Anda di halaman 1dari 9

PENEGAKAN DIAGNOSIS

ANAMNESIS

• Anamnesis dapat dilakukan oleh tenaga medis atau paramedis


• Menanyakan beberapa informasi terkait penyakit untuk menentukan faktor
resiko pasien
PEMERIKSAAN FISIK

• Pemeriksaan fisik dilakukan di daerah sekitar genital pria atau wanita


• dengan bantuan lampu sorot yang dilakukan oleh tenaga kesehatan ahli.
• Jenis pemeriksaan yang dilakukan pada wanita dan pria memiliki perbedaan
PASIEN WANITA

• Berbaring pada meja ginekologik dengan posisi litotomi.


• Pemeriksaan dilakukan dengan memisahkan kedua labia
• diperhatikan adanya tanda kemerahan, pembengkakan, luka/ lecet, massa atau
duh tubuh vagina (cairan yang keluar dari dalam vagina, bukan darah dan bukan
air seni).
PASIEN PRIA

• Posisi duduk/ berdiri


• Pemeriksaan dilakukan dengan melihat pada daerah penis adanya tanda
kemerahan, luka/ lecet, duh tubuh uretra (cairan yang keluar dari uretra, bukan
darah dan bukan air seni) dan lesi lain
• Pada pasien pria sebelum dilakukan pemeriksaan diharapkan untuk tidak berkemih
selama 1 jam (3 jam lebih baik).
PENGAMBILAN SPESIMEN

• Pasien laki-laki, pengambilan bahan duh tubuh genitalia dengan sengkelit steril
atau dengan swab berujung kecil.
• Pasien wanita sudah menikah, pengambilan spesimen dilakukan dengan
menggunakan spekulum steril yang dimasukkan kedalam vagina.
• Pasien wanita belum menikah, pengambilan spesimen dilakukan tidak
menggunakan spekulum karena dapat merusak selaput darahnya, tetapi
digunakan sengkelit steril untuk pengambilan spesimen dari dalam vagina.
REFERENSI

• Kementerian kesehatan RI pedoman nasional penanganan infeksi menular


seksual, 2011.

Anda mungkin juga menyukai