, diperlukan peralatan/ sarana untuk menampung sampah berupa keranjang/ tong sampah, 175 bak sampah, peti kemas
dan sebagainya. Selanjutnya diperlukan gerobak dorong atau kendaraan untuk mengangkut sampah menuju depo atau TPS
(tempatpembuangan sementara) yang melibatkan tenaga ketja sesuai kondisi atau kebutuhan setempat. Tahap pengang-kutan
yaitu pengangkatan sampah dari tempat pembuangan sementara ke TPA (tempat pembuangan akhir), biasanya menggunakan
alat transportasi khusus untuk sampah. Untuk tahap ini melibatkan tenaga kerja yang secara rutin mengangkut sampah. Tahap
akhir adalah tahap pengolahan. Sampah akan diproses baik secara fisik, kimia dan biologis hingga tuntas.

Anda mungkin juga menyukai