BIOTEKNOLOGI REPRODUKSI
2020
ACARA I. PEMERIKSAAN KUALITAS SEL SPERMATOZOA
A. Cara Kerja
Alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum acara 1, pemeriksaan kualitas sel
spermatozoa disiapkan. Tujuan dari praktikum pemeriksaan kualitas sel spermatozoa yaitu,
mahasiswa diharapkan dapat menentukan kualitas sel spermatozoa ikan yang dijadikan sebagai
objek praktikum dengan cara menghitung durasi dari motilitas dan juga vialibilitas sel
spermatozoa Alat yang digunakan adalah peralatan bedah (gunting bedah dan pinset bedah),
timbangan, kaca preparat, cover glass, ember, milimeter blok, kateter dan mikroskop. Bahan yang
digunakan adalah ikan mas (Cyprinus carpio), ikan tawes (Puntius javanicus), ikan lele (Clarias
gariepinus), aquades, tisu, dan minyak cengkeh. Setelah menyiapkan alat dan bahan untuk
praktikum pemeriksaan kualitas sel spermatozoa, lakukan pembiusan pada ikan jantan lele, ikan
mas, dan ikan tawes secara bersamaan dengan cara memasukkan larutan anastesi (cengkeh) ± 1 ml
ke dalam air dalam ember. Setelah ikan terbius, lalu ikan ditimbang dan diukur panjang tubuhnya,
kemudian dicatat bobot dan panjang masing masing ikan. Setelah dicatat, keringkan ikan dengan
tisu dan lakukan teknik pengurutan pada perut ikan untuk mengeluarkan cairan semen pada ketiga
jenis ikan air tawar (ikan lele, ikan mas, ikan tawes) secara bergantian, selanjutnya cairan semen
yang sudah keluar diambil menggunakan spuit dan diletakkan diatas kaca preparat. Lalu
campurkan cairan semen dari masing masing ikan dengan aquades sampai homogen, setelah
cairan semen tercampur dengan aquades motilitas dan viabilitas diamati menggunakan mikroskop.
B. Hasil
Tabel 1. Data Pengamatan Kualitas Sperma
Berat Panjang Motilitas Viabilit
No Jenis Ikan (nama ilmiah) ikan (gr) ikan (%) as
(cm)
1 Ikan Mas
497 24 100% 3’10”
(Cyprinus carpio)
2 Ikan Tawes
(Puntius javanicus) 412 26 100% 2’17”
3 Ikan Lele
(Clarias gariepinus) 1.277 50 100% 6’13”
Keterangan :
Motilitas (Pergerakan Sperma) → 1 = tidak ada pergerakkan
2 = 25%
3 = 50%
4 = 75%
5 = 100%
Viabilitas (Durasi pergerakan sperma sejak awal sampai terhenti (Mati) → „=menit, “=detik
ACARA II. UJI COBA PENYIMPANAN SPERMATOZOA (SEMEN)
A. Cara kerja
Alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum acara 2, uji coba penyimpanan
spermatozoa (semen) disiapkan. Tujuan dari praktikum uji coba penyimpanan spermatozoa
spesies ikan tertentu yang dijadikan objek praktikum pada temperatur -25℃ selama 1 minggu.
Alat yang digunakan adalah peralatan bedah (gunting bedah dan pinset bedah), timbangan, kaca
preparat, cover glass, ember, kateter, mikroskop, tabung eppendorf dan freezer. Bahan yang
digunakan adalah ikan lele (Clarias gariepinus), ikan mas (Cyprinus carpio), ikan tawes (Puntius
javanicus), tisu, larutan pengencer madu (5%,10%,15%), larutan aktivator: aquabides, human
physiologic NaCl, larutan ringer dan minyak cengkeh. Setelah menyiapkan alat dan bahan,
lakukan pembiusan pada ketiga jenis ikan air tawar (ikan mas, ikan tawes, dan ikan lele) secara
bersamaan dengan cara memasukkan larutan anestesi (cengkeh) ±1 ml ke dalam air dalam ember.
Setelah ikan terbius, lalu ikan ditimbang dan diukur panjang tubuhnya, kemudian dicatat bobot
dan panjang masing masing ikan. Setelah dicatat, keringkan ikan dengan tisu dan lakukan teknik
pengurutan pada bagian perut ikan untuk mengeluarkan cairan semen pada ketiga jenis ikan air
tawar (ikan tawes, ikan mas, ikan lele) secara bergantian. Lalu campurkan cairan semen dengan
larutan pengencer (milt : ekstender) 1 : 9 dengan dosis ekstender sebesar 5%, 10% dan 15%, lalu
homogenkan. Sebanyak 1 ml campuran cairan semen dan larutan pengencer dimasukkan kedalam
tabung eppendorf, lalu campuran tersebut disimpan dalam freezer pada Suhu 25⁰C selama 1
minggu. Setelah satu minggu cairan semen ditunggu agar tidak terlalu beku dan ditetesi larutan
aktivator (1 tetes milt : 3 tetes ringer) lalu homogenkan dan diamati motilitas dan viabilitasnya.
B. Hasil
Tabel 2. Hasil pemeriksaan kualitas spermatozoa yang telah diawetkan
No Jenis Ikan (nama ilmiah) Berat ikan (gr) Motilitas (%) Viabilitas
1 Ikan Tawes
(Puntius javanicus) 412 50% 133”
Ikan Mas
2 497 50% 87”
(Cyprinus carpio)
Ikan Lele
3 1.277 25% 236”
(Clarias gariepinus)
Keterangan :
Motilitas (Pergerakan Sperma) → 1 = tidak ada pergerakkan
2 = 25%
3 = 50%
4 = 75%
5 = 100%
Viabilitas (Durasi pergerakan sperma sejak awal sampai terhenti (Mati) → „=menit, “=detik)
ACARA III. OBSERVASI TAHAPAN SPERMATOZOA
A. Cara Kerja
Alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum acara 3, observasi tahapan spermatozoa
disiapkan. Tujuan praktikum acara 3 yaitu, mahasiswa diharapkan dapat menentukan tahapan
spermatogenesis spesies ikan yang dijadikan objek praktikum dengan cara mengamati tahapannya.
Alat yang digunakan yaitu mikroskop, kaca preparat, dan alat dokumentasi. Bahan yang
digunakan adalah preparat awetan testis. Bahan preparat awetan testis ikan lele (Clarias
gariepinus), ikan mas (Cyprinus carpio), ikan tawes (Puntius javanicus) diletakkan diatas kaca
preparat dan diamati secara bergantian. Preparat diamati menggunakan mikroskop, Pengamatan
preparat ini bertujuan untuk menemukan tahapan spermatogenesis minimal tiga tahapan. Setelah
di amati, hasil pengamatan pada gambar diberi keterangan dengan detail. Spermatogenesis dan
B. Hasil
Spermatogonia
Spermatosit primer
Spermatosit sekunder
Spermatid
Spermatozoa
Keterangan :
1. Spermatogonia = 218
4. Spermatid = 256
5. Spermatozoa = 488
Total = 1.339
Perhitungan :
218
1. Spermatogonia : ×100 % = 16,28 %
1.339
180
2. Spermatosit primer : ×100 % = 13,44 %
1.339
197
3. Spermatosit sekunder : ×100 % = 14,71 %
1.339
256
4. Spermatid : ×100 % = 19,11 %
1.339
488
5. Spermatozoa : ×100 % = 36,44 %
1.339
ACARA IV. PEMERIKSAAN KUALITAS OVA
A. Cara Kerja
Alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum acara 4, pemeriksaan kualitas ova
disiapkan. Tujuan acara 4 yaitu, mahasiswa diharapkan dapat menentukan kualitas ova ikan yang
dijadikan objek praktikum dengan menerapkan cara sederhana. Alat yang digunakan yaitu
peralatan bedah, timbangan, kaca preparat, cover glass, ember, mikroskop dan cawan petri. Bahan
yang digunakan yaitu Bahan yang digunakan adalah induk betina ikan tawes (Puntius javanicus),
induk betina ikan mas (Cyprinus carpio), induk betina ikan lele (Clarias gariepinus), larutan
penjernih (gilson) dan minyak cengkeh. Setelah alat dan bahan siap, Indukan betina ikan tawes,
indukan betina ikan mas, dan indukan betina ikan lele di bius dengan larutan anastesi (cengkeh)
secara bersamaan dengan cara memasukkan larutan anestesi (cengkeh) ±1 ml ke dalam air dalam
ember. Ikan ditimbang dan catat berat tubuhnya secara bergantian. Setelah dicatat, teknik biopsi
dilakukan pada indukan betina ikan tawes, indukan betina ikan mas dan indukan betina ikan lele
secara bergantian bertujuan untuk mengeluarkan ova (dibedah), lalu ova ditimbang untuk
mengetahui bobotnya, lalu ova diletakkan pada cawan petri yang berbeda dan ditambahkan
beberapa tetes larutan penjernih (gilson) hingga Ova terendam seluruhnya dan biarkan 2-4 menit.
pengamatan tipe ova yaitu inti tepi, inti tengah dan tidak berinti untuk mengetahui letak
nukleusnya.
B. Hasil
Tabel 4. Data Pengamatan Kualitas Ova
Gambar
telur
Letak
Inti di tengah Inti di tepi Inti di tengah Inti di tepi Tidak berinti
inti
C. Perhitungan
Ikan Tawes (Puntius javanicus)
Berat ikan : 493 gr
Berat gonad : 42 gr
A. Cara Kerja
Alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum acara 5 observasi tahapan oogenesis
oogenesis spesies ikan yang dijadikan objek praktikum, dengan cara mengidentifikasi tahapan dan
menggambarnya secara proporsional. Alat yang digunakan yaitu mikroskop dan alat dokumentasi.
Bahan yang digunakan yaitu preparat awetan ovarium dari beberapa spesies ikan air tawar. Setelah
menyiapkan alat dan bahan, preparat yang berbeda di amati. Preparat diamati dibawah mikroskop
dan dicari minimal tiga tahapan oogenesis. Setelah diamati dan menemukan tahapan oogenesis,
hasil pengamatan di gambar secara detail lengkap dengan keterangan tahapan oogenesis. Proporsi
B. Hasil
Oogonia
Oosit primer
Oosit sekunder
Atresia
Keterangan :
1. Oogonia = 5
2. Oosit primer = 8
3. Oosit sekunder = 28
4. Oosit vitelogenik endogen = 10
5. Oosit vitelogenik eksogen = 14
6. Atresia = 22
Total = 87
Tabel 5. Hasil Pengamatan Tahapan Oogenesis
No Tahapan Oogenesis Jumlah Total Presentase (%)
1 Oogonia 5 5,75
Atresia
6 22 25,29
Perhitungan :
5
1. Oogonia : × 100 % = 5,75%
87
8
2. Oosit primer : × 100 % = 9,19%
87
28
3. Oosit sekunder : × 100 % = 32,18%
87
10
4. Oosit vitelogenik endogen : × 100 % = 11,49%
87
14
5. Oosit vitelogenik eksogen : × 100 % = 16,09%
87
22
6. Atresia : × 100 % = 25,29%
87