Dosen Pengampu:
Disusun oleh :
JURUSAN FARMASI
2020
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................3
A. Latar Belakang....................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...............................................................................................4
C. Tujuan.................................................................................................................4
D. Manfaat...............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................5
A. Kesimpulan.........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa farmasi untuk mempelajari dan
menguasi mata kuliah kimia analaitik untuk menunjang pembelajaran
khususnya dalam menganalisis obat. Hal ini akan sanagt berguna untuk
kelangsungan seorang farmasis.
B. Rumusan Masalah
3
C. Tujuan
D. Manfaat
4
BAB II
PEMBAHASAN
Kimia analitk adalah cabang ilmu kimia tertua karena pada awalnya
ilmu kimia muncul sebagai ilmu analisis. Kimia analitik sangat diperlukan
untuk menentukan atau untuk menganalisis. Kimia analitik menjadi penting
sejak awal adanya ilmu kimia. Bidang ini menyediakan metode-metode untuk
menentukan unsur dan bahan kimia yang ada di dalam objek yang
dipertanyakan. Selama periode ini, kontribusi analisis pada ilmu kimia
mencakup pengembangan analisis unsur yang sistematis oleh Justus Von
5
Liebig dan analisis organik sistematis berdasarkan reaksi spesifik gugus
fungsi. Analisis instrumental pertama adalah spektrometri emisi nyala yang
dikembangkan oleh Robert Bunsen dan Gustav Kirchhoff dengan menemukan
Rubidium (Rb) dan Caesium (Cs) pada tahun 1860 (Abdul Rohman, 2006)
6
basa dan sebaliknya. Pada abad ke-19 Gay Lussac memperkenalkan metode
volumetrik, yakni asidi dan alkalimetri, serta titrasi garam perak. Analisis
untuk unsur nitrogen telah dikembangkan oleh Dumas, sedangkan Berzelius
menggunakan cara pemanasan dengan garam kaliumperklorat untuk
menentukan unsur hydrogen dan karbon dalam senyawa organik. Metode
analisis kuantitatif dengan zat-zat dalam jumlah yang sedikit telah
diperkenalkan oleh Fritz Pregi(1869 – 1930). Ia telah menlakukan eksperimen
dengan sample yang amat sedikit, terutama untuk analisis zat organik.
Beberapa orang yang berjasa dalam perkembangan kimia analitik dengan
menulis buku antara lain ialah Volhard yang menulis buku tentang analisis
kualitatif (1871), Heinrich Rose (1829), Fresenius menerbitkan jurnal
Zeitschrift fur analytische Chemie (1841) dan Gooch yang menulis buku
dengan judul Methods in Chemical Analysis (1912) (Soemodimedjo, 2001).
7
analisis semangkin penting di bidang industri farmasi, selain QA, dalam hal
pengembangan obat baru dan aplikasi kliniknya untuk memahami interaksi
antara obat dan pasien (Kimia Analitik, 2016)
8
Kimia analitik digolongkan menjadi 2, yaitu : Berdasarkan tujuannya
analisis kimia dapat diklasifikasikan menjadi analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Analisis kualitatif bertujuan untuk mengidentifikasi suatu spesies
dan elusidasi struktur spesies tersebut (W. Haryadi,1990). Berikut klasifikasi
kimia analitik menurut Padmaningrum (2010) :
a. Analisis Kualitatif
Analisis Kualitatif merupakan metode analisis kimia yang digunakan
untuk mengenali atau mengidentifikasi suatu unsur atau senyawa kimia (anion
atau kation) yang terdapat dalam sebuah sampel berdasarkan sifat kimia dan
fisikanya. Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering
dan reaksi basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi
basah untuk zat dalam larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan
digunakan untuk analisis semimikro dengan hanya modifikasi kecil.
Berdasarkan sifat kimia & fisika zat:
Cara kering:
sampel padat, tanpa pelarutan, (dugaan sementara)
Pemanasan :
pemanasan dengan cara meletakkan zat dalam tabung reaksi
bersih & kering dan dipanaskan pada nyala api bunsen,
hasil pemanasan dibandingkan dengan zat murni
dapat mengetahui zat organik – anorganik,
zat organic akan meng”arang”, pada suhu tinggi tidak tersisa
abu
zat anorganik: terbentuk zat baru, menyublim, melebur, tidak
berubah
Peniupan dengan nyala api
sample dalam arang cekung, nyala api reduksi (nyala kuning)
ditiupkan.,
9
untuk mengetahui mudah tereduksi – teroksidasi, Contoh
senyawa logam yg pd uji api reduksi menghasilkan logam: Au,
Ag, Pb, Cu, Bi, Sn, Fe, Zn
senyawa anorganik terbakar pd api oksidasi (nyala biru) : ada
oksidator nitrit, nitrat, klorat
Uji warna nyala (logam alkali – alkali tanah)
sejumlah kecil sample dalam kawat platina yg basah oleh HCl
dipanaskan pada api bunsen tak berwarna (biru terang). Warna
nyala pada hasil uji kation dapat dilihat pada tabel 1.
Uji boraks (Cu, Fe, Cr, Mn, Co, Ni)
ujung kawat platina dipanaskan sampai merah, dicelup dlm
serbuk boraks, dipanaskan pada nyala Bunsen yg terang sampai
meleleh, terbentuk butiran transparan, ditempelkan sample,
dipanaskan pd api reduksi, amati warnanya, panaskan pada api
oksidasi , amati warnanya.
Cara basah:
Reaksi basah merupakan jenis identifikasi zat secara kualitatif yang
sering digunakan pada umumnya Senyawa NO3 hanya membentuk cincin
coklat jika direaksikan dengan senyawa Fero sulfat dan H2SO4. Lain halnya
dengan senyawa borat yang jika ditambahkan metanol kemudian dipanaskan
dengan nyala api, maka menghasilkan uap atau asap berwarna hijau.
Analisis kualitatif berdasarkan sifat kimia melibatkan beberapa reaksi
dimana hukum kesetimbangan massa sangat berguna untuk menentukan ke
arah mana reaksi berjalan. Contoh : Reaksi redoks, reaksi asam-basa,
kompleks, dan reaksi pengendapan. Sedangkan analisis berdasarkan sifat
fisikanya dapat diamati langsung secara organoleptis, seperti bau, warna,
terbentuknya gelembung gas atau pun endapan yang merupakan informasi
awal yang berguna untuk analisis selanjutnya.
dalam pelarut air
10
berdasar reaksi kimia
pengamatan: endapan, gas, perubahan warna
peralatan: tabung reaksi, gelas beaker, Erlenmeyer, botol cuci,
corong, kertas saring, sentrifus
Pengendapan : penambahan pereaksi sedikit berlebih
Pengendapan dengan H2S
Penyaringan
Pemisahan endapan dengan pemusing
Penguapan dan pemekatan endapan (John Kenkel, 2003).
b. Analisis kuantiatif
Menurut Underwood (1998).berikut yang termasuk analisis kimia secara kuantitatif :
Gravimetri
Dalam analisis gravimetri, zat yang akan ditetapkan diubah terlebih
dahulu menjadi suatu endapan yang tidak larut kemudian dikumpulkan dan
ditimbang, misalnya konsentrasi perak dalam sampel logam dapat ditetapkan
secara gravimetri dengan cara mulamula melarutkan sampel tersebut dalam
asam nitrat kemudian ke dalam larutan tersebut ditambahkan ion klorida
secara berlebihan sehingga semua ion perak yang ada dalam larutan
mengendapsebagai perak klorida. Setelah dilakukan pencucian, endapan perak
klorida dikeringkan dan akhirnya ditimbang.
Titrimetri
Dalam analisis titrimetri (sampai sekarang sering disebut analisis volumetri),
zat yang akan ditetapkan dibiarkan bereaksi dengan suatu pereaksi yang
ditambahkan sebagai larutan standar, kemudian volume larutan standar yang
diperlukan diukur. Tipe reaksi yang biasa digunakan dalam titrimetri adalah:
reaksi penetralan (asam basa)
Reaksi pembentukan kompleksReaksi pengendapan
Reaksi oksidasi-reduksi
11
Karena pada dasarnya pekerjaan titrimetri diakhiri dengan menentukan
volume zat yang bereaksi, maka titrimetri sering juga disebut dengan
volumetri. Sedangkan volumetri atau gasometri didasarkan pada pengukuran
volume gas yang dibebaskan atau diserap dalam suatu reaksi kimia.
12
BAB III
PENUTUP
E. A. Kesimpulan
Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari teori dan cara-cara
melakukan analisis kimia terhadap suatu bahan atau zat kimia. Analisis kimia
digolongkan menjadi analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif
adalah analisis yang digunakan untuk menemukan dan mengidentifikasi suatu zat.
Analisis kuantitatif dapat dilakukan dengan cara gravimetri dan titrimetri. Analisis
kuantitatif berhubungan dengan unsur, ion, atau senyawa apa dalam suatu sampel.
Analisis kualitatif adalah analisis yang digunakan untuk menentukan jumlah atau
banyaknya zat dalam sampel. Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji yaitu iji
reaksi basah dan uji reaksi kering. Dan kegunaan dari kimi analitik yaitu bias
digunakan dibidang indurti makanan, bidang kedokteran dan bidang-bidang lainnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A. Underwood, A.L., Iis Sofyan (Alih bahasa). (1998). Analisis Kimia
Kuantitatif. Edisi Keenam. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Khopkar, SM. 2008. Konsep dasar kimia analitik. Jakarta : UI press oxtoby.
Rahman, Abdul. 2006. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga..
14