Anda di halaman 1dari 16

KEANEKARAGAMAN MIKROBA

PAPER

OLEH :
GEOVANY MANURUNG
170301197
AGROTEKNOLOGI IV A

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017
KEANEKARAGAMAN MIKROBA

PAPER

OLEH :
GEOVANY MANURUNG
170301197
AGROTEKNOLOGI IV A

Paper Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Komponen Penilaian
Di Laboratorium Mikrobiologi Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Diketahui Oleh: Diperiksa Oleh:


Asisten Koordinator Asisten Korektor

( Toni Arya Dharma) ( Ardina )


NIM : 130301115 NIM :130301074

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

rahmat dan hidayatnya penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat pada

waktunya

Adapun judul paper ini adalah adalah “Keanekaragaman Mikroba” yang

merupakan salah satu bentuk untuk melengkapi komponen penilaian dan

merupakan salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikum di Laboratorium

Mikrobiologi Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada dosen mata

kuliah mikrobiologi : Prof.Ir.T.Sabrina,M.Sc.,Ph.D;

Ir.MukhtarIskandar Pinem,M.Agr.Sc ; Dr.Lisnawita,S.P.,M.Si;

Irda Safni,S.P.,MCP.,Ph.D; Amelia Zulianti Siregar,S.Si.,M.Sc.,Ph.D; Meriani

Sembiring,S.P.,M.P ; Benny Hidayat,S.P.,M.P . Serta abang dan kakak asisten

laboratorium yang telah membantu penulisan paper ini.

Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna, oleh

kerena itu kritik dan saran yang membangun akan sangat dibutuhkan demi

kebaikan penulis mendatang, akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, November 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tujuan Penulisan

Kegunaan Penulisan

KEANEKARAGAMAN MIKROBA

Mikroba Aerob dan Anaerob

Mikroba Berguna Bagi Pertanian Dan Kesehatan

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat

kecil. Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk

melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat mengalami pertumbuhan,

menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme

memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme ini harus

mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada

interaksi yang tinggi dengan lingkungan memybebkan terjadinya konversi yzat

yang tinggi pula. Akan tetapi,karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat

untuk menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan demikian enzim

yang tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam bentuk persediaan. Enzim-

enzim tertentu yang diperlukan untuk pengolahan bahan makanan akan diproduksi

bila makanan tersebut sudah ada (Kusnadi dkk, 2003).

Untuk mengembangbiakkan mikroba diperlukan suatu substrat yang

disebut medium. Sedangkan medium itu sendiri sebelum digunakaan harus dalam

keadaan steril artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan

agar mikroba dapat tumbuh dan berkembangbiak dengan baik di dalam medium,

maka diperlukan syarat tertentu yang diantaranya bahwa didalam medium harus

terkandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan

perkembangan mikroba kemudian susunan makanannya, tekanan osmosis, derajar,

keasaman (pH), temperature, sterilisasi. ( Dutamardi, 2002).

Populasi mikroba di alam sangat besar dan kompleks. Alam sekitar kita

baik udara, tanah, air juga dihuni mikroba. Keanekaragaman populasi mikroba ini

meliputi mikroba yang memiliki perbedaan karakteristik maupun kegunaan.


Mikroba memiliki ukuran yang sangat kecil, tetapi memiliki pengaruh yang besar

terhadap kehidupan, baik yang menguntungkan maupun merugikan. Oleh karena

itu, mikroba adalah organisme yang gemar atau kerap dijadikan bahan penelitian

di berbagai bidang. Mikroba memiliki struktur gen yang sedikit dan pendek,

sehingga sangat mudah melakukan pembacaan dan pemetaan terhadap gen

mikroba. Hal itu pula pendukung tingginya minat para ilmuwan untuk menelitinya

lebih jauh lagi. Penelitian mengenai mikroba dalam berbagai habitat memerlukan

teknik untuk memisahkan populasi campuran atau biakan campuran yang rumit

ini menjadi spesies yang berbeda-beda sebagai biakan murni. (Saragih, 1990).

Menumbuhkan mikroba dan mengembangbiakan mikroba diperlukan

suatu subtrak yang disebut dengan media. Sedangkan media itu sendiri sebelum

dipergunakan harus steril. Artinya tidak ditumbuhi oleh mikrobia lain yang

diharapkan. Media mikrobia lain dipertumbuhkan. Mikroorganisme adalah suatu

bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan atau nutrisi yang diperlukan

mikroba untuk pertumbuhannya. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan

dengan isolasi mikroorganisme menjadi kultu murni dan juga memanipulasi

komposisi media pertumbuhannya (Antonita, 2010).

Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus

dilakukan adalah memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan

suatu medium atau bahan yang akan digunakan. Air sangat penting bagi

organisme bersel tunggal sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk

masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium sebaiknya menggunakan air

suling. Air sadah umumnya mengandung ion kalsium dan magnesium yang tinggi.

Pada medium yang mengandung pepton dan ektrak daging, air dengan kualitas air
sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium

fosfat (Hadioetomo, 1993).

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan paper ini yaitu untuk mengetahui tentang

keanekaragaman mikroorganisme dan kegunannya bagi pertanian dan kesehatan.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan dari penulisan paper ini adalah sebagai salah satu

komponen penilaian sekaligus sebagai salah satu syarat untuk mengikuti

praktikum di Laboratorium Mikrobiologi Program Studi Agroteknologi Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai sumber informasi bagi

pihak yang membutuhkannya.


KEANEKARAGAMAN MIKROBA

Sistematika mikroba merupakan ilmu yang mempelajari keanekaragaman

mikroba dan hubungan antara sesamanya, baik hubungan yang bersifat kemiripan

(fenetik) maupun yang bersifat kekerabatan (filogenetis). Cakupan kajian dalam

sistematika meliputi klasifikasi, tata nama, dan identifikasi. Klasifikasi merupakan

suatu alat atau cara untuk mengelompokkan organisme ke dalam suatu kelompok

(takson) berdasarkan hubungan kemiripan maupun kekerabatan. Identifikasi

adalah proses dan hasil penentuan benar tidaknya suatu strain yang diteliti

merupakan anggota takson yang sudah dikenal sebelumnya atau merupakan

proses dan hasil penentuan apakah suatu organisme yang belum dikenal

merupakan anggota kelompok yang sudah diketahui sebelumnya atau bukan.

Identifikasi merupakan aplikasi dari klasifikasi dan tatanama terhadap strain

sampel. Sedangkan tatanama adalah cara pemberian nama ilmiah kepada makhluk

hidup berdasarkan kode tatanama. Untuk dapat mengidentifikasi dan

mengkasifikasi suatu mikroorganisme, maka kita harus mempelajari karakteristik

mikroorganisme tersebut terlebih dahulu (Pelczar et al.1993).

Pertumbuhan bekteri pada umumnya ditandai dengan empat fase yang

khas, yakni periode awal yang tampaknya tanpa pertumbuhan (fase lamban atau

leg fase) diikutilah suatu periode pertumbuhan yang cepat(fase log), kemudian

datar(fase statis atau stasionary phase) dan akhirnya diikuti oleh suatu penurunan

populasi sel-sel hidup(fase kematian atau fase penurunan. Diantara setiap fase ini

ada suatu periode peralihan yang menunjukkan lamanya waktu sebelum semua sel

memasuki sebuah fase yang baru, yang dikenal dengan fase transisi atau transition

phase (Yudhabuntara, 2003).


Taksonomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang pengelompokkan

dan penyusunan organisme dalam satu golongan yang disebut taxa. Hal ini

dilakukan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu sebagai pembeda yang digunakan

dalam penggolongan organisme. Dalam taksonomi organisme terdiri dari tiga

bagian, yaitu nomenklatur, klasifikasi, dan identifikasi. Nemenklatur adalah

kegiatan pemberian nama, sedangkan identifikasi berarti penetapan organisme

menggunakan kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam klasifikasi. Klasifikasi

adalah tahap pengelompokkan suatu mikrobia berdasarkan sifat-sifat beda.

Sistematika mikroba memiliki cara khusus untuk memetakan keanekaragaman

spesies makhluk mikrobia dalam hal klasifikasi (Alcamo, 1984).

Taksonomi merupakan suatu langkah dalam pengelompokkan jasad hidup

di dalam suatu kelompok atau takson yang sesuai. Pada awalnya pengelompokkan

ini hanya dilakukan dalam lingkungan tumbuh-tumbuhan dan hewan, namun

ternyata bahwa untuk mikrobapun dapat digunakan. Dari segi mikrobiologi

sendiri, dunia mikroba terbagi menjadi dua kelompok besar, dimana pembagian

ini berdasarkan kepada ada tidaknya inti, baik yang sudah terdiferensiasi ataupun

yang belum, yaitu penyusunan urutan DNA telah menjadi prosedur rutin di

laboratorium dan perbandingan susunan DNA diantara beragam gen yang mada

dapat menggambarkan hubungan perbedaan susunan DNA diantara gen-gen yang

tersebar secara cepat, sehingga dapat digunakan untuk menentukan hubungan

kekerabatan masing-masing individu (Ramadaningrum, 2008).

Taksonomi numeric merupakan suatu kajian kekerabatan taxa dengan

mengaplikasikan nilai similaritas setiap karakter sehingga terdapat tingkatan

kategori berdasarkan indeks similaritas. Sistem taksonomi ini digunakan


sebanyak-banyaknya sifat (minimal 50 sifat) kemudian dicari indeks similaritas

(IS) dari mikroba yang akan dikelompokkan (disebut OTUs). Ada dua macam

Koefisien Asosisi yaitu Simple Matching Coefisient (SSM) dan Jaccard

Coeficient (SJ). Pada SSM semua sifat yang ada dilihat dan digunakan.

Sedangakan pada SJ tidak memperhatikan sifat yang sama-sama tidak dimiliki

(negative). Kemudian dari matriks IS tersebut, akan diperoleh dendogram. Metode

yang umum dalam pembuatan dendogram adalah sverage linkage clustering

(UPGMA : unwieghted pair-group method using arithmetic averages) yaitu suatu

metode pengklasteran akan menggabung ke klaster tertentu pada suatu nilai yang

dihitung tersendiri, yaitu rerata nilai-nilai IS (Anna, 2011).

Mikroba Aerob dan Anaerob

Mikroba aerob merupakan bakteri yang membutuhkan oksigen atau zat

asam untuk pertumbuhannya yang memerlukan zat asam dalam jumlah sedikit

disebut mikroaerofil dan jika tidak ada oksigen, bakteri akan mati. Bakteri aerob

menggunakan glukosa atau zat organik lainnya seperti etanol untuk di oksidasi

menjadi CO2, H2O, dan sejumlah energi. Contoh-contoh bakteri aerob adalah

Nitrobacter, Nitrosomonas, Methanimonas (pengoksidasi metan), Nitrosococcus,

Acetobacter, Hydrogemonas, Nocardiaasteroides (penyebab penyakit paru-paru),

Thiobacillus thiooxidans. Bakteri aerob mengandung sitokrom, sitokrom

oksidase, katalase dan peroksidase. Sitokrom dan sitokrom oksidase diperlukan

untuk oksidasi bakteri, sedangkan katalase dan peroksidase diperlukan untuk

menghancurkan H2O2 yang dibentuk sebagai hasil metabolisme bakteri dan

bersifat toksip terhadap bakteri menjadi H2O dan O2 (Nazarudin, S.B. 1997).
Bakteri aerob adalah bakteri yang membutuhkan oksigen untuk hidupnya.

Jika tidak ada oksigen, bakteri akan mati. Bakteri aerob menggunakan glukosa

atau zat organik lainnya seperti etanol untuk dioksidasi menjadi CO2, H2O, dan

sejumlah energi. Contoh-contoh bakteri aerob adalah Nitrobacter, Nitrosomonas,

Methanimonas (pengoksidasi metan), Nitrosococcus, Acetobacter,

Hydrogemonas, Nocardiaasteroides (penyebab penyakit paru-paru), Thiobacillus

thiooxidans (Novizan.2002).

Bakteri anaerob merupakan Bakteri yang tidak dapat tumbuh dalam

suasana O2 atau zat asam karena dalam suasana ini akan terbentuk H2O2 yang

bersifat toksik terhadap bakteri. Sebab lain menyatakan dalam suasana zat asam

potensi oksidasi-reduksi yang diperlukan kuman anaerob tidak akan menurun.

Bakteri anaerob dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu bakteri anaerob tidak

berspora atau bakteri anaerob fakultatif, dan bakteri anaerob berspora atau bakteri

anaerob obligat (Van den Ban and Hawkins, H.S. 1999)

Perbedaan utama antara mikroba aerob dan anaerob adalah kenyataan

bahwa bakteri aerobik membutuhkan oksigen untuk tetap hidup, sementara bakteri

anaerob tidak bergantung pada oksigen untuk proses metabolisme dan

kelangsungan hidup. Bakteri aerob dapat berkembang di habitat yang memiliki

oksigen berlimpah, anaerob dapat mati dalam dengan adanya oksigen. Jenis

bakteri memang memiliki keunggulan pertumbuhan area tubuh tidak terpapar

oksigen, dan mereka bisa menjadi patogen virulen. Perbedaan kapasitas untuk

memanfaatkan oksigen antara aerob dan anaerob penting dalam pengobatan

infeksi tubuh (Surono, I. 1999).


Agar dapat menghasilkan energi, bakteri perlu merombak makanannya

melalui proses respirasi secara aerobik atau secara anaerobik. Berdasarkan

kebutuhannya terhadap oksigen, bakteri dapat dibedakan menjadi tiga golongan,

yaitu bakteri aerob, bakteri anaerob fakultatif, dan bakteri anaerob obligat.

Klasifikasi bakteri dapat didasarkan tidak hanya pada apakah atau tidak mereka

membutuhkan oksigen, tetapi juga pada bagaimana mereka menggunakannya

(Sumardjo. 1999).

Mikroba Berguna bagi Pertanian Dan Kesehatan

Tanaman dapat menyerap unsur hara melalui akar atau melalui

daun.Sebagian besar unsur hara diserap dari dalam tanah, hanya sebagian kecil yaituunsur C

dan O diambil tanaman dari udara melalui stomata. Tanaman menyerapunsur hara

dari dalam tanah umumnya dalam bentuk ion. Unsur hara tersebut dapat tersedia di

sekitar akar tanaman melaluialiran massa, difusi dan intersepsi akar. Sistem perakaran

sangat penting dalam penyerapan unsur hara karenasistem perakaran yang baik akan

memperpendek jarak yang ditempuh unsur harauntuk mendekati akar tanaman. Bagi

tanaman yang sistem perakarannya kurangberkembang, peran akar dapat ditingkatkan dengan

adanya interaksi simbiosisdengan Jamur mikoriza (Douds and Millner, 1999).

Selain itu juga, mikroba tanah akan berkumpul di dekat perakaran tanaman

(rhizosfer) yang menghasilkan eksudat akar dan serpihantudung akar sebagai sumber makanan

mikroba tanah. Bila populasi mikroba disekitar rhizosfir didominasi oleh mikroba yang

menguntungkan tanaman, makatanaman akan memperoleh manfaat yang besar dengan

hadirnya mikroba tersebut.Tujuan tersebut dapat tercapai hanya apabila kita


menginokulasikan mikroba yangbermanfaat sebagai inokulan di sekitar perakaran

tanaman (Lugtenbergand Kravchenko 1999).

Sebagian besar penyebab kekurangan unsur hara didalam tanah adalahkarena jumlah

unsur hara (makro) sedikit atau dalam bentuk tidak tersedia yaitudiikat oleh mineral liat atau

ion-ion yang terlarut dalam tanah. Untuk meningkatkan kuantitas unsur hara makro

terutama N dapat dilakukan denganmeningkatkan peran mikroba penambat N simbiotik dan non

simbiotik.Ketersediaan P dapat ditingkatkan dengan menanfaatkan mikroba pelarut P,karena

masalah pertama P adalah sebagian besar P dalam tanah dalam bentuk tidak dapat

diambil tanaman atau dalam bentuk mineral anorganik yang sukarlarut seperti C.

.Jamur mikoriza dapat pula meningkatkan penyerapansebagian besar unsur hara makro

dan mikro terutama unsur hara immobil yaitu Pdan Cu (Sharma, 2002).

Di bidang medis, pemanfaatan mikrooganisme di masa lalu dibuktikan

antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin dengan cara

bioteknologi walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses

fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan

bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin

dapat dilakukan secara massal. Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat

pesat, terutama di negara negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan

ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa genetika, kultur

jaringan, rekombinan DNA, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain.

Bioteknologi adalah penggunaan terpadu dari disiplin biokimia, mikrobiologi, dan

ilmu keteknikan dengan bantuan mikroba, atau sel dan jarirang organisme dalam

penerapanya secara teknologis dan industri. Teknologi ini memungkinkan kita

untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang


belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS. Teknologi ini

merupakan bentuk terobosan baru untuk memanfaatkan mikroorganisme di bidang

kedokteran (Suryatini,R.,SM.Widyastuti danSumardi.2003).

Prroses fermentasi penisilin didahului oleh tahapan seleksi strain

Penicillium chrysogenum pada media agar dan perbanyakan. Penicillium

chrysogenum yang dihasilkan dapat mencapai konversi yield maksimum sebesar

13 – 29 %. Hasil tersebut difermentasi ke dalam fermentol pada suasana asam (pH

5,5). Selama proses fermentasi berlangsung dilakukan pengadukan, sementara

udara steril dikeluarkan kedalam fermentol. Temperatur operasi dijaga konstan

selama fermentasi penisilin berlangsung dengan cara mensirkulasikan air

pendingin. Kapang aerobik dibiarkan tumbuh selama 5 – 6 hari saat gas CO2

mulai terbentuk. Ketika penisilin ini dihasilkan jumlahnya telah maksimum, maka

cairan hasil fermentasi tersebut didinginkan hingga 28oF (2oC), dan dimasukkan

kedalam rotari vacum filter untuk memisahkan miselia dan penisilin. Miselia akan

dibuang, sehingga diperoleh filtrat berupa cairan jernih yang mengandung

penisilin. Tahap ekstraksi dan Kristalisasi dilakukan untuk mendapatkan penisilin

yang siap dikonsumsi. Jamur Penicillium notatum dan Penicillium crysogenum

mengeluarkan zat penisilin yang dapat mematikan bakteri yang hidup

disekitarnya. Karena kemampuannya zat penisilin dibuat sebagai antibiotik

( Riswahyudi dan Syahrudin. 2011).


KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari penulisan paper ini adalah :

1. Sistematika mikroba merupakan ilmu yang mempelajari

keanekaragaman mikroba dan hubungan antara sesamanya, baik

hubungan yang bersifat kemiripan (fenetik) maupun yang bersifat

kekerabatan (filogenetis).

2. Pertumbuhan bekteri pada umumnya ditandai dengan empat fase yang

khas, yakni periode awal yang tampaknya tanpa pertumbuhan (fase

lamban atau leg fase) diikutilah suatu periode pertumbuhan yang

cepat(fase log), kemudian datar(fase statis atau stasionary phase) dan

akhirnya diikuti oleh suatu penurunan populasi sel-sel hidup(fase

kematian atau fase penurunan.

3. . Klasifikasi adalah tahap pengelompokkan suatu mikrobia berdasarkan

sifat-sifat beda. Sistematika mikroba memiliki cara khusus untuk

memetakan keanekaragaman spesies makhluk mikrobia dalam hal

klasifikasi.

4. Mikroba aerob merupakan bakteri yang membutuhkan oksigen atau zat

asam untuk pertumbuhannya.

5. Perbedaan utama antara mikroba aerob dan anaerob adalah kenyataan

bahwa bakteri aerobik membutuhkan oksigen untuk tetap hidup,

sementara bakteri anaerob tidak bergantung pada oksigen untuk proses

metabolisme dan kelangsungan hidup.

6. Agar dapat menghasilkan energi, bakteri perlu merombak makanannya

melalui proses respirasi secara aerobik atau secara anaerobic.


DAFTAR PUSTAKA

Alcamo, 1984. Media-Media Perkembangbiakan Mikroba. UGM Press.


Yogyakarta.
Anna, 2011.Pembuatan Media Mikroorganisme Dan Macam-Macam
Media.Grafindo.Semarang.
Antonita, 2010. Pembuatan Media. Karya Budi. Jakarta.
Douds and Millner, 1999. Biodiversity Of Arbuscular Mycorrhizal FungiIn
Agroecosystems. Agriculture, Ecosystems and Environment.
Vol 74. Hal 77-93
Dutamardi, 2002. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT Gramedia,
Jakarta.
Hadioetomo, 1993.Mikrobiologi Dasar. UGM Press. Yogyakarta.
Kusnadi dkk, 2003. Mikrobiologi.Erlangga. Jakarta.
Lugtenbergand Kravchenko 1999. Tomato Seed And Root Exudate
Sugars:Composition, Utilization By Pseudomonas Biocontrol Strains And
Role InRhizosphere Colonization. Enviromental Microbiology.
Vol 1 (5). Hal 439-446
Nazarudin, S.B. 1997. Jamur penjerat nematoda dan pemanfaatannya sebagai
agensiapengendali hayati nematoda parasit tumbuhan. Prosiding Kongres
Nasional XIVdan Seminar Ilmiah PFI. Palembang. 202-208
Novizan. 2002. Membuat dan Memanfaatkan Pestisida Ramah Lingkungan. .Agromedia Pustaka,
Jakarta.
Pelczar et al.1993. Syarat Tumbuh Mikroba. PT Trisuwiria. Jakarta.
Ramadaningrum, 2008. Mikrobiologi Dasar. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Riswahyudi, dan Syahrudin. 2011. Mikrobiologi. PT Grafindo. Jakarta.
Saragih, 1990.Mikrobiologi Umum. Erlangga. Jakarta.
Sharma, 2002. Organic farming. Central Arid Zone Research institute
Jodhpur.Agrobios. India
Sumardjo. 1999. Transformasi Model Penyuluhan Pertanian Menuju
PengembanganKemandirian Petani. Disertasi. Program Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor,Bogor.
Surono, I. 1999. Fair Trade: Pemasaran Alternatif yang Menguntungkan Produsen
danKonsumen. Wacana, edisi 17 Mei-Juni 1999. Jakarta.
Suryatini,R.,SM.Widyastuti danSumardi.2003.Pengaruh waktu
inokulasiT.reeseiterhadap patogenitas R. solaniipada semai tusam
(Finns merkusiiJuhn. Etde vries). Prosiding Kongres Nasional dan
seminar Ilmiah PerhimpunanFitopatologi Indonesia.Bandung.
Van den Ban and Hawkins, H.S. 1999. Penyuluhan Pertanian: Terjemahan Agricultural
Extension oleh Agnes Dwina Herdiasti. Kanisius, Yogyakarta
Yudhabuntara, 2003. Mikrobiologi. UMM Pres. Malang.

Anda mungkin juga menyukai