Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia bisnis, istilah negosiasi bukanlah hal yang baru. Negosiasi digunakan
untuk menjembatani dua kepentingan yang berbeda, misalnya antara penjual dan pembeli
atau antara produsen dan konsumen. Oleh karena itu, agar terjadi suatau kesepakatan
diantara kedua belah pihak, diperlukan negosiasi.
Sementara itu, orang yang sering melakukan negosiasi disebut sebagai seorang
negosiator. Dalam setiap proses negosiasi, selalu ada dua belah pihak yang berlawanan atau
berbeda sudut pandangnya. Agar dapat menemukan titik temu atau kesepakatan, kedua
belah pihak perlu bernegosiasi.
Debat merupakan suatu kegiatan untuk menguji argumentasi yang dilakukan antar
individu maupun kelompok. Sedangkan menurut kamus besar Bahasa Indonesia, debat
adalah sebuah pembahasan mengenai suatu hal dengan saling memberikan alasan untuk
mempertahankan argumen masing-masing. Debat memiliki arti yang luas. Para ahli
menyusun pengertian debat berdasarkan pemikiran dan kajian literasi.

Dalam bab ini akan dibahas secara khusus hal yang berkaitan dengan permasalahan
negosiasi dan debat
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian negosiasi
2. Bagaimana proses negosiasi
3. Ada berapa keterampilan bernegosiasi
4. Ada berapa macam tipe negosiator
5. Bagaimana bentuk teks negosiasi dan cara penyelesaiannya
6. Apa Pengertian Debat ?
7. Apa ciri – ciri Debat ?
8. Bagaimana tata cara berdebat ?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar siswa mengerti apa yang di maksud dengan negosiasi
2. Agar siswa paham tentang cara berdebat yang baik dan benar

BAB II
PEMBAHASAN

A. NEGOSIASI
1. Pengertian Negosiasi

1
Menurut Hartman, pengertian negosiasi dapat berbeda-beda tergantung dari sudut
pandang siapa yang terlibat dalam suatu negosiasi. Dalam hal ini, ada dua pihak yang
berkepentingan dalam bernegosiasi yaitu pembeli dan penjual. Lebih jelasnya
bahwa negosiasi merupakan suatu proses komunikasi antara dua pihak, yang masing-
masing mempunyai tujuan dan sudut pandang mereka sendiri, yang berusaha mencapai
kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak mengenai masalah yang sama.
Salah satu tujuan orang bernegosiasi adalah menemukan suatu keputusan atau
kesepakatan kedua belah pihak secara adil dan dapat memenuhi harapan atau keinginan
kedua belah pihak tersebut.
Untuk mendapatkan suatu kesepakatan kedua belah pihak, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, antara lain :
a. Persiapan yang cermat
b. Presentasi dan evaluasi yang jelas mengenai posisi kedua belah pihak
c. Keterampilan, pengalaman, motivasi, pikiran yang terbuka
d. Pendekatan yang logis untuk menciptakan dan mempertahankan hubungan yang baik dan
saling menguntungkan serta saling menghormati
e. Kemauan untuk membuat konsesi untuk mencapai kesepakatan melalui kompromi bila
terjadi kemacetan

2. Proses Bernegosiasi
Proses negosiasi bukanlah proses sesaat kemudian dapat dengan segera diperoleh
hasilnya. Oleh karena itu negosiasi merupakan suatu proses yang berlangsung secara
kontinu atau terus-menerus hingga tercapai suatu kesepakatan bagi kedua belah pihak.
Persiapan yang baik sebelum bernegosiasi merupakan salah satu kunci sukses
bernegosiasi.
Menurut Casse, proses bernegosiasi ada tiga tahapan penting , yaitu sebagai
berikut :
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan negosiasi membutuhkan tiga tugas utama, yaitu merencanakan
sasaran negosiasi dan memperjelas proses negosiasi Sasaran negosiasi adalah hasil yang
diharapkan dalam bernegosiasi. Hal ini merupakan salah satu alasan utama mengapa
seseorang bernegosiasi. Penentuan sasaran sangatlah penting sebagai arahan atau
petunjuk dalam bernegosiasi. Strategi negosiasi yang merupakan cara untuk mencapai
tujuan bernegosiasi. Untuk mencapai kesepakatan kedua belah pihak memang diperlukan
strategi yang tepat. Proses negosiasi merupakan suatu proses tawar-menawar yang
diharapkan mampu menghasilkan suatu kesepakatan dikedua belah pihak yang saling
menguntungkan
b. Tahap Implementasi

2
Tahap implementasi merupakan tahapan peranan atau tindakan yang diperlukan agar
mencapai sukses dalam bernegosiasi
Implementasi negosiasi memiliki beberapa komponen penting, antara lain
1. Taktik cara anda
Adalah bahwa Anda tahu tujuan yang ingin dicapai, Anda bersikeras dan
memaksa pihak lawan agar percaya bahwalah Anda yang benar dan Anda terus menekan
2. Taktik bekerja sama
Taktik ini menegaskan bahwa Anda mau mendengarkan pihak lawan dan
mengetahui apa yang ada di benak mereka, Andalah yang memutuskan untuk bersikap
reaktif(bukan proaktif) siap bekerjasama.
3. Taktik tidak bertindak apa-apa
Taktik ini merupakan sikap keras kepala dalam bernegosiasi. Dalam hal ini Anda
tetap bersikukuh pda pendirian dan tidak mudah berubah.
4. Taktik melangkah ke tujuan lain
Taktik ini menuntut Andalah yang harus aktif menggeser suatu persoalan ke
persoalan lain.
c. Tahap Peninjauan Negosiasi
Tahap ini merupakan tahapan setelah berlangsungnya suatu proses negosiasi. Ada
beberapa alasan penting mengapa tahap peninjauan negosiasi perlu dilakukan, antara lain:
1. Untuk memeriksa apakah Anda sudah mencapai tujuan anda
2. Jika tidak, maka hal itu dapat menjadi pelajaran sekaligus pengalaman yang sangat
berharga bagi seorang negosiator
3. Jika ya, maka pastikan apa yang sudah Anda lakukan dengan baik dan bangunlah
kesuksesan Anda.

3. Keterampilan Bernegosiasi
Keberhasilan atau kesuksesan dalam bernegosiasi dapat ditentukan oleh berbagai
faktor penting,diantaranya adalah keterampilan seseorang negosiator dalam bernegosiasi
dengan pihak lawan negosiasi. Menurut Hartman,ada beberapa hal penting yang perlu
diperhatikan dalam ketrampilan bernegosiasi (negotiation skills)antara lain.

1. Persiapan
Persiapan yang baik merupakan salah satu kunci sukses negosiasi. Tanpa persiapan yang
baik,hasil yang diperoleh dalam bernegosiasi tidak akan memuaskan kedua belah pihak
atau bahkan mengalami kegagalan yang pada akhirnya menimbulkan kekecewaan bagi
kedua belah pihak.
2. Memulai Negosiasi
Bagaimana memulai bernegosiasi? Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan
dalam memulai bernegosiasi,antara lain: memilih waktu yang tepat, tempat yang tepat,
3
pengaturan tempat duduk yang tepat, menciptakan suasana yang positif dan santai,
menetapkan agenda, meumusakn tawaran / posisi pembuka, menghadapi konflik,
berkomunikasi secar efektif, meningkatkan ktrampilan mendengarka, peringatan,
menciptakan kesepakatan dengan lebih cepat.
3. Strategi dan teknik
Menurut kamus Webster, strategi dapat mendefinisikan sebagai rencana atau metode yang
teliti atau tipu daya cerdik. Sedangkan yang dimaksud dengan taktik lebih mengacu pada
setiap metode yng digunakan untuk mencapai tujuan,yaitu mencapai kesepakatan dalam
bernegosiasi. Baik strategi maupun taktik menuntut ketrampilan khusus dalam
bernegosiasi. Negosiasi yang sukses bukan saja hasil dari perencanaan atau persiapan
yang baik, tetapi juga implementsi yang baik dari sebuah negosiasi.
4. Kompromi
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa proses bernegosiasi melibatkan kedua belah
pihak. Kompromi merupakan salah satu upaya menuju pencapaian kesepakatan kedua
belah pihak dalam bernegosiasi. Dalam upaya menu kompromi, seseorang negosiator
rmenyajikan kerangka dasar atau garis besarnya terlebih dulu, kemudian melangkah pada
perbedaan kedua belah pihak secara lebih spesifik, dan akhirnya disajikan pernyataan
yang bersifat penilaian untuk mendukung posisi mereka sendiri.
5. Menghindari kesalahan taktis
Bagaimana seorang negosiator harus menghindari kesalahan taktis? Agar negosiasi
sukses, berikut ini adalah beberapa hal yang perlu dihindari dalam melakukan negosiasi,
antara lain: mengajukan permintaan awal yang tidak logis (permintaan tinggi untuk
penjual dan permintaan rendah untuk pembeli), membuat konsesi bebas, memulai tanpa
daftar penawaran, melakukan negosiasi terlalu cepat,bernegosiasi saat
terkejut,menghargai tawaran yang tidak masuk akal, takut diam, marah, tidak menuliskan
hasil negosiasi, bernegosiasi pada saat lelah, mengecewakan bos Anda, dan memaksakan
bernegosiasi.
Menurut Casse, ketrampilan bernegosiasi dapat dibedakan ke dalam dua
kelompok besar, yaitu ketrampilan konvensional / conventional skills (untuk negosiator
konvensional) dan nonkonvensional no-conventional skills (untuk negosiator
nonkonvensional).
Menurut Oliver,ada enam kunci dasar yang perlu diperhatikan dalam
bernegosiasi, antara lain: persiapan yang baik, berlatih, menggambarkan posisi Anda,
membuat usulan, penawaran, dan persetuuan. Masing-masing kunci dasar dalam
bernegosiasi tersebut dapat dijelaskan berikut ini.

1. Persiapan yang baik

4
Negosiasi yang tidak disertai persiapan yang baik tidak akan mampu menghasilkan
kesepakatan secara optimal. Semakin penting negosiasi, seiakan banyak persiapan yang
harus dilakukan. Lakukan identifikasi pada tahap persiapan atas hal-hal berikut:
Kemungkinan pihak lawan membuka pernyataan dan posisi, bagaimana Anda bergerak
dari posisi pihak lawan menuju aspirasi Anda, masalah potensial,rintangan, kesempatan,
kebutuhan dan pilihan yang dimiliki lawan Anda, bagaimana idealism dan garis Anda,
pertimbangan biaya setiap gerakan yang mungkin Anda buat dan itu dapat
menguntungkan pihak lawan Anda, dan antisipasi apa konsesi yang akan diberikan oleh
pihak lawan Anda.
2. Berlatih
Berlatih bernegosiasi merupakan kunci percaya diri. Hal itu dapat menjadi pintu pembuka
besar atau kecil masalah dan kesulitan yang akan muncul. Cobalah rinci bagaimana Anda
berlatih, pendekatan apa yang akan Anda gunakan, pernyataan kunci apa yang akan Anda
sampaikan, dan bagaiman Anda merespons pernyataan pihak lawan Anda. Jangan
bimbang dan ragu, berlatih dan berlatilah! Semakin sering berlatih dan selalu
memperbaiki diri setiap terjadi kekeliruan akan menjadikan modal dasar yang berharga
menuju kesuksesan Anda.
3. Menggambarkan posisi Anda
Pada beberapa titik, setiap sisi menggambarkan posisi mereka dengan jelas. Tujuan Anda
adalah bagaimana memberikan kesempatan kepada pihak lawan untuk berbicara tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan apa, bagaimana, kapan, dimana, dan mengapa
negosiasi perlu dilakukan. Anda harus dapat mengendalikan apa yang seharusnya anda
lakukan dan jangan terpengaruh oleh pihak lawan Anda.
4. Membuat suatu usulan / proposal
Jika pihak lawan Anda mengisyaratkan tidak membuat suatu usulan (proposal) yang ingin
diajukan dalam bernegosiasi, satnya bagi Anda untuk mengusulkannya. Hal itu juga akan
memberikan suatu konsensi yang terlalu dini oleh pihak lawan. Namun demikian, pada
babak awal tersebut janganlah terlalu berharap munculnya sebuah kesepakatan. Masih
aada kata-kata tawaran berikutnya yang perlu dipertimbangkan lebih lanjut dalam
bernegosiasi.
5. Penawaran
Salah satu respon yang eektif dalam bernegosiasi adalah bagaimana melakukan tawaran
bagi pihak lawan dengan cara-cara yang baik. Bagaimanapun, proses bernegosiasi tidak
dapat dilepaskan dengan proses penawaran. Gunakan kesempatan proses penawaran ini
dengan sebaik-baiknya.
6. Persetujuan
Dalam proses penawara yang intens,sangatlah mudah untuk melupakan apa yang telah
disetujui. Sasaran dari setiap kali bernegoisai adalah untuk mencapai kesepakatan. Suatu
5
kesepakatan itu tidak hanya terbatas pada hasil akhir dari kesepakatan, tetapi butir-butir
dari setiap kesepakatan juga menjadi bagian penting yang tak terpisahkan dalam proses
bernegosiasi.
Untuk mencapai suatu kesepakatan yang baik (efektif) bagi kedua belah pihak, Anda
perlu memahami dengan sebaik-baiknya apa yang sebenarnya diinginkan oleh pihak
lawan.

Menurut Mattock dan Ehrenborg, ada sepuluh hal yang sangat diinginkan oleh
pihak lawan Anda, antara lain (1) merasa nyaman akan dirinya sendiri, (2) tidak merasa
dibohongi, (3) sekutu yang kekal, (4) mengetahui dan memahami lebih banyak, (5)
menyelesaikan negosiasi tanpa harus bekerja terlalu kera, (6) uang, barang, dan
pelayanan yang bagus, (7) diperlakukan dengan ramah-artinya didengarka, (8) disenangi,
(9) komunikasi yang jelas, (10) mengetahui kemampuan dan usahanya-dari Anda, bos,
dan rekan kerjanya.

4. Tipe Negosiator
Pemahaman yang baik terhadap karakteristik atau ciri-ciri berbagai macam
negosiator akan membantu mempermudah Anda dalam menentukan strategi bernegosiasi.
Menurut Casse, ada empat tipe negosiator (types of negotiator) yaitu; negosiator curang,
negosiator profesioal, negosiator bodoh, dan negosiator naïf. Masing-masing tipe
negosiator dapat dijelaskan berikut ini:
1. Negosiator Curang
Anda harus hati-hati berhadapan dengan seorang negosiator yang curang karena pada
dasarnya yang terlinta dalam benak pikirannya adalah bagaimana memenangkan
negosiasi dan mengalahkan Anda. Bahkan, bukanlah mustahil dapat menghalalkan segala
cara. Yang penting baginya adalah dapat memenangkan negosiasinya.
2. Negosiator Profesional
Seorang negosiator yang professional akan tahu apa yang sedang dinegosiasikan, dan
tahu bagaimana memperoleh apa yang diinginkannya. Ia memiliki pengetahuan dan
keterampilan bernegosiasi yang baik. Yang tak kalah pentingnya adalah ia tahu banyak
hal tentang lawan negosiasinya.
3. Negosiator Bodoh
Seorang negosiator yang bodoh cenderung menghendaki kekalahan untuk kedua belah
pihak. Tidak peduli apapun yang Anda lakukan,ia akan berusaha sekuat tenaga agar tidak
ada yang bisa keluar sebagai pemenang. Oleh karena itu, untuk menghadapi negosiator
Anda harus memahami apa yang sebenarnya terjadi dibalik perilaku pihak lawan yang
bodoh atau pura-pura bodoh tersebut.
6
4. Negosiator Naif
Pada umumnya ia adalah negosiator yang tidak siap bernegosiasi, tidak tau pokok
persoalan yang akan dinegosiasikan, bahkan cenderung percaya begitu saja pada pihak
lawan negosiasinya.

5. Bentuk teks negosiasi dan cara penyelesaiannya


Contoh : Penyelesaian Sengketa Ekonomi secara Negosiasi
PT Sara Lee Indonesia, perusahaan besar yang bergerak di consumer product, diguncang
masalah dengan karyawanya. Sekitar 200 buruh bagian pabrik roti yang tergabung dalam
Gabungan Serikat Pekerja PT Sara Lee Indonesia, menggelar aksi mogok kerja di halaman
pabrik, Jalan Raya Bogor Km 27 Jakarta Timur, Rabu (19/11/10).
Aksi mogok kerja ini, ternyata tidak hanya di Jakarta namun serentak di seluruh distributor
Sara Lee se-Indonesia. Bahkan, buruh yang ada di daerah mengirim ‘utusan’ ke Jakarta
untuk memperkuat tuntutannya. Utusan itu bukan orang, namun berupa spanduk dari Sara
Lee yang dikirim dari beberapa daerah.
Dalam aksinya di depan pabrik, para buruh yang mayoritas perempuan ini membentangkan
spanduk berisikan tuntutan kesejahteraan kepada manajemen perusahaan yang berbasis di
Chicago Sara Lee Corporation dan beroperasi di 58 negara, pasar merek produk di hampir
200 negara serta memiliki 137.000 karyawan di seluruh dunia.
Dengan mengenakan kaos putih dan ikat merah di kepalanya. Buruh merentangkan belasan
spanduk, di antaranya bertuliskan: “Kami bukan sapi perahan, usir kapitalis”, “Rp 16
triliun, Bagian kami mana?”, “Jangan lupa karyawan bagian dari aset perusahaan juga.”
“Kami Minta 7 Paket”, “Perusahaan Sara Lee Besar Kok Ngasih Kesejahteraan Kecil” juga
tuntutan lain tentang kesejahteraan dan gaji yang rendah.
Spanduk juga terpasang di pagar pabrik Sara Lee, juga ada sehelai kain berisi tanda tangan
para pekerja dan 12 poster yang mewakili suara masing-masing tim dari berbagai daerah,
seperti Jakarta, Banyuwangi, Medan, Makassar, Denpasar, Jember, Surabaya, Madiun,
Kediri, Gorontalo, Samarinda, Lombok dan Aceh.
Poster dari Surabaya GT tertera beberapa kalimat yang berbunyi: “Kami tidak akan
berhenti mogok, sebelum kalian penuhi tuntutan buruh, penjahat aja tahu balas budi,
kalian?” Juga poster dari Tim Banyuwangi menyuarakan: “Kedatangan kami bukan untuk
berdebat, kami datang untuk meminta hak kami, jangan bersembunyi di belakang UU, dan
jangan ambil jatah kami, ayo bicaralah untuk Indonesia.”
“Kami terpaksa mogok karena jalan berunding sudah buntu dari pertemuan tripartit antara
manajemen perusahaan dengan serikat pekerja. Banyak tuntutan yang kami ajukan mulai

7
kesejahteraan, peningkatan jumlah pesangon dan kompensasi dari manajemen,” ungkap
seorang buruh wanita yang enggan disebut namanya.
Buruh takut menyebut nama, sebab manajemen perusahaan akan terus melakukan
intimidasi yang menyakitkan. “Ini aksi dalam jumlah yang kecil, dan menggerakan lebih
besar dan sering melancarkan aksi, jika tuntutan kami tak dikabulkan,” sambungnya.
Perwakilan manajemen sempat mengimbau peserta aksi mogok untuk kembali bekerja
melalui pengeras suara, namun ditolak oleh pekerja. Hingga kini aksi buruh terus
bertambah sebab karyawan dari distributor Jakarta, Bogor, Tanggeran, Depok dan Bekasi
satu persatu memperkuat aksinya itu.
Buruh lainnya mengatakan kasus ini bermula dari penjualan saham Sara Lee dijual kepada
perusahaan besar. Ternyata, perusahaan baru itu Setelah enggan menerima karyawan lain,
sehingga nasib karyawan menjadi terkatung-katung. Bahkan, memutus hubungan kerja
seenaknya saja. Buruh pun aktif demo.
Sara Lee merasa malu dengan aksi yang mencoreng perusahaan raksasa inim sehingga siap
melakukan perundingan tripartit. Sayangnya, hingga kini belum ada kesepakatan karena
manajemen perusahaan memberikan nilai pesangon yang sangat rendah, tak sesuai
pengabdian karyawan.

Cara penyelesaian :
Menurut saya, Manajemen PT. Saralee harus berunding terlebih dahulu dengan para buruh
agar menemui suatu titik kesepakatan. Jika PT. Saralee tidak memperoleh laba yang ia
targetkan, seharusnya ia dapat mengambil kebijaksanaan yang tidak membuat salah satu
pihak rugi akan hal ini. Perundingan secara kekeluargaan adalah satu-satunya solusi yang
dapat meredam demo. Jika demo terus terjadi, pihak Saralee malah akan mengalami
kerugian yang lebih besar lagi, karena jika kegiatan operasional tidak berjalan seperti biasa,
laba pun tidak akan didapatkan oleh PT.Saralee.
Solusi persoalan mikro perburuhan bisa diatasi dengan memperbaiki hubungan kontrak
kerja antara pengusaha dengan pekerja. Transaksi kontrak tersebut sah menurut, jika
memenuhi persyaratan dan ketentuan yang jelas mengenai :
1. Bentuk dan jenis pekerjaan
2. Masa kerja
3. Upah kerja
4. Tenaga yang dicurahkansaat bekerja
Jika ke empat masalah diatas sudah jelas dan disepakati maka kedua belah pihak terikat dan
harus memenuhi apa yang tercantum dalam kesepakatan tersebut.
Sedangkan aspek makro perburuan, prinsipnya setiap orang berhak mendapatkan
kesejahteraan. Hal ini bisa dilakukan dengan 2 cara :
1. Pemenuhan kebutuhan sandang , pangan dan papan , ditangguhkan kepada setiap
individu masyarakat (buruh)
8
2. Terkait kebutuhan biaya pendidikan, layanan kesehatan dan keamanan menjadi
tanggung jawab negara untuk menyediakannya bagi setiap warga negara. Selain itu
negara juga memiliki tanggungjawab menyediakan berbagai fasilitas yang
memudahkan setiap orang untuk bekerja.
B. DEBAT
1. Pengertian Debat
Menurut seorang ahli bernama Asidi Dipodjojo dalam buku yang berjudul “Komunasi
Lisan”, debat merupakan suatu proses komunikasi yang dilakukan secara lisan yang dinyatakan
dengan bahasa untuk mempertahankan gagasan atau pendapat. Dalam sebuah debat, setiap pihak
berhak mengajukan pendapat dan memberikan alasan sehingga pihak lawan atau pihak yang
tidak setuju dapat menerima dan berpihak kepadanya.
Dalam sebuah buku tentang public speaking yang ditulis oleh seorang ahli bernama G. Sukadi,
debat diartikan sebagai kegiatan saling beradu pendapat antarpribadi maupun antarkelompok
orang yang bertujuan untuk mencapai kemenangan atau kesepakatan. Sedangkan menurut
Guntur Tarigan dalam bukunya yang berjudul “Retorika”, debat adalah adu argumentasi tentang
suatu hal tertentu untuk mencapai kemenangan satu pihak.
2. Tujuan Debat
Debat memiliki beberapa tujuan yaitu meraih kemenangan atas argumentasi demi mendukung
sesuatu yang ingin ditegakkan atau dijalankan. Tujuan dilakukannya debat juga untuk
menunjukkan kebenaran atas sesuatu yang sedang dipermasalahkan, menimbulkan pro dan
kontra, dan sebagainya. Tujuan yang ingin dicapai dengan debat bergantung pada peserta dan
anggota yang diundang, mosi atau permasalahan, waktu, dan tempat debat.
3. Fungsi Debat
Debat juga mempunyai fungsi yaitu sebagai ajang untuk melatih keberanian dalam
beragumentasi di depan umum, melatih berbicara terutama menanggapi argumen lawan
bicara. Debat juga dapat meningkatkan kemampuan merespon suatu masalah dengan cepat dan
tepat melalui sikap dan cara berpikir kritis terhadap suatu topik, dan menambah pemahaman
suatu konsep atau teori terutama yang berhubungan dengan materi.

4. Peran Debat
Debat mempunyai peran yang sangat penting dalam pemutusan perundang-undangan oleh
legislatif, dalam bidang hukum misalnya ketika dilakukan pengadilan terdakwa, dalam bidang
pendidikan, kegiatan politik seperti penentuan calon maupun kebijakan internal politik, bidang
binis, dan perekonomian.
Di negara-negara demokratis seperti Amerika dan Indonesia, debat diperlukan dalam penentuan
undang-undang maupun ketika dilakukan amandemen terhadap undang-undang. Masalah yang
diangkat di dalam pembahasan amandemen akan didebatkan untuk mencari mana argumentasi
9
atau gagasan yang mendekati benar dan paling adil. Debat juga berperan dalam kemajuan bisnis
perusahaan khususnya ketika penentuan langkah-langkah visioner untuk memajukan perusahaan.
5. Etika Debat
Seorang yang tergabung dalam tim debat baik pro, kontra, maupun tim netral harus menjunjung
etika atau norma dalam bertanya dan berdebat. Etika bertanya dalam debatyaitu bersungguh-
sungguh dalam mencari data, tidak menguji pembicara, pertanyaan langsung menuju ke fokus
permasalahan, mengajikan pertanyaan-pertanyaan khusus, menghindari cara berpikir yang salah,
tidak menyangkutpautkan prasangka emosional ketika bertannya, dan menunjukkan sikap wajar.
Sedangkan etika berdebat yaitu memiliki pengetahuan yang baik, pertimbangan dalam
mengomunikasikan argumen atau persuasi, keterampilan dalam membuktikan kesalahan dan
celah, mengerti prinsip-prinsip dalam penyampaian persuasi dan penggunaan argumentasi dalam
melemahkan pernyataan lawan, penyampaian pidato mauun argumentasi secara terarah, lancar,
dan kuat, serta mengapresiasi fakta.
Selain memiliki etika, fungsi, dan tujuan, debat juga memiliki unsur-unsur debat, ciri-ciri,
struktur, macam jenis, dan tata cara debat. Beberapa hal tersebut biasanya berbeda-beda
bergantung negara yang mealukan debat dan acara yang diselenggarakan. Masing-masing poin
tersebut secara umum akan dibahas dengan lengkap dan terperinci sebagai berikut.
Unsur-Unsur Dalam Debat
Suatu kegiatan dapat disebut debat jika memiliki beberapa unsur-unsur di bawah ini:
1. Memiliki mosi. Emosi adalah topik atau bahasan yang akan diperdebatkan dan mempunyai
sifat konvensional. Adanya mosi sangat penting karena di dalam sebuah debat terdapat pihak pro
dan kontra.
2. Debat harus memiliki pihak pro atau pihak afirmatif yang setuju terhadap mosi yang telah
diberikan. Pihak pro akan memberikan pidatonya terlebih dahulu mengenai alasan mengapa
mendukung pernyatan di dalam mosi.
3. Selain pihak pro, juga terdapat pihak oposisi atau pihak kontra yang tidak setuju dengan mosi
yang sudah diberikan. Pihak kontra akan menyanggah pernyataan dari pihak afirmatif.
4. Sebagai penengah antara pihak pro dan kontra, debat harus mempunyai pihak netral atau pihak
yang tidak menaruh dukungan dan tidak condong terhadap salah satu pihak.
5. Dalam debat harus ada moderator yang bertugas mempin dan mengatur jalannya debat. Tata
tertib debat, memperkenalkan masing-masing pihak, dan penyampaian mosi akan dilakukan oleh
moderator.
6. Debat juga harus memiliki peserta debat yang nantinya berhak menentukan keputusan akhir
bersama juri debat. Dalam beberapa debat, peserta tidak ikut andil dalam penentuan keputusan
akhir namun jika dibutuhkan voting, maka biasanya peserta akan diperhitungkan suaranya.
7. Unsur yang terakhir yaitu adanya penulis atau notulen acara yang bertugas mencatat hal-hal
terkait debat yang sedang berlangsung misalnya mosi debat, pernyataan moderator, penyampaian
masing-masing tim atau pihak, dan hasil keputusan akhir.
10
6. Ciri-Ciri Debat
Terdapat beberapa ciri-ciri debat yaitu sebagai berikut.
1. Debat memiliki pihak yang mengarahkan jalannya debat. Biasanya yang melakukan tugas ini
adalah seorang moderator.
2. Hasil akhir atau kesimpulan debat didapat dengan cara voting maupun keputusan juri debat.
3. Terdapat hanya dua sudut pandang yaitu pro dan kontra.
4. Terjadi kegiatan saling beradu argumentasi untuk memperoleh kemenangan salah satu pihak.
5. Terdapat suatu proses untuk saling mempertahankan argumentasi di antara kedua belah pihak
yang sedang berdebat (pihak pro dan kontra).
6. Di sesi tertentu terdapat kegiatan tanya jawab antar pihak yang berdebat dengan dipimpin oleh
moderator.

7. Struktur Debat
Debat yang baik harus memenuhi struktur debat yang telah disepakati bersama. Berikut ini
adalah struktur debat yang baik dan benar.
1. Perkenalan harus dilakukan oleh masing-masing tim atau pihak (afirmasi, oposisi, dan
netral)
2. Penyampaian argumentasi. Dalam debat, masing-masing tim pro maupun kontra
menyampaikan argumentasi atau gagasan tentang mosi yang telah diberikan.
Penyampaian argumentasi ini dimulai dari tim pro, lalu tim kontra, kemudian diakhiri
oleh tim netral.
3. Melakukan debat merupakan hal utama. Masing-masing tim diharuskan menyampaikan
argumentasi maupun sanggahan kepada lawan.
4. Kesimpulan merupakan hasil akhir debat yang sebelumnya diawali dengan penutup yang
disampaikan oleh masing-masing tim.
5. Keputusan diambil dari hasil voting, mosi, resolusi, dan sebagainya. Jenis keputusan ada
tiga yaitu keputusan oleh para pendengar atau decision by the audience, keputusan oleh
hakim atau decision by judges, dan keputusan dengan kritik atau decision by critique.
8. Macam Atau Jenis Debat
Debat memiliki beberapa macam atau jenis yang dikelompokkan berdasarkan tujuan, bentuk
maupun metode yang dilakukan. Berikut ini adalah macam atau jenis debat yang sering kita
kenal.
a. Debat pemeriksaan ulangan atau cross-examination debating
Debat pemeriksaan ulangan dilakukan untuk mengetahui kebenaran pemeriksaan yang
telah dilakukan sebelumnya. Dalam debat ini, diajukan beberapa pertanyaan dari saling
memiliki hubungan sehingga menyebabkan individu yang diberi pertanyaan dapat

11
mendukung posisi yang ingin ditegakkan maupun diperkokoh oleh pihak yang memberi
pertanyaan.
b. Debat Parlementer atau Assembly or Parlementary Debating
Debat parlementer juga dikenal dengan sebutan debat Majelis. Fungsi debat perlementer
ini yaitu untuk memberikan maupun menambah dukungan pada suatu undang-undang
tertentu. Di dalam debat parlementer seluruh anggota debat berhak mengajukan pendapat
dan gagasannya apakah ia mendukung ata menentang usul yang telah disampaikan
setelah diizinkan oleh majelis debat engan disertai alasan yang kuat.
c. Debat Formal
Debat formal juga dikenal dengan sebutan debat konfensional atau debat pendidikan.
Debat formal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada masing-masing tim
pembicara untuk menyampaikan kepada audiens atau peserta debat tentang beberapa
argumen maupun gagasan yang dapat menunjang atau menolak usulan. Argumen yang
disampaikan harus masuk akal, jelas, dan menyangkut kebutuhan bersama.

9. Tata Cara Melakukan Debat


Bagaimana tata cara melakukan debat yang baik dan benar? Berikut ini adalah tata cara yang
dapat anda lakukan.
1. Memahami dan menjalankan peraturan debat yang telah disepakati oleh peserta dan
anggota debat. Jika seorang anggota debat melanggar peraturan maka akan berpengaruh
kepada timnya.
2. Pertanyaan yang diajukan sebaiknya disampaikan dengan profesional, tidak menghina,
menguji, maupun merendahkan lawan, pertanyaan juga tidak boleh menyerang lawan
secara pribadi namun fokus ke permasalahan yang sedang dibahas.
3. Ajukan argumen dengan analisis yang kritis, masuk akal, dan runtut. Ketiga hal ini akan
lebih baik jika dilakukan dengan kemampuan retorika yang baik.
4. Dalam menyampaikan gagasan kenali dan pahami kelemahan maupun kelebihan yang
dimiliki lawan. Hal ini sangat penting untuk menyusun strategi debat sehingga efektif
dalam menyangkal dan mempengaruhi lawan bahkan seluruh peserta debat.
5. Argumen yang disampaikan tidak perlu terlalu banyak karena waktu yang terbatas. Susun
argumen ke dalam poin-poin yang singkat dan lugas yang merujuk langsung ke
permasalahan yang sedang didebatkan.
6. Memahami dengan baik tentang kesalahan-kesalahan dalam berpikir terutama pada
penyelesaian masalah. Hal ini juga berfungsi untuk mengetahui kelemahan argumentasi
yang diberikan oleh lawan.
7. Menyajikan gagasan yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Sertakan juga data-
data yang valid yang dapat mendukung argumen atau gagasan.

12
8. Buatlah kesimpulan yang menunjukkan pernyataan final dengan kalimat yang lugas dan
langsung menuju ke titik celah lawan. Penyampaian kesimpulan tidak perlu terlalu panjang
cukup poin-poin yang menegaskan argumentasi dan disampaian dengan tegas untuk
menunjukkan rasa percaya diri bahwa argumentasi tersebut benar.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut Oliver, negosiasi adalah sebuah transaksi dimana kedua belah pihak mempunyai
hak atas hasil akhir. Hal ini memerlukan persetujuan kedua belah pihak sehingga terjadi
proses yang saling memberi dan menerima sesuatu untuk mencapai kesepakatan bersama.
Sementara itu Casse,negosiasi adalah proses dimana paling sedikit ada dua pihak dengan
persepsi, kebutuhan, dan motivasi yang berbeda mencoba untuk bersepakat tentang suatu
hal demi kepentingan bersama.
proses negosiasi selalu melibatkan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi, mencari
suatu kesepakatan kedua belah pihak, dan mencapai tujuan yang dikehendaki bersama
kedua belah pihak yang terlibat dalam negosiasi.
menurut Casse, ada tiga tahapan penting dalam bernegosiasi, yaitu tahap perencanaan
(sebelum negosiasi), tahap implementasi (selama negosiasi), dan tahap peninjauan
(setelah negosiasi). Menurut Casse dalam proses negoasiasi ada enam tahapan penting
yang perlu diperhatikan, antara lain : (1) persiapan, (2) kontak pertama, (3) konfrontasi,
(4) Kompromi, (5) Solusi, (6) konsolidasi.

13
Seorang negosiator dapat melakukan berbagai peran penting dalam bernegosiasi, antara
lain : Berperan sebagai seorang pemimpin, faktual, analitis, reliasional, intuitif.
Ada empat tipe negosiator, yaitu negosiator curang, negosiator professional, negosiator
bodoh dan negosiator naïf.
menurut kamus besar Bahasa Indonesia, debat adalah sebuah pembahasan mengenai
suatu hal dengan saling memberikan alasan untuk mempertahankan argumen masing-
masing. Debat memiliki arti yang luas. Para ahli menyusun pengertian debat berdasarkan
pemikiran dan kajian literasi.

B. Saran
1. Dalam melakukan negosiasi dan debat diperlukan seseorang yang mampu melihat
peluang, sabar, dan memiliki daya sensitifitas social yang tinggi
2. Sebelum melakukan negosiasi dan debat sehendaknya seorang mempelajari situasi
yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/29567910/MAKALAH_NEGOSIASI
https://www.sekutukeadilan.com/pengertian-debat-menurut-para-ahli-unsur-unsur-ciri-struktur-
macam-jenis-dan-tata-cara/

14

Anda mungkin juga menyukai