Dibuat Oleh:
DINDA ARNANDA PUTRI
NIM 3202108029
KELAS 3B
i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada berbagai sistem budidaya perikanan, penyakit pada ikan budidaya banyak
disebabkan oleh jamur, parasit, virus dan bakteri (Sumino, 2013). Berkaitan dengan
permasalahan tersebut, perlu adanya alternatif bahan obat yang lebih aman yang dapat
digunakan dalam pengendalian penyakit ikan. Salah satu alternatifnya adalah dengan
menggunakan tumbuhan obat tradisional yang bersifat antibakteri. Beberapa keuntungan
menggunakan tumbuhan obat tradisional antara lain relatif lebih aman, mudah diperoleh,
murah, tidak menimbulkan resistensi, dan relatif tidak berbahaya terhadap lingkungan
sekitarnya (Prayogo, 2011).
Salah satu tumbuhan yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi infeksi bakteri pada
ikan adalah daun ketapang (Terminalia catappa L.). Tumbuhan ketapang (Terminalia
catappa L.) merupakan salah satu tumbuhan anggota suku Combretaceae yang berasal
dari Asia Tenggara, khususnya kepulauan-kepulauan Melayu. Nilai guna dari tumbuhan
ini sangat banyak, salah satunya sebagai antibakteri (Tempemawa, 2016).n resistensi, dan
relatif tidak berbahaya terhadap lingkungan sekitarnya (Prayogo, 2011).
Penyakit ikan adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan pada ikan,
baik secara langsung maupun tidak langsung (Sachlan 1972 dalam Afrianto dan
Liviawaty, 1992). Penyakit ikan tidak timbul sebagai kejadian mandiri tanpa adanya
dukungan dari faktor lain tetapi merupakan hasil interaksi anatara jasad penyebab penyakit
itu sendiri dan kondisi lingkungan hidupnya. Interaksi yang tidak serasi ini menyebabkan
stress pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan diri yang dimilikinya menjadi lemah dan
akhirnya mudah diserang oleh penyakit (Afrianto dan Liviawaty, 1992). Masalah penyakit
yang ada di kalangan budidaya tidak bisa hanya di abaikan begitu saja. Salah satu penyakit
yang saling menyerang pembesaran ikan lele sangkuriang ialah penyakit Aeromonas
hydrophila.
1
1.2 TUJUAN DAN MANFAAT
1.1.1 Tujuan
1.1.2 Manfaat
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan pada ikan,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Timbulnya serangan penyakit itu
merupakan hasil interaksi yang tidak serasi ini menyebabkan stress pada ikan, sehingga
mekanisme pertahanan diri yang memilikinya menjadi lemah dan akhirnya mudah
diserang penyakit. (Ghufran M.H., et al 2004)
Penyakit ikan merupakan problem utama yang dihadapi oleh pembudidaya.
Karena kesulitan diagnosa, implementasi penanganan dan pengobatan yang tepat serta
identifikasi penyebab. Kerugian ekonomis bagi para pembudidaya cukup terasa baik
karena hilangnya produksi akibat kematian dan pertumbuhan ikan yang lambat atau
biaya pengobatan yang tinggi. Umumnya, stres menyebabkan turunnya kemampuan daya
tahan ikan dan dianggap sebagai salah satu penyebab utama penyakit ikan dalam sistem
budidaya yang intensif. Namun demikian, stres pada ikan yang dibudidayakan bisa
dihindari atau dicegah. Banyak penelitian menunjukkan bahwa ikan yang sehat tidak
mudah terinfeksi oleh patogen, sementara ikan yang lemah akan mudah terinfeksi
(Woynarovich dan Horvath, 1980).
Manajemen kesehatan ikan pada PBL pembesaran ikan lele dengan cara
mengkarantina ikan ikan yang terserang penyakit atau ikan yang terluka akibat
perkelahian sesama ikan lele, mengganti air agar kualitas air tetap baik yang dilakukan
selama dua minggu terakhir.
3
2.2 Penerapan Biosecurity
Ada beberapa jenis penyakit menyerang pada ikan, penyakit bawaan atau
penyakit keturunan yang diturunkan oleh indukan ataupun penyakit yang terjadi karena
adanya organisme lain seperti jamur, bakteri, virus. Ikan yang stress juga bisa menbuat
ikan menjadi sakit dan mudah terserang penyakit lainnya maka dari itu perlu adanya
memanajemen kesehatan ikan dengan cara mejaga kualitas air.
Selama di PBL pembesaran ini dari hasil observasi kami tidak ada tanda tanda
terjadinya penyakit yang disebabkan virus, bakteri, maupun jamur namun adanya
kanibalisme. Kanibalise juga bisa terjadi karena jumlah pakan yang kurang saat
diberikan kepada ikan, keterlambatan yang cukup lama saat pemberian pakan dapat
memicu terjainya kanibalisme sesama ikan lele tersebut. Juga terjadinya perkelahian
sehingga ada beberapa ikan yang terluka akibat perkelahian tersebut.
Beberapa penyakit salah satunya adalah parasit
a). White spot atau bintik putih, parasit ini merupakan protozoa berbentuk bulat/oval
berdiameter 50- 1000 mm, memiliki silia dan inti sel berbentuk seperti tapak kuda
dibawah mikroskopis. Parasit ini sangat ganas, pada infeksi berat dapat menyebabkan
kematian hingga 100% dalam tempo beberapa hari. Parasit ini menginfeksi semua jenis
ikan air tawar terutama benih ikan.
Ciri-Cirinya:
1. Nafsu makan menurun dan gelisah.
4
2. Menggosok-gosokkan badan pada benda disekitarnya.
3. Frekwensi pernapasan meningkat (mengap-mengap) dan ikan sering berkumpul
di air masuk.
4. Secara visual terdapat bintik putih (parasit) pada kulit, sirip, dan insang ikan.
Cara Penangannya :
a. Pencegahan : Dengan mempertahankan kualitas air terutama suhu stabilisasi
suhu air ≥ 29oC selama 2 minggu minimal. Pemberian unsur immunostimulan
(misalnya penambahan vitamin C pada pakan) secara rutin selama pemeliharaan.
Meningkatkan frekwensi pergantian air untuk kolam darat. Memindahkan atau
mengangkat ikan yang telah terserang penyakit agar tidak menginfeksi ikan
lainnya. b. Pengobatan : Dengan perendaman menggunakan larutan garam dapur
pada kosentrasi 500- 10.000 mg/L selama 24 jam dan dilakukan pengulangan
setiap 2 hari. Dengan bahan herbal yaitu perendaman dengan bawang putih yang
telah dihaluskan dengan perbandingan 25 mg/L. Perendaman menggunakan daun
papaya dengan cara menghaluskan daun papaya sebanyak 2 gr kemudian
dilarutkan dalam 100 ml air dan direndam ikan sakit selama 1 jam. Perendaman
menggunakan daun sirih dengan cara mencampurkan 2 gr ekstrak daun sirih
kedalam 60 ml air, kemudian dilakukan perendaman selama 12 jam.
b). Parasit Trichodina sp atau penyakit gatal, Perasit ini merupakan protozoa dari
golongan ciliata, berbentuk bundar, simetris, dan terdapat di ekosistem air tawar,
payau dan laut. Trichodina sp. Berukuran 45-78 µm. Parasit ini sering menginfeksi
organ kulit, sirip dan insang ikan, parasit ini sering didapati di benih ikan tetapi tidak
menutup kemungkinan parasit ini dapat menyerang indukan ikan.
Ciri-Cirinya:
Warna tubuh pucat, nafsu makan menurun, gelisah dan pergerakan lamban.
Menggosok-gosokkan badan pada benda disekitarnya (gatal). Frekwensi pernapasan
meningkat dan sering melompat-lompat ke permukaan. Iritasi kulit, produksi lender
berlebihan sehingga lender di kulit berwarna kecoklatan atau kebiruan. Sirip rusak
dan menguncup atau rontok.
Cara Penangannya :
a. Pencegahan : Dengan mempertahankan kualitas air terutama suhu stabilisasi suhu
air ≥ 29oC. Mengurangi kadar bahan organik terlarut dan/atau meningkatkan
frekwensi pergantian air untuk kolam darat. Memindahkan atau mengangkat ikan
yang telah terserang penyakit agar tidak menginfeksi ikan lainnya. b. Pengobatan :
Dengan perendaman menggunakan larutan garam dapur pada kosentrasi 500-
10.000 mg/L selama 24 jam. Dengan bahan herbal yaitu perendaman dengan
bawang putih yang telah dihaluskan dengan perbandingan 25 mg/L.
5
2.4 Penanganan dan pengobatan penyakit
Ikan yang terkena penyakit harus segera diberi tindakan agar tidak dapat
menularkan pada ikan yang lainnya. Pada pembesaran ikan lele ini penanganan yang
kami lakukan adalah dengan cara memisahkan atau engkarantina ikan yang sakit atau
ikan yang terluka akibat berkelahi atau pengkanibalismean tersebut. Mengganti air
secara berskala saat melakukan sampling selama dua minggu sekali, memberikan
probiotik seperti garam, mulase, dan EM4 pada air. Menjaga ikan budidaya selalu
berada dalam keadaan yang optimal (kepadatan ikan yang tepat, kualitas air yang
baik, prosedur budidaya yang benar).
2.5 Pustaka
https://www.studocu.com/id/document/universitas-syiah-kuala/
agribisnis-peternakan-dan-perikanan/laporan-kesehatan-ikan/44645871
https://mil.pasca.undip.ac.id/wp-content/uploads/2021/11/8.-Atik-
Lestantun-53-58.pdf
https://mil.pasca.undip.ac.id/wp-content/uploads/2021/11/8.-Atik-
Lestantun-53-58.pdf
https://horizon.documentation.ird.fr/exl-doc/pleins_textes/divers14-
02/010055590.pdf
https://www.acehtengahkab.go.id/media/2022.08/
manajemen_kesehatan_ikan1.pdf
6
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Alat yang digunakan saat melakukan PBL pembesaran ikan lele adalah; PH,
aerator, pompa air, seser, waring, dan wadah
Bahan yang dilakukam saat melakukan PBL pembesaran ikan lele adalah; EM4,
garam, air
No Nama Alat Kegunaan dan Fungsi
Alat yg digunakan
1 PH Untuk mengatur derajat keasaman air
2 Wadah Sebagai tempat pemeliharaan ikan
3 Waring Media keluar masuknya udara
4 aerator Sebagai oksigen tambahan didalam air
5 Seser Membantu mempermudah menangkap ikan
Bahan yg digunakan
1 EM4 Meningkatkan bakteri penguraian bahan
organik, menekankan pertumbuhan patogen
penyakit
2 Garam Dapat menekankan pertumbuhan penyakit,
dapat mengendalikan parasit didalam air
3 Air Menjadi mdia bagi ikan
4 Obat Mengobati penyakit pada ikan
7
Pertama-tama kami mengidentifikasi ikan yang terserang penyakit apa
penyebabnya dan bagaimana cara menanggulanginya, kemudian mengkarantina atau
memisahkan ikan yang terserang penyakit tersebut dan memindahkannya kewadah
yang lain dan memberikan aerator dan menigisi air kedalam wadah tersebut,
meberikan obat berubapa herbal maupun obat pakan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
Gejala klinis yang ditemukan pada ikan: luka pada tubuh ikan seperti kepala, badan,
ekor. Ketika diberikan pakan, ikan tidak memiliki nafsu makan seperti pada saat awal
ikan belum sakit, ikan tidak aktif dan terlihat lebih lemas.
Kondisi lingkungan: karena PBL pembesaran ini menggunakan bak terpal yang
dimana dilakukan diluar ruangan maka otomatis ikan lebih sering terkena sinar
matahari dan kualitas airnya subur karena airnya banyak mengandung plankton.
8
4.1.2 Kualitas Air
Tabel 1. Pengukuran Parameter Kualitas Air
Ph 6
Suhu 28,5 °C
9
Tabel 4.
Pencegahan Penanganan Pengobatan
1. Grading 1. Memisahkan atau 1. Perendaman
2. Mengganti air mengkarantina 2. Pencampuran obat
secara berskala ikan yang sakit ke pakan
3. Pemberian 2. Pemberian aerator
probiotik 3. Pemberian pakan
tambahan
4.2 PEMBAHASAN
- Pemagaran
Pemagaran dilakukan disekitar bak terpal bertujuan agar tidak mudah
dimasuki oleh hewan hewan lain, pemagaran dibuat dengan menggunakan
bahan kayu dan dibuat langsung oleh kelompok PBL pembesaran.
- Sterilisasi wadah
Sterilisasi adalah upaya pemusnahan mikroorganisme seperti virus,
bakteri, spora, dan lain-lain. Kegiatan sterilisasi wadah budidaya dapat
dilakukan dengan pemberian larutan klorin dengan cara mengaktifkan sistem
aerasi selama 24 jam. Mengendapkan air didalam bak terpal.
- Sanitasi lingkungan
Untuk mencegah masuknya wabah penyakit kedalam lingkungan
budidaya atau mencegah me luasnya wilayah yang terkena serangan penyakit
maka harus dilakukan beberapa tindakan pencegahan antara lain melalui
sanitasi wadah/tempat budidaya seperti bak ataupun kolam, alat alat yang
dipakai, ikan yang dipelihara sertalingkungan tempat keguatan budidaya itu
berlangsung (Menurut Abdullah A,.Pi,MMA).
- Pemasangan jaring
Pemasangan jaring dilakukan untuk menjaga ikan tetap aman dari hewan
hewan lain.
10
pakan atau kurangnya pemberian pakan itulah yang membuat ikan lele satu
sama lain berebut makanan dan berkelahi.
11
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
Sebaiknya pada saat melakukan PBL pembesaran ini diharapkan agar pembaca atau
mahasiswa lebih banyak berkoordinasi kepada penanggug jawab atau pembimbing
agar pelaksanaan PBL tetap berjalan secara teratur dan baik.
Memberi pakan kepada ikan lebih teratur karena berhubungan sanat penting dalam
keberhasilan pembesaran ikan lele.
Lebih memperhatikan kualitas air atau kualitas lingkungan.
Lebih kompak dan saling berkerjasama sesama kelompok atau tim karena ini juga
berpengaruh dlam keberhasilan PBL agar tidak adanya kesalahan dalam komunikasi.
Tetap mejaga ikan tetap sehat dengar cara menyampling ikan secara berskala yang
ditentukan selama 2 mingguy sekali.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/36385488/
PENGARUH_PH_AIR_TERHADAP_KELANGSUNGAN_HIDUP_IK
AN_docx
file:///C:/Users/Acer/Downloads/admin,+JLM+Vol+2+No+1+page+45-
51.pdf
https://www.studocu.com/id/document/universitas-syiah-kuala/
agribisnis-peternakan-dan-perikanan/laporan-kesehatan-ikan/44645871
https://mil.pasca.undip.ac.id/wp-content/uploads/2021/11/8.-Atik-
Lestantun-53-58.pdf
https://mil.pasca.undip.ac.id/wp-content/uploads/2021/11/8.-Atik-
Lestantun-53-58.pdf
https://horizon.documentation.ird.fr/exl-doc/pleins_textes/divers14-
02/010055590.pdf
https://www.acehtengahkab.go.id/media/2022.08/
manajemen_kesehatan_ikan1.pdf
13