Anda di halaman 1dari 4

Candidiasis adalah penyakit infeksi kulit akut atau kronis yang

disebabkan oleh mikroba jamur, paling sering adalah Candida albicans.


Jenis-jenis lain ada :
 Candida glabrata
 Candida tropicalis
 Candida parapsilosis
 Candida krusei.
Infeksi dari jamur Candida tersebut kemudian dapat diperparah dengan berbagai
macam faktor seperti:
 Cuaca yang panas,
 pakaian yang ketat,
 kebersihan yang buruk,
 jarang mengganti popok bagi pasien anak maupun lansia
Klasifikasi :
 Kandidiasis Diaper rash (ruam popok) : gangguan kulit yang timbul akibat
radang di daerah yang tertutup popok yaitu di alat kelamin, lipatan paha,
dan perut bagian bawah. Obatnya krim imidazole tiap 12 jam.
 Kandisiasis Vulvovaginal : adanya keluar cairan berwarna putih dan
eritema vulva. Obatnya secara topikal ada Krim imidazol: mikonazol,
klotrimazol, dan butoconazol, selama 3-7 hari untuk sistemik ada
Flukonazol 150 mg dosis tunggal.
 Kandisiasis Kuku : mempengaruhi lempeng kuku, tepi kuku, atau
keduannya bahkan bisa menyebabkan pembengkakan seperti berwarna
merah yang sakit. Biasannya juga ditandai dengan terpisah satu atau
beberapa bagian kuku dibagian distal (onikolisisi), berubah warna putih
atau kuning. Obatnya secara topikal miconazole per 12 jam selama 2-3
minggu dan anti jamur oral Flukonazole tiap hari 1 x sehari.
 Kandisiasis perleche : terjadi di sudut mulut yang menyebabkan retakan
namun bisa juga disebabkan karena menghisap jempol, gigi palsu yang
tidak pas, atau kondisi lain yang menyebabkan sudut mulut menjadi
lembab sehingga tumbuh jamur. Obatnya untuk infeksi ringan ada
Suspensi nistatin 6 jam 6 ml. Untuk infeksi sedang sampai berat ada
Flukonazol 1x100-200 mg/hari selama 7-14 hari.
 Kandisiasis Orofaringeal : adanya plak putih pada lidah dan selaput lendir
mulut. Obatnya nystatin oral pada bayi I ml tiap 6 jam di area terjadinya
kandisiasis.
 Kandisiasis mukotan kronis : adanya plak merah yang menebal
menyerupai psioriasis terutama pada kulit, hidung, dan dahi. Biasannya dia
dapat berbentuk kerak. Obatnya Flukonazol 100-400 mg/hari hingga
sembuh.
 Kandisiasis kutis : Dapat ditemukan pada semua usia, mengenai daerah
intertriginosa yang lembab dan mudah mengalami maserasi, misalnya sela
paha, ketiak, sela jari, infra mamae, atau sekitar kuku, dan juga dapat
meluas ke bagian tubuh lainnya. Kulit tampak bercak eritematosa berbatas
tegas, bersisik, basah, dikelilingi oleh lesi satelit berupa papul, vesikel dan
pustul kecil di sekitarnya.
 Kandidiasis oral : merupakan infeksi oportunistik, dapat berupa
o Kandidiasis pseudomembran akut (thrush): bercak putih tebal pada
mukosa bukal, lidah. Palatum dan gusi
o Kandidiasis atrofik akut (kandidiasis eritematosa): Papilla lidah
menipis tertutup oleh pseudomembran tipis pada permukaan dorsal
lidah dan dapat disertai rasa panas atau nyeri
o Kandidiasis atrofik kronik (denture stomatitis): Mukosa palatum
yang kontak dengan gigi tiruan tampak edematosa dan eritematosa,
bersifat kronik, dan dapat dijumpai keilitis angularis.
o Kandidiasis hiperplastik kronik (leukoplakia) Plak putih atau
translusen yang tidak dapat dilepaskan, biasanya di mukosa bukal.
o Keilosis kandidal (keilitis angularis/perleche) Pada sudut mulut
tampak eritema, fisura, maserasi yang terasa nyeri.
 Kandidiasis vulvovaginal : duh vagina berwarna putih susu, disertai rasa
gatal dan panas di vulva, kadang terjadi dysuria.
 Kandida balanitis/balanopostitis : kulit penis tampak eritematosa, panas
yang bersifat transien dan muncul setelah hubungan seksual.
 Kandidiasis kuku : Tampak perubahan kuku sekunder, tebal mengeras,
onikolisis, Beau’s line dengan diskolorisasi kuku berwarna coklat atau
hijau sepanjang sisi lateral kuku, tidak rapuh, tetap berkilat dan tidak
terdapat debris di bawah kuku.
 Kandidiasis mukokutan kronik: Merupakan suatu sindrom kandidosis
kronik rekuren pada pasien yang ditandai dengan infeksi resisten terhadap
terapi. Merupakan manifestasi akibat defek sistem imunologi, umumnya
defek imunitas selular. Berupa infeksi yang luas, eritematosa atau
granulomatosa, pada membran mukosa, kulit dan kuku.
 Kandidiasis diseminata: Infeksi kandida yang meluas secara hematogen
dari orofaring atau saluran cerna, dan melibatkan banyak organ, kadang ke
kulit. Karakteristik lesi kulit: papul-papul eritematosa berdiameter 0,5-1
cm, bagian tengah tampak hemoragik atau pustular, kadang nekrotik.
Lokasi lesi pada badan, ekstremitas. Gejala sistemik berupa demam dan
mialgia.

Terapi
Terdapat beberapa obat yang dapat dipilih sesuai dengan indikasi sebagai berikut:
1. Kandidiasis kutis Topikal
 Krim imidazol (mikonazol 2%, klotrimazol 1%) selama 14-28 hari.
(A,1)
 Bedak nistatin atau mikonazol selanjutnya dapat untuk pencegahan.1
Sistemik
 Flukonazol 50 mg/hari atau 150 mg/minggu. (A,1)
 Itrakonazol 100-200 mg/hari. (B,4)
2. Kandidiasis oral
 Infeksi ringan o Suspensi nistatin 400.000-600.000 U 4 kali sehari.
(A,1)
 Infeksi sedang sampai berat o Flukonazol 1x100-200 mg/hari selama
7-14 hari. (A,1)
3. Kandidiasis vulvovaginal: (lihat PPK kandidasis vulvovaginalis)
 Tanpa penyulit
Topikal
o Krim imidazol: mikonazol, klotrimazol, dan butoconazol, selama
3-7 hari.5,13 (A,1)
o Nistatin intravagina, 1 kali/hari, selama 10-14 hari. Aman untuk
wanita hamil. (B,1)
 Sistemik
Flukonazol 150 mg dosis tunggal.5,15 (A,1)
 Infeksi berat akut Flukonazol 150 mg diberikan setiap 72 jam dengan
total 2 hingga 3 dosis. (A,1)
 Untuk kandidiasis vulvovaginal rekuren (kambuh ≥4x/tahun )
Flukonazol topikal atau oral selama 10-14 hari dilanjutkan dengan
flukonazol 150 mg/minggu selama 6 bulan. (A,1)
4. Glabrata vulvovaginitis
Untuk yang tidak berespon dengan terapi oral golongan azol, berikan
nistatin intravaginal supp 100.000 unit/hari selama 14 hari.(B,2)
5. Balanitis/balanopostitis kandida :
Topikal
o Klotrimazol krim 1% 2 kali/hari selama 2-4 minggu. (A,1)
o Mikonazol krim 2% 2 kali/hari selama 2-4 minggu. (B,2)
o Nistatin krim 100.000 unit/gram bila ada kemungkinan resisten
atau alergi dengan Imidazol. (B,2)
Sistemik
Flukonazol 150 mg dosis tunggal.(A,1) Dermatologi Infeksi 73
6. Paronikia kandida
Topikal
 Solusio imidazol: timol 4% dalam alkohol absolut atau kloroform.
Sistemik
 Ketokonazol 1x200 mg/hari sampai sembuh.(B,1)
 Flukonazol 150 mg/minggu sampai sembuh. (B,2)
7. Kandidiasis kuku
 Itrakonazol dosis denyut (2x200 mg/hari selama 1 minggu, istirahat 3
minggu) sebanyak 2 denyut untuk kuku tangan dan 3-4 denyut untuk
kuku kaki atau 200 mg/hari selama 2 bulan untuk kuku tangan dan
minimal 3 bulan untuk kuku kaki. (B,1)
 Flukonazol dosis denyut 1x150 mg 1 kali/minggu hingga klinis
membaik, biasanya 6-9 minggu. (B,2)
8. Kandidiasis mukokutan kronik
 Flukonazol 100-400 mg/hari hingga sembuh. (D,5)
 Itrakonazol 200-600 mg/hari hingga sembuh. Dilanjutkan terapi
maintenance dengan obat yang sama selama hidup. (C,4)
9. Kandidiasis diseminata
 Echinocandin (caspofungin loading dose 70 mg/kgBB, loading dose
dilanjutkan dengan 50 mg/kgBB per hari, micafungin 100 mg/hari,
anidulafungin 200 mg loading dose dilanjutkan dengan 100 mg/hari).
(A,1)
 Alternatif:
o Flukonazol IV atau oral 800 mg (12 mg/kgBB) loading dose
dilanjutan dengan 400 mg (6 mg/kgBB) per hari (A,1)
o Lipid amphoterisin B 3-5 mg/kgBB/hari. (A,1)
o Diagnosis candidiasis dapat ditegakkan dengan pengamatan
terhadap tampilan klinis, Pewarnaan sediaan langsung kerokan
kulit dengan KOH 20% atau Gram: ditemukan pseudohifa.

Anda mungkin juga menyukai