Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

PENGUKURAN TANDA-TANDA VITAL (TTV)

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 6

Hasnatang

Larasati Ananda Utami

Trija Hermarita

Rykza Melati Azmi

Wirda Amalia Tuljannah

DOSEN PENGAMPU

Ns. Bayu Azhar, M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES PAYUNG NEGERI

(PEKANBARU) T.A 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati, Penulis memanjatkan puji syukur
kehadirat Allah Swt. Karena dengan rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan, taufiq dan
hidayah-Nya dan atas segala kemudahan yang telah diberikan sehingga penyusunan makalah
tentang “PENGUKURAN TANDA-TANDA VITAL (TTV)” ini dapat terselesaikan. Shalawat
serta salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad saw. Yang telah membawa umat-Nya dari
jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang. Penulisan makalah ini masih banyak
terdapat kelemahan dan kekurangan. Untuk itu penulis harapkan kritik dan saran dari pembaca.
Penulis berharap makalah tentang “PENGUKURAN TANDA-TANDA VITAL (TTV)” dapat
bermanfaat bagi pembaca. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya atas segala bantuan semua pihak sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Pekanbaru,24 Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4
1.1 Latar belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.3 Tujuan.....................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................6
2.1 Pemeriksaan Tanda-tanda Vital ……………………………..................................6
2.2 Teori panas tubuh …………………………………………....................................6
2.3 Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh ……………………..................................8
2.4 Pusat pengatur suhu tubuh …………………………………................................10
2.5 Tempat pengukuran suhu tubuh …………………………....................................14
2.6 Denyut nadi (menghitung denyut nadi) ……………………................................15
2.7 Tempat-tempat pengukutan denyut nadi …………………...................................16
2.8 Pernafasan (menghitung pernafasan) ……………………....................................18
2.9 Tahap proses pernafasan…………………………………....................................20
2.10 Pengaturan pernafasan ……………………………………..................................21
2.11 Macam-macam peemeriksaan pernafasan ………………....................................24
2.12 Tekanan darah (mengukur tekanan darah) …………………................................30
2.13 Faktor yang mempengaruhi tekanan darah …………………...............................31
2.14 Faktor yang mengontrol tekanan darah …………………….................................33
BAB III PENUTUP......................................................................................................................36
3.1 Kesimpulan …………………………………………………...............................36
3.2 Saran ………………………………………………………….............................36
Daftar Pustaka.............................................................................................................................37

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendektesi adanya perubahan
sistem tubuh. Tanda vital meliputi tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh, frekuensi pernafasan,
suhu tubuh, berat badan, dan tinggi badan. Tanda vital mempunyai nilai yang sangat penting bagi
fungsi tubuh. Adanya perubahan tanda vital maka mempunyai arti sebagai indikasi adanya
kegiatan organ-organ di dalam tubuh. Pada prinsipnya pemeriksaan tanda vital tidak selalu sama
antara pasien satu dengan yang lainya. Tingkat frekuensi pengukuran akan lebih sering atau lebih
ketat pada pasien dengan tingkat kritis yang tinggi dibanding dengan pasien yang tidak kritis atau
terlalu parah. Disamping itu pemeriksaan tanda vital difungsikan sebagai pemeriksaan tambahan
untuk penegak diagnosis penyakit oleh dokter, sehingga dokter selain bertanya/anamnesis juga
melakukan pemeriksaan fisik berupa pengukuranpengukuran tersebut. Maka dokter dapat
menyingkirkan diagnosis banding atau kemungkinan penyakit lain dan menetapkan diagnosis
pasti.

Dengan adanya pemeriksaan tinggi dan berat tubuh pasien dapat diketahui kondisi umum
dan status gizi pasien. Dimana kondisi dan status tersebut berkaitan dengan onset obat dan fase
absorbsi obat. Jika pemberian obat tidak sesuai maka dampaknya terletak pada cara kerja obat
yang tidak maksimal. Dimana dosis obat akan habis terlebih dahulu karena proses penghantaran
obat untuk mencapai target terlalu panjang dan akan habis diserap oleh tubuh atau sebaliknya.
Guna pemeriksaan suhu tubuh, kita dapat mengetahui rentang suhu badan pasien untuk
menentukan tindakan keperawatan dan menegakkan diagnosis keperawatan. Status gizi yang
didapat melalui tinggi dan berat badan pasien,mempengaruhi tinggi rendahnya suhu badan.
Karena pasien yang memiliki status gizi rendah akan memiliki suhu tubuh yang rendah
dikarenakan metabolisme tubuh yang rendah dan pasien yang memiliki status gizi berlebih atau
obesitas akan memiliki suhu badan yang lebih tinggi karena metabolisme meningkat.

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Menjelaskan pemeriksaan tanda-tanda vital.


2. Menjelaskan teori panas tubuh.
3. Menjelaskan Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh.
4. Menjelaskan pusat pengatur suhu tubuh.
5. Menjelaskan tempat pengukuran suhu tubuh.
6. Menjelaskan denyut nadi (menghitung denyut nadi).
7. Menjelaskan tempat –tempat pengukuran denyut nadi.
8. Menejalskan pernafasan (menghitung pernafasan).
9. Menjelaskan 3 tahap proses pernafasan.
10. Menjelaskan pengaturan pernafasan.
11. Menjelaskan macam-macam pemeriksaan pernafasan.
12. Menjelaskan tekanan darah (mengukur tekanan darah).
13. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi tekanan darah.
14. Menjeaskan faktor yang mengontrol tekanan darah.

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang pemeriksaan tanda-tanda vital.


2. Untuk mengetahui tentang teori panas tubuh.
3. Untuk mengetahui tentang Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh.
4. Untuk mengetahui tentang pusat pengatur suhu tubuh.
5. Untuk mengetahui tempat pengukuran suhu tubuh.
6. Untuk mengetahui tentang denyut nadi (menghitung denyut nadi).
7. Untuk mengetahui dimana tempat –tempat pengukuran denyut nadi.
8. Untuk mengetahui tentang pernafasan (menghitung pernafasan).
9. Untuk mengetahui tentang 3 tahap proses pernafasan.
10. Untuk mengetahui tentang pengaturan pernafasan.
11. Untuk mengetahui tentang macam-macam pemeriksaan pernafasan.
12. Untuk mengetahui tentang tekanan darah (mengukur tekanan darah).
13. Untuk mengetahui tentang faktor yang mempengaruhi tekanan darah.
14. Untuk mengetahui tentang faktor yang mengontrol tekanan darah.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pemeriksaan tanda tanda vital

Pemeriksaan tanda vital adalah cara untuk mendeteksi perubahan sistem yang ada di
dalam tubuh. Tanda vital meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernapasan, dan tekanan
darah. Perubahan tanda vital dapat terjadi bila tubuh dalam keadaan sakit atau kelelahan.
Perubahan tersebut merupakan indikator adanya gangguan sistem tubuh. Pemeriksaan tanda vital
di tatanan klinik dilaksanakan oleh tenaga medis seperti dokter, bidan, dan perawat digunakan
untuk memantau perkembangan pasien. Tindakan ini bukan hanya merupakan kegiatan rutin
pada pasien, tetapi merupakan tindakan pengawasan terhadap perubahan atau gangguan sistem
tubuh. Pelaksanaan pemeriksaan tanda vital di komunitas/masyarakat sangat penting untuk
deteksi dini gangguan kesehatan dan hal ini tidak mungkin dilakukan oleh tenaga kesehatan
secara terus menerus tetapi harus dilakukan oleh anggota masyarakat tersebut yang sudah terlatih
dalam bidang kesehatan. Kondisi tersebut yang menjadi dasar dilakukan pelatihan “Prosedur
pemeriksaan tanda vital” yang diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat.

2.2 Menjelaskan teori suhu tubuh

Cara Mengukur Suhu Tubuh

Suhu tubuh tidak bisa diketahui hanya dengan meraba. Anda perlu menggunakan
termometer untuk mengukur suhu tubuh secara akurat. Ada beberapa jenis termometer yang
dapat digunakan untuk menilai suhu tubuh, antara lain:

1. Termometer telinga

Sesuai namanya, termometer berbentuk kerucut kecil ini digunakan di telinga. Suhu
tubuh umumnya bisa terlihat di layar digital hanya dalam hitungan detik.

2. Termometer raksa

6
Jenis termometer konvensional yang terbuat dari kaca dan air raksa. Termometer ini
paling murah dan mudah ditemukan, tetapi tidak aman digunakan karena bisa pecah dan
mengeluarkan air raksa yang beracun.

3. Termometer elektronik

Termometer elektronik terbuat dari plastik dan ujungnya menyerupai pensil. Selain dapat
digunakan di berbagai area tubuh, seperti ketiak, mulut, atau rektum (anus), jenis termometer ini
juga mudah digunakan dan dibaca.

4. Termometer dahi

Termometer dahi menggunakan suhu kulit untuk menentukan suhu tubuh. Termometer
ini memiliki bentuk yang tipis dan penggunaannya hanya dengan ditempel di dahi.

5. Termometer arteri temporal

Termometer ini hampir serupa dengan termometer dahi yang digunakan di bagian dahi
untuk mengukur suhu tubuh.

6. Termometer sekali pakai

Jenis termometer ini hanya bisa digunakan sekali di mulut atau rektum. Termometer
sekali pakai juga bisa dipakai untuk mengukur suhu bayi secara terus-menerus selama 48 jam.
Termometer ini aman, tetapi tidak seakurat termometer elektronik dan telinga.

7. Termometer dot

Sesuai namanya, termometer ini berbentuk seperti dot bayi dan digunakan dengan cara
diletakkan di mulut bayi. Termometer dot terbilang kurang efektif dan efisien, karena butuh
waktu lama hingga hasilnya muncul dan tidak seakurat jenis termometer lain.

Suhu Tubuh Terlalu Rendah

Suhu tubuh yang terlalu rendah disebut hipotermia. Kondisi ini berbahaya karena dapat
mengganggu kelancaran aliran darah, pernapasan, dan kinerja organ vital tubuh, seperti otak dan
jantung. Hipotermia yang tidak segera ditangani bahkan bisa menyebabkan kematian. Seseorang

7
dikatakan mengalami hipotermia jika suhu tubuhnya berada di bawah 35o Celsius. Salah satu hal
yang dapat menyebabkan kondisi ini adalah saat seseorang terpapar suhu atau cuaca dingin. Pada
orang dewasa, hipotermia dapat menimbulkan gejala berupa menggigil, bicara tidak jelas, napas
sesak dan pelan, serta pusing. Lama kelamaan, kondisi ini bisa menyebabkan penderitanya
hilang kesadaran atau koma. Pada bayi, hipotermia bisa menimbulkan gejala berupa lemas,
rewel, kulit teraba dingin dan tampak kemerahan, serta kurang mau menyusu. Untuk
meningkatkan suhu tubuh saat kedinginan karena hipotermia, kenakan pakaian yang lebih tebal
dan hangat serta usahakan tubuh agar selalu kering. Jika memungkinkan, jauhi tempat dingin dan
cari sumber panas, misalnya perapian.NJika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami
penurunan suhu tubuh ekstrem atau hipotermia, segera ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan penanganan.

Suhu Tubuh Tinggi

Kebalikan dari hipotermia, hipertermia adalah kondisi ketika suhu tubuh lebih dari 40o
Celsius. Hipertermia terjadi ketika tubuh gagal mengatur suhu, sehingga suhu tubuh pun terus
meningkat. Jika suhu tubuh melebihi angka 41,1o Celsius, kondisi ini disebut hiperpireksia.
Hipertermia berbeda dengan demam. Demam adalah peningkatan suhu yang sepenuhnya
terkendali oleh sistem pengaturan suhu tubuh, sedangkan hipertermia adalah meningkatnya suhu
tubuh di luar kendali sistem tersebut. Demam bisa disebabkan oleh infeksi, seperti infeksi bakteri
dan virus. Sementara itu, hipertermia umumnya disebabkan oleh sengatan panas (heatstroke),
yaitu kondisi ketika seseorang tidak dapat mendinginkan tubuhnya secara efektif saat berada di
lingkungan yang panas. Suhu tubuh yang tinggi dan berkelanjutan dapat menyebabkan dehidrasi
parah dan kerusakan permanen pada organ tubuh, seperti otak. Oleh karena itu, kondisi ini
memerlukan penanganan medis secepatnya. Orang dewasa dengan suhu tubuh 39,4o Celsius dan
anak-anak dengan suhu tubuh 38o Celsius disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

2.3 Menjelaskan faktor yang mempengaruhi suhu tubuh

Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh:

1. Variasi di Luar

8
Setiap orang memiliki berbagai kegiatan keseharian yang berbeda, seperti menulis,
membaca buku, meyapu, bekera di kantor, dan sebagainya. Setiap kegiatan menghasilkan panas
yang berbeda, namun pada dasarnya, apapun jenis kegiatan yang dilakukan akan tetap
menimbulkan panas. Pekerjaan yang dilakukan pada siang hari tentu akan lebih meningkatkan
suhu tubuh manusia dibandingkan pada waktu pagi. Peningkatan suhu tubuh pada siang hari
akan dikontrol oleh hipotalamus dengan mengeluarkan suhu tubuh melalui evaporasi. Itulah
sebabnya kita lebih mudah berkeringat pada siang hari dibanding pagi hari, apalagi jika suhu
lingkungan panas.

2. Umur

Setiap umur manusia berpengaruh pada suhu tubuh yang dihasilkan. Pada usia bayi, suhu
tubuh belum sempurna, mereka akan mudah mengalami hipotermi (suhu tubuh rendah) terutama
ketika suhu lingkungan yang dingin, atau ketika bayi dimandikan. Itulah sebabnya ketika kita
memandikan bayi, mesti dilakukan dengan cepat atau jangan terlalu lama, penting juga untuk
siapkan minyak hangat, dan handuk yang kering. Selain itu, bayi yang lahir prematur akan lebih
rentan kedinginan, dan perlu penghangatan di alat khusus bayi prematur. Suhu tubuh pada orang
dewasa dapat dikatakan sempurna, mereka dapat bertahan dalam suhu lingkungan tertentu, tapi
orang dewasa juga tidak akan bertahan dalam suhu yang ekstrim (perlu jaket yang tebal /
mantel). Semakin tua umur seseorang maka metabolisme akan semakin menurun, seperti pada
lansia. Suhu pada lansia akan lebih rendah dibandingkan orang dewasa, hal ini terjadi karena
kemunduran berbagai fungsi tubuh.

3. Jenis kelamin

Jenis kelamin juga dapat mempengaruhi suhu tubuh seseorang. Hal ini didasarkan pada
jenis kegiatan yang dilakukan, dimana laki-laki biasanya bekerja lebih berat dari pada wanita.
Hal ini membuat peningkatan metabolime lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan
wanita. Selain itu, kaum wanita mengalami masa ovulasi, dimana pada masa tersebut suhu tubuh
akan menurun sebesar 0,2 derajat Celcius. Dan akan terjadi peningkatan setelah usai haid.
Biasanya peningkatan suhu tubuh sebesar 0,1 sampai 0,6 derajat Celcius.

4. Gizi seseorang

9
Jenis gizi yang dikonsumsi akan mempengaruhi suhu tubuh setiap orang, karena
metabolisme tubuh ditentukan oleh zat gizi yang dikonsumsi. Misalnya seperti pembentukan sel
yang rusak akan memerlukan protein yang ttinggi, semakin cukup protein dalam tubuh maka
metabolisme lebih meningkat dibanding dengan seseorang yang kekurangan protein. Selain itu,
orang yang sedang puasa akan memiliki susu tubuh yang lebih rendah. Penurunan ini terjadi
karena saat puasa, seseorang akan mengurangi kadar makanan sehingga akan mengurangi juga
metabolime tubuhnya.

5. Kerja jasmani

Olahraga sangat dibutuhkan oleh tiap orang untuk menyehatkan tubuh. Ketika olahraga,
maka aktivitas tersebut dapat memicu peningkatan metabolisme, sehingga dapat membuat suhu
tubuh seseorang meningkat. Semakin keras olahraga yang dijalani maka akan terjadi peningkatan
suhu tubuh yang lebih tinggi lagi, sehingga dapat membakar lemak tubuh.Beberapa peniliti
melakukan observasi pada orang yang berolahraga. orang yang telah melakukan lari maraton,
lalu di lakukan test suhu di area rektum, hasilnya menunjukan bahwa suhu tubuhnya naik
menjadi 41 derajat Celcius.

6. Lingkungan

Salah satu faktor yang mempengaruhi suhu tubuh adalah kelembapan udara. Ketika
seorang bayi baru lahir ditempatkan di suhu yang lembab atau ber ACE maka bayi tersebut akan
kehilangan suhu tubuh, kondisi ini disebut sebagai hipotermi. Jika orang dewasa beraktivitas di
lingkungan yang suhunya panas, katakanlah gurun pasir, maka peningkatan metabolisme
tubuhnya akan lebih meningkat dibandingkan dengan beraktivitas di gunung yang sejuk.

2.4 Pusat pengatur suhu tubuh

Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan menggunakan
thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain : normal, hipertermi,
hipotermi, dan febris. Suhu tubuh kita sering kali berubah-ubah tanpa kita tau sebab-sebabnya
dan mekanismenya. Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak factor yang
dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam
keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme

10
umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila
pusat temperature hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan
mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati
batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap
tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37°C. apabila suhu tubuh meningkat
lebih dari titik tetap, hipotalamus akan merangsang untuk melakuan serangkaian mekanisme
untuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan
pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap. Ada banyak factor yang
mempengaruhi peningkatan suhu tubuh, seperti hormon, system syaraf, usia, dll. Dalam makalah
ini saya akan membahas tentang system pengaturan suhu tubuh.

Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan menggunakan
thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain : normal, hipertermi,
hipotermi, dan febris. Suhu dapat di bagi, antara lain:

1.Suhu inti (core temperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ dalam (kepala, dada,
abdomen) dan dipertahankan mendekati 37°C.

2.Suhu kulit (shell temperature) Suhu kulit menggambarkan suhu kulit tubuh, jaringan subkutan,
batang tubuh. Suhu ini berfluktuasi dipengaruhi oleh suhu lingkungan.

3.Suhu tubuh rata-rata (mean body temperature) merupakan suhu rata-rata gabungan suhu inti
dan suhu kulit.

Ada beberapa macam thermometer untuk mengukur suhu tubuh:

1.The mercury-in-glass thermometer

2.The electrical digital reading thermometer

3.A radiometer attached to an auriscope-like head (untuk pengukuran suhu timfani)

Fungsi dari Reseptor Suhu Etimulus dapat datang dari lingkungan luar salinitas, suhu
udara, kelembapan,cahaya. Alat penerima rangsang disebut reseptor,sedangkan alat penghasil
tanggapan disebut efektor. Reseptor saraf yang paling sederhana hanya berupa ujung denrit dari

11
suatu sel syaraf (neuron) , tidak meliputi selubung / selaput myelin dan dapat di temukan pada
reseptor rasa nyeri (free nerve ending) atau nociresetor. Berdasarkan Lokasi Sumber Rangsang :

1. INTERORESEPTOR adalah reseptor yang berfungsi untuk menerima rangsang dari dalam
tubuh.

2. KHEMORESEPTOR adalah reseptor yang berfungsi memantau pH,kadar gula dalam darah
dan kadar kalsium dalam cairan tubuh atau darah.

3. EKSTERORESEPTOR adalah reseptor yang berfungsi menerima rangsang dari lingkungan


di luar tubuh Reseptor penerima gelombang suara (pada alat pendengaran) dan cahaya (dalam
alat pengelihatan).

4. HUBUNGAN ANTARA RESEPTOR DENGAN EFEKTOR dalam system syaraf,reseptor


biasanya berhubungan dengan syaraf sensorik (AFFERENT) sedang efektor erat dengan syaraf
motorik(EFERENT). Reseptor berfungsi sebagaipengubah energy, mengubah bentuk suatu
energy menjadi bentuk tertentu. Dan di dalam reseptor semua energy di ubah menjadi energy
listrik dan selanjutnya akan membawa ke perubahan elektrolit sehingga timbul potensial aksi.
Apabila suatu resektor menerima rangsangan yang sesuai maka membrane reseptor akan
mengalami peritiwa potensial aksi. Jika rangsangan yang diterima reseptor cukup kuat potensial
reseptor yang timbul akan lebih kuat. Makin besar rangsangan yang di terima, makin besar pula
potensial local yang di hasilkan sehingga dapat melampoi batas ambang perangsangan pada
membrane potensial generator.

Macam-macam suhu tubuh

Macam-macam suhu tubuh menurut (Tamsuri Anas 2007) :

1. Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C

2. Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36-37.5°C

3. Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37.5-40°C

4. Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40°C

Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh

12
Setiap saat suhu tubuh manusia berubah secara fluktuatif. Hal tersebut dapat dipengaruhi
oleh berbagai factor yaitu:

1.Exercise: Semakin beratnya exercise maka suhunya akan meningkat 15 x, sedangkan pada
atlet dapat meningkat menjadi 20 x dari basal ratenya

2. Hormon: Thyroid (Thyroxine dan Triiodothyronine) adalah pengatur pengatur utama basal
metabolisme rate. Hormon lain adalah testoteron, insulin, dan hormon pertumbuhan dapat
meningkatkan metabolisme rate 5-15%

3. Sistem syaraf: Selama exercise atau situasi penuh stress, bagian simpatis dari system syaraf
otonom terstimulasi. Neuron-neuron postganglionik melepaskan norepinephrine (NE) dan juga
merangsang pelepasan hormon epinephrine dan norephinephrine (NE) oleh medulla adrenal
sehingga meningkatkan metabolisme rate dari sel tubu.

4.Suhu tubuh: Meningkatnya suhu tubuh dapat meningkatkan metabolisme rate, setiap
peningkatan 1 % suhu tubuh inti akan meningkatkan kecepatan reaksi biokimia 10 %

5.Asupan makanan: Makanan dapat meningkatkan 10 – 20 % metabolisme rate terutama intake


tinggi protein.

6. Berbagai macam factor seperti: gender, iklim dan status malnutrisi.

7.Usia: Pada saat lahir, mekanisme kontrol suhu masih imatur. Produksi panas meningkat seiring
dengan pertumbuhan bayi memasuki masa anak-anak. Regulasi suhu akan normal setelah anak
mencapai pubertas. Pada lansia sensitif terhadap suhu yang ekstrem akibat turunnya mekanisme
control suhu (terutama kontrol vasomotor), penurunan jumlah jaringan subkutan, penurunan
aktivitas kelenjar keringat, penurunan metabolism

8.Olahraga: aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dan metabolisme lemak
dankarbohidrat.

9.Kadar Hormon: suhu tubuh wanita lebih fluktuatif dibandingkan pria

10.Irama sirkardiansuhu tubuh berubah secara normal 0,5-1 derajat Celcius selama periode 24
jam.suhu tubuh rendah antara pukul 01:00 dan 04:00 dini hari.

13
11.Stres: Stress fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan
persyarafan

12.Lingkungan: Mekanisme kontrol suhu tubuh akan dipengaruhi oleh suku disekitar. Walaupun
terjadi perubahan suhu tubuh, tetapi tubuh mempunyai mekanisme homeostasis yang dapat
dipertahankan dalam rentang normal. Suhu tubuh yang normal adalah mendekati suhu tubuh inti
yaitu sekitar 37 0 C. Suhu tubuh manusia mengalami fluktuasi sebesar 0,5 – 0,7 0 C, suhu
terendah pada malam hari dan suhu tertinggi pada siang hari. Panas yang diproduksikan harus
sesuai dengan panas yang hilang.

2.5 Tempat pengukuran suhu tubuh

Berdasarkan distribusi suhu didalam tubuh, dikenal suhu inti (core temperature), yaitu
suhu yang terdapat pada jaringan dala, seperti kranial, toraks, rongga abdomen, dan rongga
pelvis. Suhu ini biasanya dipertahankan relative konstan (sekitar 37°C). Selain itu, ada suhu
permukaan (surface temperature), yaitu suhu yang tedapat pada kulit, jaringan sub kutan, dan
lemak. Suhu ini biasanya dapat berfluktuasi sebesar 20°C sampai 40°C.

Hal-hal yang mengganggu suhu tubuh

Hal-hal yang sering mengganggu suhu tubuh diantaranya disebabkan oleh:

1. Demam: mekanisme pengeluran panas tidak mampu mengimbangi produksipanas. Demam


terjadi karena perubahan set point hipotalamus.

2.Kelelahan akibat panas: terjadi apabila diaforesis yang banyak mengakibatkan kehilangan
cairan dan elektrolit secara berlebih.

3.Hipertermia: peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk


mengeluarkan panas.

4.Heat stroke: terpapar oleh panas dalam jangka yang cukup lama.

5.Hipotermia: pengeluaran panas akibat terpapar suhu dingin.

Kita dapat mengukur suhu tubuh pada tempat-tempat berikut:

14
a.ketiak/ axilae: termometer didiamkan selama 10-15 menit

b.anus/ dubur/ rectal: termometer didiamkan selama 3-5 menit

c.mulut/ oral: termometer didiamkan selama 2-3 menit

Tabel suhu tubuh normal menurut usia :

USIA

SUHU (DERAJAT CELCIUS)

3 BULAN (37,5)

6 BULAN ( 37,1)TAHUN(37,7) 3 TAHUN(37,2) 5 TAHUN (37,0) 7 TAHUN(36,8) 9


TAHUN(36,7) 11 TAHUN (36,7) 13 TAHUN (36,6) DEWASA (36,4) >70 TAHUN (36,0).

2.6 Defenisi Denyut Nadi

Denyut nadi merupakan sebuah gelombang yang dapat diraba pada arteri bila darah di
pompa keluar dari jantung. Denyut ini mudah diraba di suatu tempat dimana ada arteri melintas
(Sandi, 2016). Darah yang didorong ke arah aorta sistol tidak hanya bergerak maju dalam
pembuluh darah, tapi juga menimbulkan gelombang bertekanan yang berjalan sepanjang arteri
(Kasenda dkk, 2014). Denyut nadi yang dapat diraba tersebut merupakan gelombang bertekanan
yang meregang di dinding arteri sepanjang perjalanannya. Jantung manusia normal, setiap
denyutnya berasal dari nodus SA (irama sinus normal). Metabolisme dalam suatu organ akan
semakin besar dan aliran darahnya juga akan mengalami hal yang sama. Hal ini menyebabkan
kompensasi jantung dengan mempercepat denyutnya dan memperbesar banyaknya aliran darah
yang dipompakan dari jantung ke seluruh tubuh (Herru & Priatna, 2015).

Frekuensi denyut jantung dipengaruhi oleh kebutuhan aliran darah, sistem kemoreseptor
dan sistem baroreseptor. Sistem kemoreseptor menerima rangsang dari dalam darah berupa kadar
oksigen, kadar karbondioksida dan ion hidrogen, sedangkan sistem baroreseptor dirangsang oleh
perubahan tekanan arteri yang cepat. Yang kemudian direspon dengan penurunan denyut jantung
dan denyut nadi. Frekuensi denyut nadi dapat diukur dengan cara menekan arteri radialis

15
menggunakan ujung jari telunjuk dan jari tengah hingga pulsasi yang maksimal dapat terdeteksi
(Bickley, 2013).

2.7 Tempat pengukuran denyut nadi

Menurut Severson (2012), lokasi pada tubuh yang bisa digunakan untuk menghitung
denyut nadi antara lain :

1. A. Temporalis superfisial

2. A. Facialis

3. A. Carotis (pada leher di bagian bawah rahang bawah)

4. A. Radialis (pada bagian ventral pergelangan tangan)

5. A. Ulnaris

6. A. Brachialis (bagian ventral siku atau di bawah m. Biceps)

7. A. Femoralis

8. A. Popliteal

9. A. Posterior tibial (di samping maleolus medialis)

10. A. Dorsalis pedis (bagian tengan dorsum pedis)

Pengukuran denyut jantung selama aktivitas merupakan metode untuk menilai cardiac
strain. Telemetri dengan rangsangan Electro Cardio Graph (ECG) adalah alat yang biasa
digunakan untuk menghitung denyut jantung. Pengukuran denyut jantung atau denyut nadi dapat
dilakukan secara manual melalui lokasi tubuh yang dilewati oleh arteri radialis, memakai
stopwatch dalam penghitungan waktunya dengan menggunakan waktu selama 10, 15, 30 atau
pun 60 detik.

Menurut Hermawan dkk. (2012) kerja jantung dapat dilihat dari denyut nadi yang
merupakan rambatan dari denyut jantung, denyut tersebut dihitung tiap menitnya dengan
hitungan repetisi (kali/menit) atau dengan denyut nadi maksimal dikurangi umur. Denyut nadi

16
normal dalam keadaan istirahat sama dengan denyut jantung yaitu sekitar 70 sampai 80 denyut
per menit . Berat ringannya beban kerja dapat dinilai dengan menghitung nadi kerja, konsumsi
oksigen, kapasitas ventilasi paru dan suhu tubuh. Aktivitas tubuh yang tinggi akan menyebabkan
metabolisme tubuh semakin meningkat sehingga kebutuhan oksigen semakin besar dan frekuensi
denyut nadi juga akan meningkat.

Peningkatan aliran darah untuk mensuplai zat makanan dan oksigen ke jaringan otot
akan terjadi jika aktivitas tubuh semakin tinggi sehingga jantung berkontraksi lebih cepat dan
kuat yang akhirnya akan meningkatkan denyut nadi (Grandjean et al., 1993). Denyut nadi saat
berolahraga atau saat melakukan aktivitas fisik hingga mencapai kelelahan disebut dengan
denyut nadi maksimal (maximum heart rate/ HR Max). HR max merupakan batas kemampuan
seseorang saat melakukan aktivitas fisik, di mana bila seseorang melakukan suatu aktivitas yang
dapat memacu denyut jantung dan apabila setelah diukur, angka denyut nadi telah melebihi HR
max maka sebaiknya segera istirahat karena jika diteruskan dapat menimbulkan kram jantung.

Pengukuran maximum heart rate yang paling akurat adalah dengan cardiac stress test.
Subjek melakukan olahraga sambil dimonitor dengan ECG. Maximum heart rate dapat
diperkirakan dengan menggunakan beberapa formula (Tanaka et al., 2001). Persamaan
Karvonen (1957) merupakan persamaan yang paling sering digunakan untuk memperkirakan
maximum heart rate seseorang berdasarkan pada Umur yaitu:

HR max = 220 – umur

Formula lain yang dapat digunakan antara lain :

Persamaan Hossack (1982)

HR max = 227 – (1,067 × umur)

Persamaan Inbar (1994)

HR max = 205,8 – (0,685 × umur)

Persamaan Tanaka (2001)

HRmax = 208 − (0,7 × umur)

17
Persamaan Tanaka ini dapat digunakan untuk semua umur dan kelompok gender serta dianggap
lebih akurat daripada rumus klasik yaitu 220 – umur, karena metode Tanaka telah dikembangkan
berdasarkan studi ribuan subjek (Tanaka, 2001).

9 tempat untuk merasakan denyut nadi yaitu radialis, brankialis, karotid temporalis,
apikal, femoralis, poplitea, dorsalis pedis dan tibialis posterior, namun yang paling sering
dilakukan yaitu :

1.Arteri radialis, terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba diatas pergelangan tangan
pada sisi ibu jari. Relatif mudah dan sering dipakai secara rutin

2.Arteri Brankialis, terletak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di lipatan siku (fossa
antekubital). Digunakan untuk mengukur tekanan darah dan kasus cardiac arrest pada infant.

3.Arteri Karotid, terletak dileher dibawah lobus telinga, dimana terdapat arteri karotid berjalan
diantara trakea dan otot sternokleidomastoideus. Sering digunakan untuk bayi, kasus cardiac
arrest dan untuk memantau sirkulasi darah keotak.
Denyut merupakan pemeriksaan pada pembuluh nadi atau arteri. Ukuran kecepatannya diukur
pada beberapa titik denyut misalnya denyut arteri radialis pada pergelangan tangan, arteri
brachialis pada lengan atas, arteri karotis pada leher, arteri poplitea pada belakang lutut, arteri
dorsalis pedis atau arteri tibialis posterior pada kaki. Pemeriksaan denyut dapat dilakukan dengan
bantuan stetoskop.

2.8 Menjelaskan pernapasan

Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem biologis yang terdiri dari organ dan
struktur-struktur lain yang digunakan untuk pertukaran gas pada hewan dan tumbuhan. Hidung
dan Rongga Hidung Organ ini terletak di tulang tengkorak dan tersusun dari tulang rawan,
tulang, otot, dan kulit. organ-organ yang masuk dalam sistem pernapasan antara lain:

1.Hidung dan Mulut.

Hidung adalah tonjolan yang berbeda tepat di tengah wajah dan berfungsi sebagai organ
pernapasan, indera penciuman, bahkan pengecapan. Hidung juga berperan sebagai saringan yang
membersihkan dan menyaring udara yang akan memasuki tubuh. Mulut merupakan awal dari

18
saluran pencernaan makanan. Dimana mulut menerima dan kemudian melumutkan serta
mencerna makanan yang masuk sebelum akhirnya benar-benar dicerna oleh lambung.

2.Sinus.

Sinusitis adalah inflamasi atau peradangan pada dinding sinus. Sinus merupakan rongga
kecil yang saling terhubung melalui saluran udara di dalam tulang tengkorak. Sinus terletak di
bagian belakang tulang dahi, bagian dalam struktur tulang pipi, kedua sisi batang hidung, dan
belakang mata.

3.Tenggorokan.

Tenggorokan adalah saluran atau tabung yang ukurannya kira-kira sepanjang 12


sentimeter. Tenggorokan menjalar dari belakang hidung sampai ke bagian kerongkongan.

4.Laring.

Laring merupakan organ pada leher yang melindungi trakea dan berperan penting dalam
produksi suara. Peran laring dalam sistem pernapasan ialah menjadi saluran penghubung antara
pangkal rongga mulut dan trakea.

5.Trakea atau batang tenggorokan.

Trakea menghubungkan laring dengan bronkus dan menjadi jalan bagi udara dari leher ke
bagian dada. Bentuknya seperti pipa. Fungsi utamanya sebagai jalur udara untuk masuk dan
keluar dari paru-paru. Organ ini tersusun atas cincin tulang rawan dan terdapat di depan
kerongkongan.

6.Diafragma.

Diafragma adalah otot utama yang digunakan dalam proses menarik dan mengeluarkan
napas. Diafragma terletak di bawah rongga dada dan berbentuk seperti kubah otot. Organ tubuh
ini memisahkan jantung dan paru-paru dengan organ perut (lambung, usus, limpa, dan hati)

7.Paru-paru.

19
Paru-paru merupakan salah satu organ yang berperan penting dalam menjalankan sistem
respirasi (pernapasan).

8. Bronkus

Bronkus merupakan saluran udara dalam sistem pernapasan yang bertugas membawa
udara dari dan ke paru-paru.Bronkus.

2.9 3 tahap proses pernafasan

Tahap respirasi pada manusia ada 3, yaitu 1.tahap bernapas,2. tahap pertukaran gas,
3.tahap oksidasi zat makanan untuk memperoleh energi.Respirasi merupakan serangkian proses
pengambilan oksigen (O2) dari udara dan pengeluaran karbondioksida (CO2) dan uap air.Pada
manusia, proses respirasi terdiri dari tiga tahap, yaitu:Bernapas, merupakan proses pengambilan
Oksigen (menghirup O2) dari udara dan mengeluarkan karbondioksida dan uap air ke udara
melalui saluran pernapasan.

Pertukaran gas, berdasarkan tempatnya pertukaran gas O2 dan CO2 dibagi menjadi dua,
yaitu pertukaran O2 dalam alveolus dengan CO2 dalam darah (disebut pernapasan luar/respirasi
eksternal), dan pertukaran O2 dengan CO2 dari aliran darah dengan sel-sel tubuh (disebut
pernapasan dalam/respirasi internal).Oksidasi zat makanan, Oksigen diperlukan oleh seluruh sel
tubuh dalam reaksi biokimia (oksidasi biologi) untuk menghasilkan energi berupa ATP
(adenosin tri phosphat). Reaksi ini menghasilkan zat sisa berupa karbondioksida dan uap air yang
kemudian dihembuskan keluar. Jadi tujuan respirasi sebenarnya adalah untuk membentuk ATP
yang diperlukan untuk seluruh aktivitas kehidupan.

Organ Pernapasan ManusiaHidung (Cavum Nasalis), merupakan jalan masuknya udara.


Hidung berperan dalam menghirup udara, sedangkan penyaringan udara dan penghangatan akan
dilakukan oleh rongga udara.Faring (tekak), merupakan persimpangan antara rongga hidung ke
tenggorokan (saluran pernapasan) dan rongga mulut ke kerongkongan (saluran pencernaan).

1. Laring (pangkal tenggorokan), berada di bagian belakang faring. Pada laring terdapat pita
suara dan epiglotis atau katup pangkal tenggorokan (epiglotis). Ketika bernapas epiglotis akan
membuka sehingga udara masuk ke dalam laring kemudian menuju tenggorokan, sebaliknya

20
ketika menelan makanan, epiglotis menutupi laring sehingga makanan tidak masuk ke dalam
tenggorokan.

2. Trakhea (tenggorokan), dindingnya terdiri atas epitel yang bersilia (bagian dalam), cincin
tulang rawan yang berotot polos (tengah), dan jaringan ikat (lapisan luar). Trakhea merupakan
jalan nafas dari hidung ke paru-paru, berbentuk seperti pipa, bercabang dua membentuk bronkus
pada paru-paru. Pada bagian dalam trakhea terdapat lendir yang berguna untuk menangkap debu
dan mikroorganisme yang masuk saat menghirup udara.

3. Bronkhus (cabang tenggorokan), merupakan percabangan trakhea ke kiri dan ke kanan


berjumlah sepasang, sisi kanan menuju paru-paru kanan dan sisi kiri menuju paru-paru kiri.
Struktur dinding bronkus hampir sama dengan trakea. Namun, dinding trakea lebih tebal
daripada dinding bronkus. Bronkus akan bercabang menjadi bronkiolus.

4. Bronkhiolus, percabangan sepasang bronkus menjadi bronkuiolus. Bronkus kanan bercabang


menjadi tiga bronkiolus sedangkan bronkus kiri bercabang menjadi dua bronkiolus. Kemudian
bronkiolus ini akan bercabang-cabang menjadi saluran yang lebih kecil, lebih halus, dan lebih
tipis dindingnya, yang akan bermuara pada alveolus.

5. Alveolus (gelembung paru-paru), merupakan muara bronkiolus yang banyak mengandung


kapiler darah, yang merupakan tempat terjadinya pertukaran O2 dan CO2. Kumpulan alveolus
inilah yang membentuk paru-paru (pulmo).

Paru-paru, merupakan kumpulan alveolus, terletak di dalam rongga dada, ada dua buah yaitu
bagian kanan yang terdiri dari tiga gelambir dan bagian kiri yang terdiri dari dua gelammbir.
Paru-paru dilindungi oleh selaput pleura rangkap dua, dan di antara keduanya terisi oleh cairan
lim

2.10 Menjelaskan pengaturan pernafasan

Sistem Pernafasan atau Respirasi adalah Sistem pada manusia yang berfungsi untuk
mengambil oksigen dari udara luar dan mengeluarkan karbondioksida melalui paru-paru.
Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur
sekalipun karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. Menurut tempat
terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar

21
dan pernapasan dalam. Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam
alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang
terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh. Masuk keluarnya udara dalam paru-paru
dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar
tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila
tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar.

ORGAN-ORGAN PADA RESFIRASI DAN FUNGSINYA

a. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)

Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga
hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan
kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang
masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang
berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang
mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk.

b. Faring (Tenggorokan)

Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2 saluran,
yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran pencernaan
(orofarings) pada bagian belakang. Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring
(tekak) tempat terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan
menyebabkan pitasuara bergetar dan terdengar sebagai suara. Makan sambil berbicara dapat
mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan karena saluran pernapasan pada saat
tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan,
bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga tidak mengakibatkan gangguan
kesehatan.

c. Laring

22
Kotak suara yang menghubungkan faring dengan trakea. Tabung pendek berbentuk
seperti kotak triangular dan ditopang oleh tiga kartilago tidak berpasangan (kartilago tiroid,
kartilago krikoid , dan epiglotis ) dan tiga kartilago berpasangan ( kartilago ariteniod , kartilago
kornikulata, dan kartilago kuneiform)

d. Tenggorokan (Trakea)

Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher


dansebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin
tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-
benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.

e. Cabang-cabang Tenggorokan (Bronki)

Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan
bronkuskiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan
bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang
rawannyamelingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi
bronkiolus.

f. Bronkiolus

Bronkiolus adalah anak cabang dari batang tenggorok yang terdapat dalam rongga
tenggorokan dan akan memanjang sampai ke paru-paru. Jumlah cabang bronkiolus yang menuju
paru-paru kanan dan kiri tidak sama. Bronkiolus yang menuju paru-paru kanan mempunyai 3
cabang, sedangkan bronkiolus yang menuju paru-paru sebelah kiri hanya bercabang 2.
Bronkiolus adalah cabang dari bronkus dan memiliki dinding yang lebih tipis, pada ujung
bronkiolus terdapat banyak sekali gelembung-gelembung kecil yang dinamakan alveolus. Ciri
khas bronkiolus adalah tidak adanya tulang rawan dan kelenjar pada mukosanya, pada bagian
awal dari cabang bronkiolus hanya memiliki sebaran sel globet dan epitel. fungsi dari bronkiolus
adalah sebagai media yang menghubungkan oksigen yang dihirup agar mencapai paru-paru.

g. Paru-paru (Pulmo)

23
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot
dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada
dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri
(pulmosinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis,
disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam
(pleuravisceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang
rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis).

Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang berfungsi sebagai
pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara eksudasi.
Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain. Paru-paru tersusun oleh
bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Paru-paru berstruktur seperti spon
yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar untuk pertukaran gas.

2.11 Macam macam pemeriksaan pernapasan

Respirasi atau pernapasan merupakan pertukaran Oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2)
antara sel-sel tubuh serta lingkungan. Semua sel mengambil Oksigen yang akan digunakan
dalam bereaksi dengan senyawa-senyawa sederhana dalam mitokondria sel untuk menghasilkan
senyawa-senyawa kaya energi, air dan karbondioksida. Jadi, pernapasan juga dapat di artikan
sebagai proses untuk menghasilkan energi. Pernapasan dibagi menjadi 2 macam, yaitu:

1. Pernapasan Eksternal (luar) yaitu proses bernapas atau pengambilan Oksigen dan
pengeluaran Karbondioksida serta uap air antara organisme dan lingkungannya.

2. Pernapasan Internal (dalam) atau respirasi sel terjadi di dalam sel yaitu sitoplasma dan
mitokondria.

Sistem pernapasan terdiri atas saluran atau organ yang berhubungan dengan pernapasan.
Oksigen dari udara diambil dan dimasukan ke darah, kemudian di angkut ke jaringan.
Karbondioksida (CO2) di angkut oleh darah dari jaringan tubuh ke paru-paru dan dinapaskan ke
luar udara.

Alat pernapasan manusia terdiri atas beberapa organ, yaitu:

24
1. Rongga Hidung

Hidung adalah bangunan berongga yang terbagi oleh sebuah sekat di tengah menjadi rongga
hidung kiri dan kanan. Hidung meliputi bagian eksternal yang menonjol dari wajah dan bagian
internal berupa rongga hidung sebagai alat penyalur udara. Di bagian depan berhubungan keluar
melalui nares (cuping hidung) anterior dan di belakang berhubungan dengan bagian atas farings
(nasofaring). Masing-masing rongga hidung dibagi menjadi bagian vestibulum, yaitu bagian
lebih lebar tepat di belakang nares anterior, dan bagian respirasi.

Permukaan luar hidung ditutupi oleh kulit yang memiliki ciri adanya kelenjar sabesa besar,
yang meluas ke dalam vestibulum nasi tempat terdapat kelenjar sabesa, kelenjar keringat, dan
folikel rambut yang kaku dan besar. Rambut ini berfungsi menapis benda-benda kasar yang
terdapat dalam udara inspirasi. Terdadapat 3 fungsi rongga hidung :

1. Dalam hal pernafasan = udara yang di inspirasi melalui rongga hidung akan menjalani 3
proses yaitu penyaringan (filtrasi), penghanatan, dan pelembaban.

2. Ephithelium olfactory = bagian meial rongga hidung memiliki fungsi dalam penerimaan
bau.

3. Rongga hidung juga berhubungan dengan pembentukan suara- suara fenotik dimana ia
berfungsi sebagai ruang resonasi.

Pada potongan frontal, rongga hidung berbentuk seperti buah alpukat, terbagi dua oleh sekat
(septum mediana). Dari dinding lateral menonjol tiga lengkungan tulang yang dilapisi oleh
mukosa, yaitu:

• Konka nasalis superior,

• Konka nasalis medius,

• Konka nasalis inferior, terdapat jaringan kavernosus atau jaringan erektil yaitu pleksus
vena besar, berdinding tipis, dekat permukaan.

25
Sinus paranasal adalah rerongga berisi udara yang terdapat dalam tulang-tulang tengkorak
dan berhubungan dengan rongga hidung. Macam-macam sinus yang ada adalah sinus maksilaris,
sinus frontalis, sinus etmoidalis, dan sinus sfenoidalis.

2. Faring (Rongga tekak)

Faring merupakan saluran yang memiliki panjang kurang lebih 13 cm yang menghubungkan
nasal dan rongga mulut kepada larings pada dasar tengkorak. Faring dapat dibagi menjadi tiga,
yaitu:

1. Nasofaring, yang terletak di bawah dasar tengkorak, belakang dan atas palatum molle.
Pada bagian ini terdapat dua struktur penting yaitu adanya saluran yang menghubungkan
dengan tuba eustachius dan tuba auditory. Tuba Eustachii bermuara pada nasofaring dan
berfungsi menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi membrane timpani. Apabila
tidak sama, telinga terasa sakit. Untuk membuka tuba ini, orang harus menelan. Tuba
Auditory yang menghubungkan nasofaring dengan telinga bagian tengah.

2. Orofaring merupakan bagian tengah farings antara palatum lunak dan tulang hyodi. Pada
bagian ini traktus respiratory dan traktus digestif menyilang dimana orofaring merupakan
bagian dari kedua saluran ini. Orofaring terletak di belakang rongga mulut dan
permukaan belakang lidah. Dasar atau pangkal lidah berasal dari dinding anterior
orofaring, bagian orofaring ini memiliki fungsi pada system pernapasan dan system
pencernaan. refleks menelan berawal dari orofaring menimbulkan dua perubahan
makanan terdorong masuk ke saluran cerna (oesophagus) dan secara stimulant, katup
menutup laring untuk mencegah makanan masuk ke dalam saluran pernapasan. Orofaring
dipisahkan dari mulut oleh fauces. Fauces adalah tempat terdapatnya macam-macam
tonsila, seperti tonsila palatina, tonsila faringeal, dan tonsila lingual.

3. Laringofaring terletak di belakang larings. Laringofaring merupakan posisi terendah dari


farings. Pada bagian bawah laringofaring system respirasi menjadi terpisah dari sitem
digestif. Udara melalui bagian anterior ke dalam larings dan makanan lewat posterior ke
dalam esophagus melalui epiglottis yang fleksibel.

3. Larings (Kotak suara)

26
Larings adalah suatu katup yang rumit pada persimpangan antara lintasan makanan dan
lintasan udara. Laring terangkat dibawah lidah saat menelan dan karenanya mencegah makanan
masuk ke trakea. Fungsi utama pada larings adalah untuk melindungi jalan napas atau jalan
udara dari farings ke saluran napas lainnya , namun juga sebagai organ pembentuk suara atau
menghasilkan sebagian besar suara yang dipakai berbicara dan bernyanyi. Larings ditunjang oleh
tulang-tulang rawan, diantaranya yang terpenting adalah tulang rawan tiroid (Adam’s apple),
yang khas nyata pada pria, namun kurang jelas pada wanita. Di bawah tulang rawan ini terdapat
tulang rawan krikoid, yang berhubungan dengan trakea. Epiglotis terletak diatas seperti katup
penutup. Epiglotis adalah sekeping tulang rawan elastis yang menutupi lubang larings sewaktu
menelan dan terbuka kembali sesudahnya. Pada dasarnya, Larings bertindak sebagai katup,
menutup selama menelan unutk mencegah aspirasi cairan atau benda padat masuk ke dalam
batang tracheobronchial. Mamalia menghasilkan getaran dari pita suara pada dasar larings.
Sumber utama suara manusia adalah getaran pita suara (Frekuensi 50 Hertz adalah suara bas
berat sampai 1700 Hz untuk soprano tinggi). Selain pada frekuensi getaran, tinggi rendah suara
tergantung panjang dan tebalnya pita suara itu sendiri. Apabila pita lebih panjang dan tebal pada
pria menghasilkan suara lebih berat, sedangkan pada wanita pita suara lebih pendek. Kemudian
hasil akhir suara ditentukan perubahan posisi bibir, lidah dan palatum molle. Disamping fungsi
dalam produksi suara, ada fungsi lain yang lebih penting, yaitu Larings bertindak sebagai katup
selama batuk, penutupan pita suara selama batuk, memungkinkan terjadinya tekanan yang sangat
tinggi pada batang tracheobronchial saat otot-otot trorax dan abdominal berkontraksi, dan pada
saat pita suara terbuka, tekanan yang tinggi ini menjadi penicu ekspirasi yang sangat kuat dalam
mendorong sekresi keluar.

4. Trakea (Batang tenggorok)

Trakea adalah tabung terbuka berdiameter 2,5 cm dan panjang 10 sampai 12 cm. Trakea
terletak di daerah leher depan esophagus dan merupakan pipa yang terdiri dari gelang-gelang
tulang rawan. Di daerah dada, trakea meluas dari larings sampai ke puncak paru, tempat ia
bercabang menjadi bronkus kiri dan kanan. Jalan napas yang lebih besar ini mempunyai
lempeng-lempeng kartilago di dindingnya, untuk mencegah dari kempes selama perubahan
tekanan udara dalam paru-paru. Tempat terbukanya trakea disebabkan tunjangan sederetan
tulang rawan (16-20 buah) yang berbentuk huruf C (Cincin-cincin kartilago) dengan bagian

27
terbuka mengarah ke posterior (esofagus). Trakea dilapisi epitel bertingkat dengan silia
(epithelium yang menghasilkan lendir) yang berfungsi menyapu partikel yang berhasil lolos dari
saringan hidung, ke arah faring untuk kemudian ditelan atau diludahkan atau dibatukkan dan sel
gobet yang menghasikan mukus. Potongan melintang trakea khas berbentuk huruf D.

5. Bronkus dan Percabangannya

Bronkus yang terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira-kira vertebrata torakalis
kelima, mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama.
Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampuk paru. Trakea bercabang
menjadi bronkus utama (primer) kiri dan kanan. Bronkus kanan lebih pendek, lebih lebar, dan
lebih vertikal daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis dan mengeluarkan
sebuah cabang utama lewat di bawah arteri disebut bronkus lobus bawah. Bronkus kiri lebih
panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan di bawah arteri pulmonalis sebelurn di
belah menjadi beberapa cabang yang berjalan ke lobus atas dan bawah.

Cabang utama bronkus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronkus lobaris (sekunder)
dan kemudian menjadi lobus segmentalis (tersier). Percabangan ini berjalan terus menjadi
bronchus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu
saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong udara). Bronkhiolus terminalis
memiliki diameter kurang lebih 1 mm. saluran ini disebut bronkiolus. Bronkiolus tidak diperkuat
oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah.
Bronkiolus memasuki lolubus pada bagian puncaknya, bercabang lagi membentuk empat sampai
tujuh bronkiolus terminalis. Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkbiolus
terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar
udara ke tempat pertukaran gas paru-paru.

Alveolus adalah unit fungsional paru. Setiap paru mengandung lebih dari 350 juta alveoli,
masing-masing dikelilingi banyak kapiler darah. Alveoli bentuknya peligonal atau heksagonal.
Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan respiratorius (lintasan
berdinding tipis dan pendek) yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada
dindingnya. Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus
alveolaris terminalis merupakan akhir paru-paru, asinus atau kadang disebut lobolus primer

28
memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai dari trachea
sampai Sakus Alveolaris. Alveolus dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.

6. Paru-paru

Paru-paru adalah struktur elastis sperti spons. Paru-paru berada dalam rongga torak, yang
terkandung dalam susunan tulang-tulang iga dan letaknya di sisi kiri dan kanan mediastinum
(struktur blok padat yang berada di belakang tulang dada. Paru-paru menutupi jantung, arteri dan
vena besar, esophagus dan trakea). Paru-paru memilki :

1. Apeks, Apeks paru meluas kedalam leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula.

2. Permukaan costo vertebra, menempel pada bagian dalam dinding dada

3. Permukaan mediastinal, menempel pada perikardium dan jantung.

4. Basis, Terletak pada diafragma.

Paru-paru juga di lapisi oleh pleura yaitu parietal pleura (dinding thorax) dan visceral pleura
(membrane serous). Di antara rongga pleura ini terdapat rongga potensial yang disebut rongga
pleura yang didalamnya terdapat cairan surfaktan sekitar 10-20 cc cairan yang berfungsi
untukmenurunkan gaya gesek permukaan selama pergerakan kedua pleura saat respirasi.
Tekanan rongga pleura dalam keadaan normal ini memiliki tekanan -2,5 mmHg. Paru kanan
relative lebih kecil dibandingkan yang kiri dan memiliki bentuk bagian bawah seperti concave
karena tertekan oleh hati. Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan
inferior. Paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh
jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus
alveolar, sakkus alveolar dan alveoli. Paru-paru divaskularisasi dari dua sumber, yaitu:

• Arteri bronchial yang membawa zat-zat makanan pada bagian conduction portion, bagian
paru yang tidak terlibat dalam pertukaran gas. Darah kembali melalui vena-vena
bronchial.

• Arteri dan vena pulmonal yang bertanggungjawab pada vaskularisasi bagian paru yang
terlibat dalam pertukaran gas yaitu alveolus

29
7. Pembuluh darah dan persarafan

Persyarafan penting dalam aksi pergerakan pernapasan disuplai melalui n.phrenicus dan
n.spinal thoraxic. Nervus phrenicus mempersyarafi diafragma, sementara n.spinal thoraxic
mempersyarafi intercosta. Di samping syaraf-syaraf tersebut, paru juga dipersyarafi oleh serabut
syaraf simpatis dan para simpatis. Di dalam paru terdapat peredaran darah ganda. Darah yang
miskin oksigen dari ventrikel kanan masuk ke paru melalui arteri pulmonalis. Selain system
arteri dan vena pulmonalis, terdapat pula arteri dan vena bronkialis, yang berasal dari aorta,
untuk memperdarahi jaringan bronki dan jaringan ikat paru dengan darah kaya oksigen. Ventilasi
paru (bernapas) melibatkan otot-otot pernapasan, yaitu diafragma dan otot-otot interkostal.
Selain ini ada otot-otot pernapasan tambahan eperti otot-otot perut.

2.12 TEKANAN DARAH


Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dindingarteri. Darah mengalir
karena adanya perubahan tekanan, dimana terjadi perpindahan dari area bertekanan tinggi ke
area bertekanan rendah.Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkonstraksi dan disebut
tekanansistolik. Tekanan darah sistemik atau arterial merupakan indicator yang paling baik untuk
kesehatan kardiovaskuler. Tekanan diastolic adalahtekanan terendah yang terjadi saat jantung
beristirahat. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap
tekanan diastolic, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60 – 140/90.Rata – rata
tekanan darah normal biasanya 120/80.

Menurut Hayens (2003) tekanan darah timbul ketika bersikulasi didalam pembuluh darah
berperan penting dalam proses ini di mana jantungsebagai pompa muscular yang menyuplai
tekanan untuk menggerakkandarah dan pembuluh darah yang memiliki dinding yang elastic dan
kehanan yang kuat. Tekanan darah di ukur dalam satuan millimeter airraksa (mmHg). Untuk
mengukur tekanan darah maka perlu dilakukan pengukuran darah secara rutin.

Ketika mengatur tekanan darah dengan menggunakan stetoskop, perawat


mengidentifikasi lima fase dalam rangkaian bunyi yang disebut bunyi korotkof. pertama perawat
memompa manset hingga 30 mmHg di atas titik tempat denyut nadi tidak teraba lagi. kemudian
perawat melepaskan tekanan secara perlahan sambil mengamati ukran yang tampak pada
manometer dan mengaitkannya dengan bunyi yang tredengar melalui stetoskop terdapat lima

30
fase, namun tidak semuanya terdengar Sistole Kontraksi jantung mendorong darah dengan
tekanan tinggi. Diastole Tekanan minimal yang mendesak dinding arteri setiap waktu.

Faktor yang bertanggung jawab terhadap Tekanan Darah.

1) Tahanan perifer: Pada dilatasi pembuluh darah & tahanan turun ,TD akan turun

2) Volume darah ; Bila volume meningkat , TD akan meningkat

3) Viskositas darah. Semakin kental darah akan meningkatkan TD

4) Elastisitas dinding pembuluh darah : penurunan elastisitas pembuluh darah akan


meningkatkan TD

Tekanan darah memiliki beberapa klasifikasi berdasarkan nilai dari tekanan sistolik dan
diastoliknya, yaitu:

a. Tekanan darah normal, jika sistoliknya kurang dari 120 mmHg dan diastoliknya kurang dari
80 mmHg.

b. Prehipertensi, jika sistoliknya 120-139 mmHg dan diastoliknya 80-89 mmHg.

c. Hipertensi stage 1, jika sistoliknya 140-159 mmHg dan diastoliknya 90-99 mmHg.

d. Hipertensi stage 2, jika sistoliknya lebih dari 160 mmHg dan diastoliknya lebih dari 100 mHg.

2.13 Faktor Yang Mempengaruhi Tekanan Darah

1. Usia

Tingkat normal tekanan darah bervariasi sepanjang kehidupan.Meningkat pada masa


anak-anak. Tingkat tekanan darah anak-anak atauremaja dikaji dengan memperhitungkan ukuran
tubuh dan usia ( Task Force on Blood Pressure Control in Children 1987).

Tabel 1. Tekanan Darah Normal Rata-Rata

Usia Tekanan Darah (mm Hg)

31
Bayi baru lahir (300g) 40 (rerata)
1 Bulan 85/54
1 Tahun 95/65
6 Tahun 105/65
10 – 13 Tahun 110/65
14 – 17 Tahun 120/75
Dewasa Tengah 120/80
Lansia 140/90

2. Stress

Ansietas, takut, nyeri, dan stress emosi mengakibatkan stimulasisimpatik, yang


meningkatkan frekuensi darah, curah jantung dan tahananvaskular perifer. Efek stimulasi
simpatik meningkatkan tekanan darah.

3. Ras

Frekuensi hipertensi (tekanan darah tinggi) pada orang AfrikaAmerika lebih tinggi dari
pada orang Eropa Amerika. Kematian yangdihubungkan dengan hipertensi juga lebih banyak
pada orang AfrikaAmerika. Kencederungan populasi ini terhadap hipertensi berhubungandengan
genetik dan lingkungan.

4. Medikasi

Medikasi secara langsung dan tidak langsung mempengaruhitekanan darah seperti


medikasi antihipertensi dan analgesik narkotik yangdapat menurunkan tekanan darah.

5. Variasi Diurinal

Tingkat tekanan darah biasanya rendah pada pagi-pagi sekali,secara berangsur-angsur


naik pagi menjelang siang dan sore, dan puncaknya pada senja hari atau malam.

6. Jenis Kelamin

32
Secara klinis tidak ada perbedaan yang signifikan dari tekanandarah pada anak laki-laki
atau perempuan. Setelah pubertas, priacenderung memiliki bacaan tekanan darah yang lebih
tinggi. Setelahmenopause, wanita cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dari pada
usia tersebut.
Tekanan Darah abnormal

1) Hipertensi

Diagnosa hipertensi pada orang dewasa dibuat saat bacaan rerata tekanan darah pada dua
atau lebih kunjungan, unutk sistolik 140 atau lebih dan diastolik 90 atau lebih.

2) Hipotensi

Hipotensi dipertimbangkan secara umum saat tekanan darah sistolik turun sampai 90
mmHg atau lebih rendah.

3) Hipotensi ortostatik postural

penurunan TD saat bergerak dari posisi duduk ke berdiri disertai pusing,berkunang-


kunang sampai pingsan.

2.14 Faktor yang mengontrol tekanan darah

Berikut beberapa cara sederhana tetapi ampuh untuk mengontrol tekanan darah:

1. Menerapkan Pola Makan Sehat Rendah Garam

Hal utama yang perlu diperhatikan oleh pengidap tekanan darah tinggi adalah asupan
makanan. Makanan asin atau yang mengandung kadar garam tinggi perlu benar-benar dijauhi.
Sebab, asupan garam dapat meningkatkan kadar natrium dalam tubuh, yang kemudian berimbas
pada peningkatan tekanan darah.

Menghindari makanan dengan kadar garam tinggi juga tetap perlu dihindari, meski sudah
teratur minum obat hipertensi. Sebagai gantinya, pengidap tekanan darah tinggi perlu
memperbanyak asupan buah dan sayur yang kaya akan serat, vitamin, kalium, antioksidan, dan
magnesium. Perlu diketahui bahwa makanan tinggi serat dapat menurunkan angka tekanan darah
sistolik dan diastolik pada pengidap hipertensi.

33
Jika kamu masih bingung, pola makan seperti apa yang perlu diterapkan, dan jenis
makanan apa saja yang boleh serta tidak boleh dikonsumsi, sebaiknya konsultasikan dengan
dokter gizi. Agar lebih mudah, cobalah download aplikasi Halodoc, dan gunakan untuk
berkonsultasi dengan dokter gizi lewat chat, yang dapat dilakukan kapan dan di mana saja.

2. Rutin Berolahraga

Selain menerapkan pola makan sehat, rutin berolahraga juga penting dilakukan, agar
tekanan darah tetap terkontrol. Tak hanya baik bagi pengidap tekanan darah tinggi, rutin
berolahraga juga baik dilakukan untuk mengurangi risiko hipertensi pada orang yang belum
mengidap penyakit ini.

Olahraga yang perlu dilakukan bukanlah yang berintensitas tinggi. Berbagai aktivitas
fisik sederhana juga bisa dilakukan, seperti berjalan kaki, naik-turun tangga, atau sekadar bersih-
bersih kamar. Pokoknya, buatlah tubuhmu aktif bergerak setiap harinya, di sela-sela rutinitas
harian.

3.Jaga Berat Badan Ideal

Kelebihan berat badan atau obesitas memiliki kaitan erat dengan tekanan darah tinggi.
Itulah sebabnya, menjaga berat badan tetap ideal juga merupakan salah satu cara ampuh untuk
mengontrol tekanan darah. Hal ini bisa dicapai dengan menerapkan diet sehat dan berolahraga
teratur.

4.Kelola Stres

Kerap dianggap sepele, padahal stres merupakan salah satu hal yang dapat memicu
naiknya tekanan darah. Sebab, stres dapat menjadi cikal bakal dari munculnya kebiasaan tidak
sehat, seperti kalap saat makan, merokok, minum alkohol, dan begadang, yang kemudian
menyebabkan tekanan darah meningkat.

5.Berhenti Merokok dan Minum Alkohol

Hal ini berlaku bagi kamu yang memiliki kebiasaan merokok dan minum alkohol. Hal ini
karena dua kebiasaan buruk itu dapat memicu berbagai penyakit kronis berbahaya, seperti
tekanan darah tinggi, stroke, serangan jantung, dan kanker.

34
Jadi, meski sulit meninggalkan kebiasaan merokok dan minum alkohol jika sudah
kecanduan, cobalah untuk memulainya pelan-pelan. Hal pertama yang perlu kamu lakukan
adalah menguatkan niat dan tekad untuk berhenti merokok dan minum alkohol, lalu mulai
kurangi perlahan hingga benar-benar meninggalkannya.

Hal ini juga berlaku jika kamu merupakan perokok pasif. Sebab, terpapar asap rokok
teman atau orang terdekatmu jauh lebih berbahaya. Jadi, cobalah untuk menjauhi paparan asap
rokok, dengan tidak berada di dekat orang yang sedang merokok.

6.Rutin Cek Tekanan Darah

Selain berbagai upaya tadi, rutin cek tekanan darah juga penting untuk dilakukan. Dengan
memantau tekanan darah secara rutin, kamu bisa segera melakukan tindakan pencegahan ketika
tekanan darah terus-menerus lebih tinggi dari normalnya.

35
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Setelah memahami tentang tanda-tanda vital. Dan kesimpulannya adalah kesehatan pada
tubuh kita itu sangat penting. Terutama bagi tanda-tanda vital seperti denyut nadi, tekanan darah,
pernapasan, suhu badan, dan berat badan. Bagaimana prosedur pelaksanaan yang berperan
penting kepada masyarakat atau pun pasien dan bertujuan untuk menambah pengetahuan. Seperti
pada tekanan darah, seiring dengan bertambahnya umur seseorang maka tekanan darah akan
meningkat. Dan emosi ataupun rasa nyeri yang di alami oleh seseorang itu juga berpengaruh
terhadap meningkatnya tekanan darah. Dengan demikian Suhu tubuh dapat menunjukkan
keadaan metabolisme dalam tubuh, denyut nadi dapat menunjukkan perubahan pada sistem
kardiovaskular, frekuensi pernapasan dapat menunjukkan fungsi pernapasan, dan tekanan darah
dapat menilai kemampuansistem kardiovaskuler, yang dapat dikaitkan dengan denyut nadi.

3.2 SARAN

Dari penjelasan di atas kita harus lebih teliti untuk mengkaji suatu tanda tanda vital.
Karena kalau kita tidak teliti dalam mengkaji tanda tanda vital maka kita tidak bisa memberikan
evaluasi respon klien terhadap intravena yang diberikan karena pemeriksaan tanda tanda vital
merupakan bagian dari proses pemeriksaan pasien

36
DAFTAR PUSTAKA

Alimul H. A. Aziz. 2009. Kebutuhan Dasar Manusia Jilid 1 . Jakarta: Salemba

Medika..2009.

Kebutuhan Dasar Manusia Jilid 2. Jakarta: Salemba Medika.Yuni Kusmiati. 2010. Keterampilan
Dasar Praktik Klinik Keperawatan.Yogyakarta: Fitramaya

Ardiyanto, Tonang Dwi. 2011. Sistem Respiratory. Diakses : 16 April 2014.

Kuliah-sistem-respirasi.tangerang selatan:Binapura

Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta III. 2009. Panduan Praktik Kebutuhan Dasar Manusia I.
Berbasis Kompetensi. Jakarta: Salemba Medika.

Muttaqin, Arif. 2011. Pengkajian Keperawatan. Aplikasi Pada Praktik Klinik. Jakarta: Salemba
Medika.

Kozier, et al. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC.

37

Anda mungkin juga menyukai