“WASIR”
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
PRODI S1 FARMASI
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 WASIR
Wasir, atau ambeien, dalam istilah kedokteran disbut piles, merupakan
penyakit pada bantalan haemorrhoid yang membengkak, dan bergerak tempat
dari lokasi normalnya berada, dapat ditemukan diluar anus atau yang disebut
dengan hemorrhoid eksternal dan di dalam anus yang tidak dapat dilihat,
disebut dengan hemorrhoid internal. Hemorrhoid merupakan suatu bantalan
anal berisi otot halus dan banyak pembuluh darah yang secara normal terdapat
dalam rektum, berperan dalam pengaturan tekanan untuk mengeluarkan
kotoran dari anus, dan melindungi otot sfingter anus dari kontak langsung
dengan kotoran. Terdapat tiga bantal anal utama, yang terletak di anterior
kanan, posterior kanan dan di sebelah kiri secara lateral dari lubang anus, serta
beberapa jumlah bantal kecil yang terletak di antara mereka . Bantal anal
pasien yang mengalami wasir menunjukkan perubahan patologis yang
signifikan. Perubahan ini termasuk dilatasi vena yang abnormal, trombosis
vaskular, proses degeneratif pada serabut kolagen dan jaringan fibroelastik,
distorsi dan pecahnya otot subepitel dubur. Selain temuan di atas, juga terjadi
reaksi peradangan parah yang melibatkan dinding pembuluh darah dan
jaringan ikat di sekitarnya. Kondisi bantalan haemorrhoid yang membengkak
inilah yang kemudian disebut dengan ambeien atau wasir. Kondisi tekanan
sehingga menimbulkan bantalan haemorrhoid meradang diantaranya yaitu
konstipasi (sulit buang air besar) yang disebabkan oleh kurangnya konsumsi
serat, kurang minum air mineral, terlalu kuat mengejan, dan terlalu lama
berjongkok di toilet.
Tingkat Keparahan Wasir :
Stage 1 = BAB berdarah atau disertai tetesan darah merah segar saat
BAB. Biasanya pembengkakan atau benjolan terjadi di dalam (internal
hemorrhoid)
Stage 2 = Terdapat benjolan yang keluar tiap BAB namun bisa masuk
sendiri setiap berhenti meneran tanpa perlu tindakan khusus.
Stage 3 = Benjolan akan keluar saat mengejan dan harus dilakukan
pemasukkan benjolan dengan bantuan dorongan dari luar karena
benjolan tidak bisa masuk secara otomatis .
Stage 4 =Terdapat benjolan keluar , nyeri luar biasa, terjadi
pendarahan serta tidak bisa didorong kembali, Membutuhkan tindakan
operatif.
Stage 1-2 dapat dilakukan pengobatan dirumah, pengobatan dengan obat
resep dokter, maupun tindakan seperti koagulasi dengan infra-merah ataupun
tindakan ligasi. Namun untuk stage 3-4 direkomendasikan untuk dilakukan
tindakan operasi (Lohsiriwat, 2012).
Cara Pembutan :
Siapkan bahan bahan yang sudah tertera, rebus dengan 4 gelas air (800 cc)
sampai mendidih dan ditunggu selama 20 menit, didinginkan, disaring.
Cara Pakai :
Diminum dua kali tiap pagi dan sore.
2.3 RIMPANG KUNYIT
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma domestica Val
Pemerian Rimpang kunyit yaitu memiliki bau khas aromatik, rasa agak
pahit serta pedas namun lama kelamaan menimbulkan rasa tebal; kepingan
ringan, rapuh, warna kuning jingga, kuning jingga kemerahan sampai kuning
jingga kecoklatan, bentuk hampir bundar sampai bulat panjang, kadang-
kadang bercabang, lebar 0,5 cm sampai 3 cm, panjang 2 cm sampai 6 cm,
tebal 1 mm sampai 5 mm, umumnya melengkung tidak beraturan, kadang-
kadang terdapat pangkal upih daun dan pangkal akar. Batas korteks dan
silinder pusat kadang-kadang jelas dan bekas patahan agak rata, berdebu,
warna kuning jingga sampai coklat kemerahan (Depkes R.I, 1977).
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Scrophulariales
Famili : Acanthaceae
Genus : Graptophylum
Spesies : Graptophylum pictum Griff
Daun ungu (Graptophyllum pictum) atau biasa disebut juga daun wungu
adalah tumbuhan obat dari Papua Nugini dan Polinesia yang kemudian
menyebar ke Indonesia. Spesies ini memiliki nama daerah sebagai berikut,
demung, tulak, wungu (Jawa), handeuleum (Sunda), karotong (Madura), kadi-
kadi, kobi-kobi (Ternate), dan daun putri (Ambon). Di Jawa, daun ungu
tumbuh sampai pada 1250 mdpl. Tumbuhan ini dibudidayakan sebagai
tumbuhan pagar dan tumbuhan hias, yaitu yang bervarietas daun yang
berwarna merah. Habitatnya, biasanya daun ungu tumbuh di tempat yang
banyak disinari matahari. Selain itu pula, ia tumbuh di tempat yang lembab,
dan hangat.
Kerajaan :Plantae
Divisi :Magnoliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Ordo :Fabales
Famili :Fabaceae.
Genus :Desmodium
Spesies :D. triquetrum
Manfaat daun duduk desmodium merupakan satu diantara sekian banyak
bahan obat tradisional. Kegunaan tanaman ini adalah sebagai obat wasir, yang
diperoleh dari seduh daunnya. Manfaat yg lain adalah bisa digunakan untuk
obat gosok sakit pinggang dan pegal pada kaki dan sebagai peluruh air seni
(Sastrapradja, 1978).
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Coleus
Spesies : Coleus atropurpureus Benth. (Kandowangko dkk., 2011)
Daun iler dapat digunakan untuk mengatasi diare, pematangan bisul, obat
cacing, gangguan pencernaan, keputihan, perut mules, radang telinga,
terlambat haid dan wasir. Sedangkan akar tumbuhan ini juga berkhasiat untuk
mengatasi perut mules (Hariana, 2015; Dalimartha, 2008).
4. Daun duduk
a. Penderita hemoroid. Skrining fitokimia pada daun duduk,
menunjukkan flavonoid, steroid, tanin, alkaloid, trigonelin, dan
hipaforin. Daun duduk menunjukkan aktivitas penyembuhan luka
yang baik. Hal ini bermanfaat dalam mengatasi perlukaan pada
rektal yang menyebabkan pendarahan (Mana, et al., 2017).
5. Daun iler
a. Daun iler secara fitokimia mengandung metabolit sekunder
flavonoid, steroid, dan tannin. Kandungan senyawa steroid yang
tinggi terdiri dari campuran sterol dengan komponen utamanya,
sitosterol dan stigmasterol. Senyawa steroid daun iler dapat
berfungsi sebagai pengganti kortikosteoid, dalam mengurangi
iritasi dan rasa gatal penderita hemoroid (Vaishali et al, 2013).
b. Tanaman Iler merupakan salah satu tanaman yang banyak
mengandung zat-zat yang berkaitan dengan kesehatan. Tanaman
Iler mengandung berbagai komposisi senyawa kimia yang
bermanfaat yaitu minyak atsiri, tanin, flavonoid, saponin, thymol,
karvakrol dan eugenol. Daun iler digunakan oleh masyarakat dari
berbagai daerah untuk obat diare karena mengandung zat kimia
yang bersifat antidiare dan mengandung zat yang bersifat
antibakteri (bakteri penyebab diare), jika ditinjau dari kandungan
kimianya sebagai obat diare daun iler kedudukannya lebih
diperkuat karena adanya kandungan zat aktif seperti minyak atsiri,
alkaloid, flavonoid dan turunan fenolik (polifenol) yang bersifat
antibakteri (Rahmawati, 2008).
6. Herba meniran
a. Penggunaan kunyit, temulawak, dan meniran bertujuan untuk
menjaga daya tahan tubuh. Khasiat meniran sebagai
imunomodulator, telah dibuktikan pada beberapa studi (Mana, et
al., 2017).
b. Meniran merupakan herba yang berasal dari genus Phyllanthus
dengan nama ilmiah Phyllanthus niruri Linn. Tumbuhan ini
mengandung beberapa konstituen fitokimia seperti alkaloid dan
fenol yang tinggi, flavonoid, terpenoid, steroid, cardiac glycosides,
saponin, tanin, glikosida dan sianogenik. Analisis menunjukkan
bahwa P. niruri mengandung kandungan karbohidrat dan serat
yang tinggi. Beberapa senyawa kimia yang penting diisolasi dari
Phyllanthus niruri seperti phyllanthin, hypophyllanthin, niranthin,
nirtetralin, phyltetralin, phyllangin, nirphilin, phyllnirurin dan
corilagin. Senyawa ini bertanggung jawab atas beberapa kegiatan
farmakologis. Tanaman P. niruri ini mengandung saponin dan tanin
dengan tingkat tinggi dan glikosida sianogen yang rendah (Danladi
et al., 2018).
c. Kandungan flavonoid dari meniran mampu menstimulir
(merangsang) kekebalan tubuh. Flavonoid rutin dan kuersetin
dikenal memiliki khasiat sebagai antikarsinogen atau dapat
berperan sebagai penghambat kanker. Selain itu, Flavonoid
kuersetin pada meniran terbukti mampu menghambat dari sintesis
histamin yang merupakan mediator penting pada penyakit
dermatitis alergika (eksim). Meniran juga terbukti mampu
mengurangi kerusakan jaringan pada penderita alergi kulit selain
itu kandungan Nirurin dan kuersetin yang terdapat di dalam
meniran akan mampu berkhasiat sebagai peluruh air seni (diuretik).
Filantin, hipofilantin, vitamin K, tanin dan damar berperan
meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan sebagai hepatoprotektor
(Danladi et al., 2018).
d. Imunomodulator dikenal pula sebagai biological respons modifier.
Fungsi dari imunodulator adalah untuk memperbaiki sistem imun
tubuh dengan cara mengembalikan fungsi sistem imun
(imunorestorasi),menstimulasi (imunostimulan) imun yang
terganggu, atau menekan (menormalkan) reaksi (imunodepresan)
imun yang mengalami kondisi abnormal. Berbagai macam bahan
baik sintetik, rekombinan, maupun alamiah yang merupakan obat-
obatan yang mampu mengembalikan ketidakseimbangan sistem
imun yang dipakai pada imunoterapi disebut dengan
imunoaugmentor (Kayser et al., 2003).
e. Meniran mampu merangsang sistem imun tubuh manusia, senyawa
flavonoid yang terkandung meniran akan mengaktivasi sel NK
untuk merangsang produksi interferon γ. IFN-γ yang diproduksi
berbagai sel sistem imun merupakan sitokin utama MAC
(Macrophage Activating Cytokine) dan berperan terutama dalam
imunitas non spesifik seluler. IFN-γ adalah sitokin yang dapat
mengaktifkan makrofag, sehingga makrofag mengalami
peningkatan aktivitas fagositosis secara cepat dan efisien dalam
menyingkirkan antigen (Baratawidjaja dan Rengganis, 2010).
f. Herba meniran dapat bertindak sebagai imunosupresan dengan
menekan sistem imun melalui interaksi diberbagai titik dari sistem
tersebut. Titik kerjanya dalam proses imun melalui penghambatan
terhadap transkripsi dari sitokin, sehingga rantai penting dalam
sistem imun akan diperlemah khususnya pada IL-2. IL-2 esensial
bagi perbanyakan dan diferensial limfosit dapat dihambat oleh efek
sitostatis langsung. efek imunosupresi juga dapat menghambat
proses fagositosis dan pengolahan Ag menjadi Ag imunogenik oleh
makrofag, menghambat pengenalan Ag oleh sel limfosit, merusak
sel limfoid, menekan diferensiasi dan poliferasi sel
imunokompeten sehingga tidak akan terbentuk sel plasma
penghasil dari antibodi atau sel T yang tersesitisasi untuk respon
imun seluler, selain itu imunosupresi mampu menghentikan
produksi antibodi oleh sel plasma serta melenyapkan sel T
tersensitisasi yang telah terbentuk (Febryantono et al, 2020).
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Hemoroid atau wasir adalah pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena
di daerah anus yang berasal dari pleksus hemoroidalis (Simadibrata,
2009). Hemoroid adalah struktur normal dari tubuh manusia yang terdiri
dari 3 unsur, yaitu mukosa, stroma yang terdiri dari pembuluh darah, otot
polos, dan jaringan penunjang, serta jaringan ikat (Makmun, 2011).
2. Wasir, atau ambeien, dalam istilah kedokteran disbut piles, merupakan
penyakit pada bantalan haemorrhoid yang membengkak, dan bergerak
tempat dari lokasi normalnya berada, dapat ditemukan diluar anus atau
yang disebut dengan hemorrhoid eksternal dan di dalam anus yang tidak
dapat dilihat, disebut dengan hemorrhoid internal.
3. Ramuan jamu wasir terdiri dari : 15 gram daun ungu, 12 gram daun duduk,
9 gram daun iler, 3 gram temulawak, 3 gram kunyit, dan 3 gram meniran.
4. Pemerian Rimpang kunyit yaitu memiliki bau khas aromatik, rasa agak
pahit serta pedas namun lama kelamaan menimbulkan rasa tebal; kepingan
ringan, rapuh, warna kuning jingga, kuning jingga kemerahan sampai
kuning jingga kecoklatan, bentuk hampir bundar sampai bulat panjang,
kadang-kadang bercabang, lebar 0,5 cm sampai 3 cm, panjang 2 cm
sampai 6 cm, tebal 1 mm sampai 5 mm, umumnya melengkung tidak
beraturan, kadang-kadang terdapat pangkal upih daun dan pangkal akar.
Batas korteks dan silinder pusat kadang-kadang jelas dan bekas patahan
agak rata, berdebu, warna kuning jingga sampai coklat kemerahan.
5. Rimpang temulawak merupakan hasil dari tanaman temulawak yang
didapatkan dari akar. Satu rimpang induk biasanya menghasilkan 3-4
rimpang 12 temulawak. Rimpang temulawak biasanya berbentuk bulat
seperti telur dengan warna kulit rimpang cokelat kemerahan atau kuning
tua, sedangkan warna daging rimpang orange tua atau kuning. Temulawak
dimanfaatkan sebagai pewarna alami pada pengolahan makanan serta
sebagai salah satu bahan untuk pembuatan jamu tradisional. Temulawak
dengan kandungan kurkuminnya juga dikenal sebagai anti-tumor,
antioksidan, obat malaria dan juga dapat mencegah tertularnya HIV pada
manusia.
6. Daun ungu (Graptophyllum pictum) atau biasa disebut juga daun wungu
adalah tumbuhan obat dari Papua Nugini dan Polinesia yang kemudian
menyebar ke Indonesia. Spesies ini memiliki nama daerah sebagai berikut,
demung, tulak, wungu (Jawa), handeuleum (Sunda), karotong
(Madura), kadi-kadi, kobi-kobi (Ternate), dan daun putri (Ambon). Di
Jawa, daun ungu tumbuh sampai pada 1250 mdpl. Tumbuhan ini
dibudidayakan sebagai tumbuhan pagar dan tumbuhan hias, yaitu yang
bervarietas daun yang berwarna merah. Habitatnya, biasanya daun ungu
tumbuh di tempat yang banyak disinari matahari. Selain itu pula, ia
tumbuh di tempat yang lembab, dan hangat.
7. Desmodium triquertum (L) DC merupakan tanaman perdu, termasuk suku
Leguminosae, batang berkayu, bulat, beruas, diameter 2 cm, tinggi sampai
3 m. Daun tunggal berseling, bentuk lancet ujung meruncing, tepi rata,
tulang daun menyirip. Bunga majemuk, tumbuh di ujung batang, mahkota
putih keunguan berbentuk kupu kupu, benang sari tiga, pangkal
berlekatan, tangkai sari putih, putik putih keunguan. Berbuah polong,
masing-masing polong 4-8 biji dan berakar tunggang.
8. Tanaman iler memiliki banyak sinonim, yaitu piladang, si gresing (batak),
jawek kotok (sunda), ati-ati (bugis), adong-ado ng (Palembang), mayana
(tagalog). Tanamam iler juga mempunyai nama latin yang berbeda beda
yaitu dengan nama Coleus blunei, Coleus atropurpureus. Bent, C. ingrates.
Benth, Coleus laciniatus. Benth, Coleus hybridus Hort Plectranthus
scutellariodes, (Linn), Solenostemon scutellariodes Codd.
9. Habitus berupa semak semusim setinggi 30-100 cm. Batang berupa batang
masif, bulat, licin, tak berambut, berdiameter ±3 mm, berwarna hijau.
Daun majemuk dan saling berseling. Anak daun berjumlah 15-24,
berbentuk bulat telur, ujung daun tumpul dan pangkalnya membulat.
Panjang daun ±1,5 cm, lebar ±7 mm, bertepi rata, dan berwarna hijau.
Bunga berupa bunga tunggal, terletak di dekat tangkai anak daun,
menggantung, berwarna putih. Daun kelopak berbentuk bintang. Benang
sari dan putik tidak tampak jelas. Mahkota kecil dan berwarna putih. Buah
bulat, pipih, berdiameter ±2 mm dan berwarna hijau keunguan. Biji kecil,
keras, berbentuk ginjal, dan berwarna coklat. Akar tunggang berwarna
putih kotor.
10. rimpang kunyit mengandung senyawa flavonoid, tanin, alkaloid, minyak
atsiri dan kurkumin.
11. Penggunaan kunyit, temulawak, dan meniran bertujuan untuk menjaga
daya tahan tubuh.
12. Senyawa kimia yang ada dalam daun ungu antara lain golongan flavonoid,
antosianin, leukoantosinin, dan tanin. Golongan flavonoid mempunyai
efek untuk menurunkan hiperpermeabilitas dan meningkatkan elastisitas
pembuluh darah, sehingga dapat mengurangi pendarahan. Efek laksatif
ringan juga dimiliki oleh daun ungu,12 sehingga dapat membantu keluhan
susah buang air besar oleh penderita.
13. penderita hemoroid. Skrining fitokimia pada daun duduk, menunjukkan
flavonoid, steroid, tanin, alkaloid, trigonelin, dan hipaforin. Daun duduk
menunjukkan aktivitas penyembuhan luka yang baik. Hal ini bermanfaat
dalam mengatasi perlukaan pada rektal yang menyebabkan pendarahan.
14. Daun iler secara fitokimia mengandung metabolit sekunder flavonoid,
steroid, dan tannin. Kandungan senyawa steroid yang tinggi terdiri dari
campuran sterol dengan komponen utamanya, sitosterol dan stigmasterol.
Senyawa steroid daun iler dapat berfungsi sebagai pengganti kortikosteoid,
dalam mengurangi iritasi dan rasa gatal penderita hemoroid.
15. Khasiat meniran sebagai imunomodulator, telah dibuktikan pada beberapa
studi.
3.2 saran
DAFTAR PUSTAKA
Astana, P. R. W., Ardiyanto, D., Triyono, A., & Mana, T. A. (2017). Uji
keamanan dan manfaat ramuan jamu untuk hemoroid dibandingkan
dengan diosmin hisperidin. Media Penelit dan Pengemb Kesehat, 27(1),
57-64.