Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Hari/ tanggal : Rabu/19 Februari 2020

m.k Teknik Pencegahan Dosen :-Dr. Wiyoto S.Pi M.Sc


Penyakit dan Pengobatan Ikan -Arif Mulya S.Pi
-Dian Eka R. S.Pi M.Si
-Wida Lesmanawati S.Pi
M.Si
- Amalia Putri Firdaus S.pi
M.Si M.Sc

Asisten :-Fauziyyah Hanifah A.Md


-Mad Rudy S.Pi M.Sc
-Shelly Sylvia Agustina
S.Pi

PENERAPAN BIOSECURITY DI FARM FIRDAUSY AQUATIC

Disusun oleh:

Kelompok 1 Praktikum 2

Sri Ajeng Kholifatu N. (J3H118029)


Zohani Aji Prabowo (J3H118062)
Ristie Azhari Kamila (J3H218135)
Dias Wandanu (J3H218145)
Najunda Sari (J3H418168)

PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN


MANAJEMEN PERIKANAN BUDIDAYA
SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2020
PENDAHULUAN

Latar belakang
Penyebaran penyakit umumnya terjadi ketika spora atau bibit penyakit
berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain melalui berbagai perantara, seperti
melalui teknisi pengelola, peralatan, kendaraan, hewan liar, transfer benih dan
sumber air yang digunakan. Salah satu faktor yang sangat menentukan
keberhasilan dalam suatu usaha budidaya ikan adalah kemampuan dalam
mengendalikan masuknya dan berkembangnya organisme pathogen pada unit
pembenihan tersebut. Hal ini hanya dapat dipenuhi melalui
penerapan biosecurity yang sistematis dan konsisten. Biosecurity merupakan suatu
tindakan yang dapat mengurangi resiko masuknya penyakit dan penyebarannya
dari suatu tempat ketempat lainnya (Lotz 1997). Biosekuriti juga dapat diartikan
sebagai tindakan untuk mengeluarkan pathogen tertentu dari kultivan yang
dibudidayakan di kolam induk, pembenihan, maupun kolam pembesaran dari
suatu wilayah atau Negara dengan tujuan untuk pencegahan penyakit (Lighner
2003).
Pentingnya menerapkan biosekuriti pada usaha budidaya karena adanya
bakteri pathogen dan bakteri yang merugikan di lingkungan/perairan, kondisi
lingkungan terus berubah, food safety bagi konsumen, mencegah kerugian secara
ekonomi akibat kegagalan panen. Pembudidaya perairan di Indonesia melakukan
biosekuriti dengan berbagai macam tujuan, antara lain yang umum dilakukan
yaitu untuk memperkecil resiko hewan yang dibudidayakan terserang penyakit,
mendeteksi secara dini adanya wabah penyakit, menekan kerugian yang lebih
besar apabila terjadi kasus wabah penyakit, efisiensi pada waktu, pakan, dan
tenaga, serta agar kualitas hewan yang dibudidayakan lebih terjamin. Manfaat
biosekuriti menurut Bahasudin (2009), memperkecil resiko penyakit mendeteksi
secara dini adanya wabah penyakit menekan kerugian yang lebih besar apabila
terjadi kasus wabah penyakit efisiensi waktu, pakan, dan tenaga kualitas lebih
terjamin.
Hal tersebut mendasari kami melakukan kunjungan pada farm budi daya
ikan hias “Firdausy Aquatic” yang dimiliki oleh alumni Sekolah Vokasi Institut
Pertanian Bogor dengan inisial RF yang bertempat di Rancamaya. Kunjungan
yang kami lakukan untuk mencari informasi mengenai apa saja hal yang
dilakukan untuk mencegah dan mengobati penyakit yang mungkin masuk
menyerang ikan dengan biosecurity yang ada dalam farm tersebut.

Tujuan
Mengetahui aplikasi biosecurity di farm Firdausy Aquatic dan menerapkan
ilmu biosecurity yang diperoleh dalam perkuliahan.
METODOLOGI

Waktu dan tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 22 Januari 2020 pukul 11.00-
14.00 WIB bertempat di Lab Kesehatan Bak Perikanan Sekolah Vokasi Institut
Pertanian Bogor.

Prosedur Kerja
Pengumpulan data ini menggunakan metode wawancara dengan seorang
pembudidaya ikan hias alumni dari Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor
program studi Teknologi Produksi dan Manajemen Perikanan Budidaya.
Pembudidaya yang diwawancarai berinisial RF. Wawancara ini dilakukan di farm
ikan hias Firdausy Acuatic pada tanggal 31 januari 2020.
PEMBAHASAN

Hasil
Kegiatan biosecurity yang diterapkan di Farm Firdausy Aquatic adalah
dengan melakukan pengolahan pada air yang akan digunakan sebagai media
pemeliharaan ikan, melakukan desinfeksi wadah pemeliharaan, melakukan
karantina pada ikan yang baru datang, melakukan penanganan pada pakan yang
akan diberikan pada ikan, dan menjaga kualitas air.

Pembahasan
Farm Firdausy Aquatic berdiri pada tahun 2017 tepat setelah pemilik farm
dinyatakan lulus dari Institut Pertanian Bogor. Jenis ikan hias yang dibudidayakan
di farm Firdausy Aquatic terdiri dari Red Lizard, Denisonii, Corydoras Sterbai,
Corydoras Panda, Brasmut Albino, dan Ctenopoma. Farm Firdausy Aquatic
mengambil atau pun menjadikan ikan yang akan dijadikan sebagai induk yang
akan digunakan untuk proses pemijahan diambil dari farm luar, namun biasanya
kebanyakan ikan yang akan dijadikan induk merupakan ikan yang dipelihara
sendiri untuk dicalonkan sebagai induk. Kriteria induk yang diambil dari luar farm
adalah ikan yang sehat, sudah mencapai umur yang optimal untuk dijadikan calon
induk, memiliki sirip yang tidak gripis, memiliki ukuran yang sesuai, dan tidak
sakit.
Sumber air yang digunakan untuk kegiatan budidaya ikan hias ini
menggunakan air dari PDAM, kemudian air tersebut diendapkan dan diberikan
penambahan aerasi kuat selama 24 jam untuk menghilangkan kandungan kaporit
dalam air tersebut. Sistem pengelolaan air yang digunakan untuk proses budidaya
ikan hias di farm Firdausy Aquatic menggunakan metode resirkulasi. Air yang
telah diendapkan dan diberikan penambahan aerasi kuat selama 24 jam akan
masuk kedalam tandon penampungan air yang didalamnya terdapat filter fisik
berupa arang aktif, busa dakron, karang jahe dan pasir malang, kemudian air
dialirkan kedalam akuarium pemeliharan ikan.
Pakan yang digunakan untuk menunjang proses budidaya ikan hias di farm
Firdausy Aquatic yaitu menggunakan cacing beku, pelet, maggot, cacing sutra,
dan artemia. Penanganan cacing sutra yang akan diberikan untuk ikan hias yang
dibudidayakan yaitu melakukan proses desinfeksi dengan menggunakan kunyit
atau menggunakan Methylene Blue. Penanganan pakan pelet, maggot, dan siste
artemia disimpan dilemari yang memiliki kelembaban yang rendah, serta
penanganan cacing beku di simpan di freezer. Farm Firdausy Aquatic pernah
mengalami kematian missal pada ikan yang dibudayakan, yaitu ikan corridors
sterbai yang diduga disebabkan karena air yang digunakan untuk media
pemeliharaan tidak diberikan treatment sebagaimana mestinya.
Penyakit yang sering menyerang pada ikan hias yang dibudidayakan yaitu
white spot dan velvet. Hal yang dilakukan untuk mengontrol kondisi ikan apakah
terserang penyakit atau tidak yaitu dengan cara mengamati kondisi fisik dan
morfologi ikan, cara berenang ikan, serta kualitas air yang digunakan untuk media
pemeliharaan. Upaya yang dilakukan untuk menangani ikan yang sakit yaitu
dengan menggunakan Enrofloxacine, Furazolidone, garam ikan, atau
menggunakan Methylene Blue. Obat yang digunakan ikan diberikan dengan cara
diencerkan dengan menggunakan air sesuai dengan dosis yang kemudian
dituangkan kedalam akuarium pemeliharaan ikan sakit atau menggunakan metode
perendaman selama 6-24 jam dengan dosis rendah dan selama 2 jam dengan dosis
cukup tinggi. Beberapa upaya yang dilakukan untuk mencegah proses penyebaran
penyakit pada ikan yaitu dengan melakukan desinfeksi pada akuarium
pemeliharaan dan karantina ikan yang baru datang. Jenis desinfektan yang
digunakan untuk desinfeksi akuarium pemeliharaan adalah menggunakan kalium
permanganat (PK) dengan dosis 2gr/liter. Desinfeksi juga bisa dilakukan dengan
melakukan proses pengeringan total 5-7 hari sebelum akuarium digunakan.
Penanganan atau karantina yang diberikan pada ikan yang baru datang yaitu
dilakukan proses pemberokan. Ikan ditempatkan di dalam plastic selama satu hari
dengan didalam plastic menggunakan 50% air dari asal ikan tersebut dan 50%
lainnya menggunakan air yang ada di farm Firdausy Aquatic dan diberikan
penambahan oksigen dengan menggunakan aerasi. Upaya selanjutnya yang
dilakukan untuk mencegah ikan sakit yaitu dengan menjaga kualitas air yang
digunakan untuk pemeliharaan ikan, Treatment air sebelum digunakan,melakukan
proses penyifonan, dan rutin melakukan pergantian air. Pergantian air pada stadia
larva dilakukan setiap 5-7 hari sekali dengan pengurangan air 5 cm dari total
tinggi air, sedangkan pada stadia dewasa dilakukan pergantian air setiap 3 hari
sekali dengan pengurangan air 50% dari total tinggi air. pH yang optimum untuk
ikan hias yaitu 7,5 dan suhu optimum 25oC-28oC.
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kunjungan yang dilakukan, farm Firdausy Aquatic


memiliki biosekuriti yang berperan untuk mencegah penyakit yang masuk.
Contohnya seperti treatment pada pakan dan air sebelum diberikan kepada ikan
yang dibudidayakan. Hal yang terjadi apabila treatment tersebut tidak dilakukan
adalah terjadinya kematian pada ikan yang dapat berakibat pada kematian massal.

SARAN

Diharapkan kunjungan yang dilakukan mengunjungi dua tempat sehingga


dapat dijadikan perbandingan biosekuriti yang baik pada keduanya dan
mengetahui kelebihan serta kekurangan dari biosekuriti yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Basahudin MS. 2009. Panen Lele 2.5 Bulan. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Lightner DV. 2003. Exclusion of specific pathogens fro disease prevention in a
penaeid shrimp biosecurity program 1116 in C.S. Lee and P.J. O'Bryen,
editors. Biosecurity in Aquaculture Production Systems: Exclusion of
Pathogens and Other Undesirables. The World Aquaculture Society Baton
Rouge. Louisiana (USA) : 1116.
Lotz J. 1997. World Journal of Microbiology and Biotechnology. 13: 405. 
LAMPIRAN

Gambar 1. Obat PK Gambar 2. Wadah Gambar 3. Burayak


penetasan telur

Gambar 4. Akuarium Gambar 5. Air tandon Gambar 6. Air tandon


Ikan luar dan filter sederhana dalam

Gambar 7. Dokumentasi Gambar 8. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai