Oleh :
ANNISA YASMINE TRISNANINGTYAS
NIM 25010116140278
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Perumusan Masalah............................................................................4
C. Tujuan Penelitian................................................................................4
D. Manfaat Penelitian..............................................................................5
E. Ruang Lingkup Penelitian..................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................7
A. Sampah ..............................................................................................7
B. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah .....................................9
C. Logam Berat.......................................................................................9
D. Risiko Pencemaran dan Toksisitas...................................................10
E. Air Lindi (Leachate).........................................................................11
F. Kadmium (Cd)..................................................................................13
G. Dampak Kadmium (Cd) Terhadap Kesehatan..................................14
H. Zeolit.................................................................................................15
BAB III METODE PENELITIAN...............................................................17
A. Kerangka Konsep..............................................................................17
B. Hipotesis...........................................................................................17
C. Tempat dan Waktu Penelitian...........................................................18
D. Jenis dan Rancangan Penelitian........................................................18
E. Populasi dan Sampel Penelitian........................................................19
F. Variabel Penelitian, Definis Operasional dan Skala Data................20
328
awal sebesar 0,071 mg/l, setelah diolah menggunakan aerator selama 6 jam
dengan kecepatan pengadukan 70 liter/ menit hanya dapat menurunkan kadar
logam kadmium (Cd) sebesar 53,85%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kadar logam kadmium masih tergolong tinggi.(4)
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengolah air lindi dengan
kandungan logam berat yang masih tinggi terutama kadmium (Cd) adalah
dengan menggunkan zeolit. Zeolit merupakan aluminosilikat yang memiliki
struktur kerangka berpori dan berhubungan kesegala arah yang menyebabkan
zeolit memiliki permukaan yang luas sehingga dapat digunakan sebagai
penyerap. Kegunaan lain yang dimiliki zeolit berdasarkan kemampuan yang
dimiliki yaitu untuk melakukan pertukaran ion (ion exchanger), adsorpsi
(adsorption), dan katalis (catalyst).(5)
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sudarwin, diketahui
bahwa terdapat pencemaran logam kadmium (Cd) pada sedimen aliran Sungai
Kreo dengan kelas pencemaran tinggi mulai dari jarak 0 meter sampai jarak
143 meter dari outlet lindi, kelas pencemaran sedang dimulai dari jarak 143
meter sampai dengan jarak 365 meter dan kelas pencemaran rendah dimulai
dari jarak 365 meter sampai dengan jarak 580 meter.(3)
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengolah air lindi dengan
kandungan logam berat yang masih tinggi terutama kadmium (Cd) adalah
dengan menggunkan zeolit. Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang
dijelaskan sebelumnya, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
“Bagaimanakan pengaruh variasi dosis zeolit terhadap penurunan kadar
kadmium (Cd) pad air lindi TPA Jatibarang Semarang?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
728
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sampah
Sampah pada dasarnya mencakup banyak pengertian. Sampah
merupakan semua zat/benda yang tidak dapat dipakai lagi, baik yang berasal
dari rumah tangga maupun sisa hasil produksi. Pandangan mengenai
sampah telah mengalami pergeseran, di mana pada saat ini telah
berkembang dari persampahan yang semula sebagai “waste” sekarang
menjadi pandangan sebagai komoditas yang bernilai ekonomis.
Pandangan tersebut dikembangkan dalam upaya menangani persampahan
sehingga mendorong pelaksanaan pengelolaan sampah secara menyeluruh
atau secara holistik. Pengembangan tersebut diwujudkan dalam model 3R
yaitu : Reduction, Re - use, dan Re - Cycle. Model pengembangan tersebut
menjadi landasan strategi pengelolaan sampah perkotaan.(6)
Penggolongan sampah dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat)
kelompok yaitu :
1. Human Excreta, merupakan bahan buangan yang dikeluarkan dari
tubuh manusia yang meliputi tinja dan air seni.
2. Sewage, merupakan air limbah yang dibuang oleh pabrik
maupun rumah tangga/pemukiman. Contohnya air bekas cucian
yang masih mengandung detergen.
1028
3. Refuse, merupakan bahan sisa proses industri atau hasil samping kegiatan
rumah tangga. Pengertian sehari - hari refuse ini sering kali disebut
sebagai sampah. Contohnya adalah botol bekas, kertas bekas
pembungkus bumbu dapur, sisa sayuran, daun tanaman, kertas bekas,
dan lain sebagainya.
4. Industrial waste, merupakan bahan buangan sisa proses industri.(7)
Ahli Kesehatan Masyarakat Amerika memberi batasan bahwa sampah
(waste)merupakan sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang sudah dibuang yang berasal dari kegiatan
manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Batasan ini sampah
merupakan hasil kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak
berguna.
Laju timbulan sampah adalah jumlah sampah yang dihasilkan
dari buangan domestik dan non domestik. Jadi timbulan sampah adalah
jumlah sampah yang dihasilkan m3 per hari dalam satu periode. Negara
- Negara berkembang seperti Indonesia faktor musim sangat besar
pengaruhnya terhadap berat sampah. Dalam hal ini musim yang dimaksud
adalah penghujan dan kemarau. Disamping hal tersebut berat sampah
juga dipengaruhi oleh faktor sosial budaya lainnya. Penggunaan besaran
timbulan sampah dalam perencanaan sebaiknya berdasarkan sumber
sampah, bukan berdasarkan jenis kotanya.
Pengolahan sampah yang paling banyak digunakan antara lain adalah:
1. Open Dumping
Cara open dumping merupakan cara yang paling mudah dan
murah dilakukan namun banyak menimbulkan dampak pencemaran.
Setelah sampah di lokasi TPA sampah dibuang begitu saja. Dampak
yang ditimbulkan dari cara ini antara lain bau yang tidak sedap,
sampah berserakan, dan dimungkinkannya menjadi sarang bibit
1128
berbahaya bagi organisme hidup. Toksisitas atau daya racun dari polutan
itulah yang kemudian menjadi pemicu terjadinya pencemaran.(11)
Akibat yang ditimbulkan dari pencemaran adalah terganggunya
aktivitas kehidupan makhluk hidup, terlebih apabila organisme
tersebut tidak mampu mendegradasi bahan pencemar tersebut, sehingga
bahan tersebut terakumulasi dalam tubuhnya. Peristiwa tersebut akan
mengakibatkan terjadinya biomagnifikasi dari organisme satu ke
organisme yang lain yang mempunyai tingkatan yang lebih tinggi.(13)
Risiko apabila mengkonsumsi pakan mengandung bahan toksik setiap
harinya adalah akumulasi bahan toksik tersebut sehingga konsentrasi dalam
tubuh hewan lebih tinggi dari pada konsentrasi yang terkandung dalam
pakan yang dikonsumsi. Bila seekor hewan mengandung bahan toksik
dikonsumsi hewan lainnya maka hewan kedua memiliki konsentrasi
bahan toksik lebih tinggi dari hewan pertama, demikian juga hewan
ketiga yang memakan hewan kedua, rangkaian proses tersebut disebut
”food chain”.(14)
E. Air Lindi (Leachate)
a. Pengertian Umum Air Lindi (leachate)
Air lindi adalah cairan yang dihasilkan dari tumpukan sampah, dan
merupakan salah satu bentuk pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari
timbunan sampah. Sampah yang tertimbun di Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) mengandung zat – zat organik, jika hujan turun maka air hujan
akan merembes masuk ke timbunan sampah dan menghasilkan air lindi
dengan kandungan mineral dan zat organik yang tinggi.(15)
Air lindi yang berada pada permukaan tanah dapat mencemari air
tanah dan air permukaan. Air permukaan yang tercemar oleh air lindi
dengan kandungan zat organik yang tinggi, pada saat proses penguraian
secara biologis dapat menghabiskan kandungan oksigen yang berada
dalalm air dan dapat mengganggu kehidupan biota perairan. Air tanah
1428
yang tercemar oleh air lindi dengan konsentrasi yang tinggi, maka polutan
tersebut akan tetap berada pada air tanah dalam jangka waktu yang lama,
hal tersebut dikarenakan terbatasnya oksigen terlarut sehingga sumber air
yang berasal dari air tanah kualitasnya tidak sesuai untuk air bersih.(15)
b. Karakteristik Air Lindi
Karakteristik yang terdapat pada air lindi sangat bervariasi tergantung
dari proses yang terjadi pada landfill. Proses yang terjadi meliputi proses
fisik, kimia, dan biologis. Faktor – faktor yang mempengaruhi proses yang
terjadi pada landfill antara lain yaitu lokasi landfill, jenis sampah, sistem
pengoperasian, hidrogeologi. Faktor tersebut sangat bervariasi antara suatu
tempat pembuangan dengan tempat pembuangan lainnya, begitu juga
aktivitas biologis serta proses aerob dan anaerob yang terjadi pada
timbunan sampah. Dengan adanya faktor tersebut maka akan berpengaruh
terhadap produk yang dihasilkan akibat dari proses dokomposisi seperti
kuantitas dan kualitas air lindi serta gas yang dihasilkan. Sebagai contoh
adalah TPS yang menimbun sampah dengan sampah organik lebih banyak
maka karakteristik air lindi yang dihasilkan akan mengandung zat organik
yang tinggi.(15)
Air lindi yang dihasilkan dari timbunan sampah yang masih baru
memiliki kandungan asam lemak volatile dan rasio BOD dan COD yang
tinggi, sementara untuk air lindi yang dihasilkan dari timbunan sampah
yang sudah lama kandungan BOD, COD, dan konsentrasi pencemar lebih
rendah. Hal tersebut dapat disebabkan karena timbunan sampah yang
masih baru proses biodegradasi berlangsung dengan cepat serta ditandai
engan adanya kenaikan produksi asam dan penurunan pH pada air lindi
yang menyebabkan kemampuan pelarutan bahan – bahan pada sampah
menjadi tinggi. Terdapat tiga fase utama aktivitas biologis yang terjadi
yaitu dekomposisi aerobic dengan menggunkan oksigen yang terdapat
pada landfill, dekomposisi anaerobic yang dilakukan oleh organisme
1528
industry enamel, cat, dan plastic. Kadmium biasanya dalam bentuk bercampur
dengan logam lain terutama dengan timah hitam dan seng.(17)
Persebaran logam kadmium sangat luat di alam. Berdsarkan sifat fisik
yang dimiliki, kadmium merupakan logam yang lunak dan memiliki warna
putih keperakan. Logam ini dapat menglami kerusakan apabila terkena uap
amoniak (NH3) dan sulfur hidroksida (SO2). Berdasarkan sifat kimia yang
dimilikinya, logam kadmium memiliki bilangan valensi 2+ sangat sedikit
logam kadmium yang memiliki valensi 1+. Bila dimasukkan kedalam larutan
yang mengandung ion OH, maka ion – ion Cd2+ akan mengalami
pengendapan.(18)
Logam kadmium (Cd) dapat mengalami proses biotransformasi dan
bioakumulasi didalam tubuh organisme hidup (manusia, hewan, dan
tumbuhan). Dalam tubuh biota perairan jumlah logam kadmium (Cd) yang
terakumulasi akan terus mengalami peningkatan (biomagnifikasi) dan didalam
rantai makanan biota yang tertinggi akan mengalami proses bioakumulasi
yang lebih banyak.(18)
G. Dampak Kadmium (Cd) terhadap Kesehatan
Kadmium (Cd) dalam tubuh akan terakumulasi pada hati dan terikat
sebagai metalotionein yang mengandung unsur sistein, dimana kadmium
terikat dalam gugus sufhidril yang terdapat pada enzim seperti karboksil
sisteinil, hidroksil, histidil, dan fosfat dari protein purin. Pengaruh toksisitas
kadmium disebabkan oleh interaksi antara kadmium dan protein tersebut,
sehingga dapat menimbulkan hambatan terhadap aktivitas kerja enzim dalam
tubuh.(20)
Kadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya
dikarenakan elemennya berisiko tinggi terhadap pembuluh darah. Kadmium
berpengaruh terhadap manusia dalam jangka waktu yang panjang dan dapat
terakumulasi pada hati dan ginjal.(18)
1728
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Variabel Pengganggu
Suhu**)
pH**)
Ukuran butir zeolit*)
Kecepatan pengadukan*)
Lama Pengadukan*)
Waktu kontak*)
2028
Keterangan *) : Dikendalikan
**) : Diukur
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh
variasi dosis zeolit terhadap penurunan kadar kadmium (Cd) pada air lindi
yang dihasilkan oleh TPA Jatibarang Semarang.
pengadukan.
b. Definisi Operasional dan Skala Data
1. Variasi Dosis Zeolit
Variasi dosis zeolite adalah jumlah zeolite yang ditambahkan kedalam
sampel untuk menurunkan kadar kadmium (Cd) pada air lindi TPA
Jatibarang Semarang.
Skala : Rasio
Satuan : gram
2. Kadar Kadmium (Cd)
Kadar Kadmium (Cd) adalah konsentrasi kadmium (Cd) yang
terkandung di air lindi TPA Jatibarang Semarang sebelum dan
sedudah dilakukan perlakuan dengan penambahan variasi dosis zeolite
yang diukur melalui uji laboratorium dengan metode SSA.
Skala : Rasio
Satuan : mg/ l
3. Suhu
Suhu adalah derajat panas air lindi yang diukur sebelum dilakukan
penambahan zeolite.
Skala : Rasio
Satuan : Derajat Celcius
4. Nilai pH
Nilai pH adalah derajat keasaman air lindi yang diukur sebelum
dilakukan penambahan zeolite.
Skala : Rasio
Satuan : -
5. Ukuran Butir Zeolit
Ukuran butir zeolite adalah besar butiran zeolite yang lolos pada
ayakan dengan ukuran 100 mesh.
Skala : Rasio
2428
Satuan : mm
6. Waktu Kontak
Waktu kontak adalah waktu yang diperlukan air sampel untuk terjadi
kontak dengan zeolite. Dalam penelitian ini, waktu kontak yang
digunakan adalah 60 menit yang diukur dengan menggunakan
stopwatch.
Skala : Rasio
Satuan : menit
7. Kecepatan Pengadukan
Kecepatan pengadukan adalah banyaknya putaran yang dilakukan
dengan menggunkan pengaduk pada waktu air sampel diberi zeolite
sebesar 100 rpm pada pengadukan cepat dengan menggunakan jar test.
Skala : Rasio
Satuan : rpm
G. Sumber Data Penelitian
1. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah hasil pengukuran kadar kadmium
(Cd) pada sampel air lindi TPA Jatibarang Semarang sebelum diberi
perlakuan dan sesudah diberi perlakuan dengan penambahan variasi dosis
zeolit. Selain itu data primer juga didapatkan dari hasil pengukuran suhu,
pH, kecepatan pengadukan, lama pengadukan, dan lama waktu kontak.
2. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah profil TPA Jatibarang
Semarang yang meliputi lokasi TPA, jumlah sampah yang masuk ke TPA,
dan pengolahan air lindi yang dilakukan di TPA Jatibarang dari Unit
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) TPA Jatibarang Semarang.
H. Instrumen Penelitian
a. Bahan yang digunakan
1. Zeolite
2528
DAFTRA PUSTAKA
(2).
20. Darmono. Lingkungan Hidup dan Pencemaran. Jakarta : UI press, 2001.
21. Hardjatmo & Husaini. Study the Properties of some Indonesian Natural
Zeolites. Jakarta : Seminar Mineral Property and Utilization of Natural
Zeolite, 1996.
22. Tsitsishvili GV. Natural Zeolite. New York : Ellis Harwood, 1992.
23. Thamzil L & Husen Z. Penggunaan Zeolit dalam Bidang Industri dan
Lingkungan. Batan : Jurnal Zeolit Indonesia, 2002, Vol. 1 (1).