KATA PENGANTAR
Modul 6 ini merupakan mata diklat pada Modul Pelatihan Perencanaan Bangunan Sabo,
yang menjelaskan tentang Operasi dan pemeliharaan Bangunan Sabo, menguraikan dan
penekanan tentang memahami struktur bangunan Sabo dan merencanakan hal-hal yang
perlu dikenal oleh masyarakat dan pihak-pihak yang berhubungan dengan bangunan Sabo,
Operasi dan pemeliharaan bangunan Sabo harus mengacu pada peraturan dan kebijakan
nasional, agar hasilnya tepat guna dan berdaya guna. Modul ini disusun untuk memenuhi
kebutuhan kompetensi dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) di bidang Sumber Daya Air.
Modul Operasi Dan Pemeliharaan bangunan Sabo ini disusun dalam 3 materi yang terbagi
atas Materi 1: Operasi Bangunan Sabo, Materi 2: Pemeliharaan Bangunan Sabo, Materi 3:
Manual Operasi dan Pemeliharaan Bangunan Sabo.. Penyusunan modul yang sistematis
diharapkan mampu mempermudah peserta pelatihan dalam memahami penyusunan
kurikulum dan modul pelatihan perencanaan bangunan Sabo. Penekanan orientasi
pembelajaran pada modul ini menonjolkan partisipasi aktif dari para peserta. Modul
Pelatihan Perencanaan Bangunan Sabo ini disusun oleh PT.Blantickindo Aneka dengan
koordinator penyusun Modul Atep Iman, S.Pd, M.Pd.
Penyusunan Kurikulum dan Modul Pelatihan Perencanaan Bangunan Sabo ini disusun oleh
PT. Blantickindo Aneka Akhirnya, ucapan terimakasih dan penghargaan kami sampaikan
kepada Tim Penyusun, sehingga modul ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa terbuka sesuai
dengan perkembangan situasi, kebijakan, dan peraturan yang terus menerus terjadi.
Semoga modul ini dapat memberikan manfaat dalam peningkatan kompetensi ASN di
bidang Sumberdaya Air.
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 2
2.6 Latihan................................................................................................................... 17
3.6 Latihan................................................................................................................... 26
4.4. Latihan................................................................................................................... 34
PENUTUP ............................................................................................................................ 36
GLOSARIUM ....................................................................................................................... 38
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi | iii
MODUL 6 – OPERASI DAN PEMELIHARAAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar III. 3 - Penanggulangan Darurat Terhadap Longsoran Pada Sisi Luar Tanggul . 25
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 4 Foto Kerusakan Bangunan Sabo Yang Terjadi Di Proyek Merapi ................ 113
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi | vii
MODUL 6 – OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi | viii
MODUL 6 – OPERASI DAN PEMELIHARAAN
KERANGKA BERPIKIR
PENDAHULUAN
Modul sejenis yang menguraikan tentang operasi dan pemeliharaan telah ada dan
kemungkinan telah diterapkan dalam kegiatan kursus atau diklat pada beberapa waktu
sebelumnya. Modul yang sudah ada antara lain: 1) Review Buku ISDM Seri Buku Teknologi
Sabo, Petunjuk Pekerjaan Sabo, Operasi dan Pemeliharaan Sistem dan Bangunan
Pengendali Sedimen (Sabo Maintenance), yang diterbitkan oleh Satuan Kerja Direktorat
Sungai, Danau, Dan Waduk, Direktorat Sungai Dan Pantai, Direktorat Jenderal Sumber
Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum, Oktober 2010, 2) Pemutakhiran Buku Seri
Teknologi Sabo, Operasi dan Pemeliharaan Bangunan Pengendali Sedimen (O&P), yang
diterbitkan oleh Satuan Kerja Direktorat Sungai, Danau, Dan Waduk, Direktorat Sungai Dan
Pantai, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum, Oktober
2012.
Kata operasi dan pemeliharaan sering disebutkan secara bersamaan, sehingga kadang
pengertian dan perbedaan makna operasi dan makna pemeliharaan menjadi kabur.Berikut
penjelasan singkat tentang kata atau istilah operasi dan kata atau istilah pemeliharaan.
Operasi ialah suatu usaha pendayagunaan sumber daya.Operasi diartikan juga sebagai
pelaksanaan rencana kegiatan yang telah dikembangkan
(https://id.wikipedia.org/wiki/Operasi). Operasi juga diartikan sebagai suatu kesatuan
kegiatan dari keseluruhan fungsi yang ada dari suatu bangunan untuk dapat terus bertahan
dan berfungsi (http://heheoye-heheoye.blogspot.com/2011/12/definisi-kegiatan-
operasi.html)
Pemeliharaan ialah usaha yang ditujukan untuk menjamin kelestarian fisik suatu benda
sehingga terjamin kelestarian fungsinya.Pemeliharaan juga dapat diartikan sebagai suatu
tindakan penjagaan benda, agar tetap berfungsi baik (https://www.apaarti.com/
pemeliharaan.html). Pemeliharaan juga dimaknai sebagai proses untuk menjaga agar
suatu aset terjaga dalam keadaan baik dari waktu ke waktu. Meskipun dalam pelaksanakan
Modul-6 ini meliputi materi pokok Operasi dan materi pokok Pemeliharaan, yang
merupakan satu bagian dari seri modul lain yang saling terkait. Materi pokok Operasi
meliputi uraian tentang: fungsi dasar dari masing-masing bangunan dalam satu seri
bangunan Sabo, kegiatan operasi masing-masing bangunan. Adapun materi pokok
Pemeliharan meliputi uraian tentang: bagian-bagian bangunan yang mudah rusak,
prosedur pemeliharaan bangunan, inventarisasi bangunan dan kerusakannya, tindakan
terhadap bangunan yang rusak.
Modul-6 ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan peserta Diklat dalam
melaksanakan pekerjaan operasi dan pemeliharaan Sabo.
Adapun kegiatan pemeliharaan bangunan Sabo dibagi dalam 3 tingkatan sesuai dengan
kinerja bangunan atau komponennya, yaitu:
1. Pemeliharan bersifat preventif;
2. Pemeliharan bersifat korektif;
3. Pemeliharan bersifat darurat.
MATERI POKOK I
OPERASI BANGUNAN SABO
Pengendalian aliran sedimen dilakukan oleh setiap bangunan Sabo sesuai dengan
fungsinya masing-masing untuk menahan sebagian material sedimen, mengarahkan aliran
sedimen, menstabilkan dasar sungai dan mengendapkan sedimen.
Dalam sistem bangunan Sabo, Sabodam mempunyai peranan yang dominan dalam
mengelola aliran sediman dengan fungsinya menampung, mengontrol dan menahan
sedimen.
Secara umum kegiatan operasi dari bangunan Sabo hanya berbentuk pengawasan,
kecuali terdapat beberapa prasarana tambahan seperti pintu air misalnya, maka bentuk
operasi lebih bervariasi dan perlu disesuaikan oleh pengelola.
Inspeksi rutin; tujuan inspeksi rutin adalah memeriksa dan memastikan bahwa bangunan
beserta fasilitasnya berfungsi dengan baik dan sesuai rencana.
Penelusuran; kegiatan penelusuran adalah tindak lanjut dari kegiatan inspeksi, tujuannya
adalah untuk mengetahui lebih detail kerusakan bangunan atau tidak berfungsinya
bangunan Sabo.
Identifikasi; kegiatan identifikasi adalah tindak lanjut dari hasil penelusuran, dengan tujuan
untuk mendapatkan tingkat kerusakan dan permasalahan serta prioritas kebutuhan
pemeliharaan.
Penyusunan rencana anggaran biaya; anggaran biaya disusun berdasar hasil inspeksi
rutin dan penelusuran.
Pengaturan penggunaan; yang dapat diatur penggunaannya dari fasilitas bangunan Sabo
antara lain:
1. Jalan masuk kelokasi bangunan;
2. Jembatan pada Sabodam (jika ada);
3. Kantong pasir / lahar;
4. Tanggul;
5. Mercu Sabodam, mercu grondsil, tidak boleh untuk jalan pintas.
Pengoperasian fasilitas; pada bangunan Sabo fasilitas yang dapat dioperasikan secara
langsung terbatas pada pintu pengambilan air dan alat pemantau lahar.
7. Biaya pembangunan;
8. Sumber dana pembangunan;
9. Ukuran dimensi bangunan; Sabodam, konsolidasi dam, kantong lahar, grondsill,
girdel, talud, krip dan tanggul;
10. Fasilitas yang ada di bangunan tersebut, seperti; pintu air, peralatan pemantau
lahar, jembatan;
11. Tinggi endapan sedimen di setiap bangunan;
12. Kondisi aktual bangunan, terutama hal-hal yang jika dibiarkan akan mengganggu
kinerja bangunan atau bahkan menyebabkan keruntuhan bangunan.
Waktu pengumpulan data atau pembaruan data (pemutahiran data) dilakukan minimum 1
tahun sekali.
Hasil inventarisasi dan pengumpulan data dituangkan dalam laporan dalam bentuk tabel
dan foto dokumentasi.
Dam Utama
Revetment
Groudsill
Subdam
Tanggul
Cekdam
Kondisi
Apron
Krib
1. Jalan masuk ke lokasi prasarana. o o o o o o o
2. Tanaman liar di tubuh bangunan o o o o o o o
3. Sedimentasi penuh/kosong o o o o o o o
4. Penambangan ruas sungai di hulu/hilir bangunan o o o o o o o
5. Pondasi mengalami gerusan lokal yang o o o o o o
dalam/dangkal
6. Sayap mengalami abrasi/terkelupas/retak/patah o
7. Tebing sungai di abutmen mengalami retak- o o o o o
retak/longsor
8. Tubuh bangunan mengalami o o o o o o
abrasi/retak/patah/rembes.
2.4.3. Penelusuran
Penelusuran adalah tindak lanjut dari kegiatan inspeksi, tujuannya adalah untuk
mengetahui lebih detail kerusakan bangunan atau tidak berfungsinya bangunan Sabo.
Kegiatan penelusuran meliputi:
1. Mengetahui lebih detail kerusakan yang ada;
2. Mengevaluasi penyebab dan dampak kerusakan yang terjadi;
3. Membuat alternatif penanganan kerusakan.
Waktu penelusuran, setelah inspeksi rutin atau paling sedikit satu kali dalam setahun.
1. Mengidentifikasi masalah yang ada dan kebutuhan yang diperlukan untuk operasi
dan pemeliharaan bangunan;
2. Membuat rencana kerja berdasar skala prioritas sesuai tingkat kerusakan
bangunan;
3. Menetapkan tingkat kerusakan bangunan.
Untuk dapat menilai kondisi dan kinerja bangunan Sabo, masing-masing kondisi bangunan
diberi skor dengan nilai dari 1 sampai 5, yaitu kondisi terburuk sampai terbaik (kondisi
ideal).
Cara pemberian skor penilaian menggunakan formulir penilaian. Formulir penilaian terdiri
atas 21 objek. Formulir penilain selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2, Tabel 2,
sebagai contoh penilaian objek kondisi jalan masuk dapat dilihat pada Tabel 2.3
Kriteria penilaian terhadap kondisi bangunan yang ditinjau adalah sebagai berikut:
Nilai 1 : Kondisi bagian bangunan yang ditinjau sudah rusak berat tapi masih dapat
diidentifikasi.
Nilai 2 : Kondisi bagian bangunan yang ditinjau rusak sedang, masih dapat diidentifikasi,
tapi sudah tidak terlalu berfungsi dengan baik.
Nilai 3 : Kondisi bagian bangunan yang ditinjau rusak sedang, masih dapat diidentifikasi,
dan masih berfungsi dengan baik.
Nilai 4 : Kondisi bagian bangunan yang ditinjau rusak ringan, masih dapat diidentifikasi,
dan masih berfungsi dengan baik.
Nilai 5 : Kondisi bagian bangunan yang ditinjau masih dalam kondisi baik dan masih
berfungsi dengan baik.
Formulir Hasil Inpeksi Kondisi Bangunan dipergunakan pula untuk menghitung total skor
hasil inspeksi, total item kondisi bangunan, total skor terbesar dan total skor seluruh item
dan tingkat kerusakan dalam persen (%).
5. Tanggul
Pengaturan penggunaannya antara lain:
a. Dilarang melakukan kegiatan di badan tanggul tanpa ijin dari satker Operasi
Pemeliharaan Balai Besar / Balai Wilayah Sungai
b. Dilarang bercocok tanam dan mengambil pasir di dekat tanggul
c. Pada puncak tanggul dengan perkerasan jalan, dapat dilalui kendaraan umum
dengan tonase terbatas, setelah mendapat ijin dari yang berwenang.
Petugas piket banjir juga mengamati lahar secara visual. Untuk komunikasi dengan pos
komando petugas piket dilengkapi dengan alat komunikasi.
2.5 Rangkuman
Rangkuman dari kegiatan Operasi bangunan Sabo:
1. Tujuan dari operasi bangunan Sabo adalah untuk mendapatkan manfaat dari
bangunan Sabo.
2. Operasi bangunan Sabo meliputi kegiatan :
a. Inventarisasi dan pengumpulan data;
b. Inspeksi rutin;
c. Penelusuran;
d. Identifikasi;
e. Penyusunan rencana anggaran biaya;
f. Pengaturan penggunaan.
2.6 Latihan
A. Pilihan Ganda
1. Pengaturan penggunaan, yang dapat diatur penggunaannya dari fasilitas bangunan
sabo adalah…
A. Jalan masuk kelokasi bangunan, jembatan pada sabodam, kantong pasir/lahar,
tanggul, dan mercu sabodam, mercu grondsil
B. Pengaturan penggunaan, pengoperasian fasilitas, tanggul, dan mercu
sabodam, mercu gronsil
C. Inspeksi rutin, penelusuran, identifikasi, penyusunan rencana anggaran biaya,
pengaturan penggunaan, dan pengoperasian fasilitas.
D. Penelusuran, identifikasi, Jalan masuk kelokasi bangunan, jembatan pada
sabodam, dan kantong pasir/lahar
2. Identifikasi adalah…
A. Memeriksa dan memastikan bahwa bangunan beserta fasilitasnya berfungsi
dengan baik dan sesuai rencana
B. Tindak lanjut dari kegiatan inspeksi, tujuannya adalah untuk mengetahui lebih
detail kerusakan bangunan atau tidak berfungsinya bangunan sabo
C. Tindak lanjut dari hasil penelusuran, dengan tujuan untuk mendapatkan tingkat
kerusakan dan permasalahan serta prioritas kebutuhan pemeliharaan
D. Kegiatan untuk mendapatkan informasi dasar dari seluruh bangunan sabo yang
ada, data yang terkumpul diverifikasi di kantor.
4. Berikut rencana anggaran yang disusun untuk biaya operasi dan pemeliharaan
kecuali…
A. Rencana anggaran biaya inspeksi rutin
B. Rencana anggaran biaya penelusuran sungai
C. Rencana anggaran biaya pengukuran sedimen
D. Rencana anggaran biaya pengaturan bangunan sabo
B. Uraian
1. Sebutkan kegiatan penelusuran.
2. Apa tujuan dari pengoperasian fasilitas?
3. Sebutkan tahapan kegiatan operasi bangunan sabo.
4. Dalam inventarisasi dan mengumpulkan data, apa saja data dan informasi yang
dicatat?
5. Sebutkan pengaturan penggunaan tanggul.
MATERI POKOK II
PEMELIHARAAN BANGUNAN SABO
Agar fungsi bangunan pengendali sedimen tetap terjaga sesuai rencana, maka setiap
perubahan yang terjadi pada bangunan harus tidak melemahkan fungsi, stabilitas dan
kekuatan bangunan.Perubahan bangunan yang terjadi harus dipantau secara rutin maupun
secara berkala, terutama setelah terjadi banjir.
2. Peninggian sayap Sabodam untuk pengamanan tebing sungai agar tidak longsor
ketika terjadi banjir lahar;
3. Pemotongan sayap Sabodam agar banjir lahar tidak meluap keluar palung sungai,
karena kedalaman palung sungai relatif pendek;
4. Pelobangan Sabodam agar pasokan sedimen ke daerah hilir tetap seimbang;
5. Pengubahan bendung menjadi Sabodam dengan tetap mempertahankan fungsi
bendung sebagai bangunan untuk menaikan elevasi muka air normal dalam
rangka pemberian air irigasi; dan
6. Peninggian tanggul karena debit banjir lahar semakin besar akibat terjadi erupsi
baru.
3.5 Rangkuman
Rangkuman dari kegiatan Pemeliharaan bangunan Sabo:
1. Tujuan dari pemeliharaan bangunan Sabo adalah untuk menjamin kelestarian fisik
suatu benda sehingga terjamin kelestarian fungsinya;
2. Pemeliharaan diperlukan karena bangunan mempunyai kekuatan tertentu
sedangkan gaya dari aliran sedimen yang bekerja sulit diperkirakan besaran
kekuatannya;
3.6 Latihan
A. Pilihan Ganda
1. Berikut adalah tingkatan dalam pemeliharaan bangunan,kecuali…
A. Pemeliharaan preventif
B. Pemeliharaan korektif
C. Pemeliharaan harian
D. Pemeliharaan rehabilitatif
B. Uraian
1. Apa yang dimaksud dengan pemeliharaan bangunan Sabo?
2. Berikan alasan perlunya pemeliharaan bangunan.
3. Sebutkan kegiatan pembangunan kembali.
4. Sebutkan kegiatan pemeliharaan darurat.
5. Apa yang dimaksud dengan pemeliharaan rektifikasi?
2. Lingkup Inspeksi.
Lingkup inspeksi yang dilakukan adalah melakukan pengamatan, pemeriksaan
dan pencatatan terhadap hal-hal berikut ini:
a. Kerusakan yang terjadi;
b. Keamanan tempat kerja/lokasi;
c. Ketidak tepatan dalam penggunaan dam;
d. Aksesibilitas (jalan masuk) ke lokasi;
e. Ada/tidaknya penambangan pasir;
f. Kondisi bangunan pelengkap, seperti intake dsb
3. Tahapan inspeksi
Tahapan inspeksi dilaksanakan sebagai berikut:
a. Inventarisasi kondisi tiap-tiap Sabodam dan alur sungai;
b. Melakukan inspeksi ke lapangan dengan mencatat hasil peninjauan lapangan
dan survei pengukuran sesuai dengan formulir yang telah disediakan (lihat
contoh Formulir D1 pada Lampiran 3);
c. Melakukan pemotretan untuk menggambarkan kerusakan Sabodam yang ada
dengan jelas;
d. Membuat sketsa lapangan untuk menggambarkan kerusakan yang ada, yang
akan diperlukan untuk analisa kerusakan serta menentukan kebijakan
pemeliharaan;
e. Menentukan kerusakan Sabodam dan faktor penyebabnya.
4. Periode inspeksi
Periode inspeksi dilakukan pada dua kondisi, yaitu:
a. Inspeksi pada waktu keadaan normal; dan
b. Inspeksi pada waktu setelah banjir lahar atau keadaan tanggap darurat.
a. Tujuan inspeksi pada saat ini adalah untuk mengetahui lebih detail
mengenai kerusakan dan/atau tidak berfungsinya sabodam setelah
terjadi banjir lahar;
b. Waktu pelaksanaan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun
yaitu pada akhir musim hujan, atau dapat dilakukan penelusuran
tambahan, atau setelah inspeksi rutin;
c. Kegiatannya, sekurang-kurangnya sebagai berikut:
- Mengetahui lebih detail mengenai kerusakan dan/atau tidak
berfungsinya sabodam setelah terjadi lahar;
- Mengevaluasi lebih detail penyebab dan dampak kerusakan
dan/atau tidak berfungsinya sabodam setelah terjadi lahar;
- Merumuskan alternatif penanganan kerusakan dan/atau tidak
berfungsinya sabodam setelah terjadi lahar;
- Merumuskan peran masyarakat (penduduk, lembaga sosial
masyarakat, akademisi) dalam penanganan kerusakan dan/atau
tidak berfungsinya sabodam setelah terjadi lahar; dan
- Hasil kegiatan penelusuran sabodam dituangkan dalam laporan
yang akan menjadi dasar, terutama untuk:
- Kegiatan identifikasi dan analisis tingkat kerusakan; dan
- Penyusunan usulan kegiatan operasi dan pemeliharaan.
4.4. Latihan
A. Pilihan Ganda
1. Fungsi dari Dispersion dam adalah…
A. Menahan dan mengatur aliran sedimen
B. Menyebarkan aliran debris didalam kantong lahar
C. Mengamankan tebing sungai dari erosi banjir/lahar
D. Menstabilkan dasar sungai agar tidak terjadi degradasi
3. Memastikan jenis, jumlah, lokasi dan kondisi sabodam yang ada merupakan
tujuan dari…
A. Operasi dan pemeliaharaan sabo
B. Inspeksi
C. Tanggul pengarah
D. Inventarisasi
B. Uraian
1. Sebutkan tata cara operasi dan pemeliharaan sabodam.
2. Sebutkan ketetapan klasifikan kondisi kerusakan prasarana.
3. Sebutkan bentuk kerusakan bangunan tanggul dan apa penyebabnya.
4. Apa tujuan dari inspeksi.
5. Bagaimana waktu pelaksanaan pada inspeksi periode waktu setelah banjir atau
keadaan tanggap darurat.
PENUTUP
Sebagai bagian akhir dari Modul Operasi dan Pemeliharaan Dam Sabo, disampaikan
beberapa kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut.
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan berdasarkan berbagai aspek dalam pemeliharaan Sabodam adalah:
1. Bangunan pengendali sedimen memiliki karakteristik unik yang berbeda dari
bangunan sungai pada umumnya;
2. Daftar inventarisasi bangunan merupakan bagian penting untuk dasar penetapan
legalitas keberadaan suatu bangunan;
3. Kegiatan “Operasi dan Pemeliharaan” memberikan banyak pengaruh terhadap
kelestarian fisik dan fungsi bangunan;
4. Pemeliharaan bangunan sabo harus dilaksanakan secara terprogram dan
berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
DPWH , 2010. Technical Standards And Guidelines For Planning and Design of Sabo
structure, Department of publics work and highways, Japan International Cooperation
Agency.
Direktorat Jenderal SDA, 2012. Operasi & Pemeliharaan Bangunan Pengendali Sedimen
(O & P).
K. Otani & Suharyanto, 2012. Debris Flow Disaster Migitation Through Community – Based
Interaged Sediment Management (Best Practice In Mt. Merapi Area, Indonesia), Civil
Engineering Forum, Volume XXI/3.
Yachiyo Engineering Co., Ltd,2012, Operation and Maitenace Manual for Sabo Facility
Report. Urgent Disaster Reduction Project for Mt. Merapi, Progo River Basin (IP-524)
Haryono Kusumobroto,2013, Aliran Debris & Lahar, Graha Ilmu, Yogyakarta
SNI 2851 : 2015. Desain Bangunan Penahan Sedimen, BSN 2015
SE Dirjen SDA Nomor: 05/SE/D/2016, Pedoman Penyelenggaraan Kegiatan Operasi dan
Pemeliharaan Prasarana Sungai Serta Pemeliharaan Sungai
Rapermen PU, Rancangan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Sabodam
GLOSARIUM
Aliran debris (debris flows) Adalah gerakan massa dari bahan rombakan yang berupa
sedimen dengan berbagai gradasi butiran dan sisa-sisa
tanaman dan bangkai hewan serta bercampur dengan air dan
udara yang bergerak secara kolektif menuruni lereng gunung
karena pengaruh gravitasi.
Angkutan sedimen Pergerakan material batuan dan tanah yang berasal atau
berada di lembah, tebing, dan dasar sungai oleh aliran air.
Banjir (flood) Luapan aliran akibat air atau bentuk air lain yang melebihi
normalnya, atau penumpukan air akibat pengaliran di suatu
daerah yang biasanya terendam.
Bronjong (gabion) Anyaman kawat atau bumbu yang diisi dengan batu pecah
dan digunakan untuk konstruksi yang bersifat sementara
(darurat).Yang dibuat dari anyaman kawat biasanya
berbentuk kotak persegi panjang dengan berbagai
ukuran.Sedangkan yang dibuat dari bambu biasanya
berbentuk bulat panjang.
Dam kendali, checkdam Merupakan dam pengelola dasar sungai yang berfungsi
mengendalikan aliran debris untuk menangkap, menahan
dan mengontrol turunnya debris. Pada dam kendali ini
penambangan material (pasir, kerikil, batu dan lain
sebagainya) seharusnya dilaksanakan.
Dam utama (main dam) Bagian konstruksi Sabodam yang secara langsung berfungsi
menahan aliran debris yang datang dari hulu.
Lahar (dari bahasa Jawa) Adalah aliran material vulkanik yang biasanya berupa
campuran batu, pasir dan kerikil yang keluar dari kawah
gunungapi oleh hujan yang terjadi di lereng suatu gunungapi.
Lantai lindung, apron Lapis keras yang menghubungkan dam utama (main dam)
dan subdam.
Lubang alir Lubang dengan jumlah, bentuk dan ukuran tertentu yang
sengaja dibuat pada badan dam yang memiliki fungsi tertentu
guna mengurangi besarnya tekanan ke atas (uplift pressure)
dan kemudahan dalam pelaksanaan pembangunan.
Sabo Suatu terminologi teknik berasal dari bahasa jepang “sa” dan
“bo” yang dalam pengertian secara luas berarti erosion and
sediment control works atau “pengendalian erosi dan
sedimentasi” .
Sungai(river) Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan
berupa jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai
dari hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan dan kiri oleh
garis sempadan. (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
28/PRT/M/2015).
Tembok tepi (side wall) Bagian konstruksi Sabodam yang merupakan batas kiri
kanan lantai lindung dan berfungsi untuk mengarahkan arus.
LAMPIRAN
Kondisi rusak sedang, jika tingkat kerusakan 21% - 40% dari kondisi
awal pembangunan, diperlukan perbaikan.
Kondisi rusak berat, jika tingkat kerusakan > 40% dari kondisi awal
pembangunan, diperlukan perbaikan berat atau penggantian.
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
TABEL PENILAIAN KONDISI DAN INSPEKSI BANGUNAN
`
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi | 49
MODUL 6 – OPERASI DAN PEMELIHARAAN
2 Sebagian besar marka/portal sabo dam/tanggul retak- Tidak terdapat fasilitas dimaksud
retak/patah/hanyut akibat banjir, tetapi lalu-lintasnya
tidak padat; Dianggap membahayakan keselamatan
kendaraan, sehingga harus diperbaiki, atau
2 Sebagian besar dari bangunan pintu air rusak, tetapi Tidak terdapat fasilitas dimaksud
masih dapat dioperasikan; Dianggap masih berfungsi,
tetapi tidak maksimal dan akan mengganggu pemberian
air irigasi, sehingga harus diperbaiki, atau
2 Sebagian besar dari peralatan rusak/hilang, tetapi masih Tidak terdapat fasilitas dimaksud
dapat dioperasikan, meskipun tidak maksimal; Dianggap
tidak berfungsi maksimal, sehingga harus dilaporkan ke
5. Kondisi peralatan pemantau lahar
2 Sebagian besar lubang slit/konduit tersumbat batu-batu Tidak terdapat fasilitas dimaksud
besar/sisa-sisa batang, tetapi dapat dilewati aliran pasir
6. Kondisi kelancaran aliran di slit/konduit
2 Penambangan sesuai dengan pertimbangan teknis, tetapi Tidak terdapat aktifitas dimaksud
cenderung dilanggar, karena tidak ada supervisi dari
instansi yang berwenang; Dianggap dapat merusak
bangunan, sehingga harus dihentikan, atau
10. Kondisi gerusan pondasi dam utama/ subdam/ konsolidasi dam/ cekdam overflow kantong
1 Sebagian besar pondasi bangunan mengalami gerusan
lokal yang dalam dimana lebar gerusan lokal lebih dari
setengah lebar dasar bangunan dan kedalaman gerusan
lokal lebih dalam dari dasar bangunan; Dianggap
bangunan sangat mudah runtuh, sehingga harus segera
diperbaiki, atau
diperbaiki, atau
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi | 100
MODUL 6 – OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi | 101
MODUL 6 – OPERASI DAN PEMELIHARAAN
2 Beberapa bagian kaki talud/krip tergerus tidak dalam, Tidak terdapat fasilitas dimaksud
tetapi sebagian besar tubuh talud/krip retak-
retak/berlobang-lobang/runtuh/ambles;; Dianggap
talud/krip dalam keadaan rusak ringan dan rawan runtuh,
sehingga harus diperbaiki.
20. Kondisi talud dan krip
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi | 102
MODUL 6 – OPERASI DAN PEMELIHARAAN
2 Beberapa bagian kaki tanggul tergerus tidak dalam, tetapi Tidak terdapat fasilitas dimaksud
sebagian besar tubuh tanggul retak-retak/berlobang-
lobang/longsor/permukaan tanggul ambles; Dianggap
tanggul dalam keadaan rusak ringan dan rawan runtuh,
sehingga harus diperbaiki.
21. Kondisi tanggul
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi | 103
MODUL 6 – OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Tabel 3. Formulir Inspeksi Kondisi Sabo Dam/ Konsolidasi Dam/ Cekdam Kantong Lahar
Nama/Kode Prasarana Nama Sungai Type Pelaksanaan Fisik Tahun Sumber Dana Biaya, Rp
AP-D4 APU Normal Selesai dibangun
Desa Jrakah Diperbaiki 1
Kecamatan Selo Diperbaiki 2
Lokasi
Kabupaten Boyolali Diperbaiki 3
Propinsi Jawa Tengah Diperbaiki 4
Panjang dam (m) 41.50 Dimensi dan Jumlah Konduit Dimensi dan Jumlah Slit
Lebar (m) 6.00 Lebar (m) Lebar (m)
Dasar dam
Elevasi (m) + 1392,00 Tinggi (m) Tinggi (m)
Lebar (m) 1.50 Jumlah Jumlah
Crest dam Tinggi (m) 6.00 Jarak tepi kiri (m) Jarak tepi kiri (m)
Elevasi (m) + 1401,00 Jarak antar konduit (m) Jarak antar slit (m)
Lebar (m) 1.50 Jarak tepi kanan (m) Jarak tepi kanan (m)
Sayap Kiri Tinggi (m) 3.00 Tinggi dasar (m) Tinggi dasar (m)
Elevasi (m) +1404,00 Elevasi dasar Elevasi dasar
Lebar (m) 1.50 Material Inti Pas. Batu Kali
Sayap Kanan Tinggi (m) 3.00 Bahan selimut crest Beton K 225 Tebal (m)
Elevasi (m) +1404,00 Bahan selimut dinding Beton K 225 Tebal (m)
Skor Kondisi Bangunan
1. Kondisi jalan masuk ke lokasi 2 Tab.2, No. 1
2. Kondisi tumbuh rumput/semak belukar 4 Tab.2, No. 2
3. Kondisi marka/portal jalan dan jembatan 5 Tab.2, No. 3
4. Kondisi pintu pengambilan air 5 Tab.2, No. 4
5. Kondisi peralatan pemantau lahar 5 Tab.2, No. 5
6. Kondisi lubang slit/konduit 5 Tab.2, No. 6
7. Kondisi sedimentasi di sabo dam 1 Tab.2, No. 7
8. Kondisi sedimentasi ruas sungai di hulu dan hilir sabo dam 3 Tab.2, No. 8
9. Kondisi penambangan di sabo dam 5 Tab.2, No. 9
10. Kondisi gerusan pondasi dam 5 Tab.2, No. 10
11. Kondisi abrasi di tubuh dam 5 Tab.2, No. 11
12. Kondisi selimut tubuh dam terkelupas 5 Tab.2, No. 12
13. Kondisi retakan di tubuh dam 5 Tab.2, No. 13
Kondisi Dam utama 14. Kondisi rembesan di tubuh dam 5 Tab.2, No. 14
15. Kondisi sayap dam 4 Tab.2, No. 15
16. Kondisi lubang slit atau konduit dam 5 Tab.2, No. 16
17. Kondisi pelindung (buffer fill) dam 5 Tab.2, No. 17
18. Kondisi tebing sungai di abutmen dam 4 Tab.2, No. 18
19. Kondisi lantai 5 Tab.2, No. 19
Kondisi Apron
20. Kondisi dinding 5 Tab.2, No. 19
21. Kondisi gerusan pondasi subdam 5 Tab.2, No. 10
22. Kondisi abrasi di tubuh subdam 5 Tab.2, No. 11
23. Kondisi selimut tubuh subdam terkelupas 5 Tab.2, No. 12
24. Kondisi retakan di tubuh subdam 5 Tab.2, No. 13
Kondisi Subdam
25. Kondisi rembesan di tubuh subdam 5 Tab.2, No. 14
26. Kondisi sayap subdam 4 Tab.2, No. 15
27. Kondisi pelindung (buffer fill) subdam 5 Tab.2, No. 17
28. Kondisi tebing sungai di abutmen subdam 4 Tab.2, No. 18
29. Kondisi talud dan Krip 5 Tab.2, No. 19
30. Kondisi Tanggul 5 Tab.2, No. 20
Tanggal Inspeksi Petugas Inspeksi Catatan Inspeksi
Keterangan
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi | 104
MODUL 6 – OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Hasil Evaluasi dari BBWS SO, dengan menggunakan formulir hasil evaluasi
yang di modifikasi.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi | 105
MODUL 6 – OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi | 106
MODUL 6 – OPERASI DAN PEMELIHARAAN
LAMPIRAN 3
FORMULIR INSPEKSI
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi | 107
MODUL 6 – OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi | 108
MODUL 6 – OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi | 109
MODUL 6 – OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi | 110
MODUL 6 – OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Groundsill/
dam
No Kondisi
Tanggul
girdel
Dam Apron Subdam Cekdam Tanggul
Talud
Krib
Utama
1 Jalan masuk ke lokasi O O O O O O O O
2 Vegetasi liar di tubuh
bangunan (rumput/ O O O O O O O O
semak belukar/ lumut/
3 Marka atau portal
jembatan/jalan (jika
O O O O
ada) di sabodam
/tanggul rusak
4 Pintu pengambilan air
(jika ada) rusak O O O O O
berat/ringan/tersumbat
5 Peralatan pemantau
lahar (jika ada) O O O O O
mengalami rusak
6 Sedimentasi penuh/
O O O O O O O
kosong
7 Penambangan ruas
O O O O O O O
sungai di hulu
8 Penambangan ruas
O O O O O O O
sungai di hilir
9 Papan peringatan (jika
O O O O O O
ada) rusak/hilang
10 Pondasi mengalami
gerusan lokal yang O O O O O O O
dalam/dangkal.
11 Tubuh bangunan
mengalami abrasi/
O O O O O O
terkelupas/ retak/
patah/ rembes
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi | 111
MODUL 6 – OPERASI DAN PEMELIHARAAN
12 Sayap mengalami
O
abrasi/ terkelupas
13 Tebing sungai di
abutmen mengalami O O O O O
retak- retak/ longsor
14 Lubang slit/ konduit
(jika ada) mengalami
O
tersumbat/ abrasi/
terkelupas/ retak/
15 Pelindung (buffer fill)
mengalami retak/ O O O O
patah/ runtuh.
Tabel C.6 - Obyek inspeksi, penelusuran dan evaluasi (lanjutan)
Groundsill/
No Kondisi
Tanggul
Dam Apron Subdam Cekdam Tanggul
girdel
Talud
Krib
Utama
16 Lantai apron O O
mengalami abrasi/
terkelupas/
retak/rembesan/
berlubang/ patah
17 Dinding apron O
mengalami retak/
patah/ runtuh.
18 Pemukaan tanggul O O
/ lereng tanggul
mengalami retak/
bolong/ ambles/
longsor.
19 Timbunan di O O O
belakang tubuh
talud mengalami
ambles/
berlubang.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi | 112
MODUL 6 – OPERASI DAN PEMELIHARAAN
LAMPIRAN 4
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi | 113
MODUL 6 – OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Abrasi
Abrasi oleh aliran lahar di mercu dam-utama Abarasi oleh aliran lahar di mercu subdam
Bangunan di S Pabelan, Proyek Merapi Bangunan di S Pabelan, Proyek Merapi
Gerusan Abrasi
Gerusan
Gerusan akibat penambangan pasir di hilir Gerusan lokal di hilir subdam, di kali Putih
Subdam, di kali Putih (PU-C13) (PU-D5)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi | 114
MODUL 6 – OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Terkikis oleh debris, dam-utama di kali putih Terkikis oleh debris, dam-utama di kali
(PU-D3) Boyong (BO-D6)
Abrasi oleh debris, dam-utama di kali Boyong Gerusan lokal di hilir subdam, di kali Boyong
(BO-D6) (BO-C8)
Abrasi di Subdam akibat aliran debris di kali Rongga dibawah Dam di kali Gendol (GE-C),
Boyong(BO-D7) akibat digali penambang pasir
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi | 115