Anda di halaman 1dari 63

ORAL CANDIDIASIS

DEFINISI

Sumber : Neville et all. Oral and Maxillofacial


Pathology. Ed 3. p: 191
Infeksi dengan organisme jamur seperti Candida
albicans disebut kandidiasis.
Anggota lain dari genus Candida, seperti C.
tropicalis, C. krusei, C. parapsilosis, dan C.
guilliermondii, dapat juga ditemukan secara intraoral,
tetapi mereka jarang menyebabkan penyakit.
Kandidiasis sejauh ini merupakan infeksi jamur
mulut yang paling umum pada manusia dan memiliki
berbagai manifestasi klinis.
ETIOLOGI DAN
PATOGENESIS

Sumber : Joseph A. Regezi. Oral pathology; clinical


pathologic correlations. Elsevier.2016. pg: 104
Burkets Oral Medicine 12ed. Pg: 93
ETIOLOGI
 Candidiasis oral disebabkan oleh infeksi jamur
yang diperkuat dengan adanya beragam faktor
predisposisi.
 Pada infeksi jamur, 80% ditemukan C. albicans,
C. tropicalis, and C. Glabrata pada saat
pemeriksaan lebih lanjutnya.
FAKTOR PREDISPOSISI
PATOGENESIS
 Untuk dapat menginvasi lapisan mukosa,
mikroorganisme harus melekat pada permukaan
epitel, maka mikroorganisme dengan
kemampuan adhesi yang lebih baik akan lebih
virulen dibandingkan mikroorganisme dengan
kemampuan adhesi yang lemah
 Penetrasi jamur ke sel epitel dibantu oleh hasil
produksi lipasenya, dan bagi jamur untuk tetap
berada di dalam sel epitel, mereka harus
bertahan menghadapi deskuamasi konstan dari
sel epitel.
KLASIFIKASI ORAL
CANDIDIASIS

Sumber : Grenberg MS. Glick M. Burket’s Oral


Medicine. Diagnosis & Treatment. Ed 12. Bc Decker
Inc,New York. 2015 p: 91-96
1. Pseudomembranous Candidiasis
2. Erythemathous Candidiasis
3. Chronic Plaque-Type and Nodular
Candidiasis
4. Denture Stomatitis
5. Angular Cheilitis
6. Median Rhomboid Glossitis
7. Oral Candidiasis Associated with HIV
GAMBARAN KLINIS
BERDASARKAN KLASIFIKASI
YOLA SRIKANDI
Sumber : regezi. P. 105
neville. P.191
PSEUDOMEMBRANOUS
CANDIDIASIS
 Classic candidal infection, known as thrush (sariawan)

 Gambaran klinis:
 Adanya white plaque berupa membran yang terikat
longgar, terdiri dari fungal, cellular debris, desquamated
epithelial cells, inflammatory cells, fibrin
 Lesi ini menyerupai debris makanan seperti telur, yogurt
atau keju
Plaque ini dapat di rub off (dengan kasa), mukosa
dibawahnya bisa normal atau terjadi eritema.
 Apabila terjadi bleeding: ada lesi lain seperti erosive lichen
planus atau cancer chemotherapy

Tempat terjadinya:
 Buccal mucosa
 Mucobucal fold
 Palate
 Dorsal, lateral tongue
 Oropharynx
 Simtomnya ringan dan minimal (kebanyakan), namun
juga kadang terasa burning sensation
 Gambaran klinis akut dan kronis tidak bisa dibedakan
ERYTHEMATOUS
CANDIDIASIS
Erythematous Candidiasis

Acute athropic Chronic athropic


candidiasis candidiasis

Central papillary
Chronic
atrophy or
multifocal
Median rhomboid
candidiasis
glossitis

Denture
Angular cheilitis Cheilocandidiasis
stomatitis
ACUTE ATROPHIC CANDIDIASIS
 Sebagai hasil penggunaan antibiotik broad-
spectrum
 Burning sensation diikuti hilangnya papila
filiform lidah sehingga terlihat kemerahan
dan licin
CHRONIC ATROPHIC CANDIDIASIS
Central papillary atrophy or Median
rhomboid glossitis

 Terdapat zona eritema berbatas tegas di midline


posteror dorsal lidah karena kehilangan papila
filiform, sering asimtomatik
 Lesi ini simeris dengan permukaan halus hingga
berlobus
Chronic multifocal candidiasis

 Angular cheilitis
- terjadi pada pasien tua karena penurunan DVO
- sehingga tertumpuknya saliva di sudut mulut,
yang menjadi tempat infeksi fungal
- gambaran: eritema, fissure, encrusted
 Cheiloasndidiasis
- Terjadi pada pasien yang selalu melembapkan kulit
(perioral skin)
 Denture stomatitis

- type I: minor eritema terbatas karena trauma


pemakaian GT
- type II: mengenai major part of denture-covered
mucosa
- type III: tambahan type II, yaitu adanya
granular
CHRONIC PLAQUE –
TYPE AND NODULAR
CANDIDASIS
 White plaque yang tidak bisa di rub-off
 Terdapat di anterior bucal mucosa, sulit dibedakan
dengan leukoplakia
 Juga di dorsum lidah dengan pola spt median rhomboid
glossitis
 Umumnya asimptomatik
 Smooth, nodular (diameter 2-3mm) or fissured surface
MUCOCUTANEOUS
CANDIDIASIS
 Berkaitan dengan immunologic disorder
 Candidiasis yang persisten

 Lesi awalnya pseudomembran, terus diikuti


lesi di kuku dan kulit
ORAL CANDIDIASIS
ASSOCIATED WITH HIV
 Terjadi pada 90% pasien AIDS (salah satu
tanda)
 Common types: psedomembranous,
erythematous, angular cheilitis, chronic-
plaque like candidiasis
GAMBARAN
HISTOPATOLOGI

Sumber :
1. Regezi, Sciubba, Jordan. Oral Pathology, Clinical pathologic
correlations.7th Ed. Saunders. St. Louis. 2016. P.107

2. Neville BW., et al. Oral and Maxillofacial Pathology 4th Edition. WB


Saunders Company. Philadelphia. 2015P. 197-198
 Pada kandidiasis akut, hifa jamur
terlihat menembus lapisan atas epitel.
 Bentuk jamur dapat ditingkatkan di
bagian jaringan dengan pewarnaan
dengan methenamine perak atau asam
periodik-Schiff (PAS) reagen.
 Bentuk jamur utama yang tumbuh
dalam bentuk khusus penyakit ini
adalah pseudohyphae.
 Hiperplasia epitel adalah fitur yang
agak khas dari kandidiasis kronis.
Gambar 3-64 Kandidiasis oral. A, pola Psoriasiform. B,
pembesaran tinggi pseudohyphae jamur dalam lapisan keratin.
o Pada pewarnaan dengan metode asam-Schif (PAS) periodik
atau metode Grocott-Gomori methenamine silver (GMS), hifa
dan ragi kandida dapat langsung diidentifikasi.

o Organisme tampak cerah-magenta dengan noda PAS atau


hitam dengan noda GMS.

o Untuk membuat diagnosis kandidiasis, seseorang harus dapat


melihat hifa atau pseudohyphae (yang pada dasarnya
merupakan sel ragi yang memanjang). Hifa memiliki diameter
sekitar 2 μm, bervariasi panjangnya, dan dapat menunjukkan
percabangan. Seringkali hifa disertai oleh jumlah variabel
ragi, sel epitel skuamosa, dan sel-sel inlamasi.
Gambar 6-14 Kandidiasis. Persiapan sitologi ini
menunjukkan hifa jamur berbentuk tubular dan ragi ovoid
dari Candida albicans. (Periodic acid-Schiff [PAS] stain.)
Persiapan 10% hingga 20% kalium
hidroksida (KOH) juga dapat digunakan
untuk mengevaluasi spesimen dengan
cepat untuk keberadaan organisme jamur.
Gambar 6-15 Kandidiasis. Fotomikrograf daya sedang ini
menunjukkan pola khas parakeratosis, mikroabses neutrofilik,
lapisan spinos menebal, dan peradangan kronis pada jaringan ikat
yang mendasari terkait dengan infeksi kandida panjang pada
mukosa mulut.
Gambar 6-16 Kandidiasis. Ini photomicrograph
berkekuatan tinggi menunjukkan hyphae tubular
dari Candida albicans tertanam di lapisan
parakeratin. (Periodic acid-Schiff [PAS] stain.)
PROSEDUR DIAGNOSI &
DIAGNOSIS
Sumber : 1. Glick, Michael. Burket’s Oral Medicine. 12th ed. Shelton. People’s
Medical Publishing House-USA. 2015. P. 96.
2. Neville, Brad W., Douglas, Carl, Angela. Oral and Maxillofacial Pathology. 4th ed.
St. Louis. Elsevier. 2016. P. 198.
3. Neville,et al. Oral and Maxillofacial Pathology. 4th ed. St. Louis. Elsevier. 2016. P.
198.
4. Regezi, Joseph A., Sciubba, Jordan. Oral Pathology: Clinical Pathologic
Correlations. 7th ed. 2017. P. 107.

5. Samaranayke, L. Essential Microbiology for Dentistry. 4th ed. P. 186.


1. Patient history
a. Identifikasi pasien
b. Keluhan utama
(pasien mengeluh tidak nyaman karena adanya lesi putih
pada rongga mulutnya)
c. Riwayat keluhan utama
d. Riwayat medis
(penggunaan antibiotik, obat imunosupresif, kemoterapi,
kelainan endokrin, penyakit imunodefisiensi)
e. Riwayat keluarga
f. Riwayat sosial
g. Review of system
h. Riwayat dental -> penggunaan gigi tiruan
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang -> pemeriksaan sitologi
DIAGNOSIS
 Diagnosis kandidiasis biasanya diperoleh dari
tampilan klinis dan pemeriksaan sitologi.

 Temuan sitologi harus menunjukkan fase hifa dari


organisme, barulah diberikan terapi antifungal.

 Jika lesi secara klinis menunjukkan kandidiasis


hiperplastik tetapi tidak merespon terapi antifungal,
maka dilakukan biopsi untuk memeriksa
kemungkinan C. albicans yang dilapisi dengan
epithelial dysplasia, squamous cell carcinoma, atau
lichen planus.
 Identifikasi definitif organisme dapat diperoleh
melalui kultur.
 Spesimen untuk kultur diperoleh dengan cara
melakukan swab pada lesi dan streaking the swab
pada permukaan Saboroud agar. C. albicans akan
tumbuh seperti creamy, berkoloni dengan permukaan
halus setelah inkubasi 2-3 hari pada suhu ruangan.

 Pemeriksaan dengan KOH : hasil smear dari plaque


candida diusapkan pada kaca objek dan diteteskan
KOH 20% atau dilakukan pewarnaan dengan PAS
untuk melihat hifa. Identifikasi kultur dan
kuantifikasi organisme dapat dilakukan pada
Sabouraud broth, blood agar, atau cornmeal agar.
• Neville, et al. Oral and Maxillofacial Pathology.
4th ed. St. Louis. Elsevier. 2016. P. 198.
DIAGNOSIS BANDING
CANDIDAL LEUKOPLAKIA
 Gambaran ini sama dengan hyperplastic
candidiasis karena gambaran nya yang serupa,
maka kedua lesi sangat sulit untuk dibedakan.
Kedua lesi ini juga tidak bisa di rub-off

 Cara membedakan nya


1. Chronic hyperplastic candidiasis merespon
terhadap terapi antifungal, sedangkan candidal
leukoplakia tidak.
2. Saat dilakukan biopsy, lesi chronic hyperplastic
candidiasis terlihat organisme candida.
RENCANA PERAWATAN
Sumber :
• Grenberg MS. Glick M. Burket’s Oral Medicine. Diagnosis &
Treatment. Ed 12. Bc Decker Inc,New York. 2015 p: 82-84
• Neville et all. Oral and maxillofacial pathology. Ed 4. p. 198
- Oral candidiasis -> antifungal drugs
- Primary oral candidiasis -> alternatif pertama
menggunakan nystatin and amphotericin B
- Oral candidiasis karena denture -> hilangkan
faktor predisposisinya , meningkatkan
kebersihan denture, diinformasikan agar tidak
dipakai saat tidur.
- Primary candidiasis, seperti chronic hyperplastic
candidiasis, denture stomatitis, and median rhomboid
glossitis with a granular appearance -> systemic azole
- Angular cheilitis yang diinfeksi oleh S. aureus dan
candida -> topical treatment dengan miconazole
- Oral candidiasis with HIV -> fluconazole -> adanya
perkembangan resisten -> alternatifnya menggunakan
ketoconazole dan itraconazole
NYSTATIN
 Nistatin kurang diserap dari kulit dan selaput
lendir. Ini hanya digunakan secara topikal pada
infeksi Candida. Ini tersedia dalam suspensi,
salep, krim, bubuk dan tablet
 1 - 2 pil, pemakaiannya 1 sampai 5 kali selama
10 sampai 14 hari.
AMPHOTHERISIN B
 Obat ini tersedia dalam suspension oral untuk
candidiasis oral.
 Reaksi akut adalah demam, menggigil, sakit
kepala, dyspnoea, mual dan muntah, dll.
 1 mL (100 mg) setiap pemakaian. 4 kali sehari,
setelah makan dan sebelum tidur.
 Di pakai selama 2 minggu.

 Di kumur dan di diamkan di dalam mulut


selama mungkin.
KETOKONAZOLE

 Ketoconazole is used topically.


 Ketokonazole berguna untuk kandidiasis oral,
oesophageal dan vulvovaginal.
 Ini kurang efektif di gunakan; oleh karena itu
telah digantikan oleh triazoles.
TRIAZOLE
FLUCONAZOLE

 Tersedia untuk oral serta penggunaan topikal di


mata.
 Penggunaannya 2 tablet (200 mg) pada hari
pertama dan kemudian 1 tablet (100 mg) selama
1 sampai 2 minggu.
ITRACONAZOLE

 Itrakonazol kontraindikasi untuk pasien yang


menggunakan eritromisin, triazolam, dan
midazolam.
 Keasaman lambung membantu penyerapan
itrakonazol.
 Penggunaannya 10 mL(100mg), 2 kali selama 1
sampai 2 minggu.
PROGNOSIS
Sumber :
Grenberg MS. Glick M. Burket’s Oral Medicine.
Diagnosis & Treatment. Ed 12. Bc Decker Inc,New York.
2015 p: 84
 Prognosis dari oral kandidiasis adalah baik ketika
faktor- faktor predisposisi yang berhubungan dengan
infeksi ini tereliminasi.
 Jika faktor- faktor predisposisi meningkat pada
pasien primer kandidiasis maka meningkatkan resiko
yang lebih buruk pula pada penyakit oral kandidiasis.
 pada kebanyakan kasus ketika predisposisi
kandidiasis oral meningkat adalah penyebab dari
infeksi superficial sekunder.
THANKS !!!

Anda mungkin juga menyukai