|1
Budidaya Tanaman Biwa (Eriobotrya japanica L.) Melalui Teknik Perbanyakan Sambung Pucuk
|2
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Biwa (Eriobotrya japanica L.) dikenal dengan nama loquat merupakan
salah satu tanaman buah dataran tinggi yang belum banyak dibudidayakan di
Indonesia. Tanaman ini masih merupakan tanaman langka. Buah biwa
mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Walaupun harga jual tinggi, namun
pengembangan lahan budidaya biwa masih rendah (Bangun et al. 2006).
Tanaman biwa diperkirakan dikembangkan di Indonesia pada zaman Belanda.
Tanaman ini dapat dijumpai di beberapa daerah dataran tinggi seperti Sumatera
Utara (Kab. Karo), Tapanuli Utara, Simalungun, Toba Samosir, dan Dairi, di
Jawa Barat (Cipanas, Kab. Cianjur), dan Sulawesi Utara (Tondano) (Silalahi et
al. 2011).
Buah biwa mempunyai nilai gizi tinggi, di samping itu daun dan bijinya
mengandung khasiat obat (Moroton 2001). Daging buah biwa mengandung asam
malat, asam tartarat, asam sitrat, tannat, caroten, vit A, B, dan C. Daun dan
bijinya mengandung amygdalin yang dikenal sebagai anti kanker berupa
vitamin 17 atau Laetrile. Daun biwa efektif untuk pengobatan penyakit
bronchitis, demam, pencernaan, perut, mual, muntah, kecegukan, dan bersendawa
terus- menerus.
Keragaman jenis tanaman buah biwa yang tumbuh di Indonesia merupakan
aset yang sangat berharga dan memberi peluang yang besar dalam hal perbaikan
varietas melalui persilangan maupun hibridisasi meskipun membutuhkan
waktu yang relatif lama. Perbaikan produktivitas tanaman juga dapat dilakukan
melalui cara penyambungan dengan memanfaatkan sumber batang bawah yang
memiliki sifat daya tumbuh dengan kemampuan fisiologis yang tinggi dan
toleran terhadap berbagai jenis hama dan penyakit tanaman serta memanfaatkan
sumber entris untuk batang atas yang memiliki produksi dengan mutu yang baik.
Menurut Bangun (2004) melalui seleksi dan koleksi berbagai pohon induk yang
memiliki sifat-sifat yang diinginkan, akan mempermudah untuk melakukan
perbaikan tanaman, sehingga diperoleh aksesi biwa yang sesuai keinginan pasar.
Untuk memperoleh bibit sambungan yang bermutu diperlukan batang bawah
dan batang atas yang kompatibel dan membentuk bidang sambungan yang
sempurna. Didalam pengembangan tanaman biwa, banyak dilakukan petani
Budidaya Tanaman Biwa (Eriobotrya japanica L.) Melalui Teknik Perbanyakan Sambung Pucuk
|3
Budidaya Tanaman Biwa (Eriobotrya japanica L.) Melalui Teknik Perbanyakan Sambung Pucuk
|4
1. Manfaat Praktis
Dengan membaca artikel ini diharapkan para yang memiliki modal
dapat mengembangkan budidaya tanaman biwa (Eriobotrya japanica
L.) yang lebih maju.
2. Manfaat Akademis
Bagi mahasiswa yang membacanya dapat melihat penerapan nyata di
bidang hortikultura khususnya teknik perbanyakan tanaman biwa
(Eriobotrya japanica L.).
2. MATERI DAN METODE
Metode penulisan yang penulis lakukan dalam pembuatan artikel ini antara
lain:
1. Metode Kajian Pustaka
Dalam pembuatan artikel ini menggunakan metode kajian pustaka serta
sumber-sumber yang relevan yang terkait dengan budidaya tanaman biwa
(Eriobotrya japanica L.).
2. Penelusuran Melalui Internet
Dalam pembuatan artikel juga menggunakan penelusuran melalui internet
yang terkait dengan budidaya tanaman biwa (Eriobotrya japanica L.).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Sejarah dan Taksonomi Tanaman )
Menurut Morton (1987) klasifikasi tanaman biwa adalah sebagai berikut :
Kingdom
Divisi
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species
: Plantae,
: Spermatophyta,
: Dicotiledoneae,
: Rocales,
: Rocaceae,
: Eriobtrya,
: Eriobotrya japonica L.
hasil eksplorasi, tinggi tanaman biwa dapat mencapai (2,5 8) m tergantung dari
bentuk pohon dan umur tanamannya. Dari hasil eksplorasi dan karakterisasi
plasma nutfah tanaman biwa tahun 2003-2004, tinggi tanaman biwa
mencapai (4-7) m tergantung juga pada bentuk pohon dan umur tanamannya
(Bangun et al., tidak dipublikasikan). Kanopinya rapat, berbentuk
menyebar/berbentuk payung dan ada yang berbentuk tegak, lebarnya mencapai
(3 6) m, dan berdaun hijau. Batang dan daunnya bertekstur kasar, dengan
Budidaya Tanaman Biwa (Eriobotrya japanica L.) Melalui Teknik Perbanyakan Sambung Pucuk
|5
Budidaya Tanaman Biwa (Eriobotrya japanica L.) Melalui Teknik Perbanyakan Sambung Pucuk
|6
Budidaya Tanaman Biwa (Eriobotrya japanica L.) Melalui Teknik Perbanyakan Sambung Pucuk
|7
Budidaya Tanaman Biwa (Eriobotrya japanica L.) Melalui Teknik Perbanyakan Sambung Pucuk
|8
4. PENUTUP
4.1. Simpulan
Tanaman Biwa (Eriobotyra japonica L.) dikenal dengan nama loquat
merupakan salah satu tanaman dataran tinggi yang termasuk ke dalam famili
Rosaceae yang sangat berpotensi untuk dibudidayakan di indonesia. Tanaman
biwa ini dapat tumbuh di ketinggian antara 900-1200 m dpl, dengan suhu
Budidaya Tanaman Biwa (Eriobotrya japanica L.) Melalui Teknik Perbanyakan Sambung Pucuk
|9
4.2.
DAFTAR PUSTAKA
Adinugraha, HA & Pudjiono, S. 2005. Teknik perbanyakan pohon plus jenis
Ekaliptus pellita secara vegetatif (vegetative propagation method for plus
tree of Eucalyptus sp.), Informasi Teknis, vol. 3, no 2.
Anonim. 2015. Buah Biwa Sibuah Langka. Tersedia dalam
http://www.agropustaka.com/2015_05_01_archive.html (diakses pada
tanggal 15 Mei 2015).
Bangun, E, Silalahi, FH, Karsinah & Manik, F. 2006. Biwa (Eriobotrya
japonica) tanaman buah langka multiguna, IPTEK Hortikultura, no. 2,
hlm. 1-6.
Bangun, E, Karo, B, Manik, F, Sembiring, S & Saragih, S. 2004. Koleksi dan
karakterisasi plasmanutfah tanaman buah di dataran tinggi, Laporan
Akhir Tahun, Kebun Percobaan Tanaman Buah Berastagi.
Dien, Prima. 2012. Biwa Buah Langka dari Simalem. Tersedia dalam
http://www.kompasiana.com/primadien/biwa-buah-langka-dari simalem_
550da4638133116d2cb1e46d (diakses pada tanggal 14 Mei 2015).
Hamdan AA, Sugeng, P & Tani H. 2007. Teknik perbanyakan vegetatif jenis
tanaman Acacia man- gium, Info Teknis , vol. 15, no.2.
Karsinah, F.H. Silalahi dan A. Manshur. 2007. Eksplorasi dan Karakterisasi
Plasma Nutfah Tanaman Markisa. Jurnal Hortikultura 17(4):297-306.
Karsinah, E, dkk. 2008. Eksplorasi dan Karakterisasi Plasma Nutfah Tanaman
Biwa. Jerami Volume I No. 1.
Budidaya Tanaman Biwa (Eriobotrya japanica L.) Melalui Teknik Perbanyakan Sambung Pucuk
| 10
Morton, J. 1987. Loquat. in Fruits of warm cli- mates, Miami, FL, P. 103-8.
Tersedia dalam http://www.hort.purdue.edu/newcrop1/morton/loquat.
html (diakses pada tanggal 13 Mei 2015)
Sembiring, Seruan. Analisis Tanaman Biwa di Kabupaten Karo, Tesis.
Sianturi, Junita. 2014. Biwa, Anggur Karo yang Mahal Tapi tak Dilirik. Tersedia
dalam http://www.medanbisnisdaily.com/e-paper/2014-0825/files/assets/basic-html/page4.html (diakses pada tanggal 15 Mei 2015)
Silalahi, FH, Marpaung, AE & Tarigan, R. 2011.Tanggap pertumbuhan tanaman
biwa terhadap berbagai perbandingan dosis pupuk N, P, dan K, J. Hort.,
vol. 21, no.1, hlm. 1-13.
Suhanda, Parta. 2015. Katalog. Tersedia dalam http://www.angelnurserry.com
/p/katalog.html (diakses pada tanggal 14 mei 2015)
Sukendro, Andi. 2001. Study of vegetative propagation of Intsia bijuga
(Colebr).O.K.with Grafting, Jurnal Silvikultur Tropika, vol. 24, no.7,
hlm. 6-10.
Wijaya, Rana. 2012. Biwa Genjah Negeri Leluhur. Tersedia dalam
http://www.agriprospect.net/2012/09/biwa-genjah-negeri-leluhur.html
(diakses pada tanggal 13 Mei 2015)