I. Pendahuluan
Kandidiasis mukokutan kronis (CMC) mengacu pada sekelompok
gangguan heterogen yang ditandai oleh infeksi superfisial berulang atau
persisten pada kulit, membran mukosa, dan kuku yang disebabkan oleh
Candida albicans. Penyakit ini timbul karena adanya kekurangan fungsi
leukosit atau sistem hormonal, biasanya terdapat pada penderita dengan
bermacam-macam defisiensi yang bersifat genetik, umumnya terdapat
pada anak anak. Gambaran klinisnya mirip dengan penderita dengan
defek poliendokrin. Terdapat berbagai macam kondisi yang telah
dihubungkan dengan kandidiasis mukokutan kronik yaitu seperti
endokrinopati ( biasanya hipoparatiroid, hipoadrenalin, dan hipotiroid ),
diabetes melitus, vitiligo, dan defisiensi besi. (1,2,5 )
II. Etiologi
III. Patogenesis
1
penurunan interleukin 2 dan level interferon-gamma (T h 1 sitokin) dan
peningkatan interleukin 10 dalam beberapa kasus.(,4,5)
2
N Syndrome Usia Distribusi Lesi Gangguan Endokrin Penyakit Terkait
o klinis yang ditemukan
3 Kandidiasis anak anak Membran mukosa, Tidak ada Infeksi pada paru
Mukokutaneus kuku, dan kulit paru, esophagitis
kronis
terlokalisasi
4 Kronik difus anak anak Mukosa mebran, Tidak ada Tidak ada
kandidiasis kulit, dan kuku
3
Gambar: Anak umur 6 tahun. Infeksi Candida Albicans pada
daerah lidah, kulit dan kuku kaki.(5)
V. Diagnosis
Diagnosis kandidiasis mukokutan kronik ditegakkan berdasarkan
pemeriksaan fisis. Hasil pemeriksaan preparat potassium klorida (KOH),
kultur jamur, dan riwayat infeksi kandida yang berulang. Pemeriksaan
pada oral didapatkan plak putih seperti sariawan atau angular cheilitis
perlche. Kelainan pada daerah oral dapat menjalar sampai ke daerah
kerongkongan, tetapi hal ini sangat jarang terjadi.(4,5)
VI. Penatalaksanaan
Pengobatan untuk kandidiasis mukokutan kronik kurang berespon
dalam penyembuhan dengan menggunakan pengobatan topikal. Lesi yang
disebabkan oleh kandida pada pasien kandidiasis mukokutan kronik pada
umumnya berespon terhadap pengobatan golongan antifungal azole
sistemik (itraconazole, fluconazole) atau terbinafrin. Pengobatan jangka
panjang dengan menggunakan ketokonazole dan itrakonazole telah
berhasil dalam mengobati kandidiasis mukokutan kronik. Penderita yang
yang sudah resisten biasanya berespon terhadap amphotericine B dengan
atau tanpa flucytosine. Rekurens bisa saja terjadi dan penggunaan anti
fungal harus digunakan terus menerus.. Obat tersebut tidak akan berefek
pada imunitas sel mediator yang abnormal. (2,4)
Fluconazole merupakan standar terapi untuk kandidiasis
mukokutan kronik dengan dosis 100-400mg/ hari. Jika resisten terhadap
fluconazole dapat digunakan voriconazole (200-400mg/hari). Setiap pasien
dengan kandidiasis mukokutan kronik harus mendapatkan pemeriksaan
endokrin sehingga pasien dengan riwayat endokrinopathy atau memiliki
riwayat keluarga terhadap APECED harus dimonitor secara ketat.(2,4,5)
4
VII. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi berhubungan dengan penyakit
perdarahan misalnya myopati dan vaskulitis seperti stroke dan beresiko
besar terhadap kanker. Juga anemia aplastik, myastenia gravis atau
hipogammaglobulinemia bisa saja terjadi.(2,4)
VIII. Prognosis
Prognosis dari kandidiasis mukokutan kronik pada umumnya baik dan
bergantung pada berat ringannya faktor predisposisi. (1)
IX. Kesimpulan
Kandidiosis mukokutan kronis adalah kelompok gangguan imun
heterogen yang semuanya mempunyai defek primer respons limfosit-T
terhadap antigen kandida. Endrokinopati dan gangguan autoimun telah
dihubungkan dengan gangguan ini pada beberapa penderita. Gejala dapat
mulai pada usia beberapa bulan pertama atau selambat-lambatnya pada
dekade kedua. Gangguan ini ditandai dengan infeksi kandida kulit dan
membran mukosa yang kronis dan berat.
Terapi jamur topikal mungkin berguna pada perjalanan awal
penyakit, tetapi pemberian anti jamur azole dapat bermanfaat untuk lesi
yang sudah kronis.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kuswadji. Kandidosis. Dalam: Djuanda A., editor. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin.Ed-5. Jakarta: Fk-UI; 2010. Halaman 107
5
2. Paller A.S., Abrams M. Genetic Immunodeficiency Disease. In: Wolf K.,
Goldsmith L.A., Katz S.I., editors. Fizpatricks Dermatology in General
Medicine. 7thEd. New York: McGrawHill; 2008. Page 1860-1867
3. Van F.L., Hoischen A., Joosten L,A,B. STAT1 Mutation in Autosomal
Dominant Chronic Mucocutaneous Candidiasis. N ENGL J MED
2011;365:54-61