Anda di halaman 1dari 13

Ridhayani Yunus, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol.

3 (2017) : S221-S233 S221

PENGARUH PERSENTASE DAN LAMA PERENDAMAN DALAM LARUTAN KAPUR


SIRIH Ca(OH)2TERHADAP KUALITAS KERIPIK PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN
VACUUM FRYING
The Effect Of Percentage And Long Of Submersion In Whiting Solution Ca(OH)2
Towards The Quality Of Papaya Chips (Carica papaya L.) With The Vacuum Frying
Ridhayani Yunus 1), Husain Syam 2), Jamaluddin 3).
1)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian FT UNM,
2) dan 3)Dosen FT UNM

ridhayaniyunus@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persentase dan lama
perendamaan larutan kapur sirih Ca(OH)2 terhadap kadar air, organoleptik, tekstur, warna.
Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua
faktor yaitu faktor persentase larutan kapur sirih (persentase 0,05%,0,10%, dan 0,15%)
dan faktor lama perendaman (10 menit dan 15 menit) dengan 3 kali ulangan, hasil
penelitian diolah dengan menggunakan teknik analisis sidik ragam ANOVA dengan uji
lanjut DMRT (Duncan Multiple Rate). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase
larutan kapur sirih yang bervariasi berpengaruh terhadap kadar air, warna, aroma,tekstur,
rasa, kekerasan, kerenyahan dan perubahan warna ΔE*. Lama perendaman yang
bervariasi berpengaruh terhadap kadarair, warna, tekstur, rasa, kekerasan, kerenyahan
dan perubahan warna ΔE*, dan tidak berpengaruh pada warna, aroma, tekstur, rasa dan
kekerasan. Berdasarkan hasilproduk uji kimia, uji organoleptik, uji tekstur dan uji warna
diperoleh produk terbaik yaitu dengan persentase larutan kapursirih 0,15% dengan lama
perendaman 15 menit.
Kata Kunci : Pepaya, Larutan Kapur Sirih, Lama Perendaman, Kualitas Keripik,
Vacuum Frying
ABSTRACT
This research aims to know the effect of percentage dan long of submersion of
solution of whiting Ca(OH)2 towards water level, organoleptic, texture, and colour. This
research method using Completely Randomized Design (RAL) factorial with the two
factors those are factor of percentage of whiting solution (percentage 0,05%,0,10%, and
0,15%) and factor of long of submersion (10 minutes adn 15 minutes) by 3 repetitive . The
research result was processed by using ANOVA variety analysis techniques with DMRT
(Duncan Multiple Rate) advanced test. The research result indicated that percentage the
solution of whiting of that varied had affect on water content,colour, aroma, texture, taste,
hardness , crispness and ΔE * colour alteration. the long of submersion had effect on
water content, colour, aroma, texture, taste, hardness, crispness and ΔE * colour
alteration. The interaction between percentage of whiting solution and long submersion
only influence towards water content, crispness, and ΔE * colour alteration. And no effect
on colour, aroma, texture, taste and hardness. Based on the chemical result test,
organoleptic test, texture test, and colour test were obtained that the best product with
0.15% whiting solution percentage with 15 minutes the long of submersion
Keywords: Papaya, Whiting Solution, Long of Submersion, Chips Quality, Vacuum
Frying.
Ridhayani Yunus, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) : S221-S233 S222

PENDAHULUAN Perendaman dalam larutan kapur


sirih jenuh bertujuan untuk memperkuat
Pepaya merupakan tanaman buah
jaringan buah (memperkeras) akibat dari
berupa herba dan famili Caricaceae yang
reaksi antara kalsium dengan pektin. Zat
berasal dari Amerika Tengah dan Hindia
pektin ini terdapat dalam lamela tengah
Barat bahkan kawasan sekiar Meksiko
dinding sel jaringan tanaman dimana
dan Coasta Rica. Tanaman pepaya
selama proses pematangan protopektin
banyak ditanam orang baik di darah
(bersifat tidak larut) terkonversi menjadi
tropis maupun subtropis di daerah-
pektin (bersifat terlarut) (Wijono,1993).
daerah basah dan kering, atau di
Proses penggorengan adalah
daerah-daerah dataran dan pegunungan
proses untuk memasak bahan pangan
(sampai 1000 m dpl) (Prihatman, 2000
menggunakan lemak atau minyak dalam
dalam Situmorang. T.E, 2010).
ketel penggorengan (Ketaren, 1986
Pembuatan keripik dapat
dalam Mailangkay dan Desy., (2002)).
dilakukan dengan dua cara yaitu
Penggorengan ditujukan untuk
mengiris bahan utama secara langsung
meningkatkan karakteristik warna,
atau terlebih dahulu membuat adonan
flavour dan aroma yang merupakan
yang sering disebut keripik simulasi yang
kombinasi dari reaksi maillard dan
bertujuan untuk mendapatkan ukuran
komponen volatil yang diserap dari
produk yang seragam bahkan lebih
minyak. Pada saat makanan diletakkan
besar daripada bentuk aslinya (Siahaan,
dalam minyak panas, suhu permukaan
1988)
makanan akan meningkat cepat menuju
Kualitas keripik juga ditentukan
tingkat panas minyak, sedangkan suhu
kualitas minyak goreng yang digunakan,
bagian dalam makanan meningkat
jumlah ulangan pemakaian minyak
perlahan sampai tingkat 1000C (Fellows,
goreng, perlakuan sebelum
1990 dalam Mailangkay dan Desy.,
penggorengan, cara penggorengan dan
(2002)).
pengemasan (Sulistywowati, 2004).
Mesin penggoreng hampa
Larutan kapur sirih digunakan
(Vacuum Frying) adalah mesin produksi
untuk menguatkan jaringan irisan buah.
untuk menggoreng berbagai macam
Larutan ini mengandung ion Ca+2 yang
buah dan sayuran dengan cara
diperoleh dengan melarutkan CaCO3
penggorengan hampa. Penggorengan
(kapur sirih). Larutan kapur sirih
vacuum merupakan cara pengolahan
(Ca(OH2) dapat bereaksi dengan zat
yang tepat untuk menghasilkan kripik
pectin, sehingga membentuk kalsium
buah dengan mutu tinggi. Cara
pektat. Kandungan zat pektin dalam
menggoreng dengan menggunakan
buah mempengaruhi kekerasan (tekstur)
penggoreng vacuum (hampa udara),
buah tersebut. Selama proses
akan menghasilkan kripik dengan warna
pematangan buah, zat pektin
dan aroma buah asli serta rasa lebih
terhidrolisasi menjadi komponen-
renyah dan nilai gizi tidak banyak
komponen yang larut air sehingga total
berubah. Kerenyahan tersebut diperoleh
zat pektin menurun kadarnya dan
karena proses penurunan kadar air.
komponen yang larut dalam air akan
Menurut Affil (2011) dalam Rahmawati
meningkat jumlahnya yang
(2012).
mengakibatkan buah menjadi lunak
Sesuai dengan pokok-pokok
(Dewi,2004).
pikiran tentang pengolahan pepaya
Ridhayani Yunus, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) : S221-S233 S223

sebagai produk olahan pangan, maka Alur proses pembuatan kripik


perlu dilakukan penelitian tentang pepaya yaitu; Buah yang telah dipetik
pemanfaatan pepaya yang dalam langsung dari pohonnya dilakukan
penelitian ini diolah menjadi keripik. pemeraman selama 2 hari untuk
mendapatkan buah pepaya yang
TUJUAN PENELITIAN
matang. Buah yang telah diperam
Penelitian ini bertujuan untuk dilakukan sortasi untuk memilih buah
mengetahui pengaruh persentase dan matang dengan warna hijau kekuning-
lama perendaman dalam kapur sirih kuningan.mengupas kulit buah pepaya
Ca(OH)2 terhadap kualitas keripik menggunakan pisau sekaligus
pepaya (Carica papaya L.) dengan menghilangkan biji buah pepaya.
vacuum frying. Pengirisan buah dengan menggunakan
METODE PENELITIAN pisau dapur atau slicer diatas alas
(talenan), daging buah pepaya diiris
Jenis penelitian ini adalah dengan ketebalan 3 mm. Daging buah
penelitian eksperimen (experiment papaya dicuci bersih, kemudian
research). Desain penelitian ini dilakukan penirisan untuk
menggunakan model Rancangan Acak menghilangkan kotoran-kotoran yang
Lengkap (Randomized Completed masih melekat. Kemudian diukur kadar
Design) pola faktorial dengan 6 air sebagai berat awal buah sebelum
perlakuan dan 3 kali ulangan, sehingga penggorengan. selanjutnya di rendam
jumlah unit percobaan yang akan dengan air kapur sirih dengan
diperoleh sebanyak 18 unit. konsentrasi dan lama perendaman yang
Peralatan yang digunakan dalam berbeda. Perlakuan yang digunakan
penelitian ini yaitu; sodet, mesin sebagai berikut:
penggoreng tekanan hampa kapasitas 2 1. Kapur Sirih (K1) 0,05% + Lama
kg, slicer, pisau, talenan, baskom, Perendaman (L1) 10 Menit.
kompor gas, timbangan digital, peniris 2. Kapur sirih (K1) 0,05% + Lama
minyak/spinner, spatula, panci, gelas Perendaman (L2) 15 Menit.
ukur, oven, gell strengh, neraca analitik, 3. Kapur sirih (K2) 0,10% + Lama
stop watch/ jam, gelas ukur, wadah Perendaman (L1) 10 Menit.
plastik ukuran sedang, alat Texture 4. Kapur sirih (K2) 0,10% + Lama
Analyser ( TAX2) dan Colourimeter Perendaman (L2) 15 Menit.
Hunter. Bahan yang digunakan yaitu; 5. Kapur sirih (K3) 0,15% + Lama
buah pepaya (Carica papaya L.) dengan Perendaman (L1) 10 Menit
bobot/berat 1000g per sampel, kapur 6. Kapur sirih (K3) 0,15% + Lama
sirih secukupnya (secukupnya adalah Perendaman (L2) 15 Menit.
penggunaan yang sesuai dengan cara Daging buah yang telah direndam
produksi yang baik, maksudnya yang dengan larutan/ air kapur sirih, kemudian
ditambahkan pada pangan tidak melebihi dicuci untuk menghilangkan sisa-sisa
jumlah wajar yang diperlukan sesuai kapur yang tertinggal. Kemudian
dengan tujuan penggunaan bahan ditiriskan untuk menghilangkan air bahan
tambahan pangan tersebut, penggunaan rendaman yang digunakan selama ± 1
maksimal dari kapur sirih adalah 2 g/kg), menit. Daging buah yang telah ditiriskan
minyak goreng, air, dan gas elpiji. digoreng dengan menggunakan vacuum
frying pada suhu rata-rata sekitar 850C
Ridhayani Yunus, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) : S221-S233 S224

dan tekanan -66 cmHgselama 55 menit. pengamatan, direncanakan


Keripik pepaya yang telah digoreng membutuhkan waktu kurang lebih satu
kemudian ditiriskan dengan spinneragar bulan Desember 2016 sampai Januari
sisa-sisa minyak pada keripik dapat 2017.
keluar sehingga dihasilkan keripik yang Data dikumpulkan dengan
renyah. Keripik pepaya yang dihasilkan melakukan empat pengujian terhadap
dikemas agar tidak cepat terkontaminasi keripik pepaya, yaitu uji organoleptik, uji
dengan udara langsung dan dapat kadar air, tekstur, warna. Data hasil
mempertahankan kerenyahan keripik, analisis pada penelitian ini diuji secara
kemudian dilanjutkan dengan uji statistik menggunakan sidik ragam
organoleptik, kadar air sebagai berat ANOVA dengan SPSS. Jika terdapat
akhir buah sesudah penggorengan, perbedaan maka dilanjutkan dengan
ujitekstur, dan uji warna. Duncan Mulitiple Range Test (DMRT)
Penelitian ini dilaksanakan di pada α = 0,05.
Laboratorium Pengolahan Hasil HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertanian Balai Besar Pelatihan
Pertanian (BBPP) Batangkaluku, Kadar Air
Kabupaten Gowa untuk penggorengan Berdasarkan hasil pengujian
keripik pepaya dan pengujiam kadar air , terhadap kadar air produk menunjukkan
Laboratorium Pendidikan Teknologi bahwa terdapat perbedaan rata-rata
Pertanian, Fakultas Teknik Universitas terhadap kadar air keripik pepaya pada
Negeri Makassar untuk uji organoleptik penggorengan vacuum frying dengan
seperti: tekstur, warna, rasa dan aroma, persentase dan lama perendaman
Laboratorium Kimia Politeknik larutan kapur sirih yang diujikan dapat
Universitas Hasanuddin untuk uji tekstur dilihat pada Gambar 1.
dan warna yang jangka waktu penelitian
mulai dari persiapan sampai dengan

5.84 5.73
Nilai Rata-Rata Kadar Air Keripik

5.47 5.27
6.00 4.92
5.50 4.74
5.00
4.50
4.00
Pepaya

3.50
3.00 10 Menit
2.50
2.00 15 Menit
1.50
1.00
0.50
0.00
0,05 0,10 0,15
Persentase Larutan Kapur Sirih (%)

Gambar 1
Rerata Kadar Air Keripik Pepaya pada PenggorenganVacuum Frying dengan Persentase
dan Lama Perendaman Larutan Kapur Sirih
Hasil analisis sidik ragam kadar air dan interaksi perlakuan keduanya
keripik pepaya menunjukkan bahwa berpengaruh nyata terhadap kadar air
perlakuan persentase larutan kapur sirih keripik pepaya.
dan lama perendaman pepaya Hasil uji lanjut DMRT tersebut
menunjukkan sangat berpengaruh nyata tampak bahwa keripik pepaya yang
Ridhayani Yunus, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) : S221-S233 S225

memiliki kadar air yang terbaik adalah kandungan air akan cenderung turun.
perlakuan dengan persentase 0,15% Perubahan bentuk yang digoreng dan
larutan kapur sirih dengan lama keluarnya air dari bahan yang digunakan
perendaman 15 menit yaitu kombinas dengan masuknya minyak goreng dalam
perlakuan K3L2. produk. Didalam proses penggorengan,
Hal ini disebabkan Larutan kapur minyak berfungsi sebagai medium
sirih Ca(OH)2 dapat bereaksi dengan zat penghantar panas yang dapat
pektin, sehingga membentuk kalsium menambah nilai gizi dan kalori dalam
pektat. Kandungan zat pektin dalam bahan pangan (Rosyidin., dkk. 2008).
buah mempengaruhi kekerasan (tekstur) Warna
buah tersebut. Pamela (2013), Berdasarkan hasil pengujian
menyatakan bahwa pengaruh terhadap warna produk menunjukkan
konsentrasi air kapur terhadap kadar air bahwa terdapat perbedaan rata-rata
disebabkan karena kapur ini bersifat kesukaan panelis terhadap warna keripik
mengikat CO2 dan air (higroskopis) pepaya pada penggorengan vacuum
sehingga membentuk Ca(OH)2 dan frying dengan persentase dan lama
mengurangi kandungan air. Menurut perendaman larutan kapur sirih yang
Petrix dalam Abdillah (2007), Ion Ca diujikan dapat dilihat pada Gambar 2.
pada kapur akan masuk ke dalam bahan
dan akan mengikat air sehingga
3.89 4.11
Nilai Rata-Rata Hedonik Warna

4.50 3.68 3.79 4.05


4.00 3.59
3.50
Keripik Pepaya

3.00
2.50
2.00 10 Menit
1.50
1.00 15 Menit
0.50
0.00
0,05 0,10 0,15
Persentase Larutan Kapur Sirih (%)

Gambar 2.
Rerata Uji Hedonik Warna Keripik Pepaya pada Penggorengan Vacuum Frying dengan
Persentase dan Lama Perendaman Larutan Kapur Sirih.

Hasil analisis sidik ragam terhadap yaitu persentase larutan kapur sirih
warna keripik pepaya menunjukkan 0,15% dengan lama perendaman 15
bahwa perlakuan persentase larutan menit.
kapur sirih dan lama perendaman Hal tersebut terjadi karena dengan
pepaya memberikan pengaruh sangat meningkatnya persentase larutan kapur
nyata dan interaksi perlakuan keduanya sirih dan lama perendaman sehingga
tidak berpengaruh nyata. mengakibatkan terjadinya reaksi
Hasil uji lanjut DMRT tampak browning ketika proses penggorengan.
bahwa dari seluruh kombinasi perlakuan Selain warna dapat memberikan
tersebut diketahui perlakuan yang petunjuk mengenai perubahan kimia
memiliki warna yang lebih disukai panelis dalam makanan seperti pencoklatan.
diantara semua perlakuan yaitu warna Semakin banyak persentase dan
keripik pepaya dengan kode sampel K3L2 semakin lama waktu perendaman
Ridhayani Yunus, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) : S221-S233 S226

digunakan untuk proses gelatinisasi akan coklat menimbulkan kesan gosong


semakin melarutkan komponen kimia (Meilianti dalam Reny, 2002).
dalam sel sehingga memungkinkan gula Aroma
dan protein untuk bereaksi menghasilkan Berdasarkan hasil pengujian
pigmen berwarna cokelat (Hapsari dalam terhadap aroma produk menunjukkan
Ambarita dkk, 2013) .Makanan yang bahwa terdapat perbedaan rata-rata
kurang menarik sering diasumsikan kesukaan panelis terhadap aroma keripik
memiliki rasa yang tidak enak (Isnaini pepaya pada penggorengan vacuum
dan Khamidah, 2010). Warna keripik frying dengan persentase dan lama
pepaya pun dipengaruhi oleh suhu dan perendaman larutan kapur sirih yang
waktu penggorengan. Warna yang lebih diujikan dapat dilihat pada Gambar 3.
pucat akan menimbulkan kesan produk
belum matang, sedangkan warna terlalu
Nilai Rata-Rata Hedonik

4.03 4.08
Aroma Keripik Pepaya

4.50 3.56 3.67 3.80 3.92


4.00
3.50
3.00
2.50
2.00 10 Menit
1.50
1.00 15 Menit
0.50
0.00
0,05 0,10 0,15
Persentase Larutan Kapur Sirih (%)

Gambar 3.
Rerata Uji Hedonik Aroma Keripik Pepaya pada Penggorengan Vacuum Frying dengan
Persentase dan Lama Perendaman Larutan Kapur Sirih

Hasil analisis sidik ragam terhadap Timbulnya aroma pada keripik


aroma keripik pepaya menunjukkan pepaya diduga karena terjadi reaksi
bahwa perlakuan persentase larutan Mailard pada proses pemasakan. Reaksi
kapur sirih dan lama perendaman Mailard dikehendaki karena
pepaya memberikan pengaruh sangat menimbulkan bau, aroma dan cita rasa
nyata dan interaksi perlakuan keduanya yang dikehendaki (Muchidin dalam Reny,
tidak berpengaruh nyata. 2002).
Hasil uji lanjut DMRT tampak Tekstur
bahwa dari seluruh kombinasi perlakuan Berdasarkan hasil pengujian
tersebut diketahui perlakuan yang terhadap tekstur produk menunjukkan
memiliki aroma yang lebih disukai bahwa terdapat perbedaan rata-rata
panelis diantara semua perlakuan yaitu kesukaan panelis terhadap tekstur
aroma keripik pepaya dengan kode keripik pepaya pada penggorengan
sampel K3L2 yaitu persentase larutan vacuum frying dengan persentase dan
kapur sirih 0,15% dengan lama lama perendaman larutan kapur sirih
perendaman 15 menit. Hal tersebut yang diujikan dapat dilihat pada Gambar
terjadi karena adanya perendaman 4.
dalam larutan kapur sirih sehingga
kandungan yang terdapat dalam pepaya
saling berikatan.
Ridhayani Yunus, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) : S221-S233 S227

Nilai Rata-Rata Hedonik Tekstur


4.08 4.15
4.50
3.71 3.81 3.87 3.95
4.00
3.50

Keripik Pepaya
3.00
2.50
10 Menit
2.00
1.50 15 Menit
1.00
0.50
0.00
0,05 0,10 0,15
Persentase Larutan Kapur Sirih (%)

Gambar 4
Rerata Uji Hedonik Tekstur Keripik Pepaya pada Penggorengan Vacuum Frying dengan
Persentase dan Lama Perendaman Larutan Kapur Sirih

Hasil analisis sidik ragam terhadap sirih sehingga potongan pepaya yang
tekstur keripik pepaya menunjukkan direndam akan kuat teksturnya.
bahwa perlakuan persentase larutan Penyataan ini sesuai dengan
kapur sirih dan lama perendaman Jarod (2007), menyatakan bahwa
pepaya memberikan pengaruh sangat perendaman pada air kapur sirih akan
nyata dan interaksi perlakuan keduanya memberikan tekstur lebih keras. Hal ini
tidak berpengaruh nyata. sesuai juga dengan pernyataan Suhardi
Hasil uji lanjut DMRT dilihat dkk, 1982 dalam Siregar, 2015 yang
tampak bahwa dari seluruh kombinasi menyatakan ion kalsium pada kapur sirih
perlakuan tersebut diketahui perlakuan akan berikatan dengan gugus karboksil
yang memiliki tekstur yang lebih disukai dari pektin membentuk Capektin
panelis diantara semua perlakuan yaitu sehingga akan mempertahankan tekstur
tekstur keripik pepaya dengan kode tetap keras.
sampel K3L2 yaitu persentase larutan Rasa
kapur sirih 0,15% dengan lama Berdasarkan hasil pengujian
perendaman 15 menit.. terhadap rasa produk menunjukkan
Hal ini disebabkan pektin yang bahwa terdapat perbedaan rata-rata
terdapat dalam pepaya berikatan dengan kesukaan panelis terhadap rasa keripik
kapur sirih sehingga teksturnya menjadi pepaya pada penggorengan vacuum
keras dan perendaman air kapur sirih frying dengan persentase dan lama
mampu memperkuat kerangka pada perendaman larutan kapur sirih yang
bahan yang direndam pada air kapur diujikan dapat dilihat pada Gambar 5.
Ridhayani Yunus, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) : S221-S233 S228

4.07 4.12

Nilai Rata-Rata Hedonik Rasa


4.50 3.68 3.85 3.93
3.79
4.00
3.50

Keripik Pepaya
3.00
2.50
2.00 10 Menit
1.50 15 Menit
1.00
0.50
0.00
0,05 0,10 0,15
Persentase Larutan Kapur Sirih (%)

Gambar. 5
Rerata Uji Hedonik Rasa Keripik Pepaya pada Penggorengan Vacuum Frying dengan
Persentase dan Lama Perendaman Larutan Kapur Sirih

Hasil analisis sidik ragam terhadap sirih memberi pengaruh terhadap rasa.
rasa keripik pepaya menunjukkan bahwa Perendaman pada air kapur memiliki
perlakuan persentase larutan kapur sirih peran dalam mengurangi rasa yang
dan lama perendaman pepaya menyimpang pada pepaya (Jarod, 2007).
memberikan pengaruh sangat nyata dan Hal ini sesuai juga dengan
interaksi perlakuan keduanya tidak pernyataan Bambang., dkk. (1998) yang
berpengaruh nyata. menyatakan rasa merupakan faktor yang
Hasil uji lanjut DMRT dilihat pada paling penting dari produk makanan dan
tabel 3.10. (lampiran 3), dari tabel aroma. Rasa biasanya juga dipengaruhi
tampak bahwa dari seluruh kombinasi pada lama penggorengan suatu bahan,
perlakuan tersebut diketahui perlakuan lama penggorengan memberikan rasa
yang memiliki rasa yang lebih disukai yang semakin gurih, hal ini sesuai
panelis diantara semua perlakuan yaitu dengan penyataan Auliana (2001) yang
rasa keripik pepaya dengan kode sampel menyatakan bahwa makanan yang
K3L2 yaitu persentase larutan kapur sirih diproses dengan penggorengan menjadi
0,15% dengan lama perendaman 15 lebih gurih, berwarna lebih baik dan
menit. waktu pemasakan lebih cepat.
Hal tersebut terjadi karena Kekerasan
banyaknya persentase larutan kapur sirih Analisis nilai kekerasan dilakukan
yang digunakan dan lamanya waktu untuk mengetahui tekstur keripik pepaya
perendaman larutan kapur sirih pada terhadap kekerasan produk keripik
pepaya dapat melarutkan getah dan pepaya pada penggorengan vacuum
menghilangkan rasa gatal yang terdapat
frying dengan persentase dan lama
dalam pepaya, sehingga semakin larut perendaman larutan kapur sirih. Adapun
getah akan mempengaruhi rasa pada hasil penelitian nilai kekerasan dapat
keripik pepaya tetapi tidak meninggalkan dilihat pada Gambar 6.
rasa kapur pada produk. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian Wahyuni (2012),
bahwa lama perendaman larutan kapur
Ridhayani Yunus, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) : S221-S233 S229

89953.58

Nilai Rata-Rata Kekerasan


100000

(g.sec) Keripik Pepaya


76195.14
80000 57019.55
50565.94
60000 26733.40
10 Menit
40000 18231.54
20000 15 Menit
0
0,05 0,10 0,15
Persentase Larutan Kapur Sirih (%)

Gambar 6.
Rerata Kekerasan Keripik Pepaya pada Penggorengan Vacuum Frying dengan
Persentase dan Lama Perendaman Larutan Kapur Sirih

Hasil analisis sidik ragam kadar air buah yang akan diolah menjadi keripik.
keripik pepaya menunjukkan bahwa Perubahan ini disebabkan adanya
perlakuan persentase larutan kapur sirih senyawa kalsium dalam kapur yang
berpengaruh sangat nyata, lama berpenetrasi kedalam jaringan buah.
perendaman pepaya berpengaruh nyata Akibatnya struktur jaringan buah menjadi
dan interaksi perlakuan keduanya tidak lebih kuat karena adanya ikatan baru
berpengaruh nyata terhadap nilai antara kalsium dengan jaringan dalam
kekerasan keripik pepaya. buah.
Hasil uji lanjut DMRT tersebut Kerenyahan
tampak bahwa keripik pepaya yang Analisis nilai kerenyahan
memiliki kekerasan yang terbaik adalah dilakukan untuk mengetahui tekstur
perlakuan dengan persentase 0,15% keripik pepaya terhadap kerenyahan
larutan kapur sirih dengan lama produk keripik pepaya pada
perendaman 15 menit yaitu kombinasi penggorengan vacuum frying dengan
perlakuan K3L2. Hal ini terjadi karena persentase dan lama perendaman
perendaman dalam larutan kapur sirih larutan kapur sirih. Adapun hasil
dapat memperkuat jaringan buah penelitian nilai kekerasan dapat dilihat
(memperkeras) akibat dari reaksi antara pada Gambar 7.
kalsium dengan pektin. Hal ini
sependapat dengan Fatah dan Bachtiar.,
(2004) bahwa perendaman dalam
larutan kalsium hidroksida ini bertujuan
untuk menguatkan tekstur bagian luar
265.69 246.35
Kerenyahan (Kg.sec)

300
196.02
Keripik Pepaya
Nilai Rata-Rata

200 176.56 150.05


48.49 10 Menit
100
15 Menit
0
0,05 0,10 0,15
Persentase Larutan Kapur Sirih (%)

Gambar 7
Rerata Kerenyahan Keripik Pepaya pada Penggorengan Vacuum Frying dengan
Persentase dan Lama Perendaman Larutan Kapur Sirih
Ridhayani Yunus, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) : S221-S233 S230

Kerenyahan adalah parameter sehingga kandungan air akan cenderung


yang sering digunakan dalam menilai turun dan menyebabkan bahan menjadi
tekstur dari produk makanan kering. renyah. Karena kerenyahan suatu
Kerenyahan merupakan suatu kondisi produk berhubungan dengan kadar air,
dimana volume ruang pada bahan yang hal ini menunjukkan bahwa makin
terisi air terjadi penguapan dan akan rendah kandungan air dalam padatan
terganti oleh udara karena terjadi proses semakin kecil nilai kerenyahan atau
penggorengan atau pemanasan sebaliknya, sehingga pada kondisi ini
(Nurainy, dkk., 2013). tekstur padatan yang dihasilkan menjadi
Hasil analisis sidik ragam kadar air semakin renyah serta dapat
keripik pepaya pada Tabel menunjukkan menimbulkan bunyi yang berderak pada
bahwa perlakuan persentase larutan saat dikunyah. Firdaus, dkk., (2001)
kapur sirih, lama perendaman pepaya menjelaskan bahwa hilangnya air bebas
dan interaksi perlakuan keduanya dalam padatan menyebabkan sifat
berpengaruh sangat nyata terhadap nilai tekstur mengalami perubahan yang
kerenyahan keripik pepaya. semula lunak akhirnya menjadi keras.
Hasil uji lanjut DMRT tersebut Perubahan Warna ΔE*
tampak bahwa keripik pepaya yang Analisis ΔE* dilakukan untuk
memiliki kerenyahan yang terbaik adalah mengetahui perubahan warna secara
perlakuan dengan persentase 0,15% keseluruhan produk keripik pepaya
larutan kapur sirih dengan lama menggunakan alat Hunter’s Lab
perendaman 15 menit yaitu kombinasi Colourimeter System (Colorimeter
perlakuan K3L2. Hunter) pada penggorengan vacuum
Hal ini disebabkan padatan mudah frying dengan persentase dan lama
terdeformasi karena itu sifat teksturnya perendaman larutan kapur sirih. Adapun
menjadi lebih renyah dan dengan hasil penelitian nilai perubahan warna
adanya Ion Ca pada kapur akan masuk ΔE* dapat dilhat pada Gambar 8.
ke dalam bahan dan akan mengikat air

23.71
25.00 20.73 21.26 21.59
18.59 19.45
20.00
Nilai Rata-Rata ΔE*
Keripik Pepaya

15.00
10 Menit
10.00
15 Menit
5.00

0.00
0,05 0,10 0,15
Persentase Larutan Kapur Sirih (%)

Gambar 8.
Rerata ΔE* Keripik Pepaya pada Penggorengan Vacuum Frying dengan Persentase
dan Lama Perendaman Larutan Kapur Sirih

Hasil analisis sidik ragam kadar air perlakuan persentase larutan kapur sirih,
keripik pepaya menunjukkan bahwa lama perendaman pepaya dan interaksi
Ridhayani Yunus, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) : S221-S233 S231

perlakuan keduanya berpengaruh sangat pengemasan yang baik pada keripik


nyata terhadap nilai ΔE* keripik pepaya. pepaya dengan vacuum frying.
Hasil uji lanjut DMRT tersebut
tampak bahwa keripik pepaya yang DAFTAR PUSTAKA
memiliki ΔE* yang terbaik adalah
Abdillah, Rahmat. 2007. Pengaruh
perlakuan dengan persentase 0,15%
Konsentrasi Larutan Natrium
larutan kapur sirih dengan lama
Bisulfit (NaHSO3) dan Konsentrasi
perendaman 15 menit yaitu kombinasi
Larutan Kapur (Ca(OH)2)
perlakuan K3L2.
terhadap Karakteristik French
Hal ini disebabkan karena adanya
Fries Ubi Jalar (Ipomoea batatas
perendaman larutan kapur siih yang
L). Universitas Pasundan,
dilakukan sehingga perubahan warna
Bandung, Skripsi, Hal 4-6.
pada keripik pepaya menjadi bagus dan
karena adanya proses penggorengan Ambarita Loira, Setyohadi, & Lasma
yang menyebabkan terjadinya reaksi Nora Limbong.2013. Pengaruh
pencoklatan sehingga warna keripik Variasi Lama Pengukusan dan
pepaya sesuai dengan warna keripik Lama Penggorengan terhadap
pepaya yang diinginkan. . Mutu Keripik Biji Durian (the
effect of steaming and frying
KESIMPULAN time on the quality of chips from
Berdasarkan hasil penelitian dapat durian seed).
disimpulkan bahwa: Program Studi Ilmu dan
1. Perlakuan persentase dan lama Teknologi Pangan , Fakultas
perendaman dalam larutan kapur sirih Pertanian, Usu Medan.
berpengaruh nyata pada kualitas
keripik pepaya dengan vacuum frying. Auliana, R., 2001. Gizi dan Pengolahan
Perlakuan persentase 0,15% dengan Pangan.Adi Cita Karya Nusa,
lama perendaman 15 menit Yogyakarta
menghasilkan nilai rata-rata
Bambang. K., Pudji. H., Wahyu. S.,
tertinggi,hal ini disebabkan karena
1998. Pedoman Uji Inderawi
semakin banyak persentase larutan
Bahan Pangan. Penerbit Pusat
kapur sirih dan semakin lama
Antar Universitas Pangan dan Gizi
perendaman yang digunakan, maka
Universitas Gajah Mada,
akan menghasilkan hasil yang
Yogyakarta.
terbaik.
2. Tingkat kesukaan panelis terhadap Dewi Diyah Utami., 2004. Karakteristik
hedonik keripik pepaya pada Fisik dan Nilai Ph Cochtai Buah
persentase 0,15% dan lama Pepaya Bangkok dengan Lama
perendaman 15 menit. Penyimpanan yang Berbeda pada
Suhu Ruang Pendingin..
SARAN
Adapun saran yang dapat Fatah, M. A. dan Bachtiar, Yusuf. 2004.
diberikan setelah melakuan penelitian ini Membuat Aneka Manisan Buah.
yaitu apabila peneliti selanjutnya ingin Agromedia Pustaka. Jakarta.
meneliti dengan penelitian serupa dapat
Firdaus, M., Bambang, D. A. dan
meniliti daya tahan simpan dan cara
Harijono, 2001. Penyerapan
Ridhayani Yunus, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) : S221-S233 S232

Minyak pada French Fries iitinja-a.doc, diakses 10 April 2017,


Kentang. Biosain 1(2): 76-85. Hal 36-38.
Isnaini. Lailatul dan Khamidah. Aniwatul, Rahmawati, P. Sri. 2012. Studi Pengaruh
2010, Kajian Lama Blanching dan Suhu Penggorengan Vakum
Konsentrasi CaCl2 terhadap Sifat terhadap Kualitas Cabai Kering.
Fisik Pembuatan French Fries Ubi Skripsi Tidak Diterbitkan.
Jalar (Ipomoea batatas L), Balai Makassar: Fakultas Pertanian
Pengkajian Teknologi Pertanian, Universitas Hasanuddin.
Jawa Timur. Jurnal Penelitian, Hal
2. Reny.Priani, 2002.Tinjauan Pustaka, http
://digilib.unpas.ac.id/files/disk1/12/j
Jarod, 2007. Keripik Buah. bpaspp -gdl-renypriani-587-2-
http://www.Forum Komunikasi dan iitinja-a.doc, diakses 10 April 2017,
Konsultasi Universitas Semarang. Hal 36-38.
Com. Diakses 8 Juni 2017.
Rosyidin, D., Widati, A. S &Prakoso, J.
Mailangkay, Desy Natalia Irwanty, 2002. 2008. Pengaruh Penggunaan
Pengaruh Kemasan Vakum dan Rumput Laut terhadap Kualitas
Non Vakum terhadap Perubahan Fisik dan Organoleptik Chicken
Mutu Kimia dan Sifat Organoleptik Nuggets. Jurnal Ilmu dan
Keripik Pisang Selama Teknologi Hasil Ternak, (on line),
Penyimpanan. Institu Pertanian vol3, nomor 1. Program Studi
Bogor. Teknoilogi Hasil Ternak Fakultas
Peternakan Universitas Brawijaya.
Nurainy.F , Nurdjannah, S., Nawansih,
O., dan Hidayat, R. 2013. Siahaan, D., 1988. Mengkaji Pengaruh
Pengaruh Konsentrasi CaCl2 dan Suplementasi Protein terhadap
Lama Perendaman terhadap Sifat Karakteristik Fisiko Kimia dan
Organoleptik Keripik Pisang Muli Organoleptik Kripik Sagu.
(Musa paradisiaca L. )dengan Skripsi, Feteta-IPB, Bogor.
Penggorengan Vakum (Vacuum
Frying). Jurnal Teknologi Industri Siregar, N. E. dkk.2015. Pengaruh
dan Hasil Pertanian, (on line), Konsentrasi Kapur Sirih (Kalsium
vol.18, nomor 1, hidroksida) dan Lama
Perendaman terhadap Mutu
Pamela, Vega Yoesepa. 2013. KeripikBiji Durian. J. Rekayasa
“Pengaruh Konsentrasi Larutan Air Pangan dan
Kapur dan LamaPerendaman Pert., vol. 3, nomor 2, (http://downl
terhadap Karakteristik French oad.portalgaruda.org/article.php?a
Fries Ubi Jalar (Ipomoea rticle=382008&val=4140&title=Effe
batatas.L)”. (Skripsi): Teknologi ctt%20of%20The%20Lime%20Co
Pangan Fakultas Teknik ncentration%20and%20Soaking%
Universitas Pasundan. 20Time%20on%20the%5the%20Q
uality%20of%20Durian%20Stone
Reny.Priani., 2002. Tinjauan Pustaka, htt %20Chips, diakses 12 April2017).
p://digilib.unpas.ac.id/files/disk1/12
/jbpaspp -gdl-renypriani-587-2- Situmorang. T. E. 2010. Pengaruh
Pemberian Jus Pepaya (Carica
Ridhayani Yunus, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) : S221-S233 S233

papaya L.) Sebagai


Hepatoprotektor terhadap Hepar
Mencit Yang Dipapar
Parasetamol. Surakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Maret
Surakarta.
Sulistyowati, A., 2004. Membuat Kripik
Buah dan Sayur. Jakarta. Puspa
Swara.
Wahyuni, Rekna. 2012. Pengaruh
Persentase dan Lama
Perendaman dalam Kapur Sirih
(CaCH2) terhadap Kualitas Keripik
Talas Ketan.
http://jurnal.yudharta.ac.id/wp-
content/2013/04/5-Rekna-
wahyuni-pengaruh-persentase-
dan-lama-perendaman-dalam-
kapur-sirih-caoh2-terhadap-
kualitas-keripik-talas-
ketan.pdf, diakses 18 Mei 2016.
Wijono. Alisan. 1993. Kajian Teknologi
Pembuatan Manisan Pepaya
(Carica Papaya) Kering. Skripsi.
Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai