Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Data Kelompok
Berikut ini merupakan hasil identifikasi parasit kelompok 3 kelas
Perikanan A terhadap jenis - jenis parasit yang menginfeksi ikan mas, ikan koi,
dan ikan nilem:
Tabel 3. Hasil Identifikasi Parasit Kelompok 3 Kelas Perikanan A
Ikan Jenis Parasit Kulit Insang Usus Otot
Ikan Mas Dactylogyrus - 1 - -
Praktikum 1 Gyrodactylus 1 - - -
Ikan Mas 1 - - -
Praktikum 2 Argulus
Ikan Koi - - - - -
Ikan Nilem - - - - -
4.1.2 Data Kelas
Berikut ini merupakan hasil prevalensi dan intensitas parasit kelas
Perikanan A yang menginfeksi ikan mas, ikan koi, dan ikan nilem:
a) Ikan mas praktikum I (besar)

Prevalensi Parasit
5.56%

60
Prevalensi

11.11%

%
50
%
5.56%

40
%
ometra Echinorynchus Diphyllobothrium Clinostomum

30
%
20
%
10
%
0%
Spesie
Gambar 4. Prevalensi parasite pada
s ikan mas praktikum I

12
Spesies
Prevalen IntensitasG
si (ind/ekor)a 1.2
90%
80% m 1
70% Transvers
77 b 1
Gamb Argul a
ar 6.
.7 otr… 1
us 8 r
Preval 11 Ichthyopt 1
Diphyllobothri
ensi .1 hirius 5 1
um
parasit 1
pada Trichodin . 1 In
Lern 5. Pr I
ikan ea 56 ella n 1 te
mas % ev ns
prakti Trichinel t
5. al Rhabditis
e
1
ita
kum II la 56 en 1
% Sparganu n s
Dactylogyr 16 si m
s 1
Pa
us .6 Pa i
7 Marsipo t ra
Acanthocep
5.
ra a 1
hala metra
56 s
1
Marsipom % Echinoryn
etra 5. p 1
56 chus a
Transversotr % 1
Diphyllob r
ema 5. 1
56 ot…
% 1
Clinostom
um
Costia
Dactylogy
rus
Gyrodact
Opecoelu
s
Camallan
us
Lernea
Trichodin
a
Intensitas Parasit
2.
Intensitas (ind/ekor) 2
5
2
1 1 1 1 1 1 1
1.
5
1

Lernea

Trichinella

Transversotrema
Argulus

Dactylogyrus
Diphyllobothrium

Acanthocephala

Marsipometra
0.
5
0

Spesie
Gambar 7. Intensitas parasits pada ikan mas praktikum II

c) Ikan koi

Prevalensi Parasit
66.67
70%
%
60%
Prevalensi

50%
40%
30% 16.67 16.67
11.11% 11.11%
20% 5.56% 5.56% % 5.56% %
10%
0%
Marsipometra

Dactylogyrus
Sparganum
Argulus

Lernea
Epistylis

Rhabditis
Diphyllobothrium

Spesie
s
Gambar 8. Prevalensi parasit pada ikan koi
Intensitas Parasit
3. 3
Intensitas (ind/ekor)
5
3 2
2.
5 1 1 1 1 1 1
2
1.
5

Sparganum
Argulus

Lernea
Epistylis

Rhabditis

Dactylogyrus
Diphyllobothrium

Marsipometra
1
0.
5
0

Spesie
s
Gambar 9. Intensitas parasit pada ikan koi
d) Ikan nilem

Prevalensi Parasit
45% 38.89
40% %
Prevalensi

35%
30%
25% 11.11
20% 5.56% % 5.56% 5.56%
15%
10%
Argulus

Dactylogyrus

Myxobolus
Gyrodactylus

Echinostoma

5%
0%

Spesie
s
Gambar 10. Prevalensi parasit pada ikan nilem
Intensitas Parasit
2.
Intensitas (ind/ekor) 2 2
5
2
1 1 1
1.
5
1

Myxobolus
Argulus

Dactylogyrus

Echinostoma
Gyrodactylus
0.
5
0

Spesie
s
Gambar 11. Intensitas parasit pada ikan nilem

4.2 Pembahasan
4.2.1 Pembahasan Kelompok
Berdasarkan data kelompok dapat diketahui bahwa pada praktikum ini
kelompok 3 menemukan parasit Dactylogyrus sp. dan Gyrodactylus sp. pada ikan
mas praktikum I, masing-masing ditemukan pada insang dan kulit. Argulus sp
ditemukan pada ikan mas praktikum II yang berada pada kulit.
Parasit Dactylogyrus sp. tergolong dalam Filum Platyhelminthes, kelas
Monogenea, Ordo Dactylogyridea, Family Dactylogyridae (Kabata 1985). Parasit
ini bersifat oviparus. Dactylogyrus sp. yang ditemukan menginfeksi ikan mas
memiliki tubuh yang memanjang dan mempunyai empat tonjolan pada bagian
anterior. Pada bagian anterior terdapat empat bintik mata. Ophisthathaptor terletak
pada bagian posterior, dengan sepasang jangkar. Pada pengamatan preparat segar
terdapat 14 marginal hook pada ophisthaptor Dactylogyrus sp. (Kabata 1985).
Gambar 12 Dactylogyrus sp. dibawah mikroskop

Dactylogyrus sp. yang merupakan cacing insang menyebabkan warna


insang ikan yang diamati menjadi warna merah pucat, hal ini terjadi karena
Dactylogyus sp. mengkonsumsi darah ikan inangnya serta mengganggu kerja
insang akibat keberadaan Dactylogyrus sp yang dapat merusak insang, selain itu
jumlah mukus pada ikan yang terinfeksi Dactylogyrus sp. juga meningkat, sebagai
bentuk respon tubuh ikan terhadap serangan pada tubuh ikan. Jumlah
Dactylogryrus sp. yang ditemukan pada objek praktikum adalah sebanyak 1
ind/ekor. Hal ini terbilang bahwa intensitas Dactylogyrus sp cukup rendah.
Berdasarkan penelitian Juwahir et al. (2016) Dactylogyrus sp. merupakan jenis
ektoparasit dengan jumlah tertinggi yang menginfestasi ikan mas konsumsi
dengan kisaran 22 - 46 individu disusul oleh Chilodonella sp. yang berkisar antara
24 dan 39 individu dan Trichodina sp. dengan kisaran 28 - 36 individu
Parasit Gyrodactylus sp. merupakan monogenea viviparus pada insang,
sirip atau permukaan tubuh ikan telesotei (Cone et al. 1995). Gyrodactylus sp.
yang ditemukan pada ikan uji memiliki tubuh yang memanjang, dua tonjolan pada
bagian anterior, dan tidak memiliki bintik mata. Opisthaptor terletakpada bagian
posterior dan terdapat jangkar padaopisthaptor-nya (Kabata 1985) menyebutkan
bahwa parasit ini sering menginfeksi ikan Cyprinus carpio dan ikan Trichopterus
pectoralis dengan cara menginfeksi inang definitif secara langsung tanpa melalui
inang perantara. Berukuran relatif kecil dan memiliki embrio yang berkembang
dan menetas di dalam uterusnya (Hoffman 1967). Walaupun hanya satu embrio
yang dilahirkan, namun dalam tubuh embrio sudah terdapat embrio generasi
berikutnya, bahkan dalam satu embrio terdapat hingga lima embrio lagi. Sehingga
proses regenerasi parasit ini sangat cepat.
Argulus sp. menyerang ikan mas pada bagian kulit dan sirip. Untuk
melekat pada inang, parasite ini dilengkapi dengan alat pengait (Zonneveld dkk.,
1991 dalam Asdar 1995). Menurut Nabib dan Pasaribu (1989), kutu ikan mas ini
menyerang inangnya dengan menusukkan stilettonya ke dalam kulit ikan dengan
meninggalkan bintik merah. Sekitar bintik ini timbul peradangan dan tidak jarang
terjadi pembengkakan. Kutu ikan mas ini senang berlindung di bagian kulit yang
lunak, seperti pangkal sirip. Jika ikan terserang Argulus sp., dalam jumlah yang
tinggi, ikan tersebut sering menunjukkan gatal-gatal dengan menggosokkan tubuh
pada benda-benda dalam air.

Gambar 13. Argulus sp. dibawah mikroskop

4.2.2 Pembahasan Kelas


Berdasarkan data hasil perhitungan prevalensi dan intensitas parasit pada
ikan mas, ikan koi, dan ikan nilem kelas Perikanan A, diketahui prevalensi
terbesar pada ikan mas praktikum I (besar) dan praktikum II (kecil) adalah
masing-masing Dactylogyrus sp. (50%) dan Argulus sp. (78%). Prevalensi
terbesar pada ikan koi dan ikan nilem adalah masing-masing Argulus sp. (67%)
dan Argulus sp. (39%). Intensitas terbesar ikan mas praktikum I (besar) dan
praktikum II (kecil) adalah Argulus sp. (2 ind/ekor). Intensitas terbesar pada ikan
koi adalah Dactylogyrus sp. (3 ind/ekor) dan ikan nilem adalah Argulus sp. (2
ind/ekor) dan Dactylogyrus sp.(2 ind/ekor)
Ikan mas merupakan golongan dari famili cyprinidae yang sering
terinfeksi parasit Dactylogyrus sp pada bagian insang. Dactylogyrus adalah genus
helminth (cacing) terbesar dengan lebih dari 900 spesies dan umumnya memiliki
spesifitas inang yang tinggi. Kebanyakan spesies dari genus ini menjadi parasite
pada insang ikan-ikan dari famili cyprinidae, walaupun spesies tertentu ditemukan
juga pada family yang lainnya (Ulkhaq 2017)). Parasit Dactylogyrus sp telah
dilaporkan terdapat pada 160 spesies ikan air tawar di Turki (Fishbase 2011). Hal
ini didukung oleh agresi dan toleransi Dactylogyrus sp. terhadap kondisi fisika
dan kimia perairan dalam menyerang inang. Berdasarkan grafik prevalensi parasit
ikan mas besar dan ikan mas kecil (Gambar 4. & Gambar 6.) parasit yang
banyak ditemukan adalah Dactylogyrus sp dan Argulus sp. Hal ini bersesuain
dengan penelitian Juwahir (2016) bahwa jumlah ikan mas yang terinfestasi
ektoparasit Dactylogyrus sp adalah (32.5-66.7%) diikuti oleh Argulus sp (30-
40%). Sebagian besar penelitian identifikasi parasit pada ikan mas, Dactylogyrus
sp. dan Argulus sp. merupakan jenis parasit yang lebih sering menginfestasi ikan
mas.
Ikan Koi famili Cyprinidae termasuk spesies yang sensitif atau rentan
terhadap kondisi lingkungan dan mudah mengalami kematian. Salah satu
penyebab dari kematian ikan adalah adanya parasit. Parasit yang terbanyak
menginfestasi ikan koi pada praktikum ini adalah Argulus sp. (67%) (Gambar
8.). Spesies Argulus japonicas terdistribusi di wilayah Indonesia dikarenakan
masuknya ikan Koi famili Cyprinidae melalui perdagangan internasional.
Pembudidayaan ikan Koi terjadi pertama kali di negara Jepang. Kemudian ikan
tersebut menjadi populer di seluruh kalangan masyarakat dunia. Sehingga banyak
terjadi perdagangan ikan Koi antar negara. Argulus japonicus yang menempel
pada tubuh ikan Koi ikut terbawa menuju ke berbagai wilayah di dunia
(Kurniawan 2014)
Ikan nilem merupakan golongan dari famili cyprinidae sama halnya
dengan ikan koi dan ikan mas. Berdasarkan grafik prevalensi parasit pada ikan
nilem (Gambar 10.) menunjukkan bahwa Argulus sp banyak menginfestasi ikan
nilem dengan tingkat prevalensi 39%. Argulus sp sering menginfestasi ikan nilem
bagian kulit dan termasuk sebagai ektoparasit. Nilai prevalensi pada ektoparasit
memiliki nilai yang jauh lebih tinggi dibandingkan nilai prevalensi endoparasit,
hal ini disebabkan oleh endoparasit yang lebih sulit dalam menginfeksi ikan
dibandingkan ektoparasit, serta ektoparasit memiliki kesempatan menular lebih
besar dibandingkan dengan endoparasit (Mulyana 2015).
Berdasarkan hasil nilai intensitas parasit pada ikan mas, ikan koi dan ikan
nilem, menunjukkan intensitas parasit tertinggi pada ikan mas adalah Argulus sp.
sebanyak 2 ind/ekor. Intensitas parasit tertinggi pada ikan koi adalah
Dactylogyrus sp. sebesar 3 ind/ekor. Intensitas parasit tertinggi pada ikan nilem
adalah Argulus sp. sebesar 2 ind/ekor dan Dactylogyrus sp. sebesar 2 ind/ekor.
Hal ini sesuai dengan penelitian Juwahir (2016) yang menyatakan bahwa
intensitas Dactylogyrus sp., (1,4 – 2,0 individu/ekor) dan Argulus sp., (1,2 – 1,8
individu/ekor). Semakin besar intensitas parasit yang menginfestasi ikan, maka
dapat diketahui bahwa ikan (inang) yang diserang merupakan inang yang
dibutuhkan parasit. Faktor lingkungan berpengaruh terhadap besarnya intensitas
parasit yang menginfestasi inangnya. Menurut Kurniawan (2014) Ektoparasit
Argulus japonicus dewasa dapat bertahan hidup pada suhu air di bawah 10 0C.
Telur dari Argulus japonicus akan menetas pada suhu 240C. Telur ektoparasit ini
tidak menetas secara bersamaan. Kisaran penetasan telur pertama hingga telur
terakhir adalah sekitar 10 hari. Penetasan telur ini akan terjadi 10-61 hari pada
suhu 15-350C. Penetasan telur akan mengalami gangguan saat suhu di atas 30 0C.
Jika suhu berkisar antara 25-270C telur akan menetas pada 10-20 hari.
DAFTAR PUSTAKA

Asdar, M., 1995. Inventarisasi dan Tingkat Penularan Ektoparasit pada Ikan
Kerapu Lumpur (Epinephelus tauvina Forskal) yang Dibudidayakan pada
Beberapa Substrat di Tambak. Skripsi. Fakultas Peternakan dan
Perikanan, Universitas Hasanuddin. Ujung Pandang.

Cone D.K., Arthur R., Bondad-Reantaso M.G.1995. Description Of Two Ne


Species Of Gyrodactylus Von Nordmann, 1832 (Monogenea) From
Cultured Nile Tilapia, Tilapia Nilotica (Cichlidae), in the Philippines. 62;
6–9.

Hoffman, G.L. 1967. Parasites of North American Freshwater Fishes. University


of California Press, Berkeley and Los Angele

Juwahir, A., Ya'la, Z. R., Mangitung, S. F., & Rusaini, R. 2016. PREVALENSI
DAN INTENSITAS EKTOPARASIT PADA IKAN MAS (Cyprinus
carpio L.) DI KABUPATEN SIGI. AGRISAINS, 17(2).

Kabata,Z.1985.ParasitesandDiseasesofFish Cultured in the Tropics. Taylor And


Francis, London and Philadelphia

Kurniawan, N. (2014). Eksplorasi ektoparasit pada ikan famili Cyprinidae di


kolam rumah makan wilayah Malang Raya. Biotropika: Journal of
Tropical Biology, 2(2), 87-91.

Mulyana. 2015. Pengaruh Pengunaan Saringan dalam Pencegahan Ektoparasit


pada Benih Ikan Mas di Kolam. Skripsi. Fakultas Perikanan. IPB. Bogor

Nabib, R. dan Pasaribu, F.H., 1989. Patologi dan Penyakit Ikan. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan
Pusat Antar Universitas Bioteknologi, Instiutut Pertanian Bogor. Bogor.

Ulkhaq, M. F., Budi, D. S., & Mahasri, G. 2017. Identifikasi Ektoparasit pada
Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio) di Balai Benih Ikan Kabat, Kabupaten
Banyuwangi. Jurnal Sain Veteriner, 35(2), 197-207.

Anda mungkin juga menyukai