Disusun oleh :
KELOMPOK 1
RSUD Soreang Kabupaten Bandung
Bambang Wicaksono Nurimah
Indra Febriyaji Irma Febriani
Aditya Nugraha Fikri Rizki Nurviansyah
Faisal Anwar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat
dan kasih sayang-Nya kepada kita semua karena keridoan-Nya pula maka
Soreang Kabupaten Bandung”. Tidak lupa pula sholawat dan salam akan selalu
tidak lepas dari kesulitan dan hambatan. Akan tetapi dengan dorongan,
bimbingan serta bantuan dari semua pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan
tugas akhir ini. Untuk itu pada kesempatan ini, kami menyampaikan terima kasih
saran, dan bimbingan serta motivasi bagi kami selama praktik klinik profesi
Ners.
i
ii
saran, dan bimbingan serta motivasi bagi kami selama praktik klinik profesi
Ners.
saran, dan bimbingan serta motivasi bagi kami selama praktik klinik profesi
Ners.
7. Hikmat Rudyana, S.Kp., M.Kep selaku Ketua Program Studi Profesi Ners
arahan, saran, dan bimbingan serta motivasi kepada para kami selama
Keperawatan Medika Bedah Ners Stikes Achmad Yani Cimahi yang telah
Keperawatan Medika Bedah Ners Stikes Achmad Yani Cimahi yang telah
yang dimiliki, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
kami harapkan.
Tim Penulis
iv
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
kesehatan yang lebih baik dan profesional juga semakin meningkat. Oleh
paling banyak pada anak-anak dan usia lanjut (Depkes RI. 2011).
eritematus, batas tidak jelas dan dapat meluas. Selulitis sendiri dapat terjadi
bakteri dan jamur serta disebabkan oleh penyebab lain seperti genetik.
dilakukan dengan melembabkan kulit secara teratur, potong kuku jari tangan
dan kaki secara hati-hati, lindungi tangan dan kaki, rawat secara tepat infeksi
sebesar 24,6 kasus per seribu penduduk per tahun dengan insidensi
terbesar pada pasien laki-laki usia 45-64 tahun. Secara garis besar, terjadi
penyakit infeksi kulit dan jaringan lunak kulit yaitu dari 32,1 kasus menjadi
48,1 kasus per seribu populasi dari 1996-2005 dan pada tahun 2005
mencapai 14,2 juta kasus. Data rumah sakit di Inggris melaporkan kejadian
menduduki tingkat pertama dengan jumlah 58.824 kasus. Data dirumah sakit
populasi pada tahun 2001 dan 2002. Di spanyol dilaporkan 86% (122
penelitian yang melaporkan kasus terbanyak terjadi pada laki-laki dan lokasi
belum ada penelitian dan data yang menjelaskan secara utuh tentang kasus
Selulitis di Indonesia.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Kabupaten Bandung.
1. Pengumpulan data
a. Observasi partisipatif
dari kepala sampai kaki pada klien dengan tahapan insfeksi, palpasi,
b. Wawancara
c. Studi literatur
d. Studi dokumentasi
medik klien pada saat itu dijadikan salah satu dasar dalam
D. MANFAAT PENULISAN
1. Manfaat Teoritis
Selulitis.
2. Manfaat praktis
a. Bagi kami
Selulitis.
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP SELULITIS
1. Pengertian Selulitis
juga dapat terjadi di kulit kepala, kepala, dan leher (Cecily, 2009). Selulitis
Selulitis biasanya terjadi setelah luka, gigitan di kulit atau karbunkel atau
16
17
2. Klasifikasi Selulitis
Selulitis yang terbatas pada daerah tertentu yaitu satu atau dua spasia
1) Ludwig’s Angina
b. Selulitis Kronis
Selulitis dimulai dari dasar mulut. Seringkali bilateral, tetapi bila hanya
a. Usia
darahnya memprihatinka.
dan infeksi HIV. Penggunaan obat pelemah immun (bagi orang yang
c. Diabetes Mellitus
potensial membuat luka pada kaki dan menjadi jalan masuk bagi
bakteri penginfeksi.
penginfeksi berkembang.
j. Malnutrisi
4. Etiologi
atau retakan kulit pada jari kaki yang terkena tinea pedis, dan pada
banyak kasus, ulkus pada tungkai merupakan pintu masuk bakteri. Faktor
didapatkan pada orang tua yang sering mengalami edema tungkai yang
berasal dari jantung, vena dan limfe (Graham & Robin, 2005).
5. Patofisiologi
sering berjangkit pada orang gemuk, rendah gizi, kejemuan atau orang
tua pikun dan pada orang kencing manis yang pengobatannya tidak
adekuat.
gejala sebagai lesi kultur pus atau bahan yang diaspirasi diperlukan.
ini kadang disebabkan oleh campuran bakteri aerob dan anaerob yang
21
adanya organisme campuran. Ulkus kulit yang tidak nyeri sering terjadi.
Lesi ini dangkal dan berindurasi dan dapat mengalami super infeksi.
Pathway:
6. Manifestasi Klinik
secara cepat di sekitar luka atau ulkus disertai dengan demam dan lesu.
peradangan yaitu rubor (eritema), color (hangat), dolor (nyeri) dan tumor
tepi lesi tidak dapat diraba atau tidak meninggi. Pada infeksi yang berat
(Mansjoer,2000).
terlokalisasi dan nyeri tekan. Jika tidak diobati, gejala akan menjalar ke
rekurens.
23
7. Komplikasi Selulitis
limpangitis, tromboplebitis
d. Osteomielitis
e. Atritis septic
f. Glomerulonefritis
g. Fasitis necroticans
(Corwin, 2009)
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
2) BUN level
3) Kreatinin level
kecil, tidak terasa sakit, tidak ada tanda sistemik (demam, dingin,
24
b. Pemeriksaan Imaging
2) CT (Computed Tomography)
9. Penatalaksanaan Medis
antibiotic untuk mengatasi basial gram negative dan gram positif. Jika
demam.
Insisi drainase merupakan saah satu tindakan dalam ilmu bedah yang
pembengkakan.
pada pasien rawat jalan menunjukan bahwa dia telah sembuh dari
infeksi.
(Corwin, 2009).
26
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1) Anamnese
a) Identitas
b) Riwayat Kesehatan
(2) Pola nutrisi dan cairan : pola makan dan minum sehari–
(3) Pola eliminasi : mengkaji pola BAB dan BAK sebelum dan
(5) Pola tidur dan istirahat : berapa jam sehari, terbiasa tidur
nyaman.
jelas.
beribadah.
29
b. Pemeriksaan Fisik
2. Diagnosa Keperawatan
pembentukan edema.
jahitan luka.
30
31
ekstremitas)
2) Pantau tingkat ketidaknyamanan
atau nyeri saat melakukan latihan
fisik, pada malam hari, atau saat
istirahat
3) Pantau status cairan, termasuk
asupan dan haluaran
3. Manajemen sensasi perifer
1) Pantau pembedaan ketajaman atau
ketumpulan atau panas dingin
(pada perifer)
2) Pantau parastesia : kebas,
kesemutan, hiperestesia dan
hipoestesia.
3) Pantau tromboflebitis dan
trombosis vena profunda
32
4 Setelah dilakukan perawatan a. Pantau tanda dan gejala infeksi primer 1. Penularan infeksi dapat melalui
2x24 jam diharapkan klien akan & sekunder pengunjung yang mempunyai
menunjukan tidak mengalami b. Batasi pengunjung bila perlu. penyekit menular.
tanda-tanda infeksi dengan c. Intruksikan kepada keluarga untuk 2. Tindakan antiseptik dapat
kriteria: mencuci tangan 6 langkah saat kontak mengurangi pemaparan klien dari
a. Klien bebas dari tanda dan dan sesudahnya. sumber infeksi
gejala infeksi d. Gunakan sabun anti miroba untuk 3. Pengunaan alat pengaman dapat
b. Luka sembuh mencuci tangan. melindungi klien dan petugas dari
c. Tidak ada edema di sekitar e. Lakukan cuci tangan sebelum dan tertularnya penyakit infeksi.
luka sesudah tindakan keperawatan. 4. Perawatan luka setiap hari dapat
d. Menunjukan kemampuan f. Pertahankan teknik aseptik untuk mengurangi terjadinya infeksi serta
untuk mencegah timbulnya setiap tindakan. dapat untuk mengevaluasi kondisi
infeksi g. Lakukan perawatan luka luka.
e. Menunjukan perilaku hidup h. Amati keadaan luka dan sekitarnya dari 5. Penemuan secara dini tanda-tanda
sehat tanda – tanda meluasnya infeksi infeksi dapat mempercepat
i. Dorong peningkatan mobilitas dan penanganan yang diperlukan
latihan sehingga klien dapat segera
j. Ajarkan keluarga/klien tentang tanda terhindar dari resiko infeksi atau
dan gejala infeksi. terjadinya infeksi dapat dibatasi.
k. Berikan antibiotik sesuai program. 6. Pengguanan teknik aseptik dan
35
LAPORAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Ny. I
Umur : 64 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Alamat : Bojong Koneng Rt 04/06 Desa Cingcin,
Kec. Soreang
Tgl. Masuk RS : 04 Januari 2018
Tgl. Pengkajian : 05 Januari 2018
No. RM : 561872
Diagnosa Medis : Selulitis
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. B
Umur : 40 Tahun
Alamat : Bojong Koneng Rt 04/06 Desa Cingcin,
Kec. Soreang
Hub. Dg Klien : Anak
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri pada area luka di kaki kiri dan kanan nya,
40
41
2) Saat Pengkajian
ibu jari kaki kanan dengan ukuran ± 3cm terdapat pengeluaran pus
beserta darah dan luka di lipatan lutut kiri dengan ukuran panjang
kaki kiri dan kanan nya ± 7 hari SMRS, nyeri dirasakan terus menerus
kakinya ada luka. Luka pertama pada ibu jari dikaki sebelah kanan
berwarna kuning.
RS, sejak 5 tahun yang lalu klien memiliki penyakit Diabetes Melitus
sejak pulang dari luar negeri namun tidak teratur kontrol dan meminum
namun keluarga lupa nama obatnya karena sudah lama klien tidak
Sebelum Masuk RS
Kebiasaan Sehari-hari Setelah Masuk RS
(< 6 bulan)
Nutrisi
a. Frekuensi 3x sehari Klien tidak mau makan dan
minum
b. Jenis Nasi, Lauk Pauk Makanan cair yang
disediakan Rumah Sakit
Eliminasi Fecal
a. Frekuensi 1-2xsehari 1x sehari
b. Warna dan Kuning kecoklatan, padat Kuning kecoklatan, agak
Konsistensi cair
Kebersihan Diri
a. Mandi 2xsehari 1 kali perhari diseka oleh
keluarga
b. Gosok Gigi 2xsehari Selama di RS belum pernah
gosok gigi
c. Keramas 3x seminggu Selama di RS belum pernah
gosok gigi
d. Gunting Kuku 1minggu/sekali Kuku tampak pendek dan
bersih
e. Keluhan Tidak ada keluhan Sulit dkaji (klien mengalami
penurunan kesadaran)
4. Pemeriksaan Fisik
N : 89x/m S : 36,2OC
d. BB : 85 Kg TB: 150 cm
e. Pemeriksaan Persistem
1) Sistem Pernafasan
nafas oksigen.
belakang.
2) Sistem Kardiovaskuler
Palpasi :
nyeri tekan.
3) Sistem Persyarafan
Saraf Kranial:
masih utuh karena klien tidak mau makan dan memilih untuk
tidur.
menggerakan kepalanya.
dan mengeluarkannya.
(+), Reflek bisep (+), reflek trisep(+), reflek patela (+), reflek
babinski (-).
4) Sistem Pencernaan
Inspeksi :
abdomen.
perhari.
dilakukan pemasangan.
terdapat nyeri tekan pada kandung kemih dan daerah ginjal dan
6) Sistem Muskuloskeletal
Inspeksi
ibu jari kaki kanan dan luka pada lipatan lutut kiri belakang.
Palpasi :
kanan dan pada luka pada lipatan lutut kiri belakang, kekuatan
gravitasi).
7) Sistem Integumen
Inspeksi :
bawah.
bentuk clubingfinger.
8) Sistem Endokrin
9) Sistem Imun
infeksi. Adanya infeksi pada luka di ibu jari kaki kanan tampak
berawarna kuning.
Adanya labia minora dan minora, tidak ada edema, tidak ada
5. Data Psikosoial
nyeri saja.
50
6. Data Penunjang :
a. Pemeriksaan Laboratorium
b. Pengobatan
Injek :
Omeprazol 1 x 40 mg (Antiemetik)
Cairan :
B. ANALISA DATA
MASALAH
NO DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1 Ds: Bakteri patogen Ketidakefektifan
Keluarga klien (Streptococcus piogenes, perfusi jaringan
mengatakan klien Streptococcus grup A, Stapilpcoccus perifer
tidak sadar dari hari Aureus)
kamis tanggal 04
Januari 2018
Do: Menyerang kulit dan jaringan
1. Kesadaran subkutan
Somnolen GCS:9
(E: 2, M: 4, V: 3)
2. Tanda-tanda vital Meluas kearah yang lebih dalam
TD : 110/70
N : 89
R : 22 Menyebar secara sistemik
T : 36,2OC
3. Adanya
pembengkakan Terjadi peradangan akut
pada ekstremitas
bawah
4. GDS (tgl : Edema lokal pada kulit
04/01/18) : 548,0
mg/dL
52
Nyeri akut
53
Do :
1. Terdapat luka di Terjadi peradangan akut
ibu jari kaki
kanan dengan
ukuran ± 3cm Edema lokal pada kulit
2. Terdapat
pengeluaran pus
beserta darah Lesi, kadar gula darah yang tinggi
dan luka di (Hiperglikemia)
lipatan lutut kiri
dengan ukuran
panjang ± 12 cm, Kerusakan integritas kulit
karakteristik luka
kulit melupas,
terdapat
pengeluaran
cairan berwarna
kuning dan
terdapat
kemerahan
diarea luka
3. Tampak adanya
pembengkakan
pada ekstremitas.
4. GDS (tgl :
04/01/18) : 548,0
mg/Dl
5. Gula darah
puasa (tgl :
05/01/18) : 221,3
mg/dL.
6. Glukosa darah 2
jam PP (tgl :
05/01/18) : 163,3
mg/dL.
54
Do :
1. Nilai leukosit Menyerang kulit dan jaringan
:16.500/mm3 subkutan
(N: 4.000-
10.000/mm3)
2. Tanda-tanda vital Meluas kearah yang lebih dalam
TD : 110/70
N : 89
R : 22 Menyebar secara sistemik
T : 36,2OC
3. Terdapat luka di
ibu jari kaki Terjadi peradangan akut
kanan tampak
adanya
pengeluaran Edema lokal pada kulit
darah dan
bernanah.
4. Terdapat luka di Lesi, kadar gula darah yang tinggi
lipatan lutut (Hiperglikemia)
belakang kaki kiri
tampak adanya
pengeluaran Kerusakan kulit
cairan berawarna
kuning.
5. Kulit di area luka Trauma jaringan lunak
tampak
kemerahan
6. GDS (tgl : Resiko tinggi infeksi
04/01/18) : 548,0
mg/dL
7. Gula darah
puasa (tgl :
05/01/18) : 221,3
mg/dL.
8. Glukosa darah 2
jam PP (tgl :
05/01/18) : 163,3
mg/dL
55
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
ekstremitas bawah
DX INTERVENSI KEPERAWATAN
TUJUAN KEPERAWATAN (NOC) RASIONAL
No (NIC)
1. Setelah dilakukan tindakan a. Perawatan sirkulasi
keperawatan selama 2x24 jam b. Perawatan embolus : perifer
pasien menunjukkan perfusi c. Manajemen cairan/elektrolit
jaringan: perifer yang dibuktikan d. Manajemen hipervolemia
oleh indikator berikut: e. Pemantauan neurologis
e. Pengisian ulang kapiler (jari f. Manajemen sensasi perifer
tangan dan jari kaki) g. Surveilans kulit
f. Warna kulit Aktivitas keperawatan
g. Sensasi 1. Kaji ulkus statis dan gejala selulitis 1. Untuk mengetahui tingkat keparahan
h. Integritas kulit (nyeri, kemerahan dan ulkus
pembengkakan pada ekstremitas)
2. Perawatan sirkulasi 2. Untuk meningkatkan sirkulasi arteri dan
1) Lakukan pengkajian komprehensif vena
terhadap sirkulasi perifer
(misalnya, kaji nadi perifer,
edema, pengisian ulang kapiler,
57
58
jauh, dengan kriteria hasil : kulit klien setiap hari. sehingga dapat memberikan intervensi
b. Sensasi kulit normal 2. Cegah penggunaan linen bertekstur 2. Keadaan yang lembab dapat
c. Kulit elastis kasar dan jaga agar linen tetap meningkatkan perkembangbiakan
d. Hidrasi kulit adekuat bersih, tidak lembab, dan tidak kusut. mikroorganisme dan untuk mencegah
4 Setelah dilakukan perawatan 2x24 1. Pantau tanda dan gejala infeksi 1. Penularan infeksi dapat melalui
jam diharapkan klien akan primer & sekunder pengunjung yang mempunyai penyekit
menunjukan tidak mengalami menular.
tanda-tanda infeksi dengan kriteria: 2. Batasi pengunjung bila perlu. 2. Tindakan antiseptik dapat mengurangi
62
a. Klien bebas dari tanda dan pemaparan klien dari sumber infeksi
gejala infeksi 3. Intruksikan kepada keluarga untuk 3. Pengunaan alat pengaman dapat
b. Luka sembuh mencuci tangan 6 langkah saat melindungi klien dan petugas dari
c. Tidak ada edema di sekitar luka kontak dan sesudahnya. tertularnya penyakit infeksi.
d. Menunjukan kemampuan untuk 4. Gunakan sabun anti miroba untuk 4. Perawatan luka setiap hari dapat
mencegah timbulnya infeksi mencuci tangan. mengurangi terjadinya infeksi serta
e. Menunjukan perilaku hidup dapat untuk mengevaluasi kondisi luka.
sehat 5. Lakukan cuci tangan sebelum dan 5. Penemuan secara dini tanda-tanda
sesudah tindakan keperawatan. infeksi dapat mempercepat
penanganan yang diperlukan sehingga
klien dapat segera terhindar dari resiko
infeksi atau terjadinya infeksi dapat
dibatasi.
6. Pertahankan teknik aseptik untuk 6. Pengguanan teknik aseptik dan isolasi
setiap tindakan. klien dapat mengurangi pemaparan
dan penyebaran infeksi.
7. Lakukan perawatan luka 7. Satus nutrisi yang adekuat, istirahat
yang cukup serta mobilisasi dan latihan
yang teratur dapat meningkatkan
percepatan proses penyembuhan luka.
63
10. Ajarkan keluarga/klien tentang tanda dan 10. meningkatkan pengetahuan klien dan
gejala infeksi. keluarga tentang tanda dan gejala
infeksi
11. Berikan antibiotik sesuai program. 11. mencegah infeksi dan membunuh
bakteri
64
dengan ukuran ±12 cm, kulit kulit pada area luka tampak
tampak mengelupas, tampak mengelupas, adanya cairan
kemerahan disekitar luka, berwarna kuning pada area
mengeluarkan cairan berwarna luka dan berbau.
kuning, dan berbau. Adanya pembengkakan pada
09.10 WIB 5. Membersihkan luka dengan ekstremitas bawah
normal salin. Balutan tampak bersih
Hasil : Luka dibersihkan dengan A : Kerukan integritas kulit belum
menggunakan cairan NaCl + teratasi.
gentamicyn. P : Lanjutkan intervensi
09.20 WIB 6. Melakukan pembalutan pada 1. Pantau perkembangan
luka sesuai dengan kondisi kerusakan kulit klien setiap
luka. hari.
Hasil : Luka di tutup dengan 2. Cegah penggunaan linen
menggunakan balutan steril, bertekstur kasar dan jaga agar
dan balutan tampak bersih. linen tetap bersih, tidak
09.25 WIB 7. Mempertahankan teknik steril lembab, dan tidak kusut.
dalam perawatan luka pasien. 3. Lakukan perawatan kulit
Hasil : alat yang digunakan secara aseptik 2 kali sehari.
sudah disterilkan sebelumnya 4. Monitor karakteristik luka,
dan luka dibersihkan dengan meliputi warna, ukuran, bau
teknik steril. dan pengeluaran pada luka.
5. Bersihkan luka dengan normal
salin.
6. Lakukan pembalutan pada
luka sesuai dengan kondisi
luka.
7. Pertahankan teknik steril
dalam perawatan luka pasien.
69
4 Resiko tinggi Sabtu 1. Memantau tanda dan gejala Hari/Tanggal : Sabtu, 6/01/2018
infeksi 6/1/2018 infeksi primer & sekunder Pukul : 14.00 WIB
berhubungan 09.30 WIB Hasil : terdapat luka di ibu jari
dengan kaki kanan dan lipat paha kaki S : Keluarga mengatakan klien masih
pertahanan kiri, luka tampak kemerahan sering meringis dan merintih Perawat
primer tidak 09.40 WIB 2. Mengintruksikankepada kesakitan pada area lukanya.
adekuat keluarga untuk mencuci tangan O:
6 langkah saat kontak dan Kesadaran klien
sesudahnya. somnolenGCS : 15 (E 2, M 4,
Hasil : keluarga mengerti dan V 3)
dapat mencuci tangan 6 TTV dalam batas normal:
langkah TD : 120/70 mmHg
09.00 WIB 3. Melakukan perawatan luka dan N : 90 x/menit
dresing infus setiap hari. R : 22 x/menit
Hasil : Luka masih tampak T : 36,6OC
kemerahan, mengeluarkan Luka tampak kemerahan
darah di luka ibu jari kanan dan Adanya pembengkakan pada
cairan kuning di lipatan lutut ekstremitas bawah
belakang kiri. Balutan tampak bersih
09.05 WIB 4. Mengamati keadaan luka dan A : Resiko tinggi infeksi belum teratasi
sekitarnya dari tanda – tanda P : Lanjutkan intervesi
meluasnya infeksi 1. Pantau tanda dan gejala
Hasil : Luka tampak infeksi primer & sekunder
kemerahan di daerah lipat 2. Batasi pengunjung bila perlu.
paha. 3. Intruksikan kepada keluarga
09.50 WIB 5. Mendorong peningkatan untuk mencuci tangan 6
mobilitas dan latihan langkah saat kontak dan
Hasil : Klien tidak dapat sesudahnya.
menggerakan ekstremitas dan 4. Gunakan sabun anti miroba
badannya. untuk mencuci tangan.
10.00 WIB 6. Ajarkan keluarga/klien tentang
70
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas mengenai kesenjangan antara teori
dan kasus pada Ny. I dengan “ Diabetes Melitus dan Selulitis” menggunakan
evaluasi selama tiga hari dari tanggal 04Januari 2018 sampai dengan 08Januari
2018.
A. PENGKAJIAN
saling percaya, menjelaskan maksud dan tujuan, pada tahap ini penulis
perawat ruangan dan status klien. Dari hasil pengumpulan data, penulis tidak
klien sendiri.
selulitis, diantaranya faktor-faktor yang tidak dapat diubah seperti ; ras, etnik,
78
79
dan riwayat bbl rendah <2,5kg. selain itu, faktor-faktor yang tidak dapat
dislipidemia.
gatal-gatal, berat badan berlebih untuk DM tipe II, mati rasa atau rasa sakit
pada bagian tubuh bagian bawah, infeksi kulit terutama pada bagian
ekstremitas bawah cepet naik darah, sangat lemah atau cepat lelah, mual
dan muntah, terdapat gula pada air seni, dan peningkatan kadar gula dalam
yaitu sering mengantuk, gatal-gatal, berat badan berlebih, infeksi kulit pada
bagian kaki, sangat lemah, dan peningkatan kadar gula dalam darah.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
muncul pada klien dengan DM dan Selulitis yaitu ; ketidak efektifan perfusi
I yaitu ; ketidak setabilan gluosa darah berhubungan dengan asupan diet dan
pada ekstremitas bawah, nyeri akut berhubungan dengan adanya ulkus (luka
darah berhubungan dengan asupan diet dan kenaikan berat badan karena
mg/dl, dimana nilai rujukan untuk nilai glukosa darah sewaktu adalah 70-180
insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat reseptor
penurunan reaksi intra cel. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif
toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang
berlebihan, dan kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal
atau sedikit meningkat. Namun demikian, jika cel cel beta tidak mampu
81
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
telah penulis susun ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus, tujuan
sedang kriteria hasil berdasarkan etiologi dari masalah tersebut, begitu juga
glukosa darah berhubungan dengan asupan diet dan kenaikan berat badan.
efektifan perfusi jaringan perifer. Dengan dalam glukosa darah yang tinggi
tidak mampu untuk memenuhi ADL nya seperti ; mengunyah dan menelan
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
sama dengan rencana keperawatan yang telah disusun karena pasien pulang
dapat tercapai
Soreang. SOP yang telah dibuat telah sesuai dengan teori yang ada.
Sehingga dengan ini dinyatakan tidak ada kesenjangan antara sop teori dan
E. EVALUASI
ditetapkan dapat diperoleh hasil sebagai berikut: masalah belum teratasi dan
PENUTUP
kasus seminar ini, penulis dapat mengambil beberapa kesimpula dan saran
sebagai berikut :
A. SIMPULAN
nyata dilapangan serta berbagai alasan yang ada maka penulis dapat
berikut :
1. Data fokus yang dapat penulis temukan pada Ny I dengan DM tipe II dan
nyeri pada kaki kiri dan kanan nya ±7 hari SMRS, nyeri dirasakan terus
tahun yang lalu semenjak pulang dari luar negeri namun tidak teratur
minum obat.
83
84
adekuat
B. SARAN
benar.
Dinas kesehatan Provinsi Jawa Barat. (2014). Profil Kesehatan Jawa Barat 2013.
Bandung, tersedia www.diskes.jabarprov.go.id, diakses pada tanggal 11
maret 2017
Kemenkes RI. (2013). Profil kesehatan Indonesia 2013. Jakarta: Depkes RI;
2013, tersedia http://www.kemkes.go.id. diakses pada tanggal 11 Januari
2018.
Kozier, et al. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : konsep, Proses &
Praktik, Volume: 1, Edisi 7. Jakarta: EGC
Smeltzer & Bare et al. (2013). Texbook of medical surgical nursing,Edisi 8 Vol.2.
Jakarta: EGC
Sudoyo, et al. (2014). Buku Ajar Penyakit Dalam. Edisi II jilid IV. Jakarta Pusat:
Interna Publishing
86
87
Suyono, S. (2008). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta pusat: Penerbitan
Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
http://eprints.ums.ac.id/33983/11/BAB%20II.pdf
http://stikeswh.ac.id/psik/files/Askep-DM.pdf
https://riantigorgeouss.files. com/2012/03/askep-diabetes.pdf