BIOMONITORING
BIOMONITORING KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN PLANKTON
OLEH :
KELOMPOK V_C
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
I. LANDASAN TEORI
Plankton dapat digunakan sebagai indikator saprobitas karena plankton berperan
penting mempengaruhi produktifitas primer perairan, bersifat toleran dan mempunyai
respon yang berbeda terhadap perubahan kualitas perairan (Handayani dan Patria
2005). Plankton mempunyai sifat bergerak mencari tempat yang sesuai dengan
hidupnya. Apabila terjadi pencemaran hanya jenis plankton tententu yang ditemukan
dalam suatu perairan, sehingga plankton merupakan bioindikator yang tepat
mengetahui kondisi suatu perairan (Basmi 2000). Hal ini diperkuat oleh Laprise dan
Julian (1994) yang menyatakan kelimpahan jumlah jenis plankton merupakan
biomonitoring kualitas perairan dan berhubungan erat dengan pengukuran faktor
lingkungan.
Saprobitas perairan digunakan untuk mengukur kualitas air yang mendapat
penambahan bahan organik dalam yang indikatornya adalah jumlah dan susunan
spesies dari organisme di dalam perairan tersebut (Anggoro 1988). Saprobitas dapat
diukur dengan indikator plankton, karena setiap jenis plankton merupakan penyusun
dari kelompok saprobitas tertentu yang akan mempengaruhi nilai saprobitas (Basmi
2000).
Fitoplankton di perairan laut bahkan melakukan 95% dari aktifitas fotosintesis
dan menyumbang setengah dari jumlah oksigen di atmosfer (Castro dan Huber,
2008). Fitoplankton dapat menyebabkan terjadinya blooming, sehingga kelompok
fitoplankton menyebabkan efek yang buruk bagi lingkungan dan organisme di
perairan, seperti kurangnya kadar oksigen terlarut dalam air yang dapat
menyebabkan kematian bagi tumbuhan dan hewan di perairan tersebut. Menurut
Shabdin et.al, (2014) Zooplankton air tawar merupakan salah satu dari organisme
akuatik yang dapat digunakan sebagai bioindikator untuk mendeterminasikan kondisi
dari suatu perairan. Zooplankton air tawar akan memberikan respon yang cepat
terhadap perubahan kondisi air seperti kadar oksigen terlarut, pH dan nutrisi.
a. a1. Kepadatan plankton ditentukan dengan memakai rumus :
axc
K=
l
Indeks Diversitas
(H’= - ∑ pi ln pi) -1,3972 -2,41006
Kepadatan Komunitas Plankton pada Tahun 2015
70
60
50
40
Hulu
30
Column1
20
10
0
ae ae ae oa r a
yce yce yce t oz ti fe
ph ph h o Ro
io ro op Pr
r o an
la l
Cy
cil Ch
Ba
Bacillariophyceae
1 Achnantes linearis - - 1,29 5,26
2 Amphora cistula - - 0,64 2,63
3 Amphora ovalis 3,86 7,5 - -
4 Cymbella cistula 6,43 12,5 - -
5 Diatoma vulgare 0,64 1,25 - -
6 Eunotia pectinalis - - 0,64 2,63
Gomphonema
7 0,64 1,25 - -
parvulum
8 Navicula cistula - - 1,93 7,89
9 Navicula cuspidata 4,5 8,75 - -
Nitszchia
10 - - 0,64 2,63
lanceolata
11 Nitszchia palea - - 0,64 2,63
12 Pinnularia viridis - - 2,57 10,53
13 Surirella linearis 3,21 6,25 1,29 5,26
14 Synedra pulchella - - 0,64 2,63
15 Synedra ulna 13,5 26,25 3,86 15,79
Clorophyceae
Closterium
16 1,93 3,75 - -
striolatum
Cosmarium
17 0,64 1,25 1,29 5,26
contractum
18 Docidium 1,29 2,5 - -
undulatum
Oedogonium
19 5,79 11,25 0,64 2,63
borisianum
20 Oedogonium sp 1,93 3,75 - -
21 Spirogyra sp 1,29 2,5 - -
Cyanophyceae
Lyngbya
22 1,29 2,5 - -
martensiana
23 Lyngbya sp 0,64 1,25 1,93 7,89
24 Oscillatoria limosa 3,21 6,25 1,29 5,26
Rivularia
25 - - 0,64 2,63
haematites
Euglenophyceae
26 Euglena acus - - 1,29 5,26
27 Euglena rubra - - 0,64 2,63
Zooplankton
Centropyxis
28 0,64 1,25 1,29 5,26
constricta
29 Notholca sp. - - 1,29 5,26
Jumlah jenis
Total kepadatan
(ind./l 51,43 24,44
Indeks Diversitas
2,41 2,78
(H’= - ∑ pi ln pi)
Kepadatan
35 Komunitas Plankton pada Tahun 2016
30
25
20
Kepadatan (ind./l)
15 Hulu
Hilir
10
0
ae ae ae ae on
yce yce yce yce nkt
ph ph ph op
h la
r io oro ano en o op
la Cl gl Z
cil Cy Eu
Ba
Grafik 2. Kepadatan Komunitas Plankton Berdasarkan Di Perairan Sungai Jujuhan
Hulu Dan Sungai Jujuhan Hilir Kabupaten Solok Selatan Pada Tahun 2016.
V. KESIMPULAN
1) Pada data 2015 memiliki jumlah jenis pada daerah hulu yaitu 7 spesies dengan
nilai kepadatan total 30,6 dan indeks diversitas H’1,397 sehingga dikategorikan
bahwa kualitas air pada daerah ini termasuk kategori tercemar sedang dan memiliki
keanekaragaman yang sedang karena nilai H’ diantara 1-2,5. Sedangkan untuk
wilayah hilir, memiliki jumlah jenis 19 spesies dengan nilai kepadatan total 97,2 dan
indeks diversitas memiliki nilai H’ 2,4 dapat menunjukkan bahwa kualitas air pada
daerah ini termasuk kategori tercemar sedang dan memiliki keanekaragaman yang
sedang karena nilai H’ diantara 1-2,5
2) Pada data 2016 memiliki jumlah jenis pada daerah jujuhan hulu yaitu 17 spesies
dengan nilai kepadatan total 51,4 dan indeks diversitas H’2,4 sehingga dikategorikan
bahwa kualitas air pada daerah ini termasuk kategori tercemar sedang dan memiliki
keanekaragaman yang sedang karena nilai H’ diantara 1-2,5. Sedangkan untuk
wilayah hilir, memiliki jumlah jenis 19 spesies dengan nilai kepadatan total 24,4 dan
indeks diversitas memiliki nilai H’ 2,7 dapat menunjukkan bahwa kualitas air pada
daerah ini termasuk kategori tercemar ringan dan memiliki keanekaragaman yang
cukup tinggi karena memiliki nilai H’ diantara 2,5- 3.
3) Pada data 2017 memiliki jumlah jenis pada daerah jujuhan hulu yaitu 26 spesies
dengan nilai kepadatan total 106,53 dan indeks diversitas H’2,7sehingga
dikategorikan bahwa kualitas air pada daerah ini termasuk tercemar ringan dan
memiliki keanekaragaman yang cukup tinggi karena nilai H’ diantara 2,5-3.
Sedangkan untuk wilayah hilir, memiliki jumkah jenis 17 spesies dengan nilai
kepadatan total 76,35 dan indeks diversitas memiliki nilai H’ 2,02dapat
menunjukkan bahwa kualitas air pada daerah ini termasuk kategori tercemar sedang
dan memiliki keanekaragaman yang sedang karena memiliki nilai H’ diantara 1-2,5.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN