Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS KADAR SULFUR

A. Tujuan Percobaan
a. Menjelaskan pengertian dan peran sulfur yang terkandung dalam batubara
b. Menyelesaikan perhitungan unutk menentukan kadar sulfur
c. Melakukan analisis menggunakan alat dengan baik dan benar

B. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan
Furnace S-144 DR
Neraca Analitik
Seperangkat komputer
Boat
Pusher
Spatula

Bahan yang digunakan

Batubara 502-444

C. Dasar Teori

Batubara merupakan mineral bahan bakar yang terbentuk sebagai suatu cebakan
sendimen yang berasal dari penimbunan dan pengendapan hancur bahan berselulosa yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan. Bahan ini terpadatkan dan berubah karena adanya proses
tekanan dan panas. Bentuk awal dari hasil penimbunan dan pemadatan ini adalah berupa
gambut yang setelah mengalami tekanan dan pemanasan akan berubah berturut-turut
menjadi lignit, subbituminus, bituminus, atau antrasit tergantung dari besarnya tekanan
dan pemanasan yang dialaminya.

Pada dasarnya, batubara terdiri dari tiga komponen , yaitu batubara murni, zat mineral ,
dan lengas total (total moisture). Padda perlakuan panas yang diberikan kepada batubara
maka akan terjadi penguraian terhadap komponen dasar dari batubar tersebut. Kualitas
batubara dapat dinyatakan dengan parameter yang ditujukan pada saat memeberi
perlakuan panas terhadap batubara, cara ini biasa disebut analisis proksimat. Parameter-
parameter yang terukur adalah kandungan abu, lengas tertambat (inherent moisture), zat
terbang dan karbon tetap , sedangkan analisis ultimat dilakukan unutk mengetahui
komposisi unsur-unsur kimia yang menyusun batubara, yaitu kadar karbon , hidrogen ,
sulfur , nitrogen dan oksigen. Pengujian terhadap sifat fisik batubara yang juga sering
dilakukan salah satunya adlah pengujian nilai kalor (caloric value). Dalam pengungkapan
kualitas batubara. Analisa atau pengujian terhadap kualitas batubara didasarkan pada
keadaan AS (ash received , air dried base (ar), air dried base(adb), dry base (db), dry ash
free(daf), atau dengan mineral matter free (dmmf).

Sulfur Total

Sulfur total terdiri dari sulfur organik dan anorganik. Berada dalam batubara dengan rentang
0,2 10 %. Kandungan sulfur batubara bituminus sekitar 0,38 % sampai 5,32 % pada
subbituminus sekitar 0,3 % sampai 2 % . sebagian besar sulfur anorganik didapat di dalam
pirit, sedikit dalam maraksit dan sulfat. Kadar sulfat biasanya rendah kecuali dalam
batubara yang tersimpan lama dan pirit teroksidasi menjadi asam sulfat . besi sulfat dalah
garam mudah larut dan terhirolisis dalam air, sebagian besar besi sulfat tersisihkan selama
proses pencucian batubara. Sulfur organik terdapat sulfur total lebih tinggi unutk batubara
dengan kadar sulfur rendah dan menurun dengan kenaikan kadar sulfur total. Kandungan
sulfur dalam batubara sangat merugikan karena akan menimbulkan korosi dan polusi Co2

Penentuan total sulfur melibatkan beberapa kondisi kimia yang di akhiri mengubahnya
menjadi sulfat dan hal ini dapat dilakukan dengan beberapa metoda, yaitu:

a. Metode esckha
b. Cara bomb washing
c. Metoda high-temperature combustion

D. Prosedur Kerja

a. Menyalakan instrumen
Memastikan gas oksigen sudah terpasang pada instrumen dan setting
regulator 40 psi
Menyalakan determinator S-144DR kemudian memindahkan sakalr power ke
posisi ON
Menyalakan komputer
Mengklik ganda icon SC-144 DR pada layar desktop komputer untuk
mengaktifkan software
Mengklik diagnostic, menunggu samapi semua settiing pada ambient monitor
tercapai dan stabil (1-2 jam)
b. Persiapan analisis
Melakukan analisis blanko (2-3 kali) sebelum anlisis sampel
Mengklik add sampel pada kolom name, pilih blank
Mengklik analyze, setelah muncul perintah unutk memasukan
sampel/standart untuk conditioning (2-4) langkahnya sama seperti
melakukan analisis sampel
Memastikan semua method yang akan digunakan unutk analisis sampel dan
sudah dikalibrasi

Catatan: analisis blank dan conditioning dilakukan pada saat memulai analisis
atau lama tidak digunakan ataupun saat anhydrade bisa diganti

c. Analisis sampel
Mengklik add sampel atau menekan tombol F3 pada keyboard unutk
menambahkan jumlah sampel. Method dipilih sesuai dengan analisis yang
kan dilakukan
Menimbang sampel yang akan di analisis:
Meletakkan sampel boat
Menekan TARE
Meletakkan sampel sampel yang akan di analisis ke dalam sampel
Menekan anylize
Menunggu sampai muncul pesan push the sample boat into the furnace,
kemudian menekan sampel boat
Setelah dianalisis sampel boat dikeluarkan
d. Mematikan peralatan
Menutup atau mengeluarkan dari program SC-144DR, kemudian mematikan
komputer
Mematikan anylizer
Menutup tabung gas

E. Data Pengamatan

Tabel 1. Data pengamatan dengan basis ad

Name Method Description Weigh (gr) Sulfur (%) moisture operator Date

502-444 Db Analisis 0,1522 2,5258 - 5kc,lia 26-11-11


502-444 Db Analisis 0,1517 2,5646 - 5kc,mimi 26-11-11
502-444 Db Analisis 0,1523 2,4331 - 5kc,kiki 26-11-11
502-444 Db Analisis 0,1509 2,5716 - 5kc, lia 26-11-11
502-444 Db Analisis 0, 1510 2,5416 - 5kc, fitri 26-11-11
502-444 Db Analisis 0,1500 2,4608 - 5kc, grace 26-11-11
502-444 Db Analisis 0,1532 2,4331 - 5kc,rendi 26-11-11

Tabel 2. Penentuan kadar sulfur batubara dalam analisi adb

Operator Sulfur (%) dalam basis db Sulfur (%) dalam basis adb
5kc,lia 2,5258 2,4972
5kc,mimi 2,5646 2,5356
5kc,kiki 2,4331 2,4056
5kc, lia 2,5716 2,5425
5kc, fitri 2,5416 2,5129
5kc, grace 2,4608 2,4329
5kc,rendi 2,4331 2,4056

F. Perhitungan

Mengubah basis analisis dari db menjadi adb


100
Faktor koreksi db-adb= 100

MI (inherent moisture) = 1,13 5 (diperoleh dari sertifikat)


S = 2,5258%
100
Sulfur dalam basis adb = xs
100

1001,13
= {( ) (2,5258)} %
100

= 2,4972 %

100
Sulfur dalam basis adb = xs
100
1001,13
= {( ) (2,5646)} %
100

= 2,5356 %

Catatan : Perhitungan dilakukan seperti diatas sisanya ditabulasikan dalm bentuk tabel

G. Analisis Perhitungan

Analisis kadar sulfur dilakukan unutk mengetahui beberapa banyak jumlah sulfur dalam
suatu batubara. Analisis kadar sulfur merupakan analisis ultimat, yaitu nalisa yang berkaitan
dengan kandungan undur di dalam batubara. Sulfur merupakan unsur yang tidak diinginkan
dalam batubara, karena dapat menyebabkan korosi sisi dinding elemen pemanas udara dan
dapat menyebabakan timbulnya pencemaran akibat SO2 yang terbentuk saat pembakaran
batubara. Untuk itu, diharapkan batubara yang digunakan memiliki kandungan sulfur
seminimal mungkin.

Hasil analisis operator 1 menunjukkan kadar sulfur batubara bernilai 2,5258 %. Apabila
diubah dari basis db menjadi adb, kadar sulfur tersebut sedikit menurun menjadi 2,4972%
sementara, kadar sulfur teoritis yang terdapat pada sertifikat adalah 2,6 %. Selisish antara
nilai pengukuran kadar sulfur praktek dan teoritis dapat terjadi karena beberapa hal, antara
lain:

1. Batubara yang digunakan sudah kadaluarsa


2. Suhu furnace S144 belum stabil sesuai set point saat program dijalankan atau analisis
dimulai suhu masih 1180 0C, sementara setpoint 1200 0C

Walaupun demikian selisih natara nilai teoritis dan nilai praktek tidak terlalu jauh. Jika
ditinjau dari nilainya , kadarsulfur batubara bervariassi mulai darii 0,5% jadi, dapat dikatakan
bahawa kadar sulfur batubara yang di uji atau dianalisis bernilai sedang dan tidak terlalu
korosif untuk elmen pemanas pembakar batubara.

H. Pertanyaan

1. Tuliskan jenis-jenis sulfur dalam batubara?


Jawab: sulfur organik , sulfur piritik, sulfat

2. Tuliskan apa yang dimaksud dengan sulfur total?


Jawab: sulfur total adalah jumlah keseluruhan sulfur baik sulfur organik, piritik,
ataupun sulfat yang terkandung dalam suatu batubara.

3. Tuliskan proses asal mula batubara?


Jawab: batubara berasal dari tumbuh-tumbuhan yang tertimbun selama jutaan
tahun, yang mengalami proses pengggambutan dan dengan adanya peningkatan
suhu, tekanan, ddak aktivitas mikroorganisme dalam proses membentuk batubara

4. Sebutkan dua analisis batubara?


Jawaban :
Analisis proksimat dilakukan untuk mengetahui parameter utama beruap fix carbon,
moisture, ash, dan volatile metter
Analisis ultimat dilakukan untuk menentukan kelas batubara dengan menganilisis
unsur-unsur pembntuk batubara dan mengabaikan senyawa kompleks yang ada.

5. Sebutkan kegunaan batubara non bahan bakar dan untuk bahan bakar!
Jawab: a. Untuk non bahan bakar
Sebagai bahan pembuat karbon aktif
Sebagai penyerap dalam daur ulang minyak pelumas bekas
Sebagai bahan yang digunakan unutk objek praktikum misalnya penentuakn
kadar sulfur ini

b. untuk bahan bakar

Sebagai bhan bkar dalam PLTU


Sebagai bahan bakar dalm industri semen
Digunakan sebagai briket , bahan bakar pembuatan gerabah

I. Kesimpulan

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan , bahwa:

Semakin besar kadar sulfur dalam batubara maka semakin rendah kualitasnya
Sampel batubara yang dianalisa termasuk batubara jenis bituminus

J. Daftar Pustaka

Fadarina dkk.2011. petunjuk praktikum hidrokarbon. Palembang: POLSRI


Gambar Alat

Furnace S-144DR Neraca Analitik Botol Batubara 502-444

Seperangkat Komputer Boat Pusher


LAMPIRAN
Sulfur Dalam Batubara
Total Sulfur pada batubara adalah jumlah kandungan sulfur yang terdapat dalam abu batubara
(disebut pula noncombustible sulfur) dengan combustible sulfur. Atau definisi lainnya menyebutkan,
total sulfur adalah jumlah inorganic sulfur dengan organic sulfur.
Definisi 1:
Total Sulfur (TS) = combustible sulfur + noncombustible sulfur.
Combustible sulfur didapat dari pengurangan total sulfur dengan noncombustible sulfur yang
terdapat dalam abu batubara.
Definisi 2 (definisi ISO):
Total Sulfur (TS) = inorganic sulfur* + organic sulfur.
*Inorganic sulfur: 1. Sulfate sulfur; 2. Pyritic sulfur
Berdasarkan definisi ISO, sulfur yang terdapat di dalam batubara untuk keperluan analisis ada 3,
yaitu sulfate sulfur, pyritic sulfur, dan organic sulfur.
Sulfate sulfur adalah sulfur yang terdapat dalam batubara, berbentuk sebagai sulfat.
Pyritic sulfur sulfur yang terdapat dalam batubara, berbentuk sebagai pyrite atau marcasite.
Organic sulfur adalah sulfur yang berikatan dengan material batubara, nilainya didapat dari
pengurangan total sulfur dengan jumlah sulfate sulfur dan pyritic sulfur.
Organic sulfur = total sulfur (sulfate sulfur + pyritic sulfur)
Pada saat pembakaran batubara di boiler, sulfur yang terdapat dalam batubara akan berubah
menjadi SO2 dan SO3 yang mencemari udara. Selain itu, sulfur tersebut juga menimbulkan korosi
pada permukaaan pemanas boiler. Oleh karena itu, total sulfur pada steam coal diharapkan tidak
lebih dari 1%.
Sedangkan pada pengolahan besi baja, total sulfur pada kokas diharapkan tidak lebih dari 0.6%. Bila
lebih dari nilai ini, kualitas pemrosesan akan turun, seperti mudah rapuhnya besi atau baja tersebut.
http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/11/sulfur-dalam-batubara/

Basis Penilaian Kualitas


Untuk mempermudah penjelasan, di bawah ini ditampilkan hubungan antara basis analisis dikaitkan
dengan keberadaan parameter yang menjadi dasar perhitungannya.

Gambar 1. Basis Analisis Batubara


(Sumber: Idemitsu Kosan Co., Ltd)
Dalam transaksi komoditas batubara, persyaratan kualitas yang umumnya tercantum dalam kontrak
pembelian adalah hasil analisis proksimat, yaitu TM, IM, Ash, VM, FC, kemudian ditambah dengan
kalori serta sulfur. Karena basis DMMF tidak pernah digunakan untuk uji dan analisis parameter
parameter tadi, maka konversi konversi nilai kualitas yang muncul di tulisan ini selanjutnya akan
dibatasi hanya pada 4 basis saja, yaitu ARB, ADB, DB, dan DAF.
Konversi Hasil Analisis Batubara
Berikut ini disajikan hasil analisis terhadap salah satu sampel batubara yang berasal dari daerah
Embalut, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Tabel 1. Data analisis batubara

Menggunakan data di atas, kita akan mencoba mengkonversinya ke dalam basis basis analisis yang
lain berdasarkan perhitungan di bawah ini.

Tabel 2. Formula konversi analisis batubara


(Sumber: Coal Convertion Facts, WCI, 2004)

*Untuk DAF, kalikan DB dengan [100 / (100 A%)]. A dalam ADB.


Berdasarkan perhitungan konversi di atas, maka hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Konversi Hasil Analisis Batubara

*Angka berhuruf tebal adalah data asli.


Untuk kalori akan dibahas lebih lanjut di bawah ini, karena parameter ini sangat vital dalam transaksi
batubara.

Kalori Dalam Transaksi Batubara


Dalam kontrak pembelian batubara, persyaratan kalori oleh sebagian besar konsumen Jepang
selama ini adalah GCV (Gross Calorific Value) dalam basis ADB. Akan tetapi, belakangan ini
sebagiannya mulai berubah ke GCV dalam basis ARB. Dan sebenarnya di Eropa Barat, kontrak
berbasis ARB untuk GCV ini sudah menjadi mayoritas dalam transaksi batubara saat ini. Bahkan
dalam perkembangannya, beberapa konsumen juga mulai beralih ke persyaratan kalori dalam NCV
(Net Calorific Value) berbasis ARB.
Perbedaan antara basis ADB dan ARB sudah dijelaskan di atas. Adapun apa yang dimaksud dengan
GCV dan NCV akan diterangkan di bawah ini.
Pada saat pembakaran batubara di boiler, air yang menempel di batubara (dalam hal ini TM) serta air
yang terbentuk dari persenyawaan hidrogen yang terkandung di dalam batubara dan oksigen, akan
berubah menjadi uap air setelah melalui proses pemanasan dan penguapan. Karena tidak memberi
nilai tambah apa pun dalam konversi ke energi yang dapat dimanfaatkan selain untuk menguapkan
air dalam batubara saja, maka kalor yang digunakan untuk proses tadi disebut kalor laten. Jika kalor
laten ini diikutsertakan dalam analisis, maka kalori dalam batubara yang bersangkutan disebut
dengan GCV atau HHV (Higher Heating Value). Dan jika faktor kalor laten ditiadakan, maka disebut
dengan NCV atau LHV (Lower Heating Value). Hubungan antara GCV dan NCV ditunjukkan oleh
persamaan (dalam standar JIS) di bawah ini:

NCV (kcal/kg) = GCV (kcal/kg) 6 (9 H + W) . (2)

Dimana, H = kadar hidrogen (%) analisis ultimat.


W = kadar air (%) analisis proksimat.
Basis analisis untuk kalori, hidrogen, dan kadar air harus sama.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tampilan besaran kalori dalam NCV menunjukkan kalor
atau energi panas efektif yang terkandung dalam batubara yang digunakan untuk konversi energi
yang bermanfaat. Kemudian dari persamaan di atas terlihat pula bahwa bila kandungan hidrogen
dan kadar air dalam batubara sedikit, maka selisih NCV dan GCV tidaklah terlalu signifikan.
Perbedaan yang besar antara kedua tampilan tadi akan muncul pada batubara muda yang masih
memiliki kadar air dan hidrogen yang banyak.
http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/05/30/persyaratan-produk-dalam-transaksi-
batubara/

Anda mungkin juga menyukai