Anda di halaman 1dari 17

1

LAJU TRANSPIRASI

PAPER

OLEH:

DHIMAS SATRIA WIBOWO


200301072
AGROTEKNOLOGI-2

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

F A K U L T A S P E R T A N I A N

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2021
2

LAJU TRASNPIRASI

PAPER

OLEH :
DHIMAS SATRIA WIBOWO
200301072
AGROTEKNOLOGI 2

Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Mengikuti Praktikum di


Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

F A K U L T A S P E R T A N I A N

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2021
3
i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.

Adapun judul laporan ini adalah “Kurva Sigmoid” yang merupakan salah satu

syarat untuk memenuhi komponen penilaian di Praktikum Fisiologi

Tumbuhan ,Program Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara,

Medan.

Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada. selaku dosen penanggung jawab praktikum Fisiologi

Tumbuhan : Ir. Meiriani, MP ; Dr. Ir. Haryati, MP ; Dr. Ir. Lisa Mawarni,

MP; Ir. Ratna Rosanti Lahay, MP ; Ir. Revandy I. M.

Damanik, M.Si., M.Sc., Ph.D. serta abang dan kakak asisten laboratorium yang telah

membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.Untuk itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan

laporan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih. Semoga laporan ini bermanfaat

bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, April 2021

Penulis
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................

PENDAHULUAN
Latar Belakang................................................................................................
Tujuan Penulisan............................................................................................
Kegunaan Penulisan.......................................................................................

LAJU TRANSPIRASI
Pengertian Transpirasi....................................................................................
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Transpirasi...................................
Laju Transpirasi Pada Tanaman C3, C4, dan CAM.......................................

KESIMPULAN......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Transpirasi merupakan proses pergerakan air dalam tubuh tanaman dan hilang

menjadi uap air ke atmosfir. Proses transpirasi dimulai dari absorbs air tanah oleh akar

tanaman yang kemudian ditransport melalui batang menuju daun dan dilepaskan

(transpired) sebagai uap air ke atmosfir. Laju transpirasi dipengaruhi oleh faktor

karakter vegetasi, karakter tanah, lingkungan serta pola budidaya tanaman.

(Prijono et al, 2016)

Transpirasi dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal. Faktor internal seperti

besar kecilnya daun, teal tipisnya daun, ada tidaknya lapisan lilin dipermukaan daun,

jumlah bulu pada daun, jmlah stomata, bentuk dan letak stomata. Factor eksternal

diantaranya suhu, kelembapan, cahaya, angin, dan kandungan air. Transpirasi akan

semakin besar jika banyaknya jumlah daun karena banyaknya jumlah stomata. Laju

transpirasi juga dipengaruhi oleh luas permukaann daun pada tumbuhan. Hal tersebut

dikarenakan daun yang luas memiliki jumlah stomata yang banyak, sheingga laju

transpirasi akan tinggi (Papuangan, 2014)

Laju transpirasi mempunyai relasi dengan jenis tanaman dan populasi tanaman.

Perbedaan jenis tanaman berpengaruh terhadap laju transpirasinya. Tiap vegetasi

mempunyai struktur akar dan tajuk yang berbeda-beda. Struktur tajuk, fisiologi

tanaman, indeks luas daun dan conductance stomata berpengaruh terhadap transpirasi.

Volume air tanah yang mampu diserap oleh tanaman sangat bergantung pada pola

perakaran, semakin tinggi penetrasi akar pada tanah maka akansemakin banyak air

yang mampu diserap oleh tanaman sehingga volume air yang mengalami transpirasi

juga semakin tinggi. Perbedaan struktur kanopi dapat dilihat dari perbedaan struktur
2

batang serta daun yaitu luas daun tanaman, dimana semakin tinggi indeks luas daun

tanaman maka semakin tinggi laju transpirasi tanaman (Sugeng, 2016).

Pada transpirasi, organ tumbuhan yang paling utama dalam melaksanakan

proses ini adalah daun, karena pada daunlah kita menjumpai stomata paling banyak.

Transpirasi penting bagi tumbuhan karena berperan dalam hal membantu

meningkatkan laju angkutan air dan garam mineral, mengatur suhu tubuh dan

mengatur turgor optimum di dalam sel. Transpirasi dimulai dengan penguapan air

oleh sel-sel mesofil ke rongga antar sel yang ada dalam daun (Lakitan, 2014).

Tujuan Penulisan

Adapun tujun dari penulisan paper ini adalah untuk mengetahui laju

transpirasi, faktor-faktor yang mempengaruhi laju transpirasi, dan laju transpirasi

pada tanaman C3, C4, dan CAM.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan dari paper ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk memenuhi komponen penilaian pada praktikum di Laboratorium Fisiologi

Tumbuhan Program Studi Agrroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Utara, Medan dan sebagai sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan.
3

LAJU TRANSPIRASI

Pengertian Transpirasi

Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan

tumbuhan melalui stomata, lubang kutikula, dan lentisel. Transpirasi Berperan dalam

pengangkutan air/zat hara, membuang kelebihan air, dan menjaga suhudaun. Daya

hisap daun timbul dari peristiwa transpirasi. Transpirasi ditentukanoleh beberapa

faktor yaitu lingkungan, stomata dan tanaman itu sendiri. Faktorlingkungan yang

mempengaruhi laju transpirasi yaitu seperti suhu, kelembaban,cahaya, kecepatan

angin, tekanan udara, dan lain-lain. Sedangkan faktor stomataseperti bentuk, jumlah

tiap satuan luas, letak, waktu bukaan (Delayota, 2011).

Transpirasi merupakan proses pergerakan air dalam tubuh tanaman dan

hilang menjadi uap air ke atmosfir. Proses transpirasi dimulai dari absorbsi air tanah

oleh akar tanaman yang kemudian ditransport melalui batang menuju daun dan

dilepaskan (transpired) sebagai uap air ke atmosfir. Laju transpirasi dipengaruhi oleh

faktor karakter vegetasi, karakter tanah, lingkungan serta pola budidaya tanaman

Cepat lambatnya proses transpirasi ditentukan oleh faktor-faktor yang mampu

merubah wujud air sebagai cairan ke wujud air sebagai uap atau gas dan faktor-

faktor yang mampu menyebabkan pergerakan uap atau gas. Faktor-faktor tersebut

meliputi suhu, cahaya, kelembaban udara, dan angina. Di samping itu luas

permukaan jaringan epidermis atau luka tempat proses transpirasi berlangsung juga

ikut berperan (Sulistyowati, 2010).

pergerakan air pada transpirasi dimulai dengan air diserap ke dalam akar

secara osmosis melalui rambut akar, sebagian besar bergerak menurut gradien

potensial air melalui xilem. Air dalam pembuluh xilem mengalami tekanan besar
4

karena molekul air polar menyatu dalam kolom berlanjut akibat dari penguapan yang

berkelanjutan akibat dari penguapan yang berlangsung di bagian atas. Sebagian besar

ion bergerak melalui simplas dari epidermis akar ke xilem dan kemudian ke atas

melalui arus transportasi. (Ratnawati, 2012)

Proses hilangnya air dari tubuh tumbuhan pada transpirasi dapat berupa

cairan dan uap atau gas. Transpirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik

internal maupun eksternal. Faktor internal adalah faktor berasal dari dalam tanaman

sendiri misalnya jumlah daun, tebal tipisnya daun, besar kecilnya daun, berlapiskan

lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu di permukaan daun, luas

daun, dan jumlah stomata. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang

mempengaruhi laju transpirasi tanaman yang berasal dari luar atau lingkungan

seperti suhu, cahaya, kelembaban, dan angin (Lakitan, 2013).

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Transpirasi

Transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor dalam maupun luar.

Faktor dalam antara lain besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau

tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun, banyak

sedikitnya stomata, bentuk dan letak stomata. Sedangkan faktor luar antara lain

kelembapan, suhu, cahaya, angin, dan kandungan air. Lebih lanjut dikatakan

semakin banyak jumlah daun maka semakin banyak jumlah stomata, sehingga

semakin besar transpirasinya. Luas daun pada tumbuhan berpengaruh terhadap laju

transpirasi. Hal ini karena daun yang luas memiliki jumlah stomata yang banyak,

sehingga mengakibatkan tingginya laju transpirasi. (Papuangan et al. 2014)

Distribusi stomata sangat berhubungan dengan kecepatan dan intensitas

transpirasi pada daun, yaitu misalnya letak satu sama lain dengan jarak tertentu.
5

Dalam batas tertentu, maka makin banyak porinya makin cepat penguapan. Jika

lubang-lubang itu terlalu berdekatan, maka penguapan dari lubang yang satu akan

menghambat penguapan lubang dekatnya (Hariyanti, 2010).

Transpirasi pada tanaman dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Intensitas

cahaya yang tinggi akan mengakibatkan kadar air dalam jaringan dan kadar air tanah

menurun karena tingginya transpirasi. Kondisi intensitas cahaya rendah

menyebabkan kadar air tanah dan jaringan memadai, sehingga proses transpirasi

dalam tanaman tidak meningkat. (Anni et al, 2013)

Laju transpirasi juga dipengaruhi oleh kadar CO2, cahaya, suhu, aliran udara,

kelembapan dan ketersediaan air tanah. Sebagian besar faktor ini mempengaruhi

perilaku stomata yang membuka dan menutupnya dikontrol oleh perubahan tekanan

turgor sel penjaga yang mempunyai korelasi dengan kadar ion kalium (K+ ) di

dalamnya. Selama stomata terbuka air akan hilang ke atmosfer. Transpirasi yang

berlebihan akan sangat merugikan dan dapat mengakibatkan tumbuhan menjadi layu

dan bahkan mati. (Sugiarto et al, 2018)

Suhu udara merupakan faktor lingkungan yang mempunyai kontribusi yang

cukup besar terhadap laju transpirasi dan evaporasi, yakni semakin tinggi suhu udara

maka laju transpirasi dan laju evaporasi semakin tinggi juga. Mekanisme proses

transpirasi dan evaporasi berfungsi untuk menjaga keseimbangan suhu di dalam

tubuh tanaman sehingga aktifitas enzimatis pada proses biokimia dalam rangkaian

fotosintesis dapat berjalan normal. (Nurkhasanah, 2013).

Laju Trasnpirasi Pada Tanaman C3, C4, Dan CAM

Tanaman C3 adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan senyawa

Phospho gliseric acid yang memiliki 3 atom C pada proses fiksasi CO oleh
6

ribolusadiphosphat. Pada tanaman C3, enzim yang menyatukan CO dengan RuBP

(RuBP merupakan substrat untuk pembentukan karbohidrat dalam proses

fotosintesis) dalam proses awal asimilasi, juga dapat mengikat O pada saatyang

bersamaan untuk proses fotorespirasi (fotorespirasi adalah respirasi / proses

pembongkaran karbohidrat untuk menghasilkan energi dan hasil samping, yang

terjadi pada siang hari) . Jika konsentrasi CO di atmosfer ditingkatkan, hasil dari

kompetisi antara CO dan akan lebih menguntungkan CO, sehingga fotorespirasi

terhambat dan assimilasi akan bertambah besar. (Budiarti,2011).

Tanaman C4 saat siang hari mereka tidak membuka stomatanya secara penuh

untuk mengurangi kehilangan air melalui evaporasi atau transpirasi. Ini berakibat

terjadinya penurunan jumlah CO2 yang masuk ke stomata. Logikanya hal ini

menghambat laju fotosintesis. Ternyata para tumbuhan ini telah mengembangkan

cara yang cerdas untuk menjaga agar laju fotosintesis tetap normal meskipun stomata

tidak membuka penuh (Nugroho, et al., 2020).

Tipe Crassulacean Acid Metabolism (CAM) merupakan tipe tanaman yang

mengambil CO pada malam hari, dan menggunakannya untuk fotosistensis pada

siang harinya. Meski tidak mengeluarkan oksigen dimalam hari, namun dengan

memakan CO yang beredar, tanaman ini sudah membantu kita semua menghirup

udara bersih, lebih sehat, menyejukkan dan menyegarkan bumi, tempat tinggal dan

ruangan.Tumbuhan CAM yang dapat mudah ditemukan adalah nanas, kaktus, dan

bunga lili (Budiarti, 2008).

Pada tanaman tipe CAM yang menjadi ciri mendasarnya adalah memiliki

daun yang cukup tebal sehingga laju transpirasinya rendah. Stomatanya membuka

pada malam hari. Pati diuraikan melalui proses glikolisis dan membentuk PEP. CO 2

yang masuk setelah bereaksi dengan air seperti pada 7 tanaman C4 difiksasi oleh
7

PEP dan diubah menjadi malat. Pada siang hari malat berdifusi secara pasif keluar

dari vakuola dan mengalami dekarboksilasi. Melakukan proses yang sama dengan

tanaman C3 pada siang hari yaitu daur Calvin. Melakukan proses yang sama dengan

tanaman C4 pada malam hari yaitu daur Hatch dan Slack (Wiraatmaja, 2017).

Anatomi C4 memungkinkan penangkapan CO2 secara terpisah berbeda

dengan C3, sedangkan ada CAM semuanya, Calvin dan Fotosistem, terjadi pada sel

yang sama dan terjadi pada waktu yang berbeda. Pada CAM, tidak ada siklus

tertutup seperti pada C4, dan pada kondisi air yang cukup serta suhu tidak terlalu

tinggi, CAM akan berlaku seperti C3, kemampuan ini berkenaan dengan rasio

transpirasi untuk CAM berkisar antara 50-100, dimana lebih rendah dari C3 dan C4,

yang memungkinkan untuk hidup di lingkungan ekstrim. Rasio transpirasi C4 9 9

secara umum 200-350 sedangkan C3 500-1000 (Hopkins, 2011).

Air yang hilang melalui transpirasi dari daun bisa mencapai lebih dari 90%

dari total air yang diserap oleh tumbuhan tersebut. Artinya sebagian besar air yang

diserap tumbuhan dibuang melalui proses transpirasi. Walaupun demikian jika

dilihat dari produksi bahan kering yang dihasilkan, ada tumbuhan yang relatif efisien

dalam penggunaan air dibandingkan dengan jenis tumbuhan lainnya. Semakin besar

air yang diuapkan (diperlukan) untuk memproduksi satu satuan (gram) bahan kering

oleh tumbuhan maka semakin tidak efisien.Rasio besarnya air yang diuapkan per

bahan kering yang dihasilkan tumbuhan disebut sebagai rasio transpirasi. Tumbuhan

C3 memiliki rasio transpirasi lebih besar dari pada tumbuhan C4 dan tumbuhan

CAM. Dengan demikian tumbuhan C4 dan CAM lebih efisien dari pada tumbuhan

C3 dalam penggunaan air (Buntoro, 2011).


8

KESIMPULAN

1. Trasnpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan

tumbuhan melalui stomata, lubang kutikula, dan lentisel

2. Transpirasi berperan dalam pengangkutan air/zat hara, membuang kelebihan

air, dan menjaga suhu daun.

3. Faktor yang mempengaruhi transpirasi ada faktor dalam dan faktor luar

4. Faktor dalam yaitu besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin

atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan

daun, banyak sedikitnya stomata, bentuk dan letak stomata.

5. Sedangkan faktor luar yang mempengaruhi transpirasi ialah mempengaruhi

proses transpirasi antara lain sinar Matahari, suhu, kelembapan udara, angin,

keadaan air dalam tanah.

6. Pada tanaman C3 memiliki kerapatan stomata yang lebih tinggi dan hampir

setiap spesies tanaman memiliki stomata yang terbuka sehingga

memudahkan dalam proses transpirasi.

7. Pada tanaman C4 memiliki stomata yang tidak terlalu terbuka tetapi masih

bisa melakukan laju transpirasi dengan normal.

8. Pada tanaman golongan CAM memiliki kerapatan stomata yang rendah dan

semua stomatanya tertutup sehingga menghambat laju transpirasi.


9

DAFTAR PUSTAKA

Anni, I.A., Saptiningsih, E., Haryanti, S. 2013. PENGARUH NAUNGAN


TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) DI BANDUNGAN, JAWA
TENGAH. Jurnal Biologi, Volume 2 No 3, Agustus 2013 Hal. 31-400

Budiarti. 2011. Pengantar Fisiologi Tumbuhan.Jakarta : Gramedia

Buntoro, 2012. Produksi campuran pupuk organik dan pupuk hayati mikoriza
(CMA) dari bahan gulma air dan kotoran ayam menuju infrastrukturhijau.
Prosiding Semnas Greentec 3. UIN Malang.

Delayota. 2011. Fisiologi Tumbuhan. DSC Biologi. Jakarta. Maryani, A. T. 2012.


Pengaruh Volume Pemberian Air Terhadap PertumbuhanBibit Kelapa Sawit
di Pembibitan Utama. Fakultas Pertanian UniversitasJambi Mendalo Darat.
Jambi.

Haryanti, S. 2010. Jumlah dan Distribusi Stomata pada Daun Beberapa Spesies
Tanaman Dikotil dan Monokotil. Jurnal Buletin Anatomi dan Fisiologi .
Vol. XVIII, No. 2

Hopkins, William G. dan Norman P. A. Hüner. 2011. Introduction to Plant


Physiology: Fourth Edition. Hoboken. JohnWiley & Sons, Inc.

Lakitan, B. 2013. Dasar - dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada:
Jakarta. 205 hal.

Nugroho, et al., 2020. Analisis Kandungan Asam Askorbat Pada Tanaman


Kangkung (Ipomoea reptana P.), Bayam (Amaranthus spinosus), dan
Ketimun (Cucumis sativus L.). Jurnal Tambora, Vol.4(1).

Nurkhasanah, N., K.P. Wicaksono dan E. Widaryanto, 2013.Studi Pemberian Air


dan Tingkat Naungan Terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Cabe Jamu
(Piper retrofractum Vahl.). Jurnal Produksi Tanaman. Vol.1(4):325-332.

Papuangan, N., Nurhasanah, M. Djurumudi, 2014. Jumlah dan distribusi stomata


pada tanaman penghijauan di kota Ternate. Jumlah dan Distribusi Stomata
pada Tanaman Penghijauan, 3(1): 287-292.

Prijono, S. dan M.T.S. Laksmana, 2016. Studi Laju Transpirasi Peltophorum


dassyrachis dan Gliricidia sepium pada Sistem Budidaya Tanaman Pagar
serta Pengaruhnya Terhadap Konduktivitas Hidrolik Tidak Jenuh. Jurnal
Pembangunan dan Alam Lestari. Vol.7(1): 15-24.

Ratnawati, E. 2012. Transpirasi pada Tumbuhan. Fisiologi Tumbuhan Jilid Bandung:


Institut Teknologi Bandung. 241 hlm
10

Setiawan, A.B., Budi, S.W., Wibowo, C. 2015. HUBUNGAN KEMAMPUAN


TRANSPIRASI DENGAN DIMENSI TUMBUH BIBIT TANAMAN
Acacia decurrens TERKOLONISASI Glomus etunicatum DAN Gigaspora
margarita. Jurnal Silvikultur Tropika Vol. 06 No. 2, Agustus 2015, Hal 107-113

Sugeng P.M Dan Teguh S.L. 2016. Studi Laju Transpirasi Peltophorum Dassyrachis
Dan Gliricidia Sepium Pada Sistem Budidaya Tanaman Pagar Serta
Pengaruhnya Terhadap Konduktivitas Hidrolik Tidak Jenuh. J-Pal. 7 (1).

Sugiarto, A., Marisa, H., Sarno. 2018. Pemanasan Global Di Sumatera Selatan Dan
Peningkatan Suhu Udara yang Terjadi. Pemodelan Pengaruhnya Terhadap
Transpirasi. Jurusan Biologi. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Alam. Universitas Sriwijaya.

Sulistyowati, U. 2010. Biologi. Pt. Temprina Media Grafika: Nganjuk

Wiraatmaja. 2017. Bahan Ajar Suhu, Energi Matahari, Dan Air Dalam Hubungan
Dengan Tanaman. Universitas Udayana. Bali.
11

LAMPIRAN
12

Anda mungkin juga menyukai