Anda di halaman 1dari 51

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

[1]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim
Assalamu alaykum warohmatullohi wabarokatuh
Alhamdulillah, e-book ini tuntas juga dalam waktu kurang lebih 3 hari. Dua hari
kumpulih data, sehari untuk rakit. Semua ini atas pertolongan-Nya.
Tak lupa saya juga berterima kasih kepada rekan-rekan, yang senantiasa
memberikan motivasi, inspirasi, dan dorongan untuk terus berkarya.
E-book Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati asalnya
hanyalah sebuah gambar yang saya dapatkan dari internet. Lalu, dari hal
itulah, singkat cerita akhirnya saya putuskan untuk dilanjutkan ke e-book saja.
E-book ini saya persembahkan buat,
Ibunda tercinta, istri terkasih, anak yang tersayang, dan kepada kaum
muslimin dan muslimah.
Semoga e-book ini memberikan faedah, berkah, dan kebaikan bagi kita semua.

Makassar, Desember 2014


Penulis
Kusnandar Putra

[2]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

DAFTAR ISI
Sampul .
Kata Pengantar ..
Daftar Isi .
Cinta Menuntun ke Surga ..

1
2
3
4

Cinta Itu Melamar, Bukan Kata-Kata Saja .

Ikhwah Egois

Masih Takut Nikah, Payah! ..

11

Masih Juga Ragu Nikah? ..

15

Mendudukkan Masalah Uang Panaik .

19

Apa yang Dipersiapkan Sebelum Menikah?

26

Milih Istri yang Sarjana atau yang Biasa? .

31

Bila Calon Istri tak Dicintai

33

Jika Sudah Nikah, Istrimu itu Matahari, Wanita Lain Hanya


Bintang-Bintang

37

Kisah-Kisah Nikah tanpa Pacaran


Ta'aruf Syar'i Mudahkan Rezki (Jodoh) ..

39

Indahnya Nikah Saat-Saat Kuliah ..

42

Gaji Rp 650.000 per Bulan, Bukan Halangan Untuk


Meminangmu

43

Istriku Ternyata Tetanggaku .

45

[3]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

Cinta Menuntun ke Surga


Mendefenisikan cinta, jelas tak punya arti secara pas. Mengapa?
Ibnu Qoyyim rohimahulloh menjawab, Cinta tidak bias didefenisikan dengan
jelas. Bahkan, bila didefenisikan, tidak menghasilkan (sesuatu) melainkan
menambah kabur dan tidak jelas. (Berarti) defenisinya adalah adanya cinta
itu sendiri.
(Madarijus Salikin, 3/9)
Namun, sampai di sini jangan bimbang dulu. Meskipun defenisinya susah, tapi
Ibnu Qoyyim rohimahulloh pernah memberikan panduan logis tentang cinta
dalam kitab beliau Ad-Da wa Ad-Dawa. Beliau secara makna berkata seperti
ini,
Cinta itu ada 2, ada yang diridhoi oleh Alloh -subhanahu wa taala- dan ada
yan dimurkai-Nya.
Beliau berpanjang lebar bahwa cinta yang mendatangkan keridhoan Alloh subhanahu wa taala- adalah yang menuntun pada surga-Nya. Sebaliknya,
yang dimurkai-Nya adalah yang membimbing ke jalan neraka-Nya.
Masya Alloh.
Ini gambaran sederhana. Tapi, maknanya sudah menjadi petunjuk bagi orang
yang tengah jatuh cinta. Maka, pertanyakanlah pada dirimu, Apakah cinta ini
menuntun pada surga atau neraka?
Anak muda yang tengah pacaran, bertanyalah pada dirimu, apakah itu
petunjuk ke surga?
[4]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

Anak muda yang katanya tidak pacaran, tapi telpon-telponan dengan akhwat,
bertanyalah, apakah itu jalan ke surga?
Intinya, bertanyalah pada semua gejolak hati ini. Kalau ada rasa,
pertanyakan, apakah ini menuntun ke surga atau tidak. Selesai.
Praktis kan!

[5]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

Cinta Itu Melamar, Bukan Kata-Kata Saja


Euforia keberadaan wanita cantik dan bangsawan di kampung itu, membuat
seorang lelaki berminat meminangnya, ia jatuh cinta kepadanya. Maka,
bergegaslah ia menuju ke rumah si wanita tersebut.
Tiba di rumahnya, pemuda tersebut mengutarakan niat untuk meminang gadis
ini. Namun, dengan instan lamarannya langsung tertolak.
Mengapa?
Pertama, ia tak punya ilmu agama, ia jahil. Dan kedua, ia datang bukan sebagai
sosok yang hartawan, ia miskin, sementara yang dilamarnya adalah wanita
cantik lagi bangsawan.
Akhirnya pemuda ini pulang dengan membawa kehampaan dan kekecewaan.
Namun, saking berminatnya ia kepada wanita ini, seriusnya ia ingin
menikahinya, maka sang pemuda ini tak patah semangat. Ia kembali meningat
alasan mengapa ia ditolak!
Ia mengingat "karena tidak punya ilmu agama". Maka, bergegaslah ia bersafar
dalam rangka untuk punya ilmu agama, agar lamarannya suatu saat bisa
diterima. Ia pun meninggalkan tanah kelahirannya.
Dan sampailah ia duduk di majelis ilmu, pemuda tersebut mendengarkan
kalamulloh dan hadits-hadits Rosululloh shollallohu alayhi wasallam. Ia duduk
bersimpuh di taman-taman surga (baca: majelis ilmu), mendegarkan tuturan
ahlul ilm.
Hingga -subhanalloh-, suatu ketika ia mendengarkan keutamaan-keutamaan
[6]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

menuntut ilmu. Akhirnya, ia segera mengubah niatnya, ia menginsyafi niatnya


agar benar-benar ikhlas dalam menuntut ilmu agama. Ia kemudian mengganti
niatnya dari "karena ingin mendapatkan wanita" menjadi "karena Alloh".
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Akhirnya
pemuda ini telah menjadi ahlul ilm. Namanya telah dikenal oleh orang-orang
sebagai ahlul ilm.
Maka, ia pun hendak pulang ke kampung halamannya. Ia ingin berdakwah di
tanah kelahirannya. Setibanya di kampungnya, semua orang berbondongbondong datang kepadanya, ingin menimba ilmu darinya. Sehingga, majelisnya
pun dipenuhi oleh orang-orang.
Pada suatu saat, tiba-tiba berita kedatangan ahlul ilm ini didengar oleh
'wanita' yang pernah menolaknya beberapa tahun yang lalu. Ia pun bersegera
mendatangi pemuda ini.
Sekarang arus berlawanan, sang wanita yang malah melamar pemuda ini,
berharap besar mau dinikahi. Masya Alloh.
Maka dijawablah oleh pemuda ini,
"Maaf, kecintaanku kepada ilmu telah mengalahkan keinginanku untuk
menikahimu."
Subhanalloh.
(Sumber Kisah: Dari ceramah Ustadz Aliadin di Panciro, Selasa Malam,
Oktober, dengan beberapa editan)

[7]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

Mari kita sejenak belajar dari kisah di atas. Bahwa seingin-inginnya ia pada
wanita itu, sejatuh-jatuh cintanya ia pada sosok wanita itu, tapi tetap ia
melalui proses melamar. Bukan pacaran! Ini baru jantan, sejati!
Karena bicara cinta yang halal, ujung-ujungnya pasti pernikahan. Iya, kan!
Kalau di masa sekarang, sudah banyak pergeseran nilai-nilai edukasi cinta.
Orang-orang yang tengah jatuh cinta, malah larut dengan propaganda
pacaran, maksiat, dll. Naudzubillah.
Namun, ada hal yang paling urgen dalam kisah di atas, bahwa rezki berupa
apapun itu, entah itu harga, jodoh, dll, jika seseorang tekun menuntut ilmu
agama selama itu, rajin ikut majelis taklim, maka jangan takut. Insya Alloh,
jodoh itu akan mudah.
Karena itulah, wahai para pemuda, belajarlah sebelum menikah, buka buku
aqidah, akhlak, fiqih, dll. Lalu amalkan, karena sesungguhnya dalam
pernikahan, bukan hanya dibutuhkan kebugaran fisik, tapi jauh lebih penting
adalah membina keluarga dengan ilmu agama, sunnah rosul, agar kelak di
surga kita bersama keluarga tercinta. Indah kan!

[8]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

Ikhwah Egois
Saya pernah membuat status seperti ini,
Dalam sebuah buku, ada akhwat yang bertanya seperti ini,
"Apa yang menghalangi ikhwan-ikhwan itu meminang seorang akhwat?
Mengapa ikhwan banyak yang egois, hanya memikirkan dirinya sendiri?
Sesungguhnya banyak akhwat yang siap."
Ada yang bisa bantu jawab?
Ada yang menjawab,
Anu pak....
Yang lain,
Ana masih dibawah umur kalo masalah bginii
Ada lagi yang cukup panjang,
Kaya'nya harga panai' yang sesuai tingkat pendidikan itu tidak
berlaku di kalangan akhwat yang berilmu... ahsannya jangan
menakut2i para ikhwah yg belum nikah dengan harga panaik yg
kemahalan... tingkatkan ketakwaan saja insyaAllah pasti Allah akan
memberikan yang terbaik...
Saya lalu balas,
[9]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

Panaik standart memang wajar, Akhi. Krn harga2 barang sekarang


naik. Harga daging, sewa tenda, sewa kursi, sewa pekerja, belum lagi
cetak undangan, dll, memang untuk jaman skrng "agak" naik.
Sehingga, dibutuhkan sejak dini mandiri bagi para ikhwa, hemat, dan
berwirausaha sejak muda.
Tapi, ana yakin kadang ada "keajaiban" bagi para ikhwah yang punya
keimanan dan keberanian, kadang malah ada beberapa ikhwah hanya
modal 2 juta, malah calon mertuanya yang biayayi selebihnya
acaranya sampai slesai.
Ada jg ikhwah kawan ana, hanya 500rb nikah juga.
Belum lagi kita bicara era salaf, ada yg hanya modal hafalan quran.
Ini semua miracle. Masya Alloh.
Berani gak nih? Hehe.

[10]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

Masih Takut Nikah, Payah!


Dalam FB saya, pernah saya kutip kisah ini:
Sebut saja namaya Umar. Salah seorang mahasiswa yang berada di kota
Makassar. Ia termasuk mahasiswa yang tergolong lama, bukan karena ia sering
bolos, atau ikut organisasi Namun, faktor terbesarnya karena pembimbing
skripsinya cukup kritis. Sehingga, konsulstasinya selama setahun.
Masya Alloh!
Namun, ada cerita menarik dari sosok lelaki yang memiliki janggut ini.
Ternyata, di sela-sela masa konsultasinya, ia memberanikan untuk
menunaikan 1/2 agama; menikah.
Ia sengaja melakukan itu, karena berpendapat itulah pilihan paling tepat, pas,
dan akurat. Di saat begitu banyak gejolak fitnah yang tersebar di luar.
Umar tidak memilih untuk kemudian berpacaran, atau sarana menuju ke sana.
Karena ia paham bahwa pasangan yang baik, diperoleh dari jalur yang baik
pula.
Maka, lelaki yang dikenal senantiasa memakai celana tanpa isbal ini,
memutuskan secara dewasa untuk meminta bantuan kepada salah seorang
ustadz yang berada di Jeneponto (Sulsel) agar diuruskan, dicarikan wanita yang
siap pula menikah. Ustadz yang satu ini memang familiar dalam urusan
pernikahan muda-mudi.
Ringkasnya, sang ustadz pun sudah mendapatkan wanita yang siap pula
menikah. Ditentukanlah waktu kapan si wanita siap dinadzor (dilihat
[11]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

wajahnya) oleh si pemuda ini. Karena dalam pernikahan, memang disyariatkan


melihat calon.
Setalah usai rangkaian nadzor, keputusannya adalah positif. Pemuda ini siap
untuk melangkah ke jenjang akad.
Masya Alloh!
2012, bulan Mei, adalah tahun kebahagiaan Umar. Pasalnya ia telah memiliki
istri yang sah. Wanita yang akan mendampinginya dalam menjalani hidup ke
depan. Ia walimah di bulan ini.
Suatu saat, di pesta pernikahnnya, salah seorang sahabatnya di bangku
perkuliahan yang sebentar lagi diwisuda, datang, ia berkata,
Kenapa tidak ujian meja kemarin?
Sahabatnya ini tidak tahu bahwa pembimbing Umar cukup kritis. Sehingga
buntu di tengah jalan.
Tapi, Umar menyemangati dirinya dengan berkata kepada sahabat sekelasnya,
Meskipun saya belum selesai kuliah, tetapi saya sudah menyelesaikan 1/2
agama!
Sahabat Umar lalu tersenyum.
Allohu Akbar!
Akhirnya, roda kehidupan keluarga baru Umar berjalan. Kini dirinya tak lagi
bersendiri. Sudah ada teman yang sejati.
[12]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

Di perjalanan bahtera rumah tangga mereka, Umar pun bangkit untuk siap
melanjutkan studi dengan optimal. Ia kemudian menemui secara rutin para
pembimbingnya. Keringat menetes, lembaran-lembaran sampel data
penelitiannya senantiasa tercoret, tapi Umar bukan lelaki pengecut.
Dengan menikah, malah Umar bagaikan punya spirit baru, yang siap
mendobrak dinding yang kokoh sekali pun. Sang istri pun bukan tipe wanita
yang mendownkan semangat suaminya.
Ia senantiasa membantu mengetikkan data pelengkap di saat Umar sedang
istirahat. Ia juga kadang menyediakan teh saat Umar lagi mengetik teks-teks
data penelitianya, bahkan memijit pundak suaminya.
Mereka berdua bagaikan tim kompak saat mendapat ujian.
Sampai kemudian, rezki itu datang tanpa disadari, istri Umar ternyata positif
hamil.
Ditambah lagi, beberapa pekan kemudian, seluruh revisi dari data penelitian
Umar diterima oleh pembimbing. Ujian meja sudah di depan mata Umar.
Alhamdulillah.
Ujian meja sukses. IPK Umar 3,7 ke atas. Umar bagaikan mendapat 2 gunung
emas: kehamilan istrinya dan menyelesaikan studinya. Subhanalloh!
Inilah Umar. Setelah saya posting kisah ini di FB, ada yang menyatakan,
Jangan-jangan antum sendiri yang bernama Umar!

[13]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

Saya tidak sempat jawab pada saat itu. Tapi, kali ini saya jawab pernyataan itu,
bahwa itu benar 100%. Umar itu adalah nama hijrah saya sendiri.
Kusnandar Putra = Umar
Saya tahu saat itu saya kuliah, banyak persoalan hidup, saya juga bukan PNS,
dan terpenting saya takut fitnah wanita. Makanya saya nikah. Karena insya
Alloh pasti ada jalan keluar setelah melalui proses halal ini.
Alhamdulillah, semua lancar, bahkan kami sekarang ini dikarunia 1 orang anak.
Dan hidup kami saat ini penuh keberkahan. Selalu ada hadiah dari Alloh azza
wa jalla.
Maka, wahai para sahabatku, jangan takut nikah. Nikah itu anjuran agama kan,
masak sih Alloh azza wa jalla mau nelantarin kita-kita yang nikah!
Sederhana kan! Jangan dipersulit!

[14]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

Masih Juga Ragu Nikah?


Mungkin masih banyak keraguan untuk nikah, atau seperti ini keluhannya:
ana mau nikah, tapi belum ada modal | Terbalik, nikahlah insya Alloh, Alloh
akan mapankan, dicukupkan
ana belum lulus kuliah | Astagfirulloh, nikah itu tidak ada rukun ijazahnya
ana belum punya pekerjaan tetap | yang penting antum punya penghasilan
tetap
nanti usia 30 tahun saja baru ana nikah | apa kamu yakin masih punya niat
nikah usia 30 tahun nanti?
ana masih sibuk bekerja | teman-teman kamu sudah punya anak, tidak malu?
teman-teman ana juga banyak belum nikah | jangan menambah populasi
manusia jomblo
saya mau bahagiakan dulu orangtua | Astagfirulloh, bukankah lebih baik
membahagiakan orangtua, pasangan, juga mertua sekaligus?
ana fokus karir dulu | kamu tidak yakinkah bahwa nikah itu membuka pintu
rezki?
berapakah modal nikah? | akhwat mulia adalah yg ringan maharnya.
(Sumber: Akh Ahmad)

[15]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

Demikianlah, kadang berlambat-lambat menikah dengan variasi alasan.


Sehingga ia tercebur dalam kubangan fitnah syahwat. Baik fitnah pacaran,
SMS-an dengan akwat, onani, dll.
Betul apa yang dikatakan oleh Rasullullah Shallahu Alaihi Wassalam, beliau
bersabda,
Wahai para pemuda barangsiapa diantara kalian yang mampu
menikah maka menikahlah dikarenakan dengan menikah dapat lebih
menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan dan barangsiapa tidak
mampu menikah maka baginya untuk berpuasa hal itu sebagai tameng
baginya.
(HR. Bukahri dari Ibnu Masud Radiyallahu Anhu)
Berkata Al Allamah Asy Syaikh Muhammad Bin Shaleh Al-Utsaimin
Rahimahullah,
Diantara keutamaan menikah adalah dengan menikah dapat
menjaga kemaluan dirinya dan istrinya dan menjaga pandangannya dan
pandangan istrinya, kemudian setelah keutamaan itu lalu dalam rangka
memenuhi kebutuhan syahwatnya.
(Syarhul Mumti Syaikh Muhammad Bin Shaleh Al-Utsaimin Jilid 12 hal : 10)
Janganlah engkau takut menikah karena sesungguhnya itu adalah sunnah
Rosululloh. Dan bagaimana mungkin orang-orang mengikuti sunnah, Alloh
subahanhu wa ta'ala sengsarakan? Dan ingatlah menikah adalah sarana
memperbanyak ummat Islam.
Dalam sebuah hadist Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda,
[16]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

Menikahlah karena sungguh aku akan membanggakan banyaknya jumlah


kalian kepada ummat ummat lainnya pada hari kiamat dan janganlah
kalian menyerupai para pendeta nasrani (yang tidak menikah).
(HR. Al Baihaqi dari Abu Ummah Radiyallahu Anhu dishahihkan oleh Syaikh Al
Albani)
Dan orang yang telah menikah dan memiliki anak, maka itu adalah tabungan
amal bagi orangtuanya.
Adapun tentang hadist keutamaan anak shaleh, Rasulullah Shalallahu Alaihi
Wasallam bersabda,
Jika mati seorang manusia, maka putuslah amalnya kecuali 3
perkara:
1. Shadaqah Jariyah
2. Ilmu yang bermanfaat
3. Anak sholeh yang mendoakan kedua orang tuanya.
(HR. Muslim)
Kalau begitu, mari semangati diri-diri kita akhi agar lekas menikah. Jangan
tunda-tunda lagi. Insya Alloh, Alloh subhanahu wa ta'ala akan menolong orang
menikah.
Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda,
Ada tiga golongan manusia yang berhak mendapat pertolongan Allah:
1. Mujahid yang berjihad dijalan Allah
2. Budak yang menebus dirinya supaya merdeka
3. Dan orang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya.
[17]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

(HR. Imam Tirmidzi dari Abu Hurairah Radiyallahu Anhu, dan Imam Tirmidzi
berkata hadist ini hasan)
Akhi, ana sendiri menikah di usia 22 tahun dan masih kuliah. Tetapi,
alhamdulillah Alloh subhanahu wa ta'ala memberikan rezki yang tidak
disangka-sangka setelah menikah. Dan sekarang walhamdulillah sudah punya
anak 1.
Akhi, dengarkan perkataan Wahb bin Munabbih rahimahullah, beliau berkata,
"Bujangan itu seperti pohon di tanah gersang yang diombang-ambingkan
angin, demikian dan demikian."
(HR. Abdurrazzaq (No. 10386, VI/171))
Ana ingin menuliskan kalimat sederhana, "Jangan tunda-tunda nikahmu, Akhi.
Agar kejantananmu nampak!"

[18]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

Mendudukkan Masalah Uang Panaik


KASIH tahu mi bahwa kita ini cuma sanggup 10 jt, kata seorang ibu kepada
keluarganya.
Karena anak laki-laki ibu ini sudah siap menikah. Yang ditunggu adalah nego
panaik (uang pesta) dengan pihak keluarga wanita.
Maka datanglah berita,
Saya tidak mau 10 juta, 20 juta pi! balas ibu dari wanita yang rencana
dilamar.
Kalau begitu tidak jadi! Kita cuma sanggup 10 jt! jawab ibu lelaki tadi sambil
kecewa karena tingginya panaik.
***
Itulah kisah nyata bagaimana jargon panaik ini dighuluwkan. Sungguh hal
seperti ini sering terjadi di dunia pra-pernikahan. Mereka para orangtua
berdebat persoalan panaik, sementara anaknya sudah mau menyempurnakan
agamanya.
Bahkan ada sebuah tradisi, jika status wanita tinggi, maka panaik juga tinggi.
Ibarat dalam ilmu matematika disebut berbanding lurus.
Kalau kita permisalkan, sesuai pendidikan terakhir wanita, maka nominal
panaiknya,
1. SMP
= 8 jt
2. SMA
= 15 jt
[19]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

3. Masih Kuliah
4. S1
5. PNS
6. S2
7. Dst.

= 20 jt
= 30 jt
= 50 jt
= 80 jt

Inilah gambarannya, ini hanya permisalan. Bagaimana dengan di kota Anda?


Pastinya beda pula, yang jelas setiap strata wanita naik, maka terjadi
peningkatan panaik.
Inilah sebuah momok tersendiri di negeri kita ini. Sementara di dalam Islam,
kita diajarkan untuk saling memudahkan, saling memberi kabar gembira.
Dan Nabi shollallohu alayhi wasallam bersabda,
Sebaik-baik amalan ialah memberikan rasa gembira kepada saudaranya .
(Syuabul Iman lil Baihaqi)
Bagaimana mungkin lelaki itu mau bergembira, jika diberitahu, Anda punya
20 jt?
Maka dari itu, hendaknya semua saling memudahkan, tidak mempersulit.
Olehnya itu, ada 5 pihak yang harus mengetahui posisinya masing-masing agar
pernikahan ini bisa mudah berlangsung,
1. Lelaki yang Akan Menikah
Hendaknya Anda sejak awal mempersiapkan mental dan dana. Sibuklah
memperlajari ilmu agama ini. Dan jika Anda sudah siap walimah (menikah),
maka bekerjalah, tabung gaji Anda. Jangan belanja boros. Sehingga dengan
[20]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

mengetahui kondisi adanya beban panaik ini, Anda bisa ancang-ancang lebih
awal.
Ini semua realisasi dari hadits,
Wahai para pemuda! Barang siapa diantara kalian yang telah mampu, maka
menikahlah, karena demikian (nikah) itu lebih menundukkan pandangan dan
menjaga kemaluan. Barang siapa yang belum mampu,maka berpuasalah,
karena puasa akan menjadi perisai baginya.
[HR. Al-Bukhoriy (4778), dan Muslim (1400), Abu Dawud (2046), An-Nasaiy
(2246)]
Dan juga Anda mestinya bersikap dewasa di depan orangtua, jangan lagi
meminta-minta. Sehingga orangtua menilai Anda sudah siap menikah.
Jangan sekali-kali Anda berpacaran, taarufan, dengan alasan pendekatan.
Karena Alloh subhanahu wa taala berfirman,
Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk..
(QS. Al-Israa:32 )
2. Wanita yang Akan Menikah
Kalau Anda sudah tahu akan menikah, maka Anda harus sejak awal pintar
masak sendiri, mencuci sendiri, dan terkhusus sikap kepada orangtua harus
juga dewasa. Sehingga jika ada yang melamar, Anda dinilai sudah wajar
menikah.

[21]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

Dekatilah orangtua, rayu ia agar mempermudah lamaran seseorang yang baik


agamanya. Bicarakan lebih awal agar memperingan panaik. Jangan nanti
kebelet nikah, kemudian terkesan mengancam orangtua. Karena perjalanan
rumah tangga masih panjang, dan masih banyak mau dipikirkan.
Terkhusus, jadilah anak yang berbakti kepada orangtua, niscaya ini yang akan
menjadi sebab mudahnya pernikahan.
3. Orangtua Lelaki
Hendaknya bapak/ibu risau dengan kegelisahan anak bapak/ibu saat ini.
Bantulah ia dengan mewujudkan visi mulianya: menikah. Sebab kelak kita
selaku orangtua nanti akan dimintai pertanggungjawaban akan hal ini.
Apalagi ia anak laki-laki, yang tentunya rawan fitnah wanita, jangan sampai ia
berzina lantara keenggangan merestui anak untuk menikah.
Bukan sebuah kewajiban anak lelaki harus sarjana lalu menikah, bukan
kewajiban anak harus PNS lalu menikah karena rezki itu di tangan Alloh,
Pak/Bu.
Segerakan nikah anak bapak/ibu jika mereka sudah siap. Niscaya Alloh akan
berikan berkah kepada keluarga anak bapak nantinya.
4. Orangtua Wanita
Bapak/ibu, jika ada seorang pemuda yang baik agamanya hendak menikahi
putri Bapak/Ibu, maka permudahlah. Jangan sampai anak bapak/ibu jatuh ke
lubang perzinahan karena dihalangi menikah.
[22]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

Masa ini para gadis mudah dimainkan oleh lelaki nakal, terkhusus dengan
modus pacaran. Maka dari itu, lebih baik ia lebih awal menikah. Daripada
menyesal di kemudian hari.
Tidak usah meragukan gaji lelaki yang melamar anak bapak/ibu, karena Alloh
yang akan memberikan rezki kepada mereka.
Ringankanlah panaik, karena meninggi-ninggikan panaik adalah sikap yang
kurang baik.
Rosululloh shollallohu alayhi wasallam bersabda,
Diantara berkahnya seorang wanita, memudahkan urusan (nikah)nya, dan
sedikit maharnya.
[HR. Ahmad dalam Al-Musnad (24651), Al-Hakim dalam Al-Mustadrok (2739),
Al-Baihaqiy dalam Al-Kubro (14135), Ibnu Hibban dalam Shohih-nya (4095), AlBazzar dalam Al-Musnad (3/158), Ath-Thobroniy dalam Ash-Shoghir (469). Dihasan-kan Al-Albaniy dalam Shohih Al-Jami (2231)]
Maka ringankanlah mahar dan panaik anak bapak/ibu.
Pernah seseorang datang kepada Nabi. Shollallahu alaihi wasallam- seraya
berkata,
Sesungguhnya aku telah menikahi seorang wanita.
Beliau bersabda, Engkau menikahinya dengan mahar berapa?
Orang ini berkata, Empat awaq (yaitu seratus enam puluh dirham).
[23]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

Maka Nabi -Shollallahu alaihi wasallam- bersabda,


Dengan empat awaq (160 dirham)? Seakan-akan engkau telah menggali perak
dari sebagian gunung ini. Tidak ada pada kami sesuatu yang bisa kami berikan
kepadamu. Tapi mudah- mudahan kami dapat mengutusmu dalam suatu
utusan (penarik zakat) ; engkau bisa mendapatkan (empat awaq tersebut) .
[HR, Muslim(1424)].
Al-Imam Abu Zakariyya Yahya bin Syarof An- Nawawiy-rahimahullah- berkata
tentang sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam- di atas,
Makna ucapan ini, dibencinya memperbanyak mahar hubungannya dengan
kondisi calon suami.
[Lihat Syarh Shohih Muslim (6/214)]
Maka, jangan malu dengan tetangga jika panaik anak kita ringan, karena suatu
amalan yang mulia jika seseorang mempermudah seseorang dalam kebaikan.
Dan ini termasuk saling tolong menolong dalam kebaikan.
Alloh subahanhu wa taala berfirman,
Dan tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa,
.
(QS. Al-Maidah:2)
5. Sahabat
Hendaknya Anda membantu rekan yang akan menikah. Baik secara moril
maupun dana. Secara moril misalnya, mencarikan wanita yang sholehah bagi
teman, bahkan membantu lobi agar panaiknya ringan.
[24]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

Secara finansial (dana), bantulah rekan dengan pinjaman uang. Ringankanlah


beban saudara kita yang punya niat baik untuk walimah. Bahkan jika ada yang
mau menyumbang secara gratis, ini keutamaan besar, karena memberi kabar
gembira. Allohu Akbar!
Rosululloh shollallohu alayhi wasallam bersabda,
Permudahlah dan jangan kalian mempersulit, berilah kabar gembira dan
jangan kalian membuat orang lari .
[HR.Al-Bukhary (69& 6125), dan Muslim(1734)]
Demikianlah peran 5 pihak yang akan mempermudah prosesi pernikahan.
Terakhir, sangat apik doa seorang khotib Jumat di Universitas Islam Madinah,
yang didengarkan oleh al-Ustadz Arif hafidzahulloh,
Ya Alloh, nikahkanlah siapa saja yg belum menikah.
Ya Alloh, tambahkanlah yang telah menikah penjagaan dan istri.

[25]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

Apa yang Dipersiapkan Sebelum Menikah?


MUNGKIN ada yang bertanya, apa yang dipersiapkan sebelum menikah?
Karena itulah, insya Alloh tulisan ini akan mengupas hal itu.
1. Untuk Laki-Laki
A. Persiapan Ilmu
Sebagai seorang calon suami, Anda harus memiliki kekayaan pengetahuan.
Baik itu bidang agama, maupun berkaitan dengan muamalah sosial karena
yang namanya berumahtangga, kita memiliki banyak tanggungjawab. Dan
tanggung jawab itu bermodalkan ilmu.
Bagaimana mungkin seorang suami mau meluruskan pemahaman keliru istri,
mana yang bidah dan mana yang sunnah, kalau ia tidak mempelajari hakikat
bidah dan sunnah?
Secara ringkas, seorang suami wajib mempelajari ilmu tentang:
- Tauhid
- Akhlak
- Fiqih
- Manhaj
- Kesabaran
- Kesyukuran
- Hidup Qonaah
- Pendidikan Anak
- Hak-hak dan Kewajiban Pasangan
- Dan lain-lain
[26]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

B. Meminta Pertolongan Kepada Alloh


Seorang calon suami hendaknya senantiasa berdoa kepada Alloh agar
diberikan pasangan yang sholihah. Karena sebaik-baik ketentuan adalah
ketentuan-Nya.
C. Perbaiki Niat
Menikah bukan karena harta, pangkat, dan wanita semata. Namun, menikah
adalah untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Alloh azza wa jalla. Karena
itulah, menikah adalah keputusan yang dewasa bagi orang yang beriman agar
semakin dekat kepada-Nya.
D. Tubuh yang Sehat
Seorang lelaki tidak boleh merokok atau hal-hal yang dapat membahayakan
kesehatannya. Karena hal itu menyelamatkan kesehatan keluarganya kelak.
E. Kesiapan Menafkahi Keluarga
Tidak perlu mapan, yang penting siap memperbaiki kualitas hidup. Jangan
malas, tapi semangatlah mencari rezki.
Ada baiknya sudah memiliki pekerjaan yang bisa diharapkan, jangan
menganggur.
F. Mencintai Dunia Anak
Belajarah sejak dini pendidikan Islam terkait dunia anak. Jangan menjadi orang
tua dadakan, sehingga mengikuti pola nenek moyang. Bacalah karya Syaikh
[27]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

Jamil Zainu, Syaikh Fadhli Ilah, dll. Belajarlah mencintai anak karena Nabi
Shollallohu alaihi wasallam pun mencintai anak-anak.
G. Konsultasi dengan Para Ustadz
Salah satu guru yang baik adalah pengalaman. Maka mintalah pandanganpandangan para ustadz yang berpengalaman tentang bahtera rumah tangga.
Supaya Anda mendapatkan modal, pengetahuan baru, dan solusi-solusi saat
berumah tangga.
Karena berumahtangga itu diusahakan sampai mati, maka jangan bermainmain tanpa ilmu. Sudah banyak kasus rumah tangga tangga yang retak karena
dilandasi oleh semangat saja, tanpa meminta nasehat dari orang yang berilmu.
Datangilah rumah para ustadz, bila memang Anda serius ingin
menyempurnakan 1/2 agama. Kalau perlu mintalah bantuan para ustadz untuk
dicarikan jodoh. Insya Alloh pilihan mereka baik.
H. Konsultasi dengan Orangtua
Jangan mengagetkan orang tua, besok sudah mau melamar, hari ini baru
memberitahu orang tua. Mereka adalah yang melahirkan dan mendidik Anda
sejak kecil, sungguh sangat disayangkan jika persoalan penting seperti ini
mereka tidak mendapatkan andil. Berbaktilah kepada mereka dalam bentuk
meminta restu, meminta keridhoan dan meminta agar didoakan mendapatkan
istri yang sholehah.
Tiga atau enam bulan sebelum Anda ingin menikah, bermusyawaralah bahwa
Anda sudah dewasa dan siap untuk menikah.

[28]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

I. Berfikir tentang Tempat Tinggal Setelah Menikah


Rumah orang tua, rumah mertua, rumah sendiri atau rumah kontrakan: adalah
pilihan tempat tinggal yang berat setelah menikah. Masing-masing ada
kelebihan dan kekurangannya. Yang jelas, Ustadz Khidir hafidzahulloh
mengatakan bahwa orang yang sudah menikah hendaknya tinggal di rumah
sendiri atau minamal mengontrak karena di rumah tersebut sang istri bisa
berkuasa penuh menghandle secara utuh rumah tangga.
Sekali lagi, hal ini juga perlu pertimbangan khusus.
J. Jangan Maksiat Sebelum Nikah
Pacaran, taarufan, pendekatan, LDR, atau apapun namanya adalah modal
awal memperburuk rumah tangga kelak. Ia akan merusak tatanan kebahagiaan
rumah tangga. Pacaran adalah maksiat yang efeknya sampai pada pernikahan.
Maka, tinggalkan jejak harom ini. Jangan sering menonton TV, dengar musik,
bergaul dengan teman buruk, karena semua ini memicu untuk berpacaran.
Jangan pernah Anda SMS-an dengan akhwat, inbox-inboxan, ketemuan, semua
ini bukanlah perilaku yang baik dalam akhlak seorang muslim.
Sibuklah menuntut ilmu di saat ingin menikah, karena yang demikian itu akan
mendatangkan rezki yang berberkah.
Demikianlah modal atau adab bagi seorang lelaki di masa persiapan menikah.
2. Untuk Wanita
Adapun untuk wanita, sama saja kesiapannya pada poin A, B, C, D, F, G,
(konsultasi ke ustadzah), dan J. Untuk poin tambahan selanjutnya,
[29]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

- Memintah kepada Orangtua Agar Dipermudah dalam Pernikahan


Jangan Anda kawin lari, jangan nikah tanpa wali, karena nikahnya tidak syah.
Sejak Anda siap mau menikah, hendaknya berbicara dengan lembut kepada
orangtua agar dipermudah dan diperlancar dalam pernikahan jika ada yang
melamar dan Anda juga tidak menolak jika Anda sudah cocok dengan calon.
Mudahkan mahar, ringankan panaik (biaya pesta), acara pernikahan yang tidak
melanggar syariat: ini semua Anda harus bicarakan kepada orangtua supaya
kelak tidak menimbulkan cekcok
- Bisa Memasak
Bukan hanya bisa masak air. Tapi, kuasailah masak ikan, sayur, goreng tempe,
goreng tahu, dan yang semisal dengannya. Jangan menjadi wanita instan, yang
makanannya serba dibeli bahkan masih dimasakkan oleh orangtua. Malu. Ini
semua budaya yang perlu diubah.
Ingat, persoalan memasak bukan hanya untuk menyenangkan perut suami,
tetapi memasak adalah bentuk atau cara melayani tamu dengan optimal, dan
juga memberikan hadiah buat tetangga lewat sajian masakan.
Pelajarilah lebih awal, agar kelak tak menjadi istri yang kaku. Sejak dini,
lihatlah ibu Anda saat memasak, temani dia saat kerja ikan, goreng ikan, dll.
Ibu Anda adalah guru persoalan seperti ini.
Demikianlah persiapan bagi seorang muslimah ketika masa persiapan
menikah.

[30]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

Milih Istri yang Sarjana atau yang Biasa?


Beberapa ikhwa ada yang mencari akhwat kampus (kuliah) yang bercadar.
Alasannya sederhana: sarjana. Di pihak lain, ada beberapa ikhwa yang mencari
akhwat dengan konsep yang penting cadar. Meskipun bukan akhwat
kampus.
Nah, menjatuhkan pilihan akhwat kampus memang nenjadi alternarif pribadi
yang sering kali dipikir oleh ikhwan. Kadang memilih akhwat kampus lantaran
ia memiliki ijazah dan bisa mengajar nantinya. Atau ia punya kapasitas IQ
yang cukup tinggi. Sehingga, kalau ada yang bertanya, Istri antum kuliah
dimana dulu? Maka, dengan lantang ia bisa plong menjawab, Istri ana S1 di
universitas.
Namun, dibalik layar pasca pernikahan dengan akhwat kampus, ada beberapa
keluhan dari suaminya. Misalnya ternyata istrinya tidak bisa memasak,
monoton (tidak bisa bermasyarakat), mau menjadi wanita karir, dan paling
parahnya ternyata istrinya pernah punya pacar di kampus. Astagfirulloh.
Tapi, yakin tidak semua akhwat kampus demikian, meskipun fakta di lapangan
juga tidak bisa disepelekan.
Nah, bagaimana pula dengan akhwat yang tidak berkampus? Alias jenjang
pendidikan terakhirnya hanya di SD? Atau SMP? Atau SMA?
Tidak salah lagi, bahwa sebaik-baik pasangan hidup adalah yang paham agama.
Meskipun istri hanya berijazah SD atau SMP. Ia adalah karunia dari Alloh
subhanahu wa taala. Semua adalah terbaik.

[31]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

Persoalan pernikahan bukanlah bertujuan menaikkan strata prestasi titel.


Namun, pernikahan adalah sarana meningkatkan iman.
Berumah tangga adalah prosesi yang kompleks. Seorang istri adalah
manejernya. Ia yang akan mengasuh, menyiapkan makanan, memberikan
cinta, dst. Bahkan ini adalah jabatan sebenarnya.
Dengarkan ungkapan ini, Memberi makan anak-anak dan membesarkan
mereka, kapanpun dan dimanapun lebih bernilai daripada memasang baut di
mobil-mobil atau mendesain senjata nuklir.
Karena itulah, seorang istri yang cerdas senantiasa ia mencari keridoan Alloh
semata. Nah, akhwat kampus dan bukan ahkwat kampus harus siap untuk itu!

[32]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

Bila Calon Istri tak Dicintai


Sahabat saya beberapa bulan lalu, mengeluh, bahwa calon istrinya tidak ia
cintai. Pasalnya ia hanya dijodohkan oleh orangtua. Dan undangan walimahnya
sudah tersebar.
Saat itu, saya hanya memberikan pesan-pesan sederhana seperti ini kira-kira,
Lanjutin aja nikahnya. Cinta itu dibangun, bukan syarat pernikahan. Insya
Alloh nanti Alloh azza wa jalla yang tumbuhkan cintannya. Apalagi undangan
sudah tersebar. Nanti mudhorotnya lebih fatal loh!
Alhamdulillah, kawan saya nikah juga. Tapi, saya lupa berikan kisah ini, yang
cukup sama kasusnya.
SEBUT saja namanya Kadir asal Makassar, ia merasa sebagai suami paling
bodoh di dalam hidupnya. Pasalnya, ia telah mencampakkan dan
menelantarkan istrinya.
Bermula saat Kadir masih bujangan, ia senang dengan hidup hedon, berfoyafoya, nongkrong tanpa tujuan yang jelas, dan masih menganggur. Hingga suatu
saat ia bertemu dengan seorang bapak yang memberikan pekerjaan
kepadanya, dan juga membantu kebutuhan hidupnya.
Suatu saat bapak itu bertanya kepada Kadir, Sudah siap nikah atau belum,
Nak? Bapak punya calon istri sholehah. Cocok buat kamu!
Kadir sesungguhnya tidak mau berpikir ke sana. Namun, melihat banyaknya
kontribusi sang bapak dalam kehidupannya, akhirnya Kadir tak mengelak.
[33]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

Yang penting bisa bisa membuat sang bapak bahagia, sehingga masih bisa
membantuku! pikir Kadir.
Kadir tak pernah mau tahu kecantikan dan karakter calon pasangannya.
Karena dalam pikirannya, Masalah calon tak penting bagiku. Kalau nggak
cocok, ya tinggal ceraikan saja,..!
Singkat cerita, akad dan walimahan pun selesai. Di malam pertamanya, Kadir
tak pernah berbicara pada istrinya. Hampa.
Bahkan lebih dari seminggu, Kadir mendiamkan istrinya yang cantik lagi
berjilbab besar. Ia pun tak pernah menyentuh istrinya. Ia tak peduli perasaan
istrinya. Demikianlah karakter Kadir saat itu.
Hari ke-8, barulah Kadir memaksakan dirinya untuk memberikan nafkah
biologis kepada istrinya. Itupun tak memunculkan rasa cinta di hati Kadir.
Hampa.
Tragisnya, setelah menunaikan kewajibannya sebagai seorang suami, ia
mengancam istrinya agar tidak hamil dulu. Karena ia tak mau repot mengurus
anak. Sang istri hanya tertunduk sedih, meratap, dan sabar.
Beberapa bulan kemudian, istri Kadir -alhamdulillah- positif hamil. Namun,
berita gembira itu malah membuat Kadir marah dan akhirnya Kadir menjauh
dari istrinya. Sampai kemudian Kadir tega menyuruh istrinya berjuang sendiri
mengandung anak. Hal ini berlangsung hingga istrinya melahirkan. Miris sekali.
Hingga, datanglah hidayah dari Alloh azza wa jalla. Beberapa hari setelah
kelahiran anaknya, Kadir selalu mendengar jeritan tangis anaknya di malam
hari. Saat itu, Kadir pura-pura tertidur. Istrinya dengan sabar bangun untuk
[34]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

menenangkan anaknya, dan mengganti popok anaknya yang basah karena


pipis.
Kadir terperangah. Ia tahu bahwa istrinya pasti sangat lelah. Setiap malam dan
siang, ia harus mencurahkan perhatian kepada anak kecil yang lucu itu.
Akhirnya di suatu malam, saat istri dan anak Kadir tertidur lelap, Kadir
menatap wajah istri dan anaknya. Berdesir hati Kadir, gejolak iba dalam
hatinya menyeruak, hingga ia meneteskan air mata malam itu.
Kadir tak bisa lagi tertidur.
Ia merebahkan badannya di sofa depan. Sambil ia menyesali semua perilaku
zholim kepada istri dan buah hatinya. Ia teringat bagaimana kesabaran istri
saat mengandung. Bahkan di saat istrinya mulai kesal, sang istri segera
mengambil air wudhu dan sholat tahajjud sambil berdoa yang diiringi dengan
derai air mata.
Masya Alloh.
Akhirnya, Kadir berkata, Haruskan aku menambah penderitaannya? Tidak!
Aku harus berubah. Sebelum semua terlambat. Aku harus mulai mengubah
perilaku burukku. Aku harus bertanggung jawab. Akan kucoba untuk mulai
mencintai dan menyayangi istri dan anakku.
Saat itu, Kadir segera mencucikan pakaian kotor istri dan anaknya. Ia
membuatkan sarapan ala kadarnya buat istrinya. Dan setelah semua usai,
Kadir mencium kening anaknya yang lucu sambil menggerakkan tangan
kananya ke sisi istrinya. Lalu dengan lembut sang istri meraih tangannya, lalu
menciumnya tanda ia mencintai suaminya.
[35]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

Subhanalloh.
Tak terasa Kadir meneteskan air mata. Ia menyeka air matanya yang terus
berderai. Kadir bertaubat.
Allohu akbar!
(Sumber: Kisah Nyata dari Seseorang di Makassar, Nama Kadir adalah nama
samaran)

[36]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

Jika Sudah Nikah, Istrimu itu Matahari,


Wanita Lain Hanya Bintang-Bintang
ADA yang menarik, Syuraih bin al Harits bin Qais al-Qadhi rahimahullah
bersyair tentang cinta,
Kulihat kaum laki-laki memukul istri mereka
Namun tanganku lumpuh untuk memukul Zainab
Zainab adalah matahari, sedang wanita lain adalah bintang-bintang
Jika Zainab muncul, tak akan nampak lagi bintang-bintang
(Siyar Alamin Nubala 4/106 | Saduran Akh Rezky)
Masya Alloh!
Inilah gambaran cinta seorang suami kepada istrinya di saat diperhadapkan
dengan fitnah-fitnah wanita yang lain.
Saat ini, lihatlah sebagian orang yang telah karuniai rezki pernikahan. Mereka
kadang tidak bersyukur atas pasangan yang Alloh azza wa jalla tetapkan
padanya. Tragisnya, mereka bahkan ada yang berselingkuh secara diam-diam
sementara Alloh azza wa jalla melihatnya.
Kalau begitu, apa sesungguhnya makna sebuah pernikahan? Apakah sekedar
pelampiasan hasrat?
Bukan!
[37]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

Nilai sebuah pernikahan adalah terletak pada munculnya ketakwaan.


Munculnya rasa tanggungjawab terhadap pasangan hidup, saling menguatkan
dalam keimanan, dan saling menguatkan saat sedih, ada masalah, dan
berbagai ujian lainnya.
Naif memang, jika saat ini kita melihat para suami tak lagi membangun cinta
karena Alloh terhadap istrinya. Hanya karena sibuk dunia, maka kadang suami
tak lagi memupuk kebersamaan bersama keluarga.
Bayangkanlah! Bagaimana keletihan fisik istri saat membereskan pekerjaan
rumah, menyajikan masakan terbaik pada suami, mendidik anak-anak dengan
ikhlas, dan saat-saat terbaik istri memberikan perhatian penuh pada suami.
Subhanalloh.
Maka, saya yakin, bukan wanita karir di luar yang terbaik, bukan pula wanita
yang bersolek, namun wanita yang terbaik adalah yang saat ini melayani kita di
rumah.
Meskipun pakaiannya hanya daster saat di rumah, namun ia, tetap yang
terbaik. Bagaikan matahari yang tak lagi memunculkan bintang-bintang.

[38]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

Ta'aruf Syar'i Mudahkan Rezki (Jodoh)


"DATANG maki saja ke rumah, Akhi! Kalau antum belum niat nazhor,
ya kita silaturahim saja, kita kan belum pernah ketemu. Demikan sepenggal
kalimat yang saya ingat dari seorang perantara ta'aruf dengan wanita yang di
kemudian hari menjadi istri saya, walhamdulillah.
Sejatinya di pertengahan Nopember 2011, ana sudah merasa sangat
siap untuk menikah. Dimulai saat menghubungi beberapa ustadz, lalu ikwah
untuk 'mencarikan' akhwat yang pas!
Oh iya ... kata ustadz dan ikhwah, kita harus sebutkan ciri-ciri akhwat
yang disenangi secara fisik. Khususnya agar lebih mudah 'menyeleksi'. Padahal
mungkin ikhwahnya juga lagi diseleksi. Disertai do'a yang terus-menerus dan
tawakkal pada Alloh -subhanahu wa taala-, saya menjelajahi beberapa lokasi
yang cocok untuk gali informasi. Sekian ustadz, sekian ikhwah, saya hubungi
tapi hasil belum sesuai harapan. Tapi kembali lagi pada do'a dan tawakkal yang
sering didengar di majelis-majelis taklim, maka saya tetap fokus pada tujuan
awal saya: menikah!
Petualangan itu pun menemui titik terang di akhir Nopember 2011,
saat seorang ustadz menghubungi saya lewat telpon 'menawarkan' ipar beliau
yang setahun lebih muda dari saya. Awalnya saya tidak begitu tertarik untuk
'nazhor' karena sehari-hari akhwatnya belum bercadar, tapi kata sang ustadz,
akhwat tersebut punya keinginan kuat untuk belajar (ilmu agama).
Di saat itulah sang ustadz berkata pada saya di ujung telpon,
"Datang maki saja ke rumah akhi, kalau antum belum niat nazhar, ya
kita silaturahim saja, kita kan belum pernah ketemu!"
[39]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

"Iye tadz, insyaAlloh ana datang," jawabku pada Pak Ustadz.


Setelah dijemput oleh ustadz di sebuah titik yang telah disepakati,
maka beranjaklah kami berdua menuju rumah akwat yang juga merupakan
rumah dari mertua Sang Ustadz.
"Masukki, Akhi, kebetulan mama' (mertua ustadz) lagi ke pasar, jadi
cuma ana sama umminya. Adik ipar ana yang laki-laki dan ade'nya (yang
kemudian jadi istri saya, eheemm) di sini.
"Oh iye, tadz," berusaha kalem saya menjawab.
Berlalulah beberapa menit perbincangan yang hangat namun
cenderung menegangkan bagi saya, sampai kemudian ustadz menawarkan
untuk me-nazhar akhwatnya yang kata ustad bertekad kuat untuk belajar
agama, bahkan pernah mau mondok kata ustadz.
"Waah ... kesepakatan awal hanya silaturahim, kenapa ustadz
menawarkan nazhor?" gumamku. Namun, karena seingat saya ciri dan sifat
akhwatnya kurang lebih sama dengan yang saya harapkan maka, "Iye, ustadz,"
kujawab ustadz kembali dengan nada rendah khas orang gugup.
Lalu keuarlah sang akhwat setelah kakak laki-lakinya, untuk
mendampinginya sebagai mahrom. Kemudian berlalulah proses nazhor yang
cukup singkat itu, yang terus terang sama sekali tidak bisa diungkapkan sengan
kata-kata.
Dan alhamdulillah, setelah beberapa hari terus berdoa dan shalat
istikharah, memohon petunjuk untuk tetap tenang dalam mengambil
[40]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

keputusan di tengah gejolak hati tak menentu, maka saya pun akhirnya
meminta orangtua untuk datang melamar sang akhwat penakluk hati.
Setelah disepakati beberapa hal, kami akhirnya walimah di sebuah
gedung di Makassar dan prosesi tidak memakan waktu lama seperti pesta
pernikahan umumnya, pada Maret 2012.
Alhamdulillah, jodoh akan dimudahkan melalui ta'aruf syar'i.
Baarakallahu fiikum.
Kisah nyata Akh Abu 'Ubaid Chaerul

[41]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

Indahnya Nikah Saat-Saat Kuliah


SEMUANYA berawal dari perantara sahabat saya, akhirnya sosok
bernama Jamaludin al-Afgani nadzor ke rumah saya bersama temannya. Jarak
yang ditmpuh dari tempat tinggalnya ke rumah saya lumayan cukup jauh. Tapi,
itu tak membuatnya mengurungkan niat untk nadzor, meskipun belum pernah
ke daerah Garut, tapi alhamdulillah atas ijin Alloh subhanahu wa taalabeliau bisa mendapatkan alamat saya.
Ada hal yang menarik ketika beliau menanyakan rumah saya pada
seorang nenek, yang tak lain nenek itu adalah nenek saya sendiri. Akhirnya,
nenek menunjukkan rumah saya. Lalu, beliau menemui orangtua saya,
kemudian nadzor dengan saya di depan anggota keluarga saya. Alhamdulillah,
kami sama-sama cocok, kami nadzor tanggal 30 Oktober 2009, khitbah 6
Desember 2009 dan menikah tanggal 10 Maret 2010.
Ada kendala yang kami hadapi ketika ingin cepat-cepat
melangsungkan pernikahan. Kami baru-baru mengharapkan jarak antara
khitbah dan nikah tidak terlampau jauh. Namun, bapak saya menginginkan
saya menyelesaikan dulu kuliah sampai semester 2, tapi alhamdulillah
qoddarulloh, apa yang bapak inginkan ternyta tidak menjadi kenyataan.
Alhamdulillah jarak khitbah ke nikah tidak melebihi 3 bulan. Jika saya
menyelsaikan dulu kuliah sampai semester 2, maka mungkin saya akan
menikah pada bulan Juni, tapi Alloh -subhanahu wa taala- berkehendak lain,
alhamdulillah prosesnya lebih cepat.
Kisah Nyata Ukh Hana Nurdiana

[42]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

Gaji Rp 650.000 per Bulan, Bukan Halangan Untuk Meminangmu


ANA menikah tahun 2010 dan alhamdulillaah sudah dikaruniai 3 orang
putra, tapi putra ke-3 ana meninggal tiba-tiba sebulan yang lalu.
Setelah tamat dari SMU, ana sempat mondok sekitar 2 tahunan lebih.
Ana berhenti mondok karena sempat mencicipi sedikit dari fitnah dunia dan
wanita, setelah itu ana bertekad untk menikah karena Alloh subhanahu wa
taala- dan untuk menjaga kesucian diri. Sebelumnya ana mendengar sebuah
hadits dari seorang ustadz, tentang 3 golongan manusia yang pasti
mendapatkan pertolongan dari Alloh -subhanahu wa taala-, salah satunya
adalah seorang pemuda yang menikah untuk menjaga kesucian dirinya.
Dari sinilah ana bertekad untuk menikah, walaupun ana tidak
mempunyai modal sepeserpun karena yakin dengan janji Alloh -subhanahu wa
taala-. Pertolongan Alloh -subhanahu wa taala- yang pertama adalah ana
mendapatkan pekerjaan walaupun gajinya tidak seberapa sekitar Rp
650.000/bulan. Kurang dari 2 bulan ana bekerja, ana mengutarakan keinginan
ana menikah kepada seorang ikhwah dan ikhwah tersebut bersedia
membantu, hasilnya adalah ditentukannya jadwal untuk nazhor, walaupun ana
pada waktu itu tidak punya modal sepeserpun.
Ana tumbuh sebagai anak yatim dan mmpunyai saudra 7 orang, ummi
ana yang membiayai kehidupan kami, beliau hanya bekerja sebagai penjual
masakan jadi kecil-kecilan. Jadi, kehidupan kami hanya pas-pasan.
Dalam proses nazhor dan khitbah, tidak seorangpun dari keluarga ana
yang ana libatkan, ana hanya ditmani dengan seorang ikhwah. Dalam urusan
ana ini, Alloh -subhanahu wa taalaterus menerus memberikan
pertolongannya dan ternyata ke-2 orangtua dan semua saudari akhwat
[43]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

tersebut kenal dakwah dan akhwat tersebut merupakan tholibatul ilmi di


Ma'had Panciro dan usianya baru sekitar 17 tahun, walhamdulillaah.
Setelah nazhor dan khitbah, ana katakan bahwa ana hanya mampu
membayar uang panaik sebsar 4,5 jt, padahal ana tidak punya uang
sepeserpun pada waktu itu dan tidak ada niat ana sebelumnya untuk
menyiapkan uang segitu, tapi kenapa di dalam diri ana tidak ada rasa khawatir
dan ragu untuk melanjutkan keinginan ana ini.
Sebelumnya ana tidak mengabarkan kepada keluarga ana tentang
rencana ana ini dan alhamdulillaah orangtua akhwat tersebut menerima ana
apa adanya. Setelah itu ana bru menyampaikan kabar ini kepada ummi ana
dan mengatakan uang panaiknya 4,5 jt. Ummi ana sangat bergembira dengan
berita ini dan alhamdulillah ternyata ummi ana sebelumnya telah mendaptkan
rezki dari Alloh -subhanahu wa taala- dan lebih dari cukup untuk membiayai
pernikahan ana.
Setelah menikah, terus-menerus Alloh ar-Rozzaq memberikan
pertolngan-Nya kepada ana. Dengan gaji hanya sekitar Rp 650.000/bulan
ditambah cicilan motor yang ana harus bayar (ghofarollaahu liy) ana tidak ragu
menjalani rumah tangga ana karena yakin terhadap janji Alloh -subhanahu wa
taala-. Dan sekarang walhamdulillah, kami hidup serba berkecukupan atas
pertolongan dari-Nya. Sebenarnya masih banyak yang ana mau kisahkan
tentang hidup ana yang menakjubkan ini, tapi ini saja dulu, semoga bias
menjadi penyemangat terhadap ikhwah sekalian.
Wassalaam.
Kisah Nyata Akh Abu Abdurrohman Rizal

[44]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

Istriku Ternyata Tetanggaku


Sebenarnya, awal perkenalanku dengan isteriku yang sekarang, bisa
dibilang tidak disengaja. Betapa tidak, sudah tidak terhitung berapa kali aku
melewati jalan depan rumahnya. Eh, maksudnya, depan rumah orang tuanya.
Kebiasaanku akhir-akhir ini, yaitu timbulnya semangat beribadah yang tidak
seperti hari-hari sebelumnya. Salah satunya, yaitu untuk melaksanakan sholat
berjamaa di masjid. Nah,berhubung jarak rumah orang tuaku (waktu itu aku
belum memiliki rumah) tidak terlalu jauh. Tapi kalau ditempuh dengan
berjalan kaki, agak menyita waktu juga. Sedangkan kalau ditempuh dengan
berkendaraan motor, maka sebenarnya tidak terlalu jauh.
Tibalah suatu hari, aku dalam perjalanan pulang sehabis sholat
berjamaah. Ketika melewati suatu rumah (yang kelak menjadi penghubung
antara calon isteriku denganku), dia sempat menyapa sebagaimana manusia
lainnya, dan sempat mempersilakan untuk mampir di rumahnya.
Kujawab terima kasih, lain kali saja. Kemudian dia (orang itu) melanjutkan,
"Apakah sudah punya kendaraan?"
Dan berhubung aku sedang di atas motor, maka sepontan kujawab,
"Sudah, lha ini barangnya. Lumayan, walaupun tidak baru, tapi masih
orisinal".
Mendengar jawaban itu, orang itu (sebut saja namanya Pak Min, dari
nama aslinya Sakimin), setengah bercanda segera melanjutkan,

[45]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

"Ah, bukan itu yang kumaksud. Yang kumaksud adalah, kendaraan


yang bisa tertawa."
Maka, dengan muka agak tersipu (karena waktu itu aku belum punya calon),
aku segera menjawab,
"Ah, jangan bercanda lah, kalau memang ada, kenapa gak memberi
tahu?"
Maksudku, kalau memang Pak Min punya calon, kenapa tidak
memberi tahu aku, agar bisa diproses lebih lanjut. Beberapa hari berlalu, maka
pada suatu hari (aku lupa hari apa), aku bertemu lagi dengan Pak Min.
Mungkin sudah direncanakan, agaknya dia sudah menunggu aku lewat di
depan rumahnya.
Kembali dia menanyakan,
"Pak Mad, sudah punya atau belum? (Nama asliku Ahmad), kalau
belum, ada nih, tapi jangan ngomong2, ntar ada yang tahu.
Mendengar jawaban itu, sempat membuat hati ini gak enak. Dag Dig
Dug. Apa iya ya? Melihat aku diam saja/melamun, rupanya Pak Min cepat
tanggap.
Maka ujarnya kemudian,
"Ayo cepat sini, ada deh, yang penting serius."
Demi mendengar kata-kata Pak Min, bangkit juga nyaliku, dan segera mampir
ke rumahnya.
[46]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

"Assalamu 'alaikum," begitu aku mengawali pembicaraanku, ketika


kami berdua bersama-sama memasuki rumahnya.
Dia menjawab, "Wa'alaikum salam", sambil menjabat tanganku
dengan erat, penuh persahabatan, karena diantara kami (antara aku dan Pak
Min adalah sahabat sejak kecil).
Setelah kami duduk di dalam ruang tamu, mulailah dia menanyakan ini
dan itu. Tentang bagaimana kabarku, orang tuaku, dan yang lain-lain. Tiba-tiba
pembicaraan terhenti, entah kenapa. Tapi rupanya Pan Min sedang
memikirkan sesuatu. Itu kuketahui dari pandangan matanya yang kosong ke
arah luar rumah.
Tiba-tiba dia bertanya dengan amat serius,
"Pak Mad, sebenarnya kamu sudah paunya calon atau belum?"
Maka dengan agak tyersipu kujawab dengan jujur,
"Belum, emang siapa yang mau dengan lancing telat seperti aku ini?"
Kuakui lancing telat, karena usiaku waktu itu sudah 33 tahun. Maka,
dengan penuh persahabatan, Pak Min menyambung,
"Sebenarnya ada calon, tapi mungkin Pak Mad kurang cocok."
Berhubung penasaran, maka aku segera menimpali,
"Siapa emang? Apakah orangnya gak cantik, miskin, gak sekolah, atau
apa?" Belum-belum, aku sudah menteror dengan sederet pertanyaan.
[47]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

"Tenang, Pak Mad, jangan keburu nafsu. Orang yang kumaksud adalah
Mbak Shofifah, anaknya Pak Modin."
Bisa dibayangkan, dadaku terasa berdebar amat keras, begitu disebut
nama Mbak Fifah. Karena dia di kampungku termasuk orang yang pendiam
dan dari keluarga yang disegani. Beberapa saat aku terdiam. Aku berfikir keras.
Ya Alloh, akankah aku segera menikah, untuk menyusul teman-temanku yang
sudah menikah lebih dulu?
Sebagaimana biasa, aku tidak terbiasa berfikir bertele-tele. Maka,
dengan mantab dan berani segera kukatakan,
"Ya sudahlah, kuterima tawaran itu. Lantas, kapan kita mau ke sana?"
Maksudku, nantinya Pak Min kuajak untuk melamar. Maka, begitu
mendengar jawabanku, segera dia menimpali, sungguh suatu jawaban yang
amat tidak kuduga sebelumnya,
"Alah, gak usah bertele-tele. Cepetan, itu orangnya di dalam".
Dia mengatakan begitu, dengan menyebut nama Mbak Fifah/Shofifah.
Maka, detik-detik berikutnya, Pak Min mempersilakan aku untuk masuk ke
ruang tengah, agar bisa berbicara langsung 4 mata. Maka dengan langkah yang
amat berat, hati tegang, deg-degan, segera kulangkahkan kaki untuk masuk ke
ruang tengah.
(sebentar ya, ini nulisnya juga sambil deg-degan, mengenang masa lalu... kirakira 18 tahun yang lalu).
Ketika aku memasuki ruangan itu, nampaklah di situ ada seorang gadis
berjilbab, menundukkan muka, karena malu.
[48]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

"Assalamu 'alaikum", itulah kata-kata pembuka sebagai langkah awal


pembicaraanku dengan Mbak Fifah, yang sekarang menjadi ibu dari anakku.
"Wa'alaikum salam,,," pelan sekali suara itu melewati gandang
telingaku, namun terasa amat jelas dan menusuk dada, menghunjam sampai
ke hati.
Kali ini, benar-benar aku dengar, suara perempuan yang sholehah, di
depan mataku. Bukan kata orang dan kata orang. Terasa kelu lidah ini untuk
berucap, terasa buntu/kering tenggorokan ini, seperti layaknya orang yang
melakukan perjalanan jauh dipanas matahari. Merasa tidak ada sepatah
katapun yang keluar, Mbak Fifah pelan-pelan mendongakkan muka, ingin
melihat apakah aku masih di situ. Kebetulan, aku juga sedang memperhatikan
dirinya.
Dua mata beradu pandang, terasa dunia nanar. Seperti orang yang
mau pingsan. Namun, itu tidak berlangsung lama, karena di luar, di ruang
tamu, Pak Min beberapa kali mendehem. Mungkin maksudnya, segeralah
bergerak. Ibarat tentara yang perang, segeralah menyerang. Maka dari itu,
dengan tanpa membuang waktu, dan aku ingat waktu itu aku masih dalam
posisi berdiri.
Segera kutanya, apakah dia belum punya calon? Maka dengan suara
pelan tapi bias kudengar dengan jelas, dia menjawab, "Belum". Untuk
sementara, aku gak tahu apa yang harus kukatakan. Maka dengan agak
terbata-bata kukatakan,
"Nah, kalau belum punya calon, apakah kamu bersedia menjadi
isteriku? Mengingat, aku juga belum punya calon".
[49]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

Demi mendengar pertanyaanku, mungkin itu sudah direncanakan


sebelumnya oleh Pak Min, maka dia segera menjawab,
"Ya, in sya Alloh, bersedia."
Tahukah, bagaimana perasaanku waktu itu? Hatiku berbunga-bunga,
gembira, senang, bahagia bercampur jadi satu. Tanpa membuang waktu, maka
kuucapkan terima kasih dan segera meninggalkan tempat itu, kembali ke
ruang tamu. Yakni untuk kembali berbincang-bincang dengan tuan rumah, Pak
Min.
Itu awal perkenalanku dengan isteriku, yang kemudian segera dilanjut
dengan proses lamaran. Hari pertama lamaran, aku dating sendirian
menghadap ayahnya. Tanpa banyak kata-kata, aku ditertawakan. Ia
mengatakan, kalau melamar, ya harus bersama ayahnya. Maka pada lain hari,
kuajak salah seorang orang tuaku untuk melamar. Singkat cerita, lamaran
diterima tanpa kendala sesuatupun. Alhamdulillah, waktu itu juga,
dirundingkan bersama tentang kapan akan diadakannya akad nikah.
Begitulag kisah pernikahan ana yang tanpa pacaran dan karena waktu
itu belum mengenal agama secara penuh. Kejadian yang 18 tahun berlalu,
tentunya tidak akan terlupakan begitu saja. Nah, mngkn bisa dianggap cukup.
Kisah Nyata Akh Abu Fadhil Al-Banyuwangi

[50]

K u s n a n d a r P u t r a | Lelaki Sejati adalah yang Berani Melamar Pujaan Hati

Alhamdulillah, jika Anda sudah tuntas


membaca e-book ini, silahkan dibagi-bagi ke
teman lain, dishare, diprint, diamalkan, dan
apapun itu, yang penting jangan diplagiat, yah!
Semoga bermanfaat.
Jakamullohu khoiron.
Wassalamu alaykum
wabarokatuh.
Salam
Kusnandar Putra
www.penulismuslim.com
085 255 496 907

[51]

warohmatullohi

Anda mungkin juga menyukai