DISUSUN OLEH
NIM : K4311046
Kelompok :8
Kelas :A
SURAKARTA
2014
E. PEMBAHASAN
1. Analisa Kuantatif
a. Data Kelompok
Air Tepi
(2 𝑥 1000)30𝑚𝑙 (1 𝑥 1000)30𝑚𝑙
N= = 120 N= = 60
500 𝑚𝑙 500 𝑚𝑙
2. Choctomorpha: 6. Oocytis:
(1 𝑥 1000)30𝑚𝑙 (1 𝑥 1000)30𝑚𝑙
N= = 60 N= = 60
500 𝑚𝑙 500 𝑚𝑙
(1 𝑥 1000)30𝑚𝑙 (4 𝑥 1000)30𝑚𝑙
N= = 60 N= = 240
500 𝑚𝑙 500 𝑚𝑙
(1 𝑥 1000)30𝑚𝑙 (5 𝑥 1000)30𝑚𝑙
N= = 60 N= =300
500 𝑚𝑙 500 𝑚𝑙
Air Tengah
(1 𝑥 1000)30𝑚𝑙 (2 𝑥 1000)30𝑚𝑙
N= = 60 N= = 120
500 𝑚𝑙 500 𝑚𝑙
2. Anabaena: 7. Oocytis:
(4 𝑥 1000)30𝑚𝑙 (3 𝑥 1000)30𝑚𝑙
N= = 240 N= = 180
500 𝑚𝑙 500 𝑚𝑙
(1 𝑥 1000)30𝑚𝑙 (3 𝑥 1000)30𝑚𝑙
N= = 60 N= = 180
500 𝑚𝑙 500 𝑚𝑙
b. Data Angkatan
Sungai Bengawan Solo
Air Air
No. Nama Spesies Tepi Tengah Jumlah
1 Achtheres ambloptilis 2 0 2
2 Actinostrum 3 8 11
3 Anabaena 1 20 21
4 Anabaena cycadae 38 9 47
5 Ankistrodesmus 13 0 13
6 Brachionus plicatilis 54 30 84
7 Charasiosiphon 1 0 1
8 Chironomid 0 1 1
9 Chloro coccum 9 4 13
10 Chlorotylum 2 0 2
11 Choctomorpha 1 2 3
12 Chroococcus 23 13 36
13 Closterium 0 2 2
14 Closterium moniliferum 19 14 33
15 Coelospharium kutzingianum 3 0 3
16 Daphnia 0 1 1
17 Ergasilus chautaukivaensis 4 0 4
18 Eucoconois 0 28 28
19 Eucyclops 2 2 4
20 Euglena gracilis 36 0 36
21 Euglena mesnili 0 1 1
22 Euglena sanguinea 30 6 36
23 Gleocapsa 8 0 8
24 Gleocytisgigas 3 1 4
25 Goinphornema divacum 0 3 3
26 Holotheca dessiliens 1 14 15
27 Hydrodition 0 4 4
28 Ilyocryplus sordidus 6 5 11
29 Lepodella ovalis 0 1 1
30 Mastogonia mistili 7 0 7
31 Melosira italica 4 0 4
32 Merismopedia convulata 24 1 25
33 Myrmelia aquatica 3 2 5
34 Nauplius 159 53 212
35 Nauplius larvae 0 23 23
36 Navicula lanceolata 3 2 5
37 Neidium affine 0 21 21
38 Nitzcha scalaris 1 2 3
39 Nitzchia vemicularis 9 34 43
40 Nitzschra capitalia 12 0 12
41 Oocytis 1 1 2
42 Oscilatori sp. 0 1 1
43 Oscilatoria limosa 6 21 27
44 Oscilatoria princeps 60 41 101
45 Oscilatoria rosea 2 5 7
46 Oscilatoria sp. 17 11 28
47 Pachyledon umbrinus 4 33 37
48 Pediastrumborizinum 3 4 7
49 Pediastrum simplex 5 4 9
50 Polyartha vulgaris 123 68 191
51 Pseudopsida sp 2 0 2
52 Pseudovella americana 1 0 1
53 Rivularia 0 1 1
54 Spirulinasp 0 2 2
55 Spyrogira 4 0 4
56 Stogeodonium 0 3 3
57 Synedra flugens 0 8 8
58 Tabellaria 0 13 13
59 Testidunella sp. 18 3 21
60 Tetraslomis 2 0 2
61 Ulotrixzonata 18 0 18
62 Volvox 0 1 1
63 Vorticella 0 4 4
Air Tepi
2. Actinostrum: 5. Ankistrodesmus:
(9 𝑥 1000)30𝑚𝑙 (8 𝑥 1000)30𝑚𝑙
N= = 540 N= = 480
500 𝑚𝑙 500 𝑚𝑙
(2 𝑥 1000)30𝑚𝑙 (3 𝑥 1000)30𝑚𝑙
N= = 120 N= = 180
500 𝑚𝑙 500 𝑚𝑙
(1 𝑥 1000)30𝑚𝑙 (1 𝑥 1000)30𝑚𝑙
N= 500 𝑚𝑙
= 60 N= 500 𝑚𝑙
= 60
(3 𝑥 1000)30𝑚𝑙 (4 𝑥 1000)30𝑚𝑙
N= = 180 N= = 240
500 𝑚𝑙 500 𝑚𝑙
(2 𝑥 1000)30𝑚𝑙 (3 𝑥 1000)30𝑚𝑙
N= = 120 N= = 180
500 𝑚𝑙 500 𝑚𝑙
(3 𝑥 1000)30𝑚𝑙 (4 𝑥 1000)30𝑚𝑙
N= = 180 N= = 240
500 𝑚𝑙 500 𝑚𝑙
(1 𝑥 1000)30𝑚𝑙 (3 𝑥 1000)30𝑚𝑙
N= = 60 N= = 180
500 𝑚𝑙 500 𝑚𝑙
(9 𝑥 1000)30𝑚𝑙 (5 𝑥 1000)30𝑚𝑙
N= = 540 N= = 300
500 𝑚𝑙 500 𝑚𝑙
(1 𝑥 1000)30𝑚𝑙 (2 𝑥 1000)30𝑚𝑙
N= = 60 N= = 120
500 𝑚𝑙 500 𝑚𝑙
(6 𝑥 1000)30𝑚𝑙 (1 𝑥 1000)30𝑚𝑙
N= = 360 N= = 60
500 𝑚𝑙 500 𝑚𝑙
(18 𝑥 1000)30𝑚𝑙
N= 500 𝑚𝑙
= 1080
Air Tengah
(1 𝑥 1000)30𝑚𝑙 (1 𝑥 1000)30𝑚𝑙
N= = 60 N= = 60
500 𝑚𝑙 500 𝑚𝑙
(4 𝑥 1000)30𝑚𝑙 (6 𝑥 1000)30𝑚𝑙
N= = 240 N= = 360
500 𝑚𝑙 500 𝑚𝑙
(2 𝑥 1000)30𝑚𝑙 (1 𝑥 1000)30𝑚𝑙
N= = 120 N= = 60
500 𝑚𝑙 500 𝑚𝑙
(5 𝑥 1000)30𝑚𝑙 (1 𝑥 1000)30𝑚𝑙
N= = 300 N= = 60
500 𝑚𝑙 500 𝑚𝑙
(1 𝑥 1000)30𝑚𝑙 (1 𝑥 1000)30𝑚𝑙
N= = 60 N= = 60
500 𝑚𝑙 500 𝑚𝑙
24. Nauplius:
34. Oscilatoria rosea:
(53 𝑥 1000)30𝑚𝑙
N= = 3180 (5 𝑥 1000)30𝑚𝑙
500 𝑚𝑙 N= = 300
500 𝑚𝑙
(2 𝑥 1000)30𝑚𝑙 (3 𝑥 1000)30𝑚𝑙
N= = 120 N= = 180
500 𝑚𝑙 500 𝑚𝑙
(3 𝑥 1000)30𝑚𝑙 (1 𝑥 1000)30𝑚𝑙
N= 500 𝑚𝑙
= 180 N= 500 𝑚𝑙
= 60
47. Vorticella:
(4 𝑥 1000)30𝑚𝑙
N= = 240
500 𝑚𝑙
Sungai Kalianyar
Air Tepi
(4 𝑥 1000)30𝑚𝑙 (1 𝑥 1000)30𝑚𝑙
N= = 240 N= = 60
500 𝑚𝑙 500 𝑚𝑙
3. Amoeba proteus: 13. Closterium sp.:
(4 𝑥 1000)30𝑚𝑙 (5 𝑥 1000)30𝑚𝑙
N= = 240 N= = 300
500 𝑚𝑙 500 𝑚𝑙
(7 𝑥 1000)30𝑚𝑙 (7 𝑥 1000)30𝑚𝑙
N= = 420 N= = 420
500 𝑚𝑙 500 𝑚𝑙
(1 𝑥 1000)30𝑚𝑙 (3 𝑥 1000)30𝑚𝑙
N= = 60 N= = 180
500 𝑚𝑙 500 𝑚𝑙
(1 𝑥 1000)30𝑚𝑙
N= = 60
500 𝑚𝑙
Air Tengah
(7 𝑥 1000)30𝑚𝑙 (8 𝑥 1000)30𝑚𝑙
N= 500 𝑚𝑙
= 420 N= 500 𝑚𝑙
= 480
Satu botol flakon yang berisi sampel plankton dapat berisi ribuan atau bahkan
jutaan sel atau individu pankton, sehingga dalam melakukan pengamatan butuh
waktu yang lama. Untuk mengatasi masalah waktu pengamatan yang lama maka
sebelum melakukan pengamatan sampel air yang berisi plankton diencerkan dan
diambil sampel dalam jumlah yang kecil/dicacah. Tata cara pencacahan dengan
mengencerkan sampel air yang berisi plankton disebut metode subsampel (Wisnu
Wardhana, 2003).
Plankton merupakan organisme yang terapung atau melayang-layang di dalam
air dan berperan penting dalam ekosistem perairan (Sri Purwanti dkk., 2011).
Terdapat dua jenis plankton, yaitu fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton
berperan sebagai produsen primer dan zooplankton berperan sebagai konsumen
primer dalam ekosistem air. Barus (2004), menyatakan bahwa plankton dibagi
menjadi 2, yaitu fitopplankton yang merupakan organisme plankton yang bersifat
tumbuhan dan zooplankton merupakan organisme plankton yang bersifat hewan.
Keberadaan plankton dalam suatu perairan dipengaruhi oleh beberapa faktor dan
keadaan vegetasi di sekitar sungai. Menurut Bambang Santoso Soedibjo (2007),
komunitas zooplankton tergantung pada berbagai faktor, baik biotik maupun abiotik
di lingkungan sekitar. Samsidar, dkk. (2013), menyatakan terdapat 5 faktor yang
mempengaruhi keberadaan plankton, yaitu:
a. Suhu
Menurut Effendi (2003), suhu yang optimum untuk pertumbuhan fitoplankton
di perairan adalah 20-30o C. Namun dalam pelaksanaan praktikum praktikan
tidak mengukur suhu di sungai sehingga tidak dapat menganalisa pengaruh
suhu terhadap keberadaan plankton di perairan Bengawan Solo.
b. pH
Menurut Samsidar, dkk. (2013), pH yang cukup bagi pertumbuhan
fitoplankton dalam suatu perairan adalah 6-9. Pengukuran pH dari hasil
praktikum diperoleh nilai pada air tepi sebesar 7,64 dan pH pada air tengah
sebesar 7,76. Sehingga pH yang diperoleh dari hasil praktikum sesuai untuk
pertumbuhan fitoplankton.
c. Kecepatan arus
Plankton yang hidup terapung atau melayang-layang di dalam air bergerak
dengan mengikuti arus atau pergerakan air sehingga keberadaan plankton di
suatu perairan tergantung pada kecepatan arus.
d. Kecerahan/Intensitas cahaya
Plankton terdiri dari 2 jenis, yaitu fitoplankton dan zooplankton. Keberadaan
fitoplankton bergantung pada intensitas cahaya karena fitoplankton dapat
memproduksi makanan melalui proses fotosintesis. Sedangkan keberadaan
zooplankton bergantung pada keberadaan fitoplankton sebagai makanannya.
e. Oksigen terlarut (DO)
Oksigen terlarut (DO) merupakan salah satu parameter kimia air yang
berperan pada kehidupan biota perairan. Penurunan okasigen terlarut dapat
mengurangi efisiensi pengambilan oksigen bagi biota perairan sehingga
menurunkan kemampuannya untuk hidup normal. Oksigen terlarut atau
Disolver Oxsigen dapat mempengaruhi keberadaan pankton dalam suatu
perairan karena plankton memerlukan oksigen untuk melakukan proses
metabolisme.
Selain faktor lingkungan yang berupa faktor kimia, fisika, dan biologi, keadaan
vegetasi di sekitar perairan atau sungai juga mempengaruhi keberadaan plankton.
Vegetasi yang dimaksut adalah berbagai jenis tanaman yang ada di sekitar sungai
yang dapat mempengaruhi jumlah nutrisi di sungai apabila menggugurkan daun dan
daun tenggelam di sungai kemudian membusuk.
Berdasarkan hasil praktikum analisa yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Analisa Data Kelompok
Kelompok 6 memperoleh lokasi pengambilan air sampel di sungai
Bengawan Solo. Setelah sampel air diamati dan diidentifikasi diperoleh 11
spesies plankton, yaitu:
1. Actinastrum
1. Achtheres ambloptilis
2. Closterium
3. Ilyocryplus sordidus
4. Merismopedia convulata
5. Nitzchia vemicularis
6. Nitzchia vemicularis
7. Pseudopsida sp
Berdasarkan perbedaan jumlah spesies plankton yang diperoleh dapat
diketahui bahwa dalam satu sungai terdapat banyak spesies plankton dan
jumlah serta jenisnya juga berbeda antara plankton yang hidup di tepi sungai
dengan plankton yang hidup di tengah sungai.
F. KESIMPULAN
1. Plankton merupakan organisme yang terapung atau melayang-layang di dalam
air dan berperan penting dalam ekosistem perairan.
2. Terdapat dua jenis plankton, yaitu fitoplankton dan zooplankton.
a. Fitoplankton berperan sebagai produsen primer dalam ekosistem air.
b. Zooplankton berperan sebagai konsumen primer dalam ekosistem air.
3. Pencacahan plankton dilakukan dengan cara mengambil sampel air dalam
jumlah tertentu, kemudian dari sampel air yang diambil di saring dengan
menggunakan plankton net dan diperoleh sampel dengan jumlah yang lebih
sedikit namun jumlah planktonnya lebih banyak. Karena jumlah pankton yang
banyak dapat menyebabkan pengamatan membutuhkan waktu yang lebih lama
maka sebelum diamatai dengan menggunakan mikroskop dan SRCC air
sampel dapat diencerkan terlebih dahulu. Menurut Effendi (2003), rumus yang
dapat digunakan adalah sebagai berikut:
G. DAFTAR PUSTAKA
Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi Studi tentang Ekosistem Air Daratan. Medan:
USU Press.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan
Perairan. Yogyakarta: Kanisius
Purwanti, Sri., Riche Hariyati., & Erry Wiryani. 2011. Komunitas Plankton pada saat
Pasang dan Surut di Perairan Muara Sungai Demaan Kabupaten Jepara.
Semarang: UNDIP Press
Samsidar., Mu’ruf Kasim., & Salwiyah. 2013. Struktur Komunitas dan Distribusi
Fitoplankton di Rawa Aopa Kecamatan Anggata kabupaten Konawe Selatan.
Jurnal Mina Laut Indonesia. Vol. 02 No.06: 109-119.
Soedibjo, Bambang Santoso. 2007. Pengaruh Faktor Lingkungan terhadap Distribusi
Spasial Komunitas Zooplankton di Teluk Klabat, Perairan Bangka Belitung.
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia. No. 33: 47-63
Utami, Suci. 2012. Perbedaan Keanekaragaman Fitoplankton di Daerah Sekitar
Keramba dan Sekitar Warung Apung Rawa Jombor Hubungannya dengan Kualitas
Perairan. Yogyakarta: UNY Press
Wardhana, Wisnu. 2003. Tekhnik Sampling, Pengawetan, dan Analisis Plankton. Jakarta:
Balai Pengambangan dan pengujian Mutu Perikanan.
H. LAMPIRAN
1. Laporan sementara.
2. Lembar dokumentasi.
K4311046
Dokumentasi Praktikum
Pengambilan Sampel Air Tepi Penyaringan Sampel Air dengan Plankton Net