Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memeberikan segala rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya. Sehingga, kami dapat menyelesaikan makalah mengenai
“Analisis Kuantitatif” secara tepat waktu. Meskipun kami menyadari masih banyak terdapat
kesalahan didalamnya. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih Ibu Heny K. ST, MT selaku
pengampu mata kuliah ini dan yang telah memberikan tugas ini.
Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat dan edukasi
mengenai pengertian analisi kuantitatif, metode pengelompokan dalam analisis kuantitatif.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
untuk kemudian makalah kami ini dapat kami perbaiki dan menjadi lebih baik lagi.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Kami juga
yakin bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna dan masih membutuhkan kritik serta saran
dari pembaca, untuk menjadikan makalah ini lebih baik ke depannya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................4
2.1 Pengertian Analisa Kuntitatif..............................................................................................................4
2.2 Cara Pembagian Metode Analisa Kuantitatif......................................................................................4
BAB III.....................................................................................................................................................14
PENUTUPAN..........................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Suatu cara titrasi yang jauh lebih teliti dari cara di atas
ialah yang disebut titrasi gravimetric. Burret disini bukan untuk mengukur volume
larutan yang ditambahkan tetapi jumlah larutan yang terpakai diperoleh dengan
menimbang buret sebelum dan sesudah titrasi, sehingga diketahui berat larutan yang
terpakai. Buret demikian dinamakan buret timbang. Gambar 7.2 menunjukkan dua
buah buret timbang. Buret ialah benda yang terbuat dari gelas diberi tanda skala
secara kasar (La Mer, Friedman). Lebih praktis buret yang kedua yang terbuat dari
plastik, pemakaiannya dengan menekan tubuh botol sehingga cairan menyemprot ke
luar.
Keuntungan titrasi gravimetri dibandingkan dengan titrasi volumetri ialah:
a. Ketelitian lebih tinggi karena mudah menimbang sampai berat 0.1 mg yang setar
dengan volume 0.0001 ml, sedang dengan buret volumetri biasa, ketelitian hanya
sampai 0.01 ml;
b. tidak dapat terjadi kesalahan karena pengaliran seperti pada buret volumetric yang
kurang bersih;
c. perubahan temperature yang mempengaruhi penimbangan, tetapi berpengaruh
pada pengukuran volume karena pemuaian cairan dan gelas tidak sama;
d. untuk titrasi rutin, penggunaan buret timbang plastic sangat menguntungkan
karena jauh lebih murah, lebih mudah dibawa kemana-mana, tidak gampang
pecah, dan sebagainya.
Sebaliknya harus diingat, bahwa untuk pengukuran yang sangat teliti harus
diperhitungkan tekanan udara dan dikoreksi.
B. Metoda Instrumental
Dalam cara instrumental disebutkan interaksi materi-energi. Energi ada bermacam-macam,
anatar lain : cahaya, listrik, panas; maka cara-cara instrumental juga bermacam-macam
menurut macam energi yang digunakan , dan dalam penggunaan energy tertentu, masih
banyak lagi kemungkinan metoda analisanya. Beberapa contoh di bawah menunjukkan
keragaman itu.
1. Analisa Berdasarkan Penggunaan Energi Sinar
Dibedakan cara-caranya berdasar absopsi cahaya dan berdasar emisi sinar.
a. Kalorimetri dan Spektrofotometri Absorpsi
Cara-cara ini didasarkan pada pengukuran fraksi cahaya yang diserap analat.
Prinsipnya: seberkas sinar dilewatkan pada analat, setelah melewati analat intensitas
cahaya berkurang sebanding dengan banyaknya molekul analat yang menyerap
cahaya itu. Intensitas cahaya sebelum dan sesudah melewati bahan diukur dan dari
situ dapat ditentukan jumlah bahan yang bersangkutan.
Dalam spektrofotometri, sinar yang digunakan merupakan suatu berkas yang
panjang gelombangnya tidak berbeda banyak satu dari yang lain (mendekati
monokromatis), sedang dalam kolometri perbedaan panjang gelombang dapat cukup
besar (lebih polikromatis).
Kolorimetri berarti pengukuran warna yang berarti bahwa dalam kolorimetri sinar
yang digunkan ialah sinar di daerah tampak (visible spectrum). Sebaliknya,
spektrofotometri tidak terbatas pada penggunaan sinar di darah tampak, tetapi dapat
juga sinar UV dan sinar IM. Maka timbul istilah-istilah spektrofotometri UV,
spektrofotometri tampak, dan spektrofotometri IM.
Dalam hubungan ini dapat disebut juga Spektrofotometri Absorpsi Atomik
(AAS), yang terutama berguna untuk penentuan unsur-unsur logam Dalam hal ini
sinar dilewatkan pada analat yang diatomkan dengan jalan menguapkan larutan dalam
api dengan temperatur tinggi, dan selanjutnya panas api itu menguraikan ikatan kimia
unsur yang bersangkutan, sehingga atom-atomnya terbentuk.
b. Cara-cara Fluoresensi dan Emisi
Disini berlaku kebalikan dari cara-cara di atas, yaitu bukan penyerapan sinar,
tetapi yang diukur pancaran sinar dan analat. Intensita pancaran sebanding sengan
jumlah analat. Kita kenal antara lain:
1) Fotometri nyala (Flame Photometry), dimana larutan analat dipanaskan
dipanaskan dalam api, sehingga atom-atomnya tereksitasi dan memancarkan
sinar. Intensitas pancaran ini langsung diukur. Cara ini terutama berguna untuk
unsur-unsur logam.
2) Spektrografi, dimana analat dieksitasi dengan energy yang jauh lebih besar
daripada nyala. Pancaran ini diuraikan oleh monokromator, kemudian direkam
pada film, intensitas (kehitaman) garis-garis sebanding dengan jumlah unsur yang
bersangkutan. Energi eksitasi di sini ialah listrik.
Dalam cara flurosensi, analat dieksitasi oleh sinar. Analat disinari sehingga sinar
diserap dan mengeksitasi atom-atom atau molekul analat. Energi yang diserap itu
kemudian dipancarkan kembali dalam bentuk sinar. Pada umunya sinar dipancarkan
dengan panjang gelombang yang lebih besar daripada sinar yang diserap Dalam
Spektroskopi Fluoresensi Sinar-X (X-Ray Flourescence Spectroscopy) analat disinari
dengan sinar X atau sinar katoda, maka timbul pancaran yang bersifat sinar-X. Cara
ini merupakan analisa unsur, bukan persenyawaan. Dalam flouresensi molekul, analat
disinari dengan sinar UV (350 mµ atau sedikit lebih pendek), maka molekul-molekul
analat memancarkan kembali sinar, yang sebagian terdapat dalam daerah tampak.
Di samping itu, ada pula analisa berdasar penyinaran yang mengakibatkan analat
memancarkan electron, cara ini disebut Spektroskopi Fotoelektron (Photo-electro
Spectroscopy).
Dalam cara aktivasi radioaktif, analat disinari dengan sinar radioaktif. Misalnya
dalam Analisa Aktivasi Neuron (Neutron Activation Analysis), analat disinari
dengan/dan menyerap neutron dan berubah menjadi radioaktif, sehingga terrurau
dengan memancarkan sinar γ . Intensitas pancaran γ menunjukkan banyaknya unsur
yang menjadi radioaktif itu.
b. Destilasi bertingkat
Proses pemisahan yang lebih komples terjadi pada minyak bumi. Dalam minyak bumi
banyak terdapat campuran. Atas dasar perbedaan titik didih atau sifat volalitasnya
maka dapat dipisahkan produk-produk dari minyak bumi. Proses ini dikenal dengan
destilasi fraksi, dimana terjadi pemisahan fraksi-fraksi dari bahan bakar.
7. Ekstraksi
Pemisahan zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terdapat pelarut-pelarut tertentu (dua
cairan tidak saling larut seperti air dengan pelarut organik). Contohnya ekstaksi iod yang
ditambahkan pelarut air dan kloroform.
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Dari paparan makalah diatas maka ada beberapa hal yang dapat ijadikan kesimpulan, yaitu:
a. Analisa kuantitatif adalah metode analisa yang dilakukan dengan mengumpulkan data
dari pengukuran suatu sampel .
b. Metode analisa kunatitatif ada dua, yaitu:
1. Metode klasik, metode ini terbagi lagi menjadi dua yaitu gravimetri dan volumetri.
Dimana volumetri sendiri dibedakan menjadi dua lagi yaitu gasometri dan titrimetri
2. Metode instrumental, metode ini didasarkan pada perbedaan penggunaan sinar dan
energi bukan sinar. Dimana analisa berdasarkan energy sinar dibedakan caranya
berdasarkan absorpsi cahaya dan berdasarkan emisi sinar.
c. Tahapan analisa kuantitatif yaitu sampling, lalu pengubahan sampel ke dalam bentuk
yang sesuai dengan pengukuran, setelah itu dilakukan pengukuran, dan tahap akhirnya
yaitu penghitungan dan interpretasi data.
d. Teknik pemisahan kuantitatif terbagi menjadi tujuh, yaitu pengayakan, flotasi
(pengapungan), filtrasi, sentrifugasi, kristalisai, destilasi, dan ekstraksi.
DAFTAR PUSTAKA