Anda di halaman 1dari 2

Masa muda merupakan masa sempurnanya pertumbuhan fisik dan kekuatan

seorang manusia. Maka ini merupakan nikmat besar dari Allah Taala yang
seharusnya dimanfaatkan dengan sebaik-sebaiknya untuk amal kebaikan guna
meraih ridha AllahTaala. Dan sebagimana nikmat-nikmat besar lainnya
dalam diri manusia, nikmat inipun nantinya akan dimintai
pertanggungjawaban di hadapan Allah Taala.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan
(Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali
naungan-Nya: Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan)
kepada Allah .

Hadits yang agung ini menunjukkan betapa besarnya perhatian Islam


terhadap hal-hal yang mendatangkan kebaikan bagi seorang pemuda muslim
sekaligus menjelaskan keutamaan besar bagi seorang pemuda yang memiliki
sifat yang disebutkan dalam hadits ini.

Syaikh Salim al-Hilali berkata: (Hadits ini menunjukkan) keutamaan


pemuda yang tumbuh dalam dalam ketaatan kepada Allah, sehingga dia
selalu menjauhi perbuatan maksiat dan keburukan.
Imam Abul Ula al-Mubarakfuri berkata: (Dalam hadits ini)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengkhusukan (penyebutan)
seorang pemuda karena (usia) muda adalah (masa yang) berpotensi besar
untuk didominasi oleh nafsu syahwat, disebabkan kuatnya pendorong untuk
mengikuti hawa nafsu pada diri seorang pemuda, maka dalam kondisi seperti
ini untuk berkomitmen dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah (tentu) lebih
sulit dan ini menunjukkan kuatnya (nilai) ketakwaan (dalam diri orang
tersebut)[6].

Dalam hadits lainnya, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Sesungguhnya Allah Taala benar-benar kagum terhadap seorang pemuda


yang tidak memliki shabwah.

Artinya: pemuda yang tidak memperturutkan hawa nafsunya, dengan dia


membiasakan dirinya melakukan kebaikan dan berusaha keras menjauhi
keburukan.

Inilah sosok pemuda muslim yang dicintai oleh Allah Taala dan pandai
mensyukuri nikmat besar yang Allah Taala anugrahkan kepadanya, serta
mampu berjuang menundukkan hawa nafsunya pada saat-saat tarikan nafsu
sedang kuat-kuatnya menjerat seorang manusia. Ini tentu merupakan hal yang
sangat sulit dan berat, maka wajar jika kemudian Allah Taala memberikan
balasan pahala dan keutamaan besar baginya.

Anda mungkin juga menyukai