Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ANALISA INSTRUMEN KIMIA

Dosen Pengampu : Arif Yasthopi.S.Pd,M.Si.

Oleh :

Dwi Melly Saputri 11710723852


Mulyana 11717201579
Sarah Nurfadila Risti 11710723975

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA VC


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2019 M / 1441H
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN.............................................................................................................1

Latar Belakang Masalah.........................................................................................1

Rumusan Masalah...................................................................................................1

PEMBAHASAN................................................................................................................3

Sejarah Kimia Analitik ..............................................................................3

Metoda Analisa Instrumental.......................................................................7

Pengertian Metode Analisa Instrumen Secara Elektrokimia.........................10

Pembagian Metoda Analisa Instrumen Secara Elektrokimia........................10

Prinsip Kerja pH Meter

PENUTUP.........................................................................................................................13

Kesimpulan............................................................................................................13

Saran......................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah

Kimia analitik instrumen adalah cabang ilmu kimia yang berhubungan dengan
identifikasi atau penentuan komposisi dengan bantuan instrumen 'alat dengan sedikit
pereaksi baik jenis maupun jumlahnya, dan kelemahannya bergantung pada ketelitian
alat."nalisis kimia melibatkan pemisahan, identifikasi dan penenentuan jumlah relatif ko
mponen dalam suatu sampel.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka penulis menangkat rumusan masalah :

1. Sejarah kimia analitik dari zaman klasik hingga zaman modren.

2. Menjelaskan metoda analisa instrumental

3. Menjelaskan Pengertian analisa intrumen secara elektrokimia

4. Menjelaskan pembagian metoda analisa instrumen secara elektrokimia

5. Menjelaskan prinsip kerja PH meter

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Kimia Analitik


Kimia analitik (Analytical Chemistry) adalah cabang ilmu kimia yang
berfokus untuk menentukan struktur, sifat, dan komposisi suatu zat serta
pemurniannya. Kimia analitik ini tidak berfokus untuk menjelaskan fenomena
kimia, bidang ini berfokus untuk melihat dan mengukur fenomena itu sendiri
tanpa memberikan penjelasan.1
Kimia analitk adalah cabang ilmu kimia tertua karena pada awalnya ilmu
kimia muncul sebagai ilmu analisis.Kimia analitik sangat diperlukan untuk
menentukan atau untuk menganalisis Kimia analitik menjadi penting sejak awal
adanya ilmu kimia. Bidang ini menyediakan metode-metode untuk menentukan
unsur dan bahan kimia yang ada di dalam objek yang dipertanyakan.Selama
periode ini, kontribusi analisis pada ilmu kimia mencakup pengembangan analisis
unsur yang sistematisoleh Justus Von Liebig dan analisis organik sistematis
berdasarkan reaksi spesifik gugus fungsi. Friedrich Hoffmann pada awal abad ke-
18 telah berupaya untuk menyempurnakan metode analisis dan telah melakukan
analisis terhadap kandungan air mineral. Demikian pula Bergman telah
menemukan cara pengendapan kalsium yang oksalat. Bergman disebut juga
sebagai Bapak Kimia Analitik.
Perkembangan kimia analitik bertambah pesat seiring dengan adanya
kemajuan dalam bidang teknologi. Kemajuan teknologi menghasilkan instrument-
instrumen yang makin tinggi tingkat ketelitiannya yang pada gilirannya akan
meningkatkan ketelitian dalam proses analisis yang dilakukan oleh para peneliti
1. Analisis klasik
Analisis klasik merupakan analisis kimia berdasarkan pada reaksi
kimia dengan stoikiometri yang telah diketahui dengan pasti. Cara ini
disebut juga cara absolut karena penentuan suatu komponen di dalam
suatu sampel diperhitungkan berdasarkan perhitungan kimia pada reaksi

1
Ready,2016, Sejarah Kimia. Jurnal Of Personality And Social Psychology : 79, 274 - 285

3
yang digunakan. Contoh analisis klasik yaitu volumetri dan gravimetri.
Pada volumetri, besaran volume zat-zat yang bereaksi meupakan besaran
yang diukur, sedangkan pada gravimetri, massa dari zat-zat merupakan
besaran yang diukur.

analisis
kualitatif
analisis klasik
analisis
kuantitatif

a. Analisis kuantitatif
Analisis kuantitatif telah dikembangkan oleh Lavoisier pada abad
ke-18 untuk mengetahui kadar unsur dan hydrogen pada senyawa
organic dan Jeremias Benjamin Richter pada akhir abad ke-18 dengan
mengemukakan dasar-dasar stoikiomertri, khususnya mengenai reaksi
netralisasi asam dengan basa dan sebaliknya. Pada abad ke-19 Gay
Lussac memperkenalkan metode volumetrik, yakni asidi dan
alkalimetri, serta titrasi garam perak. Analisis untuk unsur nitrogen
telah dikembangkan oleh Dumas, sedangkan Berzelius menggunakan
cara pemanasan dengan garam kaliumperklorat untuk menentukan
unsur hydrogen dan karbon dalam senyawa organik.
Metode analisis kuantitatif dengan zat-zat dalam jumlah yang
sedikit telah diperkenalkan oleh Fritz Pregi (1869 – 1930).Ia telah
menlakukan eksperimen dengan sample yang amat sedikit, terutama
untuk analisis zat organik. Beberapa orang yang berjasa dalam
perkembangan kimia analitik dengan menulis buku antara lain ialah
Volhard yang menulis buku tentang analisis kualitatif (1871), Heinrich
Rose (1829), Fresenius menerbitkan jurnal Zeitschrift fur analytische
Chemie (1841) dan Gooch yang menulis buku dengan judul Methods
in Chemical Analysis (1912).

4
b. Analisis kualitatif
Libavius pada akhir abad ke-16 menulis reaksi-reaksi kimia untuk
menguji kandungan unsur-unsur pada air mineral dan juga untuk bijih-
bijih logam. Pada abad ke-17 Tachenius mampu menyusun sistem
analisis kualitatif sederhana.Pada abad ini Boyle juga melakukan
analisis kimia antara lain pengendapan garam perak oleh asam klorida,
pembentukan endapan garam kalsium dengan asam sulfat. Boyle
merupakan orang yang pertama kali mengungkapkan istilah “chemical
analysis”.2
.
2. Analisis modern
Analisis modern atau analisis instrumental adalah analisis yang
dilakukan berdasarkan sifat fisika kimia zat untuk keperluan
analisisnya. Sifat fisika kimia zat sangat spesifik dan dapat dideteksi
dengan menggunakan peralatan khusus. Dalam analisisnya teknik ini
menggunakan alat-alat modern sehingga disebut juga dengan analisis
modern.
Kimia analisis modern dididominasi oleh analisis
instrumental.Banyak analisis kimia fokus pada satu jenis
instrumen.Akademisi cenderung juga untuk fokus pada aplikasi dan
pengembangan baru atau pada metode analisis baru.Penemuan adanya
bahan kimia di dalam darah yang meningkatkan resiko kanker
membuka jalan bahwa analisis kimia dapat terlibat didalamnya.Metode
baru yang sedang dikembangkan adalah dengan melibatkan
penggunaan laser yang dapat diatur untuk meningkatkan spesifisitas
dan sensitivitas metode spektrometri.Banyak metode, salah satunya
sedang dikembangkan, untuk mengarsip data sehingga dapat
digunakan sebagian acuan dalam waktu lama.Ini diperlukan terutama
untuk keperluan Quality Assurance (QA) industri, serta aplikasi
forensic dan lingkungan. Peran kimia analisis semangkin penting di

2
Soedimedjo, 2001, Kimia Dari Zaman Ke Zaman, Bandung : Yayasan Cendrawasih

5
bidang industri farmasi, selain QA, dalam hal pengembangan obat
baru dan aplikasi kliniknya untuk memahami interaksi antara obat dan
pasien.3
Analisis instrumental pertama adalah spektrometri emisi nyala
yang dikembangkan oleh Robert Bunsen dan Gustav Kirchhoff dengan
menemukan Rubidium (Rb) dan Caesium (Cs) pada tahun 1860.4
Sebagian besar perkembangan dalam bidang kimia analitik terjadi
pasca 1900.Selama periode ini, analisis instrumental menjadi semakin
dominan dimana banyak teknik-teknik dasar spektroskopi dan
spektrometri yang ditemukan di awal abad 20 dan disempurnakan di
akhir abad ke-20. Sejak tahun 1970an hingga sekarang, kimia analisis
semakin inklusif untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan biologi
(Kimia Bioanalisis), dimana pada saat ini sangat focus pada molekul
anorganik atau organic renik.5
Secara umum metode modern lebih unggul dibanding dengan
metode konvensional, karena metode modern menawarkan kepekaan
yang tinggi (batas reaksinya kecil), jumlah sampel yang diperlukan
sedikit, dan waktu pengerjaannya relatif cepat karena seperti beberapa
metode modern (seperti kromatografi), selain dapat digunakan dalam
secara kuantitatif dan juga digunakan untuk melakukan pemisahan
senyawa yang terdapat dalam sampel. Meskipun demikian, tidak
selamanya metode modern memberikan keuntungan dibanding metode
konvensional. Penggunaannya yang meluas tidak menyebabkan
motode klasik menjadi using, situasi itu dipengaruhi tiga faktor utama
:
1. Peralatan untuk prosedur klasik, murah dan mudah didapat
dalam semua laboratorium sedangkan banyak instrumen
mahal harganya dan penggunannya hanya akan dibenarkan
jika dianalisis banyak contoh.

3
Haryadi, W. 2016. Kimia Analitik. Gramedia : Jakarta
4
Abdul Rahman, 2006, Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga
5
Abdul Rahman, Op.Cit

6
2. Dengan kebanyakan metode instrument diperlukan melakukan
operasi kalibrasi dengan menggunakan suatu contoh bahan
yang susunannya diketahui sebagai zat pembanding, data
analisis yang eksak untuk standar ini haruslah ditegakkan oleh
prosedur lain (alternative) yang biasanya akan berarti
digunakannya metode kimia klsik.
3. Sementara suatu metode instrumental idealnya cocok untuk
penetapan rutin yang berjumlah besar, untuk anaslisis tak rutin
yang hanya kadang-kadang sering kali lebih sederhana untuk
menggunakan metode klasik daripada susah payah
mempersiapkan standar yan diperlukan dan mengkalibrasi
suatu instrument.6

B. Metoda Analisa Instrumental

Pada awal abad ke 20, ilmuan mulai memanfaatkan fenomena lain dari pada
penggunaan metode klasik dalam menyelesaikan masalah analisis. Jadi
pengukuran sifat fisika suatu analit seperti konduktivitasnya, potensial
elektrodanya, absorbsi cahaya atau emisinya, mass to charge ratio dan
flourosensinya mulai menggunakan analisis kuantatif. Untuk efisiensi yang tinggi
teknik kromatografi dan elektroforesis mulai menggantikan proses destilasi,
ekstraksi, dan pengendapan untuk memisahkan komponen dari campuran yang
kompleks pada mulanya, untuk penentuan kualitatif dan kuantitatifnya. Metode
yang lebih baru ini untuk pemisahan dan penentuan jenis bahan kimia diketahui
secara bersamaan sebagai metode analsis instrumental.7

Banyak fenomena yang mendasari metode instrument telah diketahui pada


abad ini dan selanjutnya. Penggunaannya oleh banyak ilmuan, akan tetapi ditunda
oleh kekurangan dari instrumentasi yang sederhana dan dapat dipercaya. Faktanya

6
Underwood. 2002. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT. Gramedia : Jakarta
7
Skoog D. A., Holler F. J., dan Crouch S. R., 2007, “Principles of Instrumental Analysis”

7
perkembangan metode instrumentasi paralel dengan perkembangan industri
komputer dan elektronik.

Dalam analisisnya teknik ini menggunakan alat-alat yang modern dengan


Komponen instrumen yaitu :

1. Signal generator ( penghasil sinyal )


Menghasilkan sinyal analitis dari komponen sampel. Generator dapat pula
sampel itu sendiri.

2. Input transducer/ detector ( Pengubah energi )


Alat yang mengubah sebuah sinyal menjadi bentuk yang lain. Misalnya
Thermocoupel yang mengubah sinyal panas menjadi voltase listrik.
Kebanyakan transducer memasuki tahap pengubahan sinyal analisis
menjadi voltase listrik karena sinar listrik akan mudah diperkuat dan
dimodifikasi untuk sampai pada alat pembacaan.

3. Signal processor ( Pemproses sinyal )

4. Output transducer

Adapun metode-metodenya antara lain:

1. Spektroskopi

Spektometri adalah ilmu yang mempelajari materi dan atributnya


berdasarkan cahaya, suara atau partikel yang dipancarkan, diserap atau
dipantulkan oleh materi tersebut. Spektroskopi juga dapat didefinisikan
sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara cahaya dan materi. Dalam
catatan sejarah, spektroskopi mengacu kepada cabang ilmu dimana
“cahaya tampak” digunakan dalam teori-teori struktur materi serta analisa
kualitatif dan kuantitatif. Dalam masa modern, definisi spektroskopi
berkembang seiring teknik-teknik baru yang dikembangkan untuk
memanfaatkan tidak hanya cahaya tampak, tetapi juga bentuk lain dari
radiasi elektromagnetik dan non-elektromagnetik seperti gelombang

8
mikro, gelombang radio, elektron, fonon, gelombang suara, dan lain
sebagainya.

2.Spektroskopi massa

Spektrometri massa adalah alat yang digunakan untuk menentukan


massa atom atau molekul,alat ini ditemukan tahun 1919 Prinsip kerja alat
ini adalah pembelokan partikel bermuatan dalam medan magnet.

3.Kromatografi

Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan


perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk
memisahkan komponen yang berada pada larutan. Molekul yang terlarut
dalam fase gerak, akan melewati kolom yang merupakan fase diam.

4.Elektroforesis

Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen atau molekul


bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah
medan listrik . Medan listrik dialirkan pada suatu medium mengandung
sampel yang akan dipisahkan. Secara umum, elektroforesis digunakan
untuk memisahkan, mengidentifikasi, dan memurnikan fragmen DNA.

5.Kristalografi

Kristalografi adalah sains eksperimental yang bertujuan


menentukan susunan atom dalam zat padat. Metode kristalografis saat ini
tergantung kepada analisis pola hamburan yang muncul dari sampel yang
dibidik oleh berkas sinar tertentu. Berkas tersebut tidak mesti selalu
radiasi elektromagnetik, meskipun sinar X merupakan pilihan yang paling
umum.

9
C. Pengertian Metode Analisa Instrumen Secara Elektrokimia
Metode elektrokimia yaitu metode yang berdasarkan hubungan antara
energi listrik dengan reaksi kimia. Metode ini memnfaatkan pengukuran
potensial, arus atau muatan pada sel elektrokimia sebagai signal analitik. Metode
elektrokimia terdiri dari potensiometri, polarografi, konduktometri, dan
koulometri.8

D. Pembagian Metoda Analisa Instrumen Secara Elektrokimia


Metode analisa instrumen secara elektrokimia terdiri dari potensiometri,
polarografi, konduktometri dan koulometri.
1. potensiometri
potemsiometri merupakan metode analisa kimia berdasarkan hubungan
antara potemsial elektroda relatif dengan konsentrasi larutan dalam suatu
sel kimia. Metode ini berguna untuk menentukan titik setara suatu titrasi
secara instrumen sebagai pengganti indikator universal.
2. Polarografi
Polarografi merupakan metode analisis kimia berdasarkan arus difusi
sebagai akibat perubahan potensial elektrolisis pada reaksi reduksi dan
oksidasi suatu zat pada permukaan elektrode dalam sel elektrolisis.
3. Konduktometri
Konduktometer merupakan metode analisis kimia berdasarkan pengukuran
daya hantar listrik larutan. Daya hantar listrik suatu larutan bergantung
pada jenis dan konsentrasi senyawa ion.
4. Koulometri
Koulometri merupakan metode berdasarkan pada penggunaan hukum
faraday. Dalam metode ini dikenal juga titrasi koulometri yang titrannya
dihasilkan secara elektrolisis sehingga titran betul-betul murni 99,9%
berguna terutama untuk titrasi zat yang mudah menguap.9

8
Yusbarina, 2014, Analisis Instrumen Kimia (Metode Spektroskopi), Pekanbaru: Kreasi Edukasi,
halaman 3
9
Yusbarina, 2014, Analisis Instrumen Kimia (Metode Spektroskopis), Pekanbaru: Kreasi Edukasi.

10
E. Prinsip Kerja pH Meter
pH meter adalah sebuah alat elektronik yang berfungsi untuk mengukur
pH (derajat keasaman atau kebasaan) suatu cairan (ada elektroda khusus yang
berfungsi untuk mengukur pH bahan-bahan semi-padat). Sebuahph meter terdiri
dari sebuah elektroda (probepengukur) yang terhubung ke sebuah alat elektronik
yang mengukur dan menampilkan nilai pH.
Prinsip kerja pH meter adalah didasarkan pada potensial elektro kimia
yang terjadi antara larutan yang terdapat di dalam elektroda gelas yang sudah
diketahui dengan larutan yang terdapat di luar elektroda gelas yang belum
diketahui.
pH meter merupakan alat yang dapat mengukur tingkat pH larutan. Sistem
pengukuran dalam pH meter menggunakan sistem pengukuran secara
potensimetri. pH meter berisi elektroda kerja dan elektroda referensi. Perbedaan
potensial antara dua elektroda tersebut sebagai fungsi dari pH dalam larutan yang
diukur.10

Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi
dengan ion hidrogen yang ukurannya relatif kecil dan aktif. Elektroda gelas
tersebut akan mengukur potensial elektrokimia dari ion hidrogen atau di istilahkan

10
Rifky A., Faiqoturrifda, A.N. Shochib, 2014, Pengukuran Sensor Ph Larutan Disimpan Pada
Kartu SD, Semarang : Politeknik Negeri Semarang.

11
dengan potential of hidrogen. Untuk melengkapi sirkuit elektrik dibutuhkan suatu
elektroda pembanding. Sebagai catatan, alat tersebut tidak mengukur arus tetapi
hanya mengukur tegangan.
Skema elektroda pH meter akan mengukur potensial listrik antara Merkuri
Klorid (HgCl) pada elektroda pembanding dan potassium chloride (KCl) yang
merupakan larutan didalam gelas elektroda serta petensial antara larutan dan
elektroda perak. Tetapi potensial antarasampel yang tidak diketahui dengan
elektroda gelas dapat berubah tergantung sampelnya. Oleh karena itu, perlu
dilakukan kalibrasi dengan menggunakan larutan yang equivalent yang lainnya
untuk menetapkan nilai pH.

Elektroda pembanding calomel terdiri dari tabung gelas yang berisi


potassium kloride (KCl) yang merupakan elektrolit yang berinteraksi dengan
HgCl diujung larutan KCl. Tabung gelas ini mudah pecah sehingga untuk
menghubungkannya digunakan keramik berpori atau bahan
sejenisnya. Elektroda semacam ini tidak mudah terkontaminasi oleh logam dan
unsure natrium.Elektroda gelas terdiri dari tabung kaca yang kokoh dan
tersambung dengan gelembung kacayang tipis. Di dalamnnya terdapat larutan
KCl yang buffer ph 7. Elektroda perak yang ujungnya merupakan perak kloride
(AgCl2) dihubungkan ke dalam larutan tersebut.

Untuk meminimalisir pengaruh elektrik yang tidak diinginkan, alat


tersebut dilindungi oleh suatu lapisan kertas pelindung yang biasanya terdapat di
bagian dalam elektroda gelas. Pada kebanyakan pH meter modern sudah
dilengkapi dengan thermistor temperature, yakni suatu alat untuk mengkoreksi
pengaruh temperature. Antara elektroda pembanding dengan elektroda gelas
sudah disusun dalam satu kesatuan.

12
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Kimia analitk adalah cabang ilmu kimia tertua karena pada awalnya ilmu kimia
muncul sebagai ilmu analisis.Kimia analitik sangat diperlukan untuk menentukan atau
untuk menganalisis Kimia analitik menjadi penting sejak awal adanya ilmu kimia.

Perkembangan kimia analitik bertambah pesat seiring dengan adanya kemajuan


dalam bidang teknologiperkembangan Analisis klasik hingga analisis modern.

Adapun metode-metodenya insturmen antara lain: Spektroskopi, Spektroskopi


massa, Kromatografi, Elektroforesis,Kristalografi,elektrokimia.

pH meter adalah sebuah alat elektronik yang berfungsi untuk mengukur pH


(derajat keasaman atau kebasaan) suatu cairan (ada elektroda khusus yang berfungsi
untuk mengukur pH bahan-bahan semi-padat). Sebuahph meter terdiri dari sebuah
elektroda (probepengukur) yang terhubung ke sebuah alat elektronik yang mengukur dan
menampilkan nilai pH.
pH meter merupakan alat yang dapat mengukur tingkat pH larutan. Sistem
pengukuran dalam pH meter menggunakan sistem pengukuran secara potensimetri.

B.Saran

Meskipun menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini akan


tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman, 2006, Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga

Haryadi, W. 2016. Kimia Analitik. Gramedia : Jakarta

Ready,2016, Sejarah Kimia. Jurnal Of Personality And Social Psychology

Soedimedjo, 2001, Kimia Dari Zaman Ke Zaman, Bandung : Yayasan Cendrawasih

Skoog D. A., Holler F. J., dan Crouch S. R., 2007, “Principles of Instrumental Analysis”

Underwood. 2002. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT. Gramedia : Jakarta

Yusbarina, 2014, Analisis Instrumen Kimia (Metode Spektroskopi), Pekanbaru: Kreasi

Edukasi

Rifky A., Faiqoturrifda, A.N. Shochib, 2014, Pengukuran Sensor Ph Larutan Disimpan

Pada Kartu SD, Semarang : Politeknik Negeri Semarang.

Anda mungkin juga menyukai