Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN HASIL PENGAMATAN SUNGAI CILIWUNG DI TITIK

PASAR BARU DAN MANGGARAI

Jeremy Oktavian 2016080018 / 12016001916


Ery Adha Pratama 2016080043 / 12016001941
Celine Olivia 2016080047 / 12016001945
Bryant Adelar 2016080068 / 12016001963

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS TEKNOBIOLOGI
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
JAKARTA
2019
PENDAHULUAN

Perkembangan rumah tangga ataupun industri di Indonesia tidak bisa dipungkiri lagi.
Hal tersebut juga meningkatkan limbah yang dihasilkan dari proses yang dilakukan di
dalamnya. Terdapat limbah padat ataupun cair yang dapat dikeluarkan dari hasil produksi ini.
Masalah yang kami garis bawahi kali ini adalah pembuangan limbah yang tidak pada
tempatnya, pembuangan yang dilakukan kali ini kami telah terdapat pada sungai. Aliran
sungai yang kami telusuri adalah Sungai Ciliwung yang bermuara di Pasar Baru (Jakarta
Pusat) dan Sungai Manggarai (Jakarta Timur).

Sungai Ciliwung merupakan sungai yang melintasi daerah Kabupaten Bogor, Kota
Bogor, Kota Depok, dan Jakarta. Panjang aliran utama sungai ini adalah hampir 120 km
dengan daerah tangkapan airnya (daerah aliran sungai) seluas 387 km persegi. Hulu sungai
ini berada di dataran tinggi yang terletak di perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten
Cianjur, atau tepatnya di Gunung Gede, Gunung Pangrango dan daerah Puncak. Setelah
melewati bagian timur Kota Bogor, sungai ini mengalir ke utara, di sisi barat Jalan Raya
Jakarta-Bogor, sisi timur Depok, dan memasuki wilayah Jakarta sebagai batas alami wilayah
Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Sungai Ciliwung bermuara di daerah Luar Batang, di
dekat Pasar Ikan sekarang. Di sebelah barat, DAS Ci Liwung berbatasan dengan DAS Ci
Sadane, DAS Kali Grogol dan DAS Kali Krukut. Sementara di sebelah timurnya, DAS ini
berbatasan dengan DAS Kali Sunter dan DAS (Kali) Cipinang.

Gambar 1 Peta sungai Ciliwung (sumber


http://www.serverjakarta.com/peta_13sungai.aspx)
2
Dari pengamatan yang dilakukan, kami ingin menekankan cara pengolahan sungai
yang ada. Aktivitas masyarakat yang menggunakan air Sungai Ciliwung di Pasar Baru
sebagai tempat mandi, cuci, kakus, ataupun yang merupakan tempat pembuangan limbah
tekstil, serta industri yang belum diolah air limbahnya secara tepat memberikan masukan
beban pencemar organik ke Sungai Ciliwung di Pasar Baru, sedangkan pembuangan limbah
Manggarai yang dihasilan berasal dari aktivitas masyarakat sekitar. Strategi pengendalian
pencemaran air sungai difokuskan pada peningkatan peran masyarakat baik masyarakat
umum, maupun industri dalam upaya pengendalian pencemaran air melalui kegiatan sanitasi
berbasis masyarakat, pengurangan dan pengolahan limbah (Agustiningsih 2012).

Berdasarkan hal tersebut kami berkeinginan untuk mencari tahu tentang penyebab
pencemaran dari sungai tersebut dan juga mencari cara dalam hal penanggulangannya.
Sehingga nantinya diharapkan kedepannya dapat mendapatkan solusi.

3
TINJAUAN PUSTAKA

Limbah merupakan zat yang tidak terpakai hasil dari konsumsi manusia. Limbah pada
dasarnya dibagi menjadi dua yaitu limbah cair dan padat. Limbah cair memiliki dua kategori
yaitu black water dan grey water. Black water merupakan air yang telah terkontaminasi
dengan kotoran atau zat sisa yang berasal dari manusia dan binatang seperti feses dan urin.
Black water biasanya terdapat pada air yang mengalir didekat permukiman warga, sedangkan
grey water adalah air yang telah terkontaminasi oleh zat hasil dari konsumsi harian manusia
seperti air buangan perumahan, perkantoran, serta permukiman yang mengandung zat sisa
cuci, deterjen, dan zat tidak terpakai lainnya. Terdapat batas mutu air yang tercantum pada
KepMen LH No. 112 tahun 2003. Parameter yang digunakan sebagai batas mutu air adalah
pH, BOD, TSS, dan minyak. Batas pH normal ada pada kadar maksimum 6 – 9. Batas
maksimum BOD, TSS, dan minyak berturut-turut adalah 100, 100, dan 10 dalam satuan
mg/L. Pembuangan limbah cair diatur di dalam Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1992 dan
Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1997. Undang-Undang tersebut membahas segala aspek
tentang pembuangan limbah cair khususnya dari segi kesehatan dan cara pengolahannya
(Suswati et al. 2012; Saptanti & Himma 2018).

Limbah padat merupakan zat sisa berupa padatan, lumpur atau bubur yang berasal
dari suatu proses pengolahan. Limbah domestik pada umumnya berbentuk limbah padat
rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian
serta aktivitas umum lainnya. Secara lengkap limbah diatur dan di batasi sesuai dengan
peraturan pemerintah nomor 101 tahun 2014 tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya
dan beracun. Dengan adanya perkembangan zaman dan teknologi, dilakukan terus
pembaharuan terhadap peraturan pemerintah yang ada secara berkala untuk dilaksanakannya
pemantauan dan penanggulangan masalah limbah seturut dengan berkembangnya zaman
(William 2011).

4
PEMBAHASAN

Sabtu, tanggal 26 April 2019, kelompok kami mengadakan survey ke kali Ciliwung.
Berhubungan dengan panjangnya alur kali Ciliwung, kelompok kami mengadakan kunjungan
ke dua titik yaitu Pasar Baru dan Manggarai yang bertujuan untuk acuan perbandingan.
Menurut hasil yang kita dapatkan, panjangnya kali Ciliwung mendapat respon negatif dari
berbagai macam segi. Penanganan limbah dan air di tiap titik juga berbeda karena perbedaan
regulasi di tiap daerah. Kedua titik dipenuhi dengan berbagai macam limbah dan
penanganannya sangat minim sehingga kami hanya dapat mendapat hasil penanggulangan
limbah padat, sehubungan dengan informasi yang didapat karena limbah lainnya sangat
jarang ditangani oleh pihak yang berwenang.

Gambar 2 Sungai Ciliwung di Titik Pasar Baru.

Kami bertemu dan mewawancarai tim oranye yang berada di sekitar dan bersedia,
berhubung dengan kurangnya sistematis otoritas sehingga kami tidak dapat menemui pihak
yang berwewenang. Tim oranye kali Pasar Baru mengeluh karena masyarakat kurang sadar
diri untuk membuang sampah pada tempatnya meskipun sudah disediakan tempat yang
seharusnya. Menurut mereka, masyarakat hanya mengandalkan tim oranye untuk
membersihkan sampah-sampah di sekitar. Namun hal ini sudah memarak sehingga tim
oranye tidak lagi bisa menanggulangi pembersihan sampah, terutama jika masyarakat
membuang sampah langsung di kali. Tiap harinya dapat terkumpul ratusan botol plastik di

5
kali. Ini pun belum terakumulasi sampah-sampah lainnya. Sampah yang paling banyak
terkumpul menurut tim oranye adalah kantong plastik yang sudah tak terhitung lagi
jumlahnya dan botol minum plastik misalnya botol bekas minuman air mineral.
Setelah menerima bantuan dari tim oranye untuk mengangkut sampah baik di
permukaan kali maupun di sekitaran kali, sampah akan dikumpulkan di tengah jalan kosong.
Hal ini biasanya dilakukan di tengah malam karena jalanan cenderung kosong. Tiap-tiap
harinya truk akan mengangkut sampah untuk langsung di bawa ke tempat pembuangan akhir
(TPA). Idealnya truk datang setiap beberapa jam sekali, tetapi karena keramaian di sekitar
maka truk tidak bisa lewat di siang hari. Tiap harinya akan ada kurang lebih 3 – 5 truk untuk
mengangkut sampah. Terkadang, sampah yang ada tidak semuanya bisa diangkut ke dalam
truk karena sudah penuh dan truk hanya mengangkut sampah satu kali tiap malam, tanpa ada
putar balik untuk mengangkut sesi selanjutnya. Sampah yang tersisa akan dianggurkan dan
diangkut keesokan harinya. Menurut tim oranye, tiap hari bisa terdapat hingga 350 kubik
sampah, masing-masing truk hanya dapat mengangkut 9-10 kubik sampah.

Gambar 3 Sungai Ciliwung di Titik Manggarai.

Hasil wawancara untuk kali Ciliwung di titik Manggarai tidak jauh berbeda. Proses
penanggulangan sehari-hari mirip seperti pada kali Ciliwung di titik Pasar Baru. Tim oranye
pada tempat ini tidak terlihat sebanyak tim oranye di titik Pasar Baru. Keadaan tumpukan
sampah lebih menumpuk dan terbengkalai karena banyak lahan kosong sehingga sampah

6
dapat dianggurkan begitu saja. Bau sampah juga lebih menyengat dibandingkan dengan titik
Pasar Baru.
Lebih buruknya lagi, tim oranye di sekitar menyatakan bahwa mereka kebanyakan
bekerja di siang hari, mengangkut sampah dari kali dan dibawa ke lahan. Truk sampah juga
akan lewat sekitar siang hingga sore hari sehingga dapat mengganggu aktivitas masyarakat
terutama karena adanya polusi udara. Tim oranye di sekitar masih kurang dapat mengira-
ngira banyaknya sampah yang diproduksi tiap harinya tetapi mengatakan bahwa akan ada 2 –
3 truk yang mengangkut sampah tiap harinya, dengan tiap-tiap truk bermuatan 9 – 10 kubik
sampah.

7
KESIMPULAN

Sungai Ciliwung merupakan sungai yang besar yang melintasi ibu kota negara (DKI
Jakarta). Kebersihan pada kali harus tetap selalu dijaga. Sungai yang tercemar dapat
menyebabkan timbulnya bau yang tidak sedap, tidak enak dipandang, komposisi air sungai
beracun, sulitnya memperoleh air yang layak konsumsi, terganggunya ekosistem yang
menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan manusia, dan banjir. Selain itu, metode yang
rumit serta biaya yang sangat mahal dibutuhkan untuk penanggulangannya.

Pemerintah seharusnya dapat membuat sanksi tegas bagi masyarakat yang melanggar
peraturan yang telah diatur pada Undang-Undang agar mereka jera dan tidak berani
melakukan kesalahan itu kembali. Perlunya sosialisasi masyarakat secara menyeluruh tentang
pengolahan limbah. Selain itu, pemerintah mendukung sepenuhnya para peneliti dan ilmuwan
untuk menemukan pengolahan dan penanggulangan limbah yang efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Agustiningsih D. 2012. Kajian kualitas air sungai blukar kabupaten kendal dalam upaya
pengendalian pencemaran air sungai. Program magister ilmu lingkungan undip.
Universitas diponegoro. Semarang.

Suswati ACSP, Wibisono G, Masrevaniah A, Arfiati D. 2012. Analisis luasan constructed


wetland menggunakan tanaman iris dalam mangolah air limbah domestik (greywater).
Indones Green Tech J. 1(3): 1-7.

Saptanti ASD, Himma NF. 2018. Perlakuan fisiko-kimia limbah cair industri. Malang(ID):
UB Press.
William. 2011. Limbah Kelapa Sawit, (online), (Williamzeva.Com/2011/01/ Limbah -
Kelapa-Sawit.Html?M=1, diunduh 8 April 2015.

Anda mungkin juga menyukai