Anda di halaman 1dari 29

MODUL II

PELUANG DAN PERENCANAAN KEWIRAUSAHAAN


2.1. Pendahuluan
Saudara sekalian, anda tentu pernah mendengar mengenai peluang usaha
maupun orang yang bisa berhasil dalam usahanya karena mampu membaca
peluang usaha, membuat perencanaan serta menjalankan usahanya dengan tepat.
Oleh karena itu, untuk lebih mengetahui tentang peluang dan perencanaan usaha
dalam kewirausahaan, maka anda dapat mempelajari materi Modul II ini.
Saudara sekalian, Modul II ini membicarakan materi tentang peluang
usaha dan perencanaan usaha dalam kewirausahaan. Peluang usaha meliputi: 1)
sumber-sumber gagasan baru yang menjadi peluang usaha, 2) sumber-sumber
potensial peluang, 3) menganalisis peluang usaha, 4) strategi memanfaatkan
peluang usaha, kerjasama usaha; sedangkan perencanaan usaha meliputi : 1)
analisis prospek usaha, 2) antisipasi keadaan masa yang akan datang berdasarkan
keadaan sekarang, 3) analisis kecenderungan perubahan, dan 4) menyusun strategi
usaha.
Manfaat mempelajari Modul II ini adalah anda dapat meningkatkan nilai
tambah suatu barang atau jasa melalui inovasi dengan cara merubah semua
tantangan

menjadi

peluang

usaha

melalui

ide-ide

anda,

menyusun

rencana/program kerja untuk mencapai tujuan usaha sehingga pada akhirnya anda
akan menjadi pengendali usaha (business driven). Ide-ide/Gagasan-gagasan anda
ini dapat menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan riil di pasar,
menciptakan nilai potensial di pasar sekaligus menjadi peluang usaha. Selanjutnya
anda mampu membuat perencanaan untuk memulai usaha serta mencapai tujuan
dan sasaran usaha.
Pada prinsipnya kemampuan seseorang untuk melihat peluang usaha dan
membuat perencanaan usaha pun berbeda-beda, tergantung pada tingkat
kreativitas yang muncul dalam bentuk ide-ide tertentu, evaluasi dan pengamatan

21

secara terus-menerus serta kejelasan rumusan program kerja, tujuan dan sasaran
yang ingin dicapai serta strategi untuk pencapaian tujuan dan sasaran usaha.
Relevansi dari Modul II ini adalah bahwa ide-ide /gagasan-gagasan anda
dengan kreativitas dan inovasi tertentu dapat menjadi peluang untuk melahirkan
suatu usaha/kewirausahaan dan selanjutnya untuk membuat perencanaan
kewirausahaan. Patut diingat bahwa ide-ide tersebut seringkali bukan merupakan
ide asli wirausaha namun bisa saja merupakan hasil pengamatan dan penerapan
ide-ide orang lain, yang selanjutnya akan menjadi peluang. Demikian pula halnya
dengan perencanaan, hendaknya sesuai dengan tujuan dan sasaran yang akan
dicapai oleh usaha.
Tujuan pembelajaran /Kompetensi dari Modul II ini adalah bahwa anda
diharapkan dapat mengidentifikasi ide-ide/sumber-sumber gagasan baru untuk
berwirausaha, mengidentifikasi sumber-sumber potensial peluang berwirausaha,
menentukan jenis-jenis kewirausahaan yang dapat dilakukan, menganalisis
peluang usaha, menentukan strategi untuk memanfaatkan peluang usaha,
melakukan kerjasama usaha untuk meningkatkan daya saing produk dari suatu
kewirausahaan, serta menyusun perencanaan usaha. Untuk memudahkan anda
mempelajari isi Modul II ini serta mengetahui kaitan antara materi-materinya,
maka berikut ini dikemukakan urutan materi tersebut, yakni: sumber-sumber
gagasan baru untuk berwirausaha, sumber-sumber potensial peluang usaha, jenisjenis kewirausahaan yang dapat dilakukan, analisis peluang usaha, strategi untuk
memanfaatkan peluang usaha, kerjasama usaha dan perencanaan usaha. Ketujuh
aspek dari materi tersebut masing-masingnya diuraikan berikut ini.
2.2. Penyajian
2.2.1. Peluang Usaha dalam Kewirausahaan
2.2.1.1. Sumber-sumber Potensial Peluang
Sumber-sumber potensial peluang dapat digali dengan lima cara, yaitu: 1)
menciptakan produk baru dan berbeda; 2) mengamati pintu peluang; 3) analisis

22

produk dan proses secara mendalam; 4) menaksir biaya awal serta 5)


memperhitungkan risiko yang terjadi. Kelima cara penggalian sumber-sumber
potensial peluang berwirausaha tersebut masing-masingnya diuraikan berikut ini.
1. Menciptakan produk baru dan berbeda
Produk baru dan berbeda artinya produk tersebut harus menciptakan nilai
lebih bagi pembeli atau penggunanya.
Misalnya:
-

Apakah produk tersebut dapat meningkatkan efisiensi bagi pemakainya?

Berapa besarnya?

Apakah perbaikan dalam efisiensi dapat diketahui juga oleh pembeli


potensial?

Berapa persen target yang ingin dicapai dari segmentasi pasar tersebut?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut penting dalam menciptakan peluang.


Contoh:
Usaha penjualan daging segar di beberapa toko daging di Kota Kupang NTT

merupakan

suatu

inovasi

berdasarkan

ide/gagasan

tentang

meningkatnya jumlah wanita karier serta bagaimana upaya untuk


memenuhi kebutuhan mereka dan keluarganya akan daging segar. Inovasi
yang dilakukan adalah menyediakan produk daging segar sesuai
kebutuhan pemasakan. Dengan menyediakan produk tersebut, maka para
wanita dimaksud, dapat membeli produk sesuai kebutuhannya, baik tujuan
pemasakan maupun tujuan penghidangannya. Dampak positif yang timbul
adalah bahwa usaha tersebut mampu berkembang dan bertahan karena
adanya konsumen serta kemampuan dalam analisis biaya dan risiko.
2. Mengamati pintu peluang
- Wirausaha harus mampu mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing,
misalnya kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru, pengalaman

23

keberhasilan dalam mengembangakan produk baru, dukungan keuangan, dan


keunggulan-keunggulan yang dimiliki pesaing di pasar. Kemampuan pesaing
dalam mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi dengan mengamati
kelemahan-kelemahan dan risiko pesaing dalam menanamkan modal barunya.
3. Analisis produk dan proses secara mendalam
- Analisis ini penting untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas produk yang
dihasilkan memadai atau tidak. Jumlah biaya produksi yang kita keluarkan
lebih efisien dari pada biaya yang sering dikeluarkan oleh pesaing?
Misalnya: Borneo Bakery mempunyai produk roti dan kue yang sangat laris
dibandingkan dengan bakery lainnya di Kota Kupang. Hal ini
terjadi karena wirausahanya selalu melakukan analisis produk dan
proses secara mendalam.
4. Menaksir biaya awal
Hitung berapa biaya awal yang diperlukan untuk usaha baru? Dari mana
sumbernya dan untuk apa digunakan? Berapa biaya operasional, untuk
perluasan dan biaya lainnya?
Contoh: Membuka usaha peternakan bebek dilengkapi paket agrowisata,
pondok makan dengan menu olahan bebek, kios karkas bebek, dsb.
Untuk melakukan kegiatan ini perlu diperhitungkan biaya awal,
sumber biaya dan tujuan penggunaannya serta biaya produksi dan
target konsumen (Lihat Gambar 1).

24

Gambar 1. Bebek, Bebek Goreng dan Aneka Produk Sumber Protein Hewani.
(Courtesy: Trubus No. 481, Edisi Desember 2009, p. 30. Itik 60 Hari Panen).

5. Memperhitungkan risiko yang terjadi


Misalnya risiko teknik, risiko finansial, dan risiko pesaing.
Analisis risiko teknik, misalnya penjualan produk sei tanpa
kemasan tentu tak akan bersaing dengan sei yang dikemas.
Perbaikan teknologi misalnya dengan pemakaian kemasan vakum
disertai pelabelan, cara memasak dan kandungan/komposisi produk
dapat mengurangi risiko teknik sehingga bisa lebih unggul dari

pesaing.
Analisis risiko finansial dapat dilakukan, misalnya dengan
memperhatikan kemampuan modal untuk mendapatkan bahan
baku, bahan penunjang serta melaksanakan proses produksi dan

pemasaran; sumber dan jenis modal yang dapat dipakai/diakses.


Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threat)
sangat penting dalam menciptakan keberhasilan usaha baru dengan
memperhitungkan kekuatan dan kelemahan kewirausahaan kita

25

serta peluang dan ancaman dari luar kewirausahaan kita beserta


strategi-strategi

yang

perlu

dilakukan

untuk

mempertahankan/mengembangkan kewirausahaan kita. Analisis


tersebut akan dibahas secara mendalam pada Modul IV tentang
Studi Kelayakan Bisnis/Kewirausahaan.
Peluang berwirausaha dapat pula diperoleh dengan cara mengelola
pancaindera dan intuisi, sebagaimana diuraikan berikut ini:
a) Mata
Apa yang bisa dilihat oleh mata dapat dikelola sebagai suatu kemungkinan
bisnis/peluang berwirausaha.
- Ketika berada di rumah atau halaman rumah:

melihat perabotan, bangunan rumah, halaman dan kamar kita


Benda-benda yang terdapat pada setiap bagian rumah kita dapat menjadi ide
untuk berwirausaha, msialnya: perabotan, lukisan, taman, tanaman, dsb.
- Ketika menonton televisi (TV) atau film:

siluet wajah tokoh-tokoh yang diminati dapat menjadi sumber


gagasan untuk membuat kaos, model potongan rambut, desain kaos mirip
sang tokoh, dsb.
- Ketika berjalan di jalanan umum:

Melihat tempat strategis untuk usaha, deain eksterior toko, trend


baju/aksesoris yang disukai anak muda/ibu-ibu, kendaraan (warna, desain
-

nama, stiker, lampu, pernak-perniknya, audio, dsb.).


Ketika berkunjung ke rumah teman: arsitektur rumah, taman, tanaman

dapat menjadi sumber gagasan untuk berwirausaha.


Ketika menginap di hotel: alat-alat tulis, perlengkapan kamar mandi, dsb
bertuliskan nama hotel. Hal ini menjadi ide untuk berwirausaha di bidang

jasa penyediaan alat-alat tulis sesuai identitas hotel.


Ketika berada di rumah makan. Sumber ide: jenis makanan, pelayanan,

desain eksterior/interior, suasana, dsb.


b) Telinga
Fungsi telinga harus bisa dioptimalkan agar mampu menangkap informasi
secara cepat yang memungkinkan kita menangkap peluang berwirausaha yang
terkandung dalam informasi itu.
Contoh:

26

Ketika

mendengarkan

radio

tentang

berita

bencana

alam

yang

menyebabkan banyak rumah rusak, maka anda dapat menjadi pemasok


-

bahan bangunan.
Ketika mendengar cerita teman/saudara tentang kelahiran, perkawinan,
dsb. dapat menjadi gagasan bagi anda untuk berwirausaha dengan menjual
pakaian dan perlengkapan bayi, ibu hamil, menjadi event organiser

perkawinan, dsb.
Ketika mendengarkan suara alam: sumber gagasan/ide untuk membuat
nada dering suara jangkrik, suara kokokan ayam, deburan ombak,
gemericik air, dsb.

c) Lidah
Contoh:
- Ketika merasakan minuman: sumber ide untuk membuat minuman dengan
sensasi rasa khusus, minuman dingin dari aneka jus buah lokal, minuman
panas (kopi aneka rasa). Contoh: Es teller, kopi Joss khas Yogyakarta
-

(kopi panas + gula + bara api).


Ketika merasakan makanan: sei babi + nasi bakar + sambal luat (rasa
jeruk dan aromatik daun sipa) khas Timor, bebek goreng cita rasa Oriental,
bakso panggang bumbu rujak, dsb; camilan (kuncinya adalah: tahu
resepnya, tahu strategi harga dan pasar yang dituju) (Lihat Gambar 2).

Gambar 2. Sei Babi dan Emping Jagung


(Courtesy: Malelak, G.E.M., 2010, dan Pos Kupang, Edisi Minggu, 16 Mei 2010, hal. 8).

27

d) Hidung
Contoh:
- Ketika mencium bau harum atau bau sedap: timbul ide untuk membuat
produk aromatherapy, kafe kopi yang menjual minuman kopi disertai
sensasi mencium kopi goreng, depot makan ayam bakar/ikan bakar/sei
juga tak terlepas dari rangsangan indera penciuman /hidung yang
menimbulkan selera makan pada konsumen, menanam tanaman edible
aromatic (tanaman penyedap masakan, misalnya kemangi, mint, basil,
-

sipa Timor untuk sambal luat, daun jinten, ketumbar, dsb.).


Ketika mencium bau busuk: bau got/limbah memberi ide untuk membuka
outsourcing pembersih got/cleaning service, menanam tanaman penyerap

limbah dalam keranjang untuk ditempatkan pada got, dsb.


Ketika mencium bau kotoran ternak, timbul ide untuk mengolah
bokashi/pupuk kandang.

e) Tangan/ Kulit sebagai indera peraba


- Ketika meraba barang halus: misalnya di toko meubel (timbul ide untuk
-

menyediakan jasa show room meubel, dsb.).


Ketika meraba barang kasar: timbul ide sebagi pemasok amplas

berkualitas baik ke industri pengelasan besi untuk pagar indah, dsb.).


Ketika meraba barang panas/hangat, misalnya ide memasak dengan batu
panas/baropen ala Papua, minuman teh jahe hangat spesial untuk daerah

wisata di pegunungan, dsb.


Ketika meraba barang dingin: sumber ide membuat minuman dingin, agen
distribusi udang/daging/karkas bebek beku/bakso beku, dsb. (Lihat
Gambar 3).

28

Gambar 3. Produk Karkas Bebek yang Segar dan Beku


(Courtesy: Trubus No. 481, Edisi Desember 2009, p. 30. Itik 60 Hari Panen).

f) Intuisi (Sering dianggap sebagai indera ke enam)


- Ketika kita bertemu dengan orang lain, apakah timbul rasa nyaman/rasa
asing/rasa

tidak

nyaman?

Jika

timbul

rasa

nyaman,

mulailah

berkomunikasi karena bila dianggap cocok selanjutnya bisa menjadi mitra


-

usaha. Sebaliknya, bila timbul rasa tidak nyaman sebaiknya dihindari.


Ketika memasuki rungan suatu tempat: cocok/nyaman suasananya dapat
memberi ide pada anda untuk bisa menjadikannya sebagai tempat usaha,

dsb.
Ketika mengidentifikasi suatu masalah: pahamilah sinyal-sinyal intuisi dan
lakukan tindak lanjut untuk menanggapi sinyal-sinyal awal tersebut serta
buktikan apakah intuisi tersebut dapat dipertanggungjawabkan atau tidak.
Dari uraian di atas kita dapat mengetahui peran pancaindera dan intuisi

dalam menangkap peluang kewirausahaan. Selanjutnya untuk dapat mengelola


pancaindera maupun intuisi dengan baik, berikut ini ditampilkan form latihan
menangkap peluang berwirausaha dengan menggunakan intuisi (Tabel 2). Untuk
memudahkan anda melakukan latihan tersebut, buatlah pula form-form baru
sesuai kebutuhan anda berdasarkan masing-masing pancaindera (Tabel 3).
Contoh: Form latihan menangkap peluang kewirausahaan menggunakan intuisi
(Tabel 2).
Tabel 2. Lima Tahap Menangkap Peluang Berwirausaha dengan Intuisi
Hari/
Tgl

Kegiatan
yang
dilakukan

Apa yang dirasakan


pertama kali

Bagaimana
tindak
lanjutnya

Keputusan yang
diambil/Aksi
yang dilakukan?

Contoh: Form latihan menangkap peluang kewirausahaan menggunakan


pancaindera (Tabel 3).

29

Tabel 3. Empat Tahap Menangkap Peluang Berwirausaha dengan


Pancaindera (Misalnya Telinga)
Hari/
Tgl

Apa yang didengar/dilihat/


dicium/diraba/dikecap?

Apa yang
ada di
benak
anda?

Apa peluang
kewirausahaan yang
dapat anda tangkap?

Ketentuan penggunaan form latihan:


- Isilah form tersebut setiap hari sesuai rangsangan pancaindera dan intuisi
anda.Untuk kolom (4) dan (5) dapat ditunda pengisiannya setelah anda
benar-benar yakin akan bisa menangkap peluang kewirauahaan yang ada.
Selain dengan mengelola pancaindera dan intuisi, peluang berwirausaha
dapat pula dilihat berdasarkan dua faktor berikut, yaitu: 1) faktor ekonomi dan
manusia,dan 2) faktor industri, seperti nampak pada Tabel 4 berikut.
Tabel 4. Faktor Ekonomi dan Manusia serta Faktor Industri sebagai Peluang untuk
Berwirausaha
Item
Faktor
Ekonomi
dan
Manusia

Faktor
Industri

Faktor Perubahan

Definisi

Demografi

Perubahan ukuran populasi, struktur umur, etnis,


distribusi pendapatan yang mempengaruhi permintaan
produk

Perubahan
persepsi

Macam-macam persepsi menentukan permintaan


produk

Pengetahuan baru

Pengetahuan membuka kesempatan produk baru


dengan potensi komersial

Tidak diharapkan

Kejadian yang tidak diharapkan menyebabkan sukses


atau gagalnya perusahaan

Penyimpangan

Apa yang diharapkan di luar dari apa yang dikerjakan

Kebutuhan

Teknologi saat ini tidak cukup menghadapi tantangan


yang ada

Perubahan

Perubahan teknologi dan pasar merubah industri

30

struktur

2.2.1. 2. Jenis-jenis Peluang Berwirausaha


Jenis-jenis kewirausahaan yang bisa dimasuki oleh seorang wirausaha
adalah :
Pertanian, mencakup : usaha pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan,
dan perkebunan sebagai usaha budidaya maupun usaha produk turunannya
(misalnya: Usaha ternak ayam buras: dari dagingnya dapat dibuat usaha
baru yang merupakan produk turunan yaitu usaha: karkas, sate/bakso/soto,
ayam bakar khas etnis (ayam taliwang khas Lombok NTB), dsb.
Selanjutnya dari telur ayam dapat diolah menjadi telur asin, telur pindang,
minuman STMJ (susu, telur, madu dan jahe), usaha kerajinan telur hias,
dsb.
Pertambangan (Mining,) meliputi usaha galian pasir, galian tanah, batu,
bata, dsb.
Konstruksi dan perdagangan.
Usaha jasa keuangan, wisata, konsultasi agribisnis, dsb.
Dari jenis-jenis usaha di atas, dapat dilihat dilihat pula jenis-jenis peluang
berwirausaha. Hal ini karena dalam dunia usaha, seorang wirausahawan harus
selalu membuka mata untuk dapat melihat peluang baru.
Ada tiga jenis peluang berwirausaha, yakni :
1. Peluang tambahan, yaitu hanya memanfaatkan sumber daya yang sudah ada.
Risikonya lebih kecil dibandingkan peluang yang lain.
Contoh: Pak Anton yang berprofesi sebagai pengusaha sepatu di Cibaduyut ingin
memperluas pasarnya dengan memproduksi sepatu model baru yang
sedang digemari para wanita.
2. Peluang pelengkap, yaitu peluang yang membirikan sesuatu yang baru,
dimana jika dikombinasikan dengan usha yang sudah ada, akan menghasilkan
produk gabunagn atau keseluruhan baru yang lebih besar dari pada jumlah per

31

bagiannya. Peluang ini memiliki risiko lebih besar dari pada peluang
tambahan.
Contoh: Pak Anton mencoba memperluas produknya dengan membuat tas,
dompet, dan ikat pinggang. Risiko peluang ini lebih besar dari peluang
tambahan karena ada kemungkinan tidak laku. Tetapi peluang ini dapat
menguntungkan karena ia bisa mendapat pelanggan baru dan dapat
meningkatkan karyawannya.
3. Peluang dobrakan, yaitu peluang yang dapat memberikan hasil luar biasa,
namun juga memiliki risiko besar karena membutuhkan pembiayaan cukup
besar untuk melakukan pembeliaan, pengembangan dan investasi. Peluang ini
juga membutuhkan manusia berkualitas tinggi (Depkop dan Pembinaan
Pengusaha Kecil RI dan LMFE-UI, 1996).
Contoh: Sebuah perusahaan ayam goreng yang kini menjadi perusahaan waralaba
terkenal yaitu KFC, pada awalnya adalah perusahaan berskala kecil.
Dengan memiliki standar kualitas dan rahasia dalam hal peracikan
bumbu, pemilihan bahan dan alat, serta teknik penyajian, uasaha tersebut
lalu berkembang pesat. Awalnya, ketika produk tersebut dihasilkan, tidak
ada perusahaan besar yang mau membeli hak ciptanya dan kemudian
memproduksinya, karena dianggap terlalu memerlukan dana. Kemudian
ada perusahaan berskala kecil, yang berani mengambil peluang itu.
Ternyata, terbukti bahwa bidang usaha ini menguntungkan dan saat ini
banyak perusahaan lain yang mengikuti jejaknya.
Setelah menentukan bentuk dan jenis usaha yang akan dipilih, ditentukan
bentuk kepemilikan usaha, seperti berbentuk perusahaan perorangan, persekutuan,
(partnership), perseroan (corporation), atau firma. Sesudah itu, tentukan pula
tempat usaha yang akan dipakai. Hal ini penting karena pemilihan tempat usaha
harus mempertimbangkan aspek efisiensi dan efektifitas. Selain itu, tentukan pula
organisasi intern usaha, dan fungsi manajerial serta lingkungan usaha baik
lingkungan mikro maupun makro. Lingkungan mikro misalnya pemasok, pembeli
atau pelanggan, karyawan, dan distributor; sedangkan lingkungan makro meliputi
lingkungan ekonomi, teknologi, sosiopolitik, dan lingkungan demografi serta gaya

32

hidup. Berbagai lingkungan tersebut menimbulkan aneka peluang baru untuk


usaha atau berbisnis. Peluang baru tersebut dapat dianalisis dalam bentuk analisis
dampak silang (cross impact analysis), seperti nampak pada Gambar 4.

Kecenderungan
Ekonomi

Faktor Demografi
dan Gaya Hidup

PELUANG

Lingkungan

BARU

Sosial Politik

Kemajuan
Teknologi
Gambar 4. Analisis Dampak Silang
2.2.1.3. Menganalisis Peluang Berwirausaha
Untuk dapat memanfaatkan peluang berwirausaha, wirausahawan perlu
melakukan analisis tentang: 1) segmentasi pasar, 2) permintaan, 3) saluran
pemasaran, 4) pesaing, dan 5) industri. Kelima jenis analisis tersebut masingmasingnya diuraikan sebagai berikut:
1. Analisis segmentasi pasar dapat dilakukan berdasarkan:
a. Lokasi geografis, misalnya baju hangat lebih laku terjual di daerah
pegunungan daripada di daerah pantai yang panas.
b. Aspek kependudukan, misalnya dengan melihat pesatnya pertumbuhan
penduduk di Kota Kupang, maka Perusahaan Belanja Terus
memutuskan untuk membuka cabang berupa mall-nya di daerah
tersebut.

33

c. Tingkat pendapatan, maisalnya asuransi kendaraan bermotor lebih


diminati oleh golongan masyarakat kelas menengah ke atas.
d. Jenis kelamin, masalnya sebuah toko mengkhususkan diri untuk hanya
menjual pakaian dan perlengkapan pria, karena ia melihat bahwa tooktoko lain kebanyakan lebih mengutamakan pakaian wanita.
e. Pekerjaan, misalnya toko yang hanya menjual barang-barang
perlengkapan pertanian/peternakan.
f. Selera, misalnya karena saat ini di kota-kota besar orang-orang lebih
suka menikmati sayuran dan daging organik, maka timbul usaha yang
menjual aneka sayuran dan daging organik serta produk-produk
olahannya.
g. Volume produksi, misalnya Pak Andri pengusaha telur buras. Setiap
bulan ia memasok telur ke tiga buah perusahaan kue di Kota Kupang
36.000 butir, padahal permintaan dari perusahaan-perusahaan tersebut
adalah sebanyak 40.000 butir. Melihat masih ada permintaan yang
belum terpenuhi, yaitu sebanyak 4.000 butir, tetangganya yang
bernama Pak Mahmud membuka usaha yang sama dengan kapasitas
produksi 4.000 butir per bulan.
2. Analisis permintaan dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi besar kecilnya permintaan.
a. Jumlah penduduk, misalnya di kota besar dibuka toko serba ada atau
tempat rekreasi.
b. Selera konsumen.
Misalnya: Bu Aminah yang ingin warung dekat kampus, bertanya
kepada para mahasiswa di kampus itu, makanan apa saja yang disukai
mereka. Apakah pisang goreng, pisang keju, risoles, bakso atau
makanan lain.
c. Tingkat pendapatan konsumen.
Misalnya: Bu Aminah juga menanyakan kepada mahasiswa di kampus
tersebut berapakah uang saku yang mereka peroleh setiap hari atau
setiap bulannya, sehingga harga-harga yang ditetapkan dapat
terjangkau oleh para mahasiswa tersebut.
d. Harga barang yang bersangkutan.

34

Misalnya: Bu aminah menanyakan harga barang yang sama ke


warung-warung lain di sekitarnya, agar harga yang ditetapkannya
nanti tidak terlalu tinggi atau rendah.
e. Harga barang subsitusi atau barang pengganti.
Misalnya: Bu Aminah membandingkan harga produk yang sama dari
dua merek yang berbeda, seperti teh botol merek Sosro dengan Sari
Wangi.
f. Harga barang komplementer atau barang yang saling melengkapi.
Misalnya: risoles dengan saus cabe, atau bakso dengan mi kuning dan
mihunnya.
Dalam kaitannya dengan permintaan, maka perlu diperhatikan pula
masalah elastisitas atau tingkat kepekaan permintaan terhadap perubahan barang
yang dihasilkan. Ada barang yang tidak terpengaruh oleh faktor-faktor di atas,
misalnya bahan kebutuhan pokok, mau tak mau pasti akan terus diminta oleh
masyarakat.
Untuk mengetahui pengaruh panjang pendeknya jalur pemasaran terhadap
keuntungan perusahaan, perlu dilakukan analisis saluran pemasaran, dengan
memperhatikan hai-hal berikut: 1) identifikasi macam-macam saluran pemasaran
yang ada, 2) identifikasi karakteristik lembaga pemasaran yang tyerlibat, dan 3)
identifikasi efisiensi pemasaran. Pada prinsipnya, anda harus mencari saluran
pemasaran yang paling efisien, yang dapat dihitung dengan rumus :
E = A: B
dimana :
E = Efisiensi pemasaran
A = Biaya produksi dan pemasaran yang akan dikeluarkan per unit
produksi
B = Total nilai produk yang dipasarkan
Semakin kecil nilai E, berarti semakin efisien saluran pemasaran yang
anda pilih.

35

Contoh: Pak Tamelab, seorang pengusaha daging sei sapi di Kota Kupang,
memasarkan produknya dengan dua cara. Pertama, dijual di kios kecil
miliknya sendiri, ke dua, dititipkan di toko besar di pusat kota. Pertama,
ia menghitung biaya yang dikeluarkan, kemudian ia menghitung
efisiensi pemasaran masing-masing saluran pemasarannya, setelah itu ia
membandingkan keduanya.
- Memasarkan di toko kecil milik sendiri:
a. Biaya produksi (tenaga kerja, bahan baku, dll) Rp.5.000.000,- per 100 kg
sei. Jadi, biaya produksinya rata-rata Rp.50.000,-/kg.
b. Biaya pemasaran (upah penjaga toko, listrik, dll) Rp.100.000,- per 100 kg
sei, jadi biaya pemasaran Rp.1.000,-/kg.
c. Harga jual sei Rp.70.000/kg.
d. Efisiensi pemasarannya = (Rp.50.000 + Rp.1.000) : Rp.70.000 = 0,73.
- Memasarkan di toko besar/Swalayan:
Biaya produksi Rp.5.000.000,- per 100 kg seI, tetapi toko besar tersebut
meminta Pak Tamelab untuk mengirimkan seI sebanyak 300 kg.
a. Biaya pengiriman 300 kg seI ke toko besar = Rp.150.000,-.
b. Biaya produksi rata-rata per kg seI sebesar
(300 x Rp.50.000) + Rp.150.000,- = Rp.50.500,300
Analisis pesaing dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan
dari pesaing perusahaan anda, lalu dibandingkan dengan kelebihan dan
kekurangan perusahaan anda. Berdasarkan perbandingan ini anda dapat
memanfaatkan peluang usaha. Analisis industri dilakukan untuk mengetahui
industri apa saja yang dapat mendukung produksi anda atau yang dapat memakai
produksi anda.
Berdasarkan peluang usaha dan analisis yang dilakukan bila ternyata
peluang tersebut cukup besar manfaatnya, maka anda dapat mulai bersiap-siap
untuk menggarap peluang tersebut. Karena jika tidak digarap, maka peluang
tidak pernah akan menjadi usaha yang nyata. Berkaitan dengan hal ini, ada
sebuah pepatah Cina yang menyatakan bahwa : Peluang itu banyak, namun
kesempatan hanya sedikit. Artinya, suatu peluang perlu direalisasikan jika anda
tidak ingin peluang itu diambil orang lain, sehingga anda pun akan kehilangan
kesempatan untuk mewujudkan peluang tersebut.
2.2.1.4. Stategi Memanfaatkan Peluang Usaha

36

Strategi untuk memanfaatkan peluang pasar antara lain dapat dilakukan


dengan: 1) integrasi vertikal, 2) menambah kapasitas, dan 3) memasuki bisnis
baru.
Integrasi vertikal ada dua macam, yaitu: integrasi ke hulu dan integrasi
ke hilir. Integrasi ini dilakukan untuk memanfaatkan skala usaha ekonomi,
penguasaan

teknologi,

terjaminnya

pasokan

maupun

pasar

dan

untuk

memanfaatkan saluran distribusi.


Contoh : Integrasi hulu yaitu integrasi antara perusahaan sarana produksi ayam ras
pedaging dengan wirausaha ayam pedaging.
Menambah kapasitas dilakukan dengan tujuan memanfaatkan pasar yang
dimiliki atau mengisi pasar baru untuk produk yang dihasilkannya. Sedangkan
memasuki bisnis baru, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: dengan membeli
perusahaan lain (akuisisi) atau mendirikan usaha baru. Masing-masing
memerlukan persyaratan internal tertentu dan pertimbangan-pertimbangan
eksternal tertentu. Kadang-kadang strategi yang digunakan untuk memanfaatkan
suatu peluang tidak hanya satu macam, namun bisa merupakan gabungan,
misalnya melakukan integrasi vertikal ke hilir dengan memasuki bisnis baru.
2.2.1.5.Kerjasama Usaha
Peluang usaha dapat saja timbul karena adanya kerjasama usaha.
Kerjasama usaha penting dilakukan untuk meningkatkan daya saing perusahaan.
Kerjasama usaha dapat terjalin bila didasarkan atas kesamaan kepentingan atau
adanya faktor pendorong lainnya. Kerjasama usaha ini dapat dilakukan antara
kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi persaingan.
Ada tiga kekuatan yang dapat mempengaruhi intensitas persaingan, yaitu :
pesaing dan calon pesaing, pemasok dan pelanggan, produsen produk pengganti
atau calon produsen produk pengganti. Dengan kerjasama usaha, daya dan dana
bisa lebih ringan, posisi tawar menawar dapat ditingkatkan, keuntungan
meningkat karena bisa ada penghematan biaya, seperti biaya penelitian, memiliki

37

secara bersama saluran pemasaran, fasilitas pemeliharaan dan pembuangan


limbah, dll.
Salah

satu

bentuk

kerjasama

yang

terkenal

adalah

kerjasama

manajemen/Franchising. Contoh : adanya perusahaan dealer mobil, motor, dan


alat-alat rumah tangga lainnya, perusahaan KFC, McDs, Pitza hut, coca cola,
pepsi, moka-moka bento, dll. Kerjasama usaha hanya akan terjadi jika ada
persetujuan bersama. Di Indonesia ada bentuk-bentuk kerjasama seperti bapak
angkat, kemitraan, dsb. Umumnya dalam bentuk kerjasama seperti bapak anggkat
atau kemitraan tersebut, diberikan bantuan permodalan, pemasaran, dan
bimbingan usaha.
Contoh : Petani peternak kerbau di Sumba Barat dapat membentuk suatu asosiasi
peternak, dengan tujuan agar dapat bekerjasama dalam penentuan harga,
penampungan, pengangkutan, dan pemasaran.
Dari uraian dalam Modul II tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan
seseorang untuk melihat dan memanfaatkan peluang usaha berbeda-beda. Kondisi
ini perlu disadari pula dengan memahami falsafah Cina dalam melihat peluang,
yakni bahwa peluang banyak, tetapi kesempatan hanya sekali.

2.2.2. Pengertian Perencanaan


Perencanaan usaha adalah suatu cetak biru tertulis/blue print yang
mencakup delapan (8) hal yaitu: misi usaha, usulan usaha, operasional usaha,
rincian finansial, strategi usaha, peluang pasar yang mungkin bisa diperoleh, dan
kemampuan serta keterampilan pengelolanya (Suryana, 2001). Perencanaan
dibutuhkan untuk mendirikan setiap badan usaha, baik usaha besar maupun usaha
kecil. Perencanaan usaha sebagai langkah awal dalam memulai usaha memiliki
dua fungsi, yakni sebagai pedoman untuk mencapai keberhasilan manajemen dan
sebagai alat untuk mengajukan kebutuhan permodalan. Perencanaan biasanya
berisikan rencana dan program kerja suatu usaha atau organisasi berdasarkan

38

sasaran yang akan dicapai, potensi yang dimiliki serta faktor pendorong dan
penghambat yang mungkin ada.
Pada prinsipnya, perencanaan berisi rencana kerja untuk masa yang akan
datang, suatu masa yang belum pasti. Oleh karena itu perencanaan mencoba
mengantisipasi keadaan masa yang akan datang untuk mencapai sasaran tertentu.
Keberhasilan pencapaian sasaran organisasi dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Kombinasi faktor yang berbeda dapat menghasilkan kombinasi output yang
berbeda juga.
Keadaan masa yang akan datang memang sulit diperkirakan karena
keadaan bisa berubah dengan cepat. Perubahan dapat disebabkan dari dalam
maupun dari luar perusahaan. Kemampuan karyawan akan terus meningkat
sesuai dengan bertambahnya pengalaman dan secara periodik mendapat promosi
atau penugasan baru. Faktor lingkungan, kebutuhan masyarakat konsumen,
tersedianya bahan baku dan bahan penunjang, teknologi dan kebijaksanaan
pemerintah yang terus berubah dapat membawa dampak tertentu terhadap kondisi
sutau perusahaan/kewirauahaan.
Perencanaan mencakup empat aspek, yakni: 1) analisis prospek usaha, 2)
antisipasi keadaan masa yang akan datang berdasaran keadaan sekarang, 3)
analisis kecenderungan perubahan, dan 4) menyusun strategi usaha. Keempat
aspek tersebut diuraikan berikut ini:
2.2.2.1. Analisis Prospek Usaha
Setiap orang yang membuka usaha mandiri perlu memperhatikan prospek
usaha, yaitu jenis usaha yang diperkirakan dapat dilaksanakan dan bisa berhasil.
Pemilihan alternatif usaha yang akan dikembangkan perlu didasarkan pada latar
belakang kemampuan dan motivasi pribadi serta pertimbangan-pertimbangan
tertentu. Pertimbangan-pertimbangan tersebut meliputi lima tahap berikut:
Tahap pertama berdasarkan latar belakang kemampuan dan motivasi
pribadi seseorang, maka dapat dipertimbangkan alternatif jenis usaha apa yang

39

akan dilaksanakan. Kemampuan dan motivasi pribadi akan menjadi dasar untuk
memulai suatu usaha.
Contoh: Seorang sarjana peternakan, misalnya, dengan dengan latar belakang
pendidikan yang dimilikinya berusaha untuk membuka peternakan ayam
buras petelur;usaha kebun pakan, usaha pengolahan pakan lokal sebagai
pakan komersial untuk ternak sapi, babi dan ayam; serta usaha abon,
dendeng, dan sei sapi, dsb.
Tahap ke dua, perlu potensi pasar yang lebih besar. Untuk itu seseorang
mungkin perlu mengadakan peninjauan atau mewawancarai beberapa orang. Di
samping itu perlu diperhatikan para pesaing yang sudah ada, yang mungkin sudah
lebih menguasai hubungan dengan konsumen.
Contoh:
Rencana pembukaan usaha peternakan ayam buras petelur karena adanya
potensi pasar berupa naiknya permintaan akan telur ayam buras oleh
industri jamu seperti STMJ, perusahaan bakery, dsb.
Rencana pembukaan kebun pakan karena adanya usaha penggemukan
ternak sapi atau kambing di sekitar kita.
Tahap ke tiga, perlu dijajaki kemungkinan memperoleh bahan baku,
bahan penunjang dan peralatan yang akan dipergunakan. Dalam hal ini perlu
diperhatikan juga tentang sukar atau mudahnya memperoleh bahan baku, bahan
penunjang serta peralatan pendukung dengan tingkat harga yang layak.
Contoh : CV. Tambers-Kupang bergerak di bidang pengolahan dendeng, abon, dan
sei sapi. Usaha tersebut dilakukan bukan saja karena pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki wirausahanya, tetapi didukung oleh
ketersediaan bahan baku yakni daging sapi segar; bahan penunjang
seperti bumbu, gula, dll; serta peralatan lainnya (pisau, tungku dan alat
masak, tempat penjemuran, dll). Semua bahan dan peralatan yang
dibutuhkan dalam kegiatan kewirsauhsaan tersebut mudah diperoleh di

40

Kota Kupang karena cukup tersedia dan sekitarnya karena cukup


tersedia dengan harga yang relatif terjangkau.
Tahap ke empat, perlu diperhatikan tentang dukungan atau hambatan
tertentu untuk mendirikan usaha tersebut, baik dari pemerintah maupun dari
organisasi masyarakat. Pemerintah biasanya menyusun skala prioritas usaha untuk
suatu daerah. Bila usaha yang akan dilakukan berada dalam skala prioritas
tersebut, maka akan diperoleh dukungan; sebaliknya untuk daerah tertentu, suatu
jenis usaha mungkin tidak dianjurkan bahkan dilarang, atau karena dianggap
sudah jenuh, maka tidak diperoleh dukungan.
Contoh : - Usaha ternak babi sebaiknya jauh dari pemukiman yang warganya
mayoritas Muslim.
-

Usaha peternakan berskala besar hendaknya dilakukan di luar


kawasan pemukiman yang padat penduduknya.

Pemerintah pusat maupun daerah sangat mendukung

usaha

penggemukan sapi potong di NTT karena daerah ini memiliki


kontribusi yang cukup besar terhadap pemenuhan kebutuhan daging
nasional.
Tahap ke lima, dilakukan atas pertimbangan sesuai kualifikasi yang
sudah ditentukan, kemudian dicoba menetapkan pilihan bentuk kewirausahaan
yang akan dilaksanakan. Ada beragam bentuk kewirausahaan yang dapat
dilakukan berdasarkan kualifikasi seseorang.

Contoh:

Seorang mahasiswa/alumni Fapet Undana dapat memilih bentuk


kewirausahaan

yang

sesuai

dengan

latar

belakang

pendidikan

dan

keterampilan yang dimilikinya, antara lain: kewirausahaan ayam buras

41

petelur/pedaging,

kebun

pakan

untuk

mendukung

kewirausahaan

penggemukan sapi potong, kewirausahaan daging segar siap masak,


kewirausahaan daging olahan siap santap berupa depot makan/outlet bakso,
konsultas bisnis peternakan, konsultas teknis peternakan (bidang pakan,
perkandangan, kesehatan dan manajemennya) dsb.
2.2.2.2. Antisipasi Keadaan Masa Depan
Keberhasilan setiap wirausaha sangat tergantung pada kemampuan
wirausaha tersebut yaitu bagaimana mengantisipasi apa yang akan terjadi di masa
depan dan menyusun strategi perusahaan sesuai dengan antisipasi masa depan.
Pada umumnya badan-badan usaha besar melakuan penelitian dan pengembangan
untuk mencari metode-metode baru dalam teknologi produksi serta menganalisis
perubahan dan prospek keadaan masa yang akan datan. Untuk itu perlu dilakukan:

Analisis profil struktur pasar

Analisis siklus produksi

Analisis kesenjangan

Analisis pesaing

Antisipasi kebijaksanaan pemerintah


Analisis profil struktur pasar dapat dilihat dari sisi permintaan

konsumen. Pada prinsipnya, permintaan masyarakat konsumen dapat berubah dari


waktu ke waktu. Hal ini dapat disebabkan karena tingkat pendapatan konsumen
yang naik turun, perubahan musim, pola konsumsi dan pengaruh iklan. Perubahan
tingkat pendapatan dan pola konsumsi pada dasarnya berlangsung secara
perlahan, sedangkan perubahan musim pada dasarnya dapat diperkirakan. Di sisi
lain, yang sukar diperkirakan adalah timbulnya produk baru. Sistem komunikasi
yang canggih dan advertensi yang intensif dapat mengubah pasar, baik permintaan
masyarakat maupun penyediaan barang dan jasa.
Berdasarkan pengalaman masa lalu, dapat juga diperkirakan siklus
produksi/dibuat analisis siklus produksi, terutama proses produksi barang yang

42

dipengaruhi oleh musim atau tersedianya bahan baku yang tergantung pada
musim. Siklus produksi bisa juga terjadi karena siklus pergantian alat-alat
produksi.
Dari analisis permintaan dan siklus produksi maka kesenjangan pasar
dapat diperkirakan pada periode-periode tertentu. Sesuai dengan perkiraan
tersebut perusahaan dapat menyesuaikan produksi dan menyusun perencanaan
strategis. Disamping analisis siklus produksi dan analisis kesenjangan, tiap
perusahaan perlu memperkirakan potensi para pesaing terutama mengenai
pendatang baru, kapasitas tambahan, reaksi dan strategi tiap pengusaha terhadap
antisipasi prospek keadaan serta kemungkinan adanya barang substansi.
Dalam kegiatan usaha yang menghasilkan

suatu produk yang akan

bersaing di pasaran maka seorang wirausaha perlu memperhatikan kebijaksanaan


pemerintah yang sangat mempengaruhi pasar, terutama yang berkaitan dengan
volume produksi, misalnya kebijaksanaan moneter dan fiskal. Hal ini sering
dikaitkan dengan kombinasi neraca pembayaran dan penerimaan anggaran
pemerintah.
Contoh :
a.Antisipasi ke masa depan untuk mengatasi :
-

Perubahan permintaan karena musim:

Di musim hujan, harga ikan segar naik, menyebabkan


permintaan akan ikan menurun. Keadaan ini menyebabkan
permintaan akan pangan sumber protein lainnya seperti telur akan
meningkat.

- Perubahan permintaan

karena perubahan pendapatan dan pola

konsumsi:

Masyarakat

dengan

pendapatan

cenderung mengkonsumsi daging dari pada tempe.


2.2.2.3. Analisis Perubahan

43

tinggi

lebih

Di setiap perusahaan selalu terjadi perubahan, baik karena faktor-faktor


internal maupun faktor eksternal. Perubahan akibat faktor internal dapat terjadi
karena :
a) Perubahan kapasitas produksi yang berangsur-angsur menurun, baik
karena fungsi peralatan yang semakin berkurang maupun karena
berkurangnya jumlah karyawan yang sudah mulai jenuh. Perubahan
kapasitas

produksi

dapat

bertambah,

jika

direncanakan

adanya

penambahan kapasitas. Dengan antisipasi perubahan kapasitas produksi


tersebut, maka perlu disusun rencana strategis, baik dalam bidang
investasi atau penambahan peralatan produksi maupun personalia dan
mekanisme kerja, termasuk cara-cara supervisi karyawan.
Contoh : Menurunnya kapasitas produksi telur dapat terjadi ketika umur
ayam

petelur

menjadi

semakin

tua.

Solusinya

dengan

menggantikan ayam petelur yang baru.


b) Perubahan susunan personalia, terutama bila terjadi pengurangan personal
yang tiba-tiba. Perubahan susunan personalia dapat juga dilakukan secara
sengaja

dengan

menghilangkan

pertimbangan
kejenuhan.

untuk
Semua

promosi
perubahan

dan

rotasi

untuk

tersebut

dapat

mempengaruhi tingkat produksi dan mekanisme kerja suatu usaha.


c) Perubahan lingkungan termasuk dalam suasana kerja. Perubahan ini dapat
terjadi secara evolusi atau karena

faktor luar, misalnya perubahan

pimpinan. Semuanya memerlukan penyesuaian dalam gaya dan cara


supervisi karyawan.
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kegiatan usaha, antara lain : 1)
perubahan permintaan konsumen, 2) keterbatasan bahan baku, 3) perubahan
harga, 4) perubahan jumlah dan kemampuan pesaing, 5) perubahan teknologi,
serta 6) perubahan kebijakan dan peraturan. Perubahan faktor eksternal tersebut
secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi tingkat produksi yang

44

mengakibatkan perubahan strategi perusahaan, mekanisme kerja, susunan


personalia dan cara supervisi karyawan.
Perubahan faktor eksternal ini sebagian dapat diperkirakan, akan tetapi
sebagian besar sukar diperkirakan. Akibatnya sering terjadi bahwa tindakan
penyesuaian dilakukan hanya setelah perubahan itu berlangsung cukup lama.
Contoh: Pengaruh faktor eksternal seperti terbatasnya ketersediaan daging sapi
dapat menghambat usaha abon, dendeng, serta sei sapi.

2.2.2.4. Menyusun Strategi Usaha


Dengan mengetahui keadaan masa sekarang, perkiraan kemungkinan
perubahan dan analisis keadaan masa yang akan datang, maka dapat disusun suatu
strategi berupa rencana dan program kerja untuk mencapai tujuan dan sasaransasaran usaha. Setiap bentuk usaha dapat mempunyai beberapa sasaran yang
berbeda. Untuk pencapaian setiap sasaran, perlu dipertimbangkan sembilan (9)
keputusan strategis yang dibutuhkan dalam kondisi pertumbuhan usaha, seperti
nampak pada Tabel 5.

Tabel 5. Sembilan Keputusan dan Pertanyaan Strategis yang dibutuhkan dalam


Kondisi Pertumbuhan Usaha
No

Aspek-aspek Keputusan Strategis

45

Pertanyaan Strategis

Perubahan produk dan jasa

Produk dan jasa baru apa yang


dibutuhkan
oleh
pelanggan?
Bagaimana perubahan kebutuhan
mereka dapat ditentukan?

Peneterasi pasar, ekspansi pasar, Bagaimana pasar dapat dicapai?


diversifikasi produk dan jasa, Bagaimana
posisi
staregis
integrasi regional, ekspansi usaha
perusahaan
harus
diperbaiki?
Peluang mana yang akan diambil?

Kemampuan untuk memperoleh Berapa modal yang dibuutuhkan


modal investasi untuk penelitian dan dari mana sumbernya?
dan
pengmbangan,
proses
produksi
dan
penggantian
peralatan, penambahan SDM

Analisis
SDM
tentang Bagaimana cara pengembangan
keterampilan dan kemampuan SDM agar usaha sukses di pasar?
menerapkan strategi

Analisis pesaing

Kemampuan
menopang Apakah keunggulan strategi perlu
keunggulan strategi usaha dan dipertahankan?
modifikasi
strategi
terhadap
perubahan permintaan dan peilaku
strategi persaingan baru

Penentuan harga produk dan jasa Apakah keputusan penentuan harga


dalam jangka panjang dan pendek dibandingkan dengan strategi lain?
Apakah elastisitas permintaan pasar
sudah dipahami?

Interaski
perusahaan
masyarakat luas

Pengaruh pertumbuhan perusahaan Apakah hal tersebut menimbulkan


yang cepat terhadap aliran kas
kekurangan likuiditas perusahaan?

Bagaimana respon pesaing akan


strategi kita? Kemampuan dan
perencanaan yang dibutuhkan untuk
merespon pesaing?

dengan Apakah ada aksi strategis untuk


merespon kebutuhan masyarakat?

3.3. Penutup
3.3.1. Rangkuman

46

Kemampuan seseorang untuk melihat peluang usaha/kewirausahaan


berbeda-beda. Oleh karena itu, agar bisa memiliki kemampuan tersebut seseorang
perlu mengidentifikasikan sumber-sumber gagasan baru, mengetahui sumbersumber potensial peluang, jenis-jenis peluang usaha, menganalisis peluang usaha,
memanfaatkan peluang usaha, dan melakukan kerjasama usaha.
Perencanaan usaha perlu dilakukan pada tahap awal usaha/kewirausahaan.
Aspek-aspek perencanaan usaha mencakup empat hal, yaitu: a) analisis prospek
usaha, b) antisipasi masa yang akan datang berdasarkan keadaan sekarang, c)
analisis kecenderungan perubahan dan d) menyusun strategi usaha. Perencanaan
yang

baik

didasarkan

kepada

keadaan

sekarang,

kemungkinan

atau

kecenderungan perubahan dan analisis keadaan masa depan. Selanjutnya


perencanaan yang baik dapat membawa wirausaha mencapai tujuan dan sasaran
usaha.
3.3.2. Tes Mandiri
I. Pilihlah alternatif jawaban yang paling tepat!
1. Sumber-sumber potensi peluang dapat digali dengan beberapa cara antara
lain:
a. Menciptakan produk baru dan berbeda, mengamati pintu peluang,
analisis produk dan proses secara mendalam, menaksir biaya awal, dan
memperhitungkan risiko yang terjadi.
b. Menciptakan produk baru dan derbeda serta analisis produk dan proses
secara mendalam.
c. Mengamati pintu peluang, analisis produk dan proses, serta
menghitungkan risiko yang terjadi.
d. Menciptakan produk baru dan berbeda.
2. Analisis segmentasi pasar dapat dilakukan berdasarkan:
a. Lokasi geografis, kependudukan, tingkat pendapatan, pekerjaan,
selera, dan volume produksi.
b. Pekerjaan, selera, dan volume produksi.
c. Pekerjaan, dan selera.
d. Lokasi geografis, umur, jenis kelamin, dan pendapat.

47

3. Dalam perencanaan usaha perlu diperhatikan faktor-faktor ekternal yang


berpengaruh terhadap kegiatan usaha, yaitu:
a) Perubahan permintaan
b) Perubahan teknologi, peraturan serta kebijakan
c) Perubahan pemintaan konsumen, keterbatasan bahan baku, perubahan
harga, perubahan jumlah, dan kemampuan pesaing, perubahan teknologi,
perubahan kebijakan dan peraturan
d) Perubahan jumlah dan kemampuan pesaing
4. Analisis terhadap perubahan kapasitas produksi yang semakin menurun karena
kurang baiknya fungsi peralatan, termasuk dalam:
a) Analisis perubahan
b) Analisis permintaan
c) Antisipasi keadaan masa depan
d) Analisis prospek usaha
5. Meningkatnya harga telur menjelang Natal dan Tahun Baru serta Idhul Fitri
perlu direspon oleh wirausaha pemasaran telur dengan menaikkan pasokan
telur. Kondisi ini termasuk dalam:
a. Perubahan selera
c. Perubahan gaya hidup

b. Perubahan harga
d. Antisipasi keadaan masa depan

3.3.3. Umpan Balik


I. Alternatif jawaban yang paling tepat!
1. a. Cukup jelas.
2. a. Cukup jelas.
3. (c). Dalam perencanaan usaha perlu diperhatikan faktor-faktor eksternal yang
berpengaruh terhadap kegiatan usaha, yaitu: perubahan permintaan
konsumen, keterbatasan bahan baku, perubahan harga, perubahan
jumlahdan pesaing, perubahan teknologi.

48

4. (a). Analisis perubahan merupakan analisis yang mencakup perubahan


kapasitas produksi, susunan personalia dan lingkungan termasuk suasana
kerja.
5. (d). Cukup jelas.

Daftar Pustaka
Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Republik Indonesia dan
LMFE- UI. Mobilisasi dan Pengelolaan Sumber Daya, Versi B3. POKJA
Gerakan Kewirausahaan Nasional, Jakarta.
Ekotama, S., 2008. Berbisnis dengan Otak Kanan. Penerbit MedPress,
Yogyakarta.
Jelantik, I G.N., M.L. Mullik, dan R.R. Copland, 2009. Cara Praktis Menurunkan
Angka Kematian dan Meningkatkan Pertumbuhan Pedet Sapi Bali melalui
Pemberian Pakan Suplemen. Undana Press, Kupang.
Malelak, G.E.M., 2010. Sei, Daging Asap Khas Timor. Penerbit lamalera,
Yogyakarta.
Pos Kupang, Edisi Minggu, 16 Mei 2010, p. 8. Iklan Produk Lokal Olahan dari
Toko Sudi Mampir, Kupang.
Suryana, 2000. Kewirausahaan. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Trubus No. 481, Edisi Desember 2009, p. 30. Itik 60 Hari Panen.
Wiratmo, M., 2001 Kewiraswastaan. Kerangka Dasar Memasuki Dunia Bisnis.
Edisi Pertama. Penerbit PT. BPFE- UGM, Yogyakarta.

49

Anda mungkin juga menyukai