PAPER
OLEH:
DHIMAS SATRIA WIBOWO
200301072
AGRITEKNOLOGI-2
PAPER
OLEH:
DHIMAS SATRIA WIBOWO
200301072
AGROTEKNOLOGI-2
Paper Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Komponen Penilaian di
Laboratorium Budidaya Tanaman Pangan A Program Studi Agroteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab
(Ir.Meiriani, MP)
NIP: 196505181992032001
Disetujui oleh
Asisten Koordinator
( Sholahuddin Al Hasnan)
NIM: 170301157
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan paper ini tepat pada
waktunya.
Ir. Revandi I.M Danamanik, M.Si, M.Sc, P.Hd; Dr. Khairunnisa, S.P, M.P;
Hafnes Wahyuni, S.P, M.P; Rahmatika Aifi, S.P, M.P serta abang dan kakak asisten
Saya menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran membangun sangat diperlukan dalam memperbaiki
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang…………………………………………………………….1
Tujuan Penulisan…………………………………………………………..3
Kegunaan Penulisan……………………………………………………….3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman…………………………………………………………...4
Syarat Tumbuh…………………………………………………………….5
Kultur Meristem…………………………………………………………...5
Iklim……………………………………………………………….6
Tanah………………………………………………………………6
KESIMPULAN
Kesimpulan………………………………………………………………17
Saran……………………………………………………………………...17
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...18
LAMPIRAN……………………………………………………………………..20
ii
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Asia Tenggara. Tanaman lengkeng berasal dari dataran Cina, namun beberapa ahli
menyatakan bahwa tanaman ini berasal dari wilayah india. Tanaman lengkeng
selain rasanya yang enak, juga terkenal sejak dahulu sebagai tanaman obat. Ekstrak
jenis kelengkeng lokal yang saat ini dibudidayakan yaitu kelengkeng lokal varietas
batu, kelengkeng lokal varietas selarong dan kelengkeng lokal varietas mutiara.
Lengkeng yang dibudidayakan di Indonesia ada dua macam yaitu lengkeng lokal
dan lengkeng introduksi. Lengkeng lokal ada beberapa kultivar diantaranya adalah
dilakukan hanya dengan 3 negara, yaitu dari Thailand sebanyak 29.000 ton
kelengkeng dengan nilai US$ 33.700.000, dari negara Vietnam sebanyak 171 ton
dengan nilai US$ 201.700, dan dari China sebanyak 27,5 ton dengan nilai US$
2
30.287 sejak Januari-Juni 2012 (El Hida, 2012). Sepanjang tahun 2013, kelengkeng
impor telah masuk sekitar 120.000 ton dengan nilai US$ 138.500.000 (El Hida,
2013). Lonjakan impor kelengkeng sebesar 91.000 ton dalam kurun waktu satu
tahun (2012- 2013) mengindikasikan adanya permintaan pasar yang sangat besar
Tiga pangsa pasar buah sejak lama sampai sekarang masih tetap terbuka,
yaitu pasar internasional (Eropa, Amerika), regional (Asia dan Australia) dan dalam
negeri. Artinya, pasar dan konsumen buah di kawasan regional dan bahkan dalam
negeri pun dapat dibudidayakan untuk pasokan buah dalam negeri. Dengan jumlah
penduduk mendekati 230 juta jiwa, dan dengan dasar kebutuhan konsumsi buah
buahan sekitar 81.250 juta kg/ tahun Padahal secara total produksi buah-buah
pertahun hanya sekitar 8000 juta kg. Artinya produksi buah untuk konsumsi dalam
ditanam di dataran tinggi wilayah tropika. Seperti halnya tanaman perkebunan lain,
tanaman lengkeng rentan terkena penyakit patogen. Salah satu penyakit yang umum
terjadi pada budidaya tanaman lengkeng adalah penyakit akar putih dan akar hitam.
menyebabkan tanaman menjadi layu dan busuk akibat tidak mampunya akar dalam
menyerap unsur hara di dalam tanah. Dalam mendiagnosa penyakit ini, Salah satu
metode yang dapat digunakan untuk menentukan gejala dan solusi dalam system
pakar adalah Forward chaining. Namun metode ini hanya untuk mendiagnosa
diperlukan metode yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu cara
yang dapat ditempuh untuk mengatasi masalah tersebut ialah kultur meristem.
dengan tanaman yang menjadi dasar kultur. Kultur meristem dapat meningkatkan
dengan asumsi bahwa virus tidak dapat menginvasi jaringan meristematik pada
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan paper ini ialah untuk mengetahui pengaruh
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan dari paper ini adalah sebagai salah satu syarat
Sumatera Utara, Medan dan sebagai sumber informasi bagi pihak yang
membutuhkan.
4
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
buah yang bewarna hijau ketika masih muda dan akan berubah menjadi coklat saat
sudah matang. Benih kelengkeng berbentuk bulat mengkilap dan berwarna hitam,
Daun lengkeng merupakan daun majemuk dengan 3-6 pasang helai daun.
Bentuk daun bulat memanjang, ujungnya agak runcing, tepi daun rata, daun tidak
Bunga lengkeng terdapat pada bagian ujung atau terminal. Bunga berbentuk malai
Buah lengkeng berbentuk kerucut, ada pula yang bulat, diameter buah mencapai 1-
13 cm, berat buah lengkeng mencapai 6-19 gram, berwarna kekuningan pada saat
muda dan coklat muda pada saat buah matang. Kulit buah tipis, permukaan kulit
luar buahnya ada yang kasar atau halus. Buah lengkeng memiliki satu biji yang
berbentuk bulat, mengkilap dan berwarna coklat tua sampai hitam. (Aini, 2013)
5
Syarat Tumbuh
syarat utama keberhasilan usaha tani. Suhu ideal yang dikehendaki tanaman
Kelengkeng bagi pertumbuhannya yaitu antara 20 sampai 330C pada siang hari dan
15 sampai 220C pada malam hari. Mubin usman (2004) menyatakan bahwa
tanaman Kelengkeng dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada dataran
adalah antara 65 sampai 90% dengan curah hujan berkisar antara 2500 sampai 4000
produksi pertanian. Jenis tanah yang cocok bagi tanaman Kelengkeng yaitu
lempung dan berpasir serta mengandung zat organik. Derajat keasaman (PH) 7
tanah yang diperlukan tanaman Kelengkeng antara 5,5 - 6,5 serta memiliki aerasi
Kultur Meristem
apikal sebagai eksplannya. Teknik kultur meristem adalah teknik yang bertujuan
untuk mendapakan anakan dengan jumlah besar dan dalam waktu singkat. Teknik
ini juga dikatakan dapat menghasilkan anakan yang bebas terhadap virus patogen
Iklim
dapat hidup dengan baik di wilayah tropis Asia Tenggara. (Theresia, 2007)
permukaan laut. Selama ini diketahui lengkeng hanya dapat hidup dan be rbuah di
daerah dataran tinggi. Hal ini berkaitan dengan kondisi suhu bagi pertumbuhannya,
yaitu 20 – 330C pada siang hari dan 15 – 220C pada malam hari. Pada kisaran suhu
tersebut tanaman lengkeng bisa berbunga dan berbuah. Sebaliknya, jika suhu pada
demikian, lengkeng dapat beradaptasi dan hidup pada kondisi suhu yang ekstrim
sangat dingin, yaitu kurang dari 00C atau pada suhu tinggi hingga 350C (Usman,
2004)
Kelembaban udara ideal bagi lengkeng adalah 65 - 90% dan curah hujan
2.000 – 2.500 mm/tahun pada iklim basah, 2.500 - 3.500 mm/tahun pada iklim
sangat basah dan pada musim kering curah hujan kurang dari 2000 mm/tahun.
Bunga tanaman lengkeng sangat sensitif terhadap curah hujan. Curah hujan terlalu
Tanah
halus dengan ph 5,5-6,5. Tanah bertekstur halus biasanya merupakan tanah yang
terdiri dari debu dan lempung atau tanah yang tidak berpasir, misalnya tanah
kapur. Tanah lempung memiliki ciri berwarna kelabu hingga kecoklatan dan
7
bertekstur liat. Jenis tanah lainnya adalah tanah andosol yang umumnya terdapat
pada dataran tinggi. Tanah andosol memiliki ketebalan solum mulai dari 1-2,25m.
Berwarna hitam kelabu atau cokelat tua. Sejatinya tanaman lengkeng tidak
memerlukan jenis tanah yang spesifik untuk tumbuh, terutama jenis lengkeng
unggul. Lengkeng akan tumbuh dengan baik apabila ditanam diatas tanah dengan
cukup bervariasi. Lengkeng merupakan salah satu buah yang difavoritkan oleh
dilakukan dalam upaya perakitan karakter unggul unggul tanaman lengkeng. Upaya
pelestarian plasma nutfah ditujukan untuk menjaga karakter unggul tersebut agar
tidak hilang demi menghasilkan karakter unggul baru seperti produktivitas tinggi
ataupun ketahanan terhadap hama penyakit. Hasil eksplorasi tim Plasma Nutfah
dan Jawa Timur (plus satu aksesi dari Yogyakarta), namun yang dapat
Indonesia memiliki ciri kulit yang tipis, rasa daging yang manis, daging yang
sedikit lengket. Ukuran bijinya bervariasi dimulai dengan varietas paling basis
memiliki ukuran biji yang relatif besar. beberapa jenis kelengkeng lokal yang saat
ini dibudidayakan yaitu kelengkeng lokal varietas batu, kelengkeng lokal varietas
Indonesia ada dua macam yaitu lengkeng lokal dan lengkeng introduksi. Lengkeng
lokal ada beberapa kultivar diantaranya adalah lengkeng batu dan lengkeng kopyor.
produktivitas tinggi, ketahanan terhadap hama penyakit, memiliki berat bersih yang
tinggi, nilai gizi yang baik, serta sifat-sifat lain seperti rasa yang enak dan manis
atau karakter lain seperti buah tanpa biji. Kemampuan adaptasi yang baik juga
merupakan salah satu karakter tanaman unggul. Tanaman yang dapat ditanam di
berbagai tingkat ketinggian dan ketahanan terhadap berbagai macam kondisi iklim
pertanian No. 37 Tahun 2006, Varietas unggul adalah varietas yang telah dilepas
oleh pemerintah yang mempunyai kelebihan dalam potensi hasil dan/atau calon
buah yang tebal, dan biji yang kecil. Kesemua karakter ini merupakan karakter yang
merupakan lengkeng introduksi. Salah satu dari varietas lengkeng unggul hasil
lengngkeng dengan ciri rasa yang manis, kulit yang putih dan tipis, daging buah
tebal, dan berbiji kecil. Lengkeng matalada merupakan lengkeng yang cepat
berbuah. Hanya dalam kurun waktu satu tahun setelah pembibitan, lengkeng sudah
10
dapat berbuah, hal ini memberikan informasi bahwa produktivitas tanaman tinggi
dengan waktu panen yang relatif singkat. Varietas lengkeng matalada juga
dapat beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan, tanah, dan iklim, bahkan
dapat ditemukan beberapa kultivar yang dapat berbuah meski ditanam di dalam
tanaman lengkeng yang terkenal tahan terhadap beberapa penyakit tertentu seperti
varietas lengkeng pingpong, diamon river, dan itoh. Ketiga kultivar lengkeng ini
karakteristik berupa perawatan yang tidak rumit, kemampuan adaptasi yang tinggi,
berbuah genjah, dan produktivitas tinggi dimana dalam setahun dapat berbuah tiga
kali. Lengkeng pingpong dapat berbuah pertama kali mulai dari 8-12 bulan pasca
panen cangkokan, sedangkan lewat biji dapat berbuah pertama kali pada umur 2
tanaman dengan sifat yang mirip dengan induknya dalam jumlah banyak dan dalam
waktu singkat. Bagian tumbuhan yang digunakan dalam teknik perbanyakan ini
jaringan meristem apikal adalah jaringan yang masih aktif membelah dan masih
muda. Semakin tua organ tanaman eksplan, maka proses pembelahan dan
11
regenerasi sel cenderung menurun, oleh karena itu jaringan yang masih muda lebih
daripada jaringan yang berkayu atau yang sudah tua. (Rasullah, 2013)
sering digunakan dalam pertanian besar atau industri. Hal ini dikarenakan selain
perbanyakan yang memiliki karakter yang serupa dengan induk dan terjamin bebas
dapat sukses tanpa kesalahan, berikut adalah prosedur dalam kultur meristem
dalam larutan natium hipoklofit 7% atau dalam larutan pemutih 50% selama
atau tween 80 (0,01%). Setelah itu dicuci 5 - 6 kali dengan air aquades steril
daun bagian luar dengan pisau steril sampai puncak meristem terlihat.
Inokulasi Eksplan
Proses inokulasi dilakukan di laminar air flow dengan kondisi aseptik. Alat-
alat inokulasi ditata didalam laminar air flow. Setiap alat tersebut dicelupkan
ke dalam alkohol 95% dan dilewatkan di atas nyala api bunsen selama 1-2
perbanyakan klon tumbuhan yang sama dengan induknya serta dalam kondisi yang
bebas virus. Perbanyakan lewat kultur meristem ini dilakukan karena meristem
merupakan jaringan yang tidak dapat ditembus oleh patogen baik virus maupun
untuk menginvasi ujung meristem pada spesies tertentu, dan pengeliminasian virus
pada meristem saat kultur jaringan. Kegagalan virus untuk menginvasi meristem
dikaitkan dengan tingginya kandungan auksin dari sel – sel meristematik yang aktif
normal dan viral atau pada ketidakhadiran jaringan vaskuler dan plasmodesmata
yang menghubungkan sel – sel meristematik Hal terakhir mungkin terjadi pada
luteovirus dan sebagian besar closterovirus yang terperankgap pada sel - sel floem
namun tidak ada hipotesis yang dapat menjelaskan dengan baik. Berbagai faktor
13
mungkin mempengaruhi hubungan sel inang – virus, sehingga saat ini hanya dapat
dapat menimbulkan lingkungan yang kurang cocok untuk replikasi virus. (Astarini,
2016)
yang bebas patogen adalah tunas meristem apikal. Dalam melakukan teknik kultur
meristem, ukuran dapat menjadi penentuan mau diarahkan kemana kultur meristem
tersebut. Jika ingin menghasilkan tanaman dengan sifat bebas penyakit dapat
yang banyak dalam waktu singkat dapat digunakan 5mm saja. Namun umum
digunakan adalah 10mm agar dapat menghasilkan tanaman bebas patogen yang
keadaan yang lebih besar dari 5mm, virus patogen tidak dapat menginvasi akibat
tentu saja jaringan meristem yang lebih panjang sehingga memerlukan waktu jauh
lebih lama untuk menginvasi meristem. Penggunaan 5mm panjang meristem untuk
akan jauh lebih cepat semakin pendek meristemnya, menyebabkan proses kultur
Tanaman lengkeng merupakan tanaman yang dapat ditanam dengan baik pada
biji memiliki waktu berbuah pertama cukup lama yaitu pada umur 2 tahun.
Penggunaan cangkok dan stek dapat mengurangi 50% waktu berbuah pertama
tanaman lengkeng, namun tanaman hasil cangkok dan stek tidak dapat bertahan
lama, yaitu hanya 5 tahun dan akhirnya mati. Tanaman yang dibiakkan secara
generatif alami juga tidak lepas dari ancaman patogen dimana patogen tersebut akan
dapat menyerang tanaman yang sehat secara generatif. Musuh alami tanaman
lengkeng adalah penyakit busuk akar, akar putih, dan virus mosaik yang umum
menghasilkan tanaman dengan produksi tinggi. Belakangan ini industri buah kaleng
besar. Makanan kalengan pada masyarakat asli sentra penghasil lengkeng memang
pada komoditas yang mudah busuk sepert buah. Oleh karena itu teknik kultur
Kultur meristem juga menghasilkan tanaman yang bebas patogen. Hal ini
adalah berita baik bagi petani karena dapat mengurangi perawatan dalam menjaga
terhadap patogen akan semakin terlihat dalam jangka panjang. Bagi masyarakat
yang ingin menjadikan tanaman lengkeng sebagai tanaman hias atau kosnumsi
pribadi juga sangat menguntungkan, terutama bagi individu yang hobi berkebun
namun memiliki jam kerja yang sempit terhadap kebunnya, ketahanan terhadap
15
penyakit ini dapat mengurangi kekhawatiran dalam perawatan tanaman yang rentan
penyakit.
Untuk saat ini tanaman lengkeng unggul yang umum ditanam di indonesia
kelengkeng yang berasal dari Indonesia. Kelengkeng batu dan kelengkeng kopyor
adalah lengkeng asli dari Indonesia yang umum ditanam oleh petani lengkeng.
Lengkeng jenis ini memiliki keunikan yaitu rasanya yang sangat manis, dan baunya
yang harum, serta kulitnya tipis seperti kertas. Apabila teknik kultur meristem dapat
komoditas kita akan dapat bersaing dengan varietas lengkeng unggul lain hasil
introduksi seperti lengkeng matalada, dan lengkeng new kristal asli Thailand, dan
sangat diperlukan untuk menjaga plasma nutfah tanaman yang bersangkutan. Benih
merupakan hasil produksi generatif pada tanaman. Keberadaan benih penting untuk
menjadi bukti keberadaan tanaman. Ketersediaan benih juga diperlukan bagi para
mendapatkan varietas tanaman unggul baru lewat cara konvensional, terutama bagi
mendapatkan benih varietas unggul yang tahan penyakit secara massal. Masyarakat
yang tidak bisa mendapatkan akses terhadap tanaman kultur meristem akan
16
menggunakan biji tahan patogen yang dihasilkan oleh produksi benih tanaman
Benih dari tanaman unggul hasil kultur meristem dapat digunakan oleh para
petani yang tidak mendapatkan akses laboratorium kultur industri. Produksi benih
pertanian lokal, dan menaikkan taraf hidup para petani lokal di indonesia.
Kesimpulan
1. Tanaman lengkeng adalah tanaman yang berasal dari wilayah cina yang
beriklim subtropika
patogen
sel meristematik.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Astarini, I. A. 2016. Mengontrol virus kentang melalui kultur meristem dan kultur
stek batang, thermotherapy dan chemotheraphy. Program Studi Biologi.
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Udayana.
Sitinjak, R. 2010. Pemanfaatan Meristem Dalam Kultur Jaringan. Akademia vol 14,
nomor 4. Tahun 2010
Theresia, P., Aris, M., Mursal. 2007. Pemacuan Pembungaan Tanaman Lengkeng
(Euphoria longana Lam.) untuk Produksi Buah di Luar Musim. Biosfera 24
(2). Hal 54-64.
Tseng, H., Wu, W., Huang, H., Wu, M. 2014. Antimicrobial Activities of Various
Fractions of Longan (Dimocarpus longan Lour. Fen Ke) Seed Extract.
International Journal of Food Science and Nutrition, Vol.65(5): 589-593.
LAMPIRAN
21
22
ACC OUTLINE