Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENDAHULUAN KIMIA ANALISIS

Dosen Pengampu:

Begum Fauziyah. S.Si., M. Farm

Disusun oleh :

SITI NURAISAH (17930071)

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2020

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................3

A. Latar Belakang....................................................................................................3

B. Rumusan Masalah...............................................................................................4

C. Tujuan.................................................................................................................4

D. Manfaat...............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................5

A. Pengertian Kimia Analitik..................................................................................5

B. Sejarah Kimia Analitik.......................................................................................6

C. Klasifikasi Kimia Analitik..................................................................................9

D. Aplikasi Kimia Analitik....................................................................................12

BAB III PENUTUP.....................................................................................................13

A. Kesimpulan.........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kimia analitik merupakan cabang dari ilmu kimia yang mempelajari


teori dan cara-cara melakukan analisis kimia baik kualitatif maupun
kuantitatif. Analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif berhubungan
dengan apa yang terdapat dalam sampel sedangkan analisis kuantitatif
berhubungan dengan berapa banyaknya zat dalam sampel. Untuk analisis
kuantitatif, tipe analisis dapat dikelompokkan berdasarkan sifat informasi
yang dicari, ukuran sampel dan proporsi konstituen yang ditetapkan.

Dibandingkan dengan cabang ilmu kimia lainnya seperti kimia


anorganik, organik, fisik dan biokimia, maka kimia analitik mempunyai
penerapan yang lebih luas. Untuk melakukan suatu analisis kimia, ada
beberapa hal yang harus dipertimbangkan antara lain keterangan yang ada
waktu dan biaya yang tersedia. Penerapan Kimia Analitik cukup luas artinya
tidak hanya berperan dalam bidang kimia saja tetapi dapat juga diterapkan
pada bidang-bidang lain maupun masyarakat.

Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa farmasi untuk mempelajari dan
menguasi mata kuliah kimia analaitik untuk menunjang pembelajaran
khususnya dalam menganalisis obat. Hal ini akan sanagt berguna untuk
kelangsungan seorang farmasis.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kimia analitik?


2. Bagaimana sejarah kimia analitik?
3. Apa saja klasifikasi kimia analitik?
4. Apa saja kegunaan kimia analitik?

3
C. Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kimia analitik

2. Mengetahui sejarah kimia analitik

3. Mengetahui apa saja klasifikasi kimia analitik

4. Mengetahui kegunaan dari kimia analitik

D. Manfaat

1. Menambah pengetahuan tentang klasifikasi kimia analitik

2. Menjadi refrensi bagi pembaca

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kimia Analitik

Kimia analitik (Analytical Chemistry) merupakan cabang dari ilmu


kimia yang mempelajari teori dan cara-cara melakukan analisis kimia
terhadap suatu bahan atau zat kimia termasuk di dalamnya pemisahan,
identifikasi dan penentuan komponen dalam sampel. Analisis kimia dapat
berupa analisis kualitatif dan analisis kuantitatif serta dapat diterapkan pada
kimia anorganik maupun kimia organik. Terdapat dua jenis analisis, yaitu
analisis kualitatif dan analisis kuantitaif (Khopkar, 2008).

Analisis kualitatif bertujuan untuk menemukan dan mengidentifikasi


suatu zat, sedangkan analisis kuantitatif bertujuan untuk menentukan
jumlah/banyaknya zat. Jadi analisis kualitatif berhubungan dengan unsur, ion
atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel, sedangkan analisis
kuantitatif berhubungan dengan berapa banyaknya suatu zat tertentu yang ada
dalam sampel. Zat yang ditetapkan disebut konstituen yang diinginkan atau
analit. Sedangkan jumlah banyaknya suatu zat tertentu dalam sampel biasanya
dinyatakan sebagai kadar atau konsentrasi, misalnya persen berat, molar, gram
per liter, atau ppm (Underwood, 1998).

B. Sejarah Kimia Analitik

Kimia analitk adalah cabang ilmu kimia tertua karena pada awalnya
ilmu kimia muncul sebagai ilmu analisis. Kimia analitik sangat diperlukan
untuk menentukan atau untuk menganalisis. Kimia analitik menjadi penting
sejak awal adanya ilmu kimia. Bidang ini menyediakan metode-metode untuk
menentukan unsur dan bahan kimia yang ada di dalam objek yang
dipertanyakan. Selama periode ini, kontribusi analisis pada ilmu kimia
mencakup pengembangan analisis unsur yang sistematis oleh Justus Von

5
Liebig dan analisis organik sistematis berdasarkan reaksi spesifik gugus
fungsi. Analisis instrumental pertama adalah spektrometri emisi nyala yang
dikembangkan oleh Robert Bunsen dan Gustav Kirchhoff dengan menemukan
Rubidium (Rb) dan Caesium (Cs) pada tahun 1860 (Abdul Rohman, 2006)

Sebagian besar perkembangan dalam bidang kimia analitik terjadi


pasca 1900. Selama periode ini, analisis instrumental menjadi semakin
dominan dimana banyak teknik-teknik dasar spektroskopi dan spektrometri
yang ditemukan di awal abad 20 dan disempurnakan di akhir abad ke-20.
Sejak tahun 1970an hingga sekarang, kimia analisis semakin inklusif untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan biologi (Kimia Bioanalisis), dimana pada
saat ini sangat fokus pada molekul anorganik atau organic renik (Abdul
Rohman, 2006)

Libavius pada akhir abad ke-16 menulis reaksi-reaksi kimia untuk


menguji kandungan unsur-unsur pada air mineral dan juga untuk bijih-bijih
logam. Pada abad ke-17 Tachenius mampu menyusun sistem analisis kualitatif
sederhana. Pada abad ini Boyle juga melakukan analisis kimia antara lain
pengendapan garam perak oleh asam klorida, pembentukan endapan garam
kalsium dengan asam sulfat. Boyle merupakan orang yang pertama kali
mengungkapkan istilah “chemical analysis” (Soemodimedjo, 2001)

Friedrich Hoffmann pada awal abad ke-18 telah berupaya untuk


menyempurnakan metode analisis dan telah melakukan analisis terhadap
kandungan air mineral. Demikian pula Bergman telah menemukan cara
pengendapan kalsium yang oksalat. Bergman disebut juga sebagai Bapak
Kimia Analitik (Soemodimedjo, 2001 )

Analisis kuantitatif telah dikembangkan oleh Lavoisier pada abad ke-


18 untuk mengetahui kadar unsur dan hydrogen pada senyawa organic dan
Jeremias Benjamin Richter pada akhir abad ke-18 dengan mengemukakan
dasar-dasar stoikiomertri, khususnya mengenai reaksi netralisasi asam dengan

6
basa dan sebaliknya. Pada abad ke-19 Gay Lussac memperkenalkan metode
volumetrik, yakni asidi dan alkalimetri, serta titrasi garam perak. Analisis
untuk unsur nitrogen telah dikembangkan oleh Dumas, sedangkan Berzelius
menggunakan cara pemanasan dengan garam kaliumperklorat untuk
menentukan unsur hydrogen dan karbon dalam senyawa organik. Metode
analisis kuantitatif dengan zat-zat dalam jumlah yang sedikit telah
diperkenalkan oleh Fritz Pregi(1869 – 1930). Ia telah menlakukan eksperimen
dengan sample yang amat sedikit, terutama untuk analisis zat organik.
Beberapa orang yang berjasa dalam perkembangan kimia analitik dengan
menulis buku antara lain ialah Volhard yang menulis buku tentang analisis
kualitatif (1871), Heinrich Rose (1829), Fresenius menerbitkan jurnal
Zeitschrift fur analytische Chemie (1841) dan Gooch yang menulis buku
dengan judul Methods in Chemical Analysis (1912) (Soemodimedjo, 2001).

Perkembangan kimia analitik bertambah pesat seiring dengan adanya


kemajuan dalam bidang teknologi. Kemajuan teknologi menghasilkan
instrument-instrumen yang makin tinggi tingkat ketelitiannya yang pada
gilirannya akan meningkatkan ketelitian dalam proses analisis yang dilakukan
oleh para peneliti (Soemodimedjo, 2001)

Kimia analisis modern didominasi oleh analisis instrumental. Banyak


analisis kimia fokus pada satu jenis instrumen. Akademisi cenderung juga
untuk fokus pada aplikasi dan pengembangan baru atau pada metode analisis
baru. Penemuan adanya bahan kimia di dalam darah yang meningkatkan
resiko kanker membuka jalan bahwa analisis kimia dapat terlibat didalamnya.
Metode baru yang sedang dikembangkan adalah dengan melibatkan
penggunaan laser yang dapat diatur untuk meningkatkan spesifisitas dan
sensitivitas metode spektrometri. Banyak metode, salah satunya sedang
dikembangkan, untuk mengarsip data sehingga dapat digunakan sebagian
acuan dalam waktu lama.Ini diperlukan terutama untuk keperluan Quality
Assurance (QA) industri, serta aplikasi forensic dan lingkungan. Peran kimia

7
analisis semangkin penting di bidang industri farmasi, selain QA, dalam hal
pengembangan obat baru dan aplikasi kliniknya untuk memahami interaksi
antara obat dan pasien (Kimia Analitik, 2016)

Secara umum metode modern lebih unggul dibanding dengan metode


konvensional, karena metode modern menawarkan kepekaan yang tinggi
(batas reaksinya kecil), jumlah sampel yang diperlukan sedikit, dan waktu
pengerjaannya relatif cepat karena seperti beberapa metode modern (seperti
kromatografi), selain dapat digunakan dalam secara kuantitatif dan juga
digunakan untuk melakukan pemisahan senyawa yang terdapat dalam sampel.
Meskipun demikian, tidak selamanya metode modern memberikan
keuntungan dibanding metode konvensional. Penggunaannya yang meluas
tidak menyebabkan motode klasik menjadi using, situasi itu dipengaruhi tiga
faktor utama :

 Peralatan untuk prosedur klasik, murah dan mudah didapat dalam


semua laboratorium sedangkan banyak instrumen mahal harganya dan
penggunannya hanya akan dibenarkan jika dianalisis banyak contoh.

 Dengan kebanyakan metode instrument diperlukan melakukan operasi


kalibrasi dengan menggunakan suatu contoh bahan yang susunannya
diketahui sebagai zat pembanding, data analisis yang eksak untuk
standar ini haruslah ditegakkan oleh prosedur lain (alternative) yang
biasanya akan berarti digunakannya metode kimia klsik.

 Sementara suatu metode instrumental idealnya cocok untuk penetapan


rutin yang berjumlah besar, untuk anaslisis tak rutin yang hanya
kadang-kadang sering kali lebih sederhana untuk menggunakan
metode klasik daripada susah payah mempersiapkan standar yan
diperlukan dan mengkalibrasi suatu instrument (Underwood, 2002)

C. Klasifikasi Kimia Analitik

8
Kimia analitik digolongkan menjadi 2, yaitu : Berdasarkan tujuannya
analisis kimia dapat diklasifikasikan menjadi analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Analisis kualitatif bertujuan untuk mengidentifikasi suatu spesies
dan elusidasi struktur spesies tersebut (W. Haryadi,1990). Berikut klasifikasi
kimia analitik menurut Padmaningrum (2010) :

a. Analisis Kualitatif
Analisis Kualitatif merupakan metode analisis kimia yang digunakan
untuk mengenali atau mengidentifikasi suatu unsur atau senyawa kimia (anion
atau kation) yang terdapat dalam sebuah sampel berdasarkan sifat kimia dan
fisikanya. Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering
dan reaksi basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi
basah untuk zat dalam larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan
digunakan untuk analisis semimikro dengan hanya modifikasi kecil.
Berdasarkan sifat kimia & fisika zat:
 Cara kering:
sampel padat, tanpa pelarutan, (dugaan sementara)
 Pemanasan :
 pemanasan dengan cara meletakkan zat dalam tabung reaksi
bersih & kering dan dipanaskan pada nyala api bunsen,
 hasil pemanasan dibandingkan dengan zat murni
 dapat mengetahui zat organik – anorganik,
 zat organic akan meng”arang”, pada suhu tinggi tidak tersisa
abu
 zat anorganik: terbentuk zat baru, menyublim, melebur, tidak
berubah
 Peniupan dengan nyala api
 sample dalam arang cekung, nyala api reduksi (nyala kuning)
ditiupkan.,

9
 untuk mengetahui mudah tereduksi – teroksidasi, Contoh
senyawa logam yg pd uji api reduksi menghasilkan logam: Au,
Ag, Pb, Cu, Bi, Sn, Fe, Zn
 senyawa anorganik terbakar pd api oksidasi (nyala biru) : ada
oksidator nitrit, nitrat, klorat
 Uji warna nyala (logam alkali – alkali tanah)
 sejumlah kecil sample dalam kawat platina yg basah oleh HCl
dipanaskan pada api bunsen tak berwarna (biru terang). Warna
nyala pada hasil uji kation dapat dilihat pada tabel 1.
 Uji boraks (Cu, Fe, Cr, Mn, Co, Ni)
 ujung kawat platina dipanaskan sampai merah, dicelup dlm
serbuk boraks, dipanaskan pada nyala Bunsen yg terang sampai
meleleh, terbentuk butiran transparan, ditempelkan sample,
dipanaskan pd api reduksi, amati warnanya, panaskan pada api
oksidasi , amati warnanya.

 Cara basah:
Reaksi basah merupakan jenis identifikasi zat secara kualitatif yang
sering digunakan pada umumnya Senyawa NO3 hanya membentuk cincin
coklat jika direaksikan dengan senyawa Fero sulfat dan H2SO4. Lain halnya
dengan senyawa borat yang jika ditambahkan metanol kemudian dipanaskan
dengan nyala api, maka menghasilkan uap atau asap berwarna hijau.
Analisis kualitatif berdasarkan sifat kimia melibatkan beberapa reaksi
dimana hukum kesetimbangan massa sangat berguna untuk menentukan ke
arah mana reaksi berjalan. Contoh : Reaksi redoks, reaksi asam-basa,
kompleks, dan reaksi pengendapan. Sedangkan analisis berdasarkan sifat
fisikanya dapat diamati langsung secara organoleptis, seperti bau, warna,
terbentuknya gelembung gas atau pun endapan yang merupakan informasi
awal yang berguna untuk analisis selanjutnya.
 dalam pelarut air

10
 berdasar reaksi kimia
 pengamatan: endapan, gas, perubahan warna
 peralatan: tabung reaksi, gelas beaker, Erlenmeyer, botol cuci,
corong, kertas saring, sentrifus
 Pengendapan : penambahan pereaksi sedikit berlebih
 Pengendapan dengan H2S
 Penyaringan
 Pemisahan endapan dengan pemusing
 Penguapan dan pemekatan endapan (John Kenkel, 2003).

b. Analisis kuantiatif
Menurut Underwood (1998).berikut yang termasuk analisis kimia secara kuantitatif :
 Gravimetri
Dalam analisis gravimetri, zat yang akan ditetapkan diubah terlebih
dahulu menjadi suatu endapan yang tidak larut kemudian dikumpulkan dan
ditimbang, misalnya konsentrasi perak dalam sampel logam dapat ditetapkan
secara gravimetri dengan cara mulamula melarutkan sampel tersebut dalam
asam nitrat kemudian ke dalam larutan tersebut ditambahkan ion klorida
secara berlebihan sehingga semua ion perak yang ada dalam larutan
mengendapsebagai perak klorida. Setelah dilakukan pencucian, endapan perak
klorida dikeringkan dan akhirnya ditimbang.
 Titrimetri
Dalam analisis titrimetri (sampai sekarang sering disebut analisis volumetri),
zat yang akan ditetapkan dibiarkan bereaksi dengan suatu pereaksi yang
ditambahkan sebagai larutan standar, kemudian volume larutan standar yang
diperlukan diukur. Tipe reaksi yang biasa digunakan dalam titrimetri adalah:
 reaksi penetralan (asam basa)
 Reaksi pembentukan kompleksReaksi pengendapan
 Reaksi oksidasi-reduksi

11
Karena pada dasarnya pekerjaan titrimetri diakhiri dengan menentukan
volume zat yang bereaksi, maka titrimetri sering juga disebut dengan
volumetri. Sedangkan volumetri atau gasometri didasarkan pada pengukuran
volume gas yang dibebaskan atau diserap dalam suatu reaksi kimia.

D. Aplikasi Kimia Analitik

1. Bidang industri makanan yaitu dalam penentuan kadar protein dalam


suatu makanan atau bahan pangan.

2. Bidang pertambangan yaitu penentuan kadar Uranium dalam suatu biji


tambang.

3. Bidang kedokteran yaitu untuk mendiagnosis suatu penyakit pada


manusia.

 Tingkat konsentrasi bilirubin dan enzim fosfatase alkali dalam


darah menunjukkan adanya gangguan fungsi liver.

 Tingkat konsentrasi gula dalam darah dan urin menunjukkan


penyakit gula.

(Makalah sejarah kimia.2017)

12
BAB III
PENUTUP

E. A. Kesimpulan

Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari teori dan cara-cara
melakukan analisis kimia terhadap suatu bahan atau zat kimia. Analisis kimia
digolongkan menjadi analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif
adalah analisis yang digunakan untuk menemukan dan mengidentifikasi suatu zat.
Analisis kuantitatif dapat dilakukan dengan cara gravimetri dan titrimetri. Analisis
kuantitatif berhubungan dengan unsur, ion, atau senyawa apa dalam suatu sampel.
Analisis kualitatif adalah analisis yang digunakan untuk menentukan jumlah atau
banyaknya zat dalam sampel. Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji yaitu iji
reaksi basah dan uji reaksi kering. Dan kegunaan dari kimi analitik yaitu bias
digunakan dibidang indurti makanan, bidang kedokteran dan bidang-bidang lainnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Day, R.A. Underwood, A.L., Iis Sofyan (Alih bahasa). (1998). Analisis Kimia
Kuantitatif. Edisi Keenam. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Haryadi, W. 2016.Kimia Analitik. Gramedia : Jakarta.

John Kenkel,. 2003. Analytical Chemistry For Technician. Washington : Lewis


Publishers.

Khopkar, SM. 2008. Konsep dasar kimia analitik. Jakarta : UI press oxtoby.

Padmaningrum, Regina Tutik. 2010. Dasar-Dasar Analisis Kimia. Makalah


Olimpiade Unuversitas Negeri Yaogyakarta.

Rahman, Abdul. 2006. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga..

Ready. (2016). Sejarah Kimia.Jurnal Of Personality and Social Psychology.

Soedimedjo.2001. Kimia Dari Zaman Ke Zaman.Bandung : Yayasan Cendrawasih.

Underwood. 2002. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT. Gramedia : Jakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai