Laporan Praktikum Ekotum 1 Fix
Laporan Praktikum Ekotum 1 Fix
EKOLOGI TUMBUHAN
TIPE LIFE FORM
DISUSUN OLEH
NAMA
: HADAINA ZULFAH
NIM
: K4311031
KELOMPOK : 5
KELAS
:B
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2014
I.
JUDUL
Tipe Life Form
II.
TUJUAN
Mengetahui penyusun Tipe Life Form (TLF) pada daerah GOR UNS dan BTN
III.
DASAR TEORI
Tipe Life Form merupakan deskripsi kenampakan umum bentuk pertumbuhan/
atau bentuk hidup tumbuhan. Raunkiaer (Botaniawan Denmark) pada tahun 1934
membuat sistem pengelompokan bentuk hidup berdasarkan jarak antara posisi tertinggi
kuncup-kuncup yang membawa tumbuhan melalui musim yang tidak menguntungkan
dengan permukaan tanah. Adaptasi terhadap musim-musim kering dan dingin yang
semakin keras dicapai dengan posisi kuncup-kuncup terminal yang semakin dekat dengan
permukaan tanah sampai akhirnya kuncup-kuncup terbenam dalam tanah. Cara ekstrem
adaptasi tumbuhan setahun (annual) yang menyelesaikan daur hidupnya dalam satu
musim dilakukan melalui pembentukan jaringan embrio dalam biji yang dorman dan
resisten.
Sistem pengelompokan bentuk hidup tumbuhan menurut Raunkiaer ini paling
banyak digunakan diantara sistem-sistem lainnya yang diajukan Warming tahun 1909,
Dansereau tahun 1957, Ellenberg dan Muller-Dombois tahun 1974, Box tahun 1981
(Rana et al., 2002).
Tipe life form dari Raunkier yag berdasarkan kuncup perenating dikelompokan
sebagai berikut :
Ch
Cr
Th
Jumlah
26
13
100
Dalam suatu area tertentu terdapat tumbuhan yang menjadi penutup kanopi.
Penutupan kanopi tumbuhan dalam suatu area tertentu disebut sebagai cover yang dapat
dihitung berdasarkan prosentase. Penutupan penuh suatu vegetasi merupakan prosentase
100%. Bilangan penutupan dapat melebihi 100 %, disebabkan tumbuhan penyusun suatu
vegetasi terdiri dari beberapa lapisan kanopi yang saling tumpang tindih, kuang dari
100% menunjukan adanya tanah gundul pada suau area yang diamati.( Widoretno, 2014)
Perhitungan secara akurat untuk kelimpahan kadang kala sulit untuk dilakukan,
karena itu kelimpahan tiap-tiap life form dipakai skala rating Braun-Blanquet, Domin
Krajina ataupun Daubenmire yang kemudian dikonversikan menjadi rerata penutupan
seperti dalam tabel berikut :
Range of
Domin Krajina
M
Class
Cover
Range of
Daubenmire
M
Class
Cover (%)
75-100
(%)
87.5
10
100
10
95-100
0
4
50-75
62.5
75-99
87.
25-50
37.5
50-75
62.
75-95
5-25
15.0
33-50
41.
50-75
1-5
2.5
25-33
29.
25-50
<1
0.1
10-25
17.
5
<<1
5-10
7.5
1-5
2.5
<1
0.5
<<1
37.
5
5-25
0
+
62.
5
5
1
85.
0
5
2
97.
5
0
3
Cover
(%)
5
Range of
15.
0
0-5
2.5
<<<1
Dominansi adalah proporsi antara luas bidang dasar yang ditempati oleh spesies
tumbuhan dengan luas total habitat. Untuk kepentingan analisis komunitas tumbuhan,
luas bidang dasar spesies (D), luas bidang dasar spesies ke-I (D-i) dan luas bidang dasar
relatif spesies ke-i (DR-i) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut ( Mukrimin,
2011).
Berikut adalah cara pengukuran prosentase dominansi yang dapat dilakukan :
luas bidang dasar
IV.
1 lembar x 12 kelompok
Protaktor
1 buah x 12 kelompok
Kompas
1 buah x 12 kelompok
Meteran
1 buah x 12 kelompok
Rafia
40 meter x 12 kelompok
Patok
4 buah x 12 kelompok
Gunting
1 buah x 12 kelompok
V.
Penggaris
1 buah x 12 kelompok
Alat tulis
secukupnya
Tabel pengamatan
1 lembar x 12 kelompok
CARA KERJA
1. Menentukan lokasi yang memenuhi persyaratan tipe life form (Phanerophyte,
Chamaeophyte, Hemycriptophyte, Cryptophyte, Therophyte)
hektar.
2. Menentukan titik lokasi plot.
3. Mengukur area plot 1% dari 1 hektar.
4. Membuat plot dengan cara sebagai berikut:
a. Menyiapkan patok sebanyak 4 buah dan tali rafia sebagai pembatas.
b. Memasang patok dan tali rafia pada area plot seluas 10 x 10m2.
5. Menentukan koordinat titik lokasi plot dengan cara sebagai berikut:
a. Menyiapkan peta, kompas dan protaktor.
b. Menentukan 2 titik sasaran yang dapat terlihat dari lokasi plot.
c. Membidik 2 titik sasaran dengan menggunakan kompas sehingga didapatkan
derajat azimuthnya.
d. Mencari derajat back azimuth untuk mendapatkan titik pada peta.
e. Menentukan titik pada peta menggunakan protaktor.
f. Menarik garis dari titik yang terbentuk pada peta sehingga memperoleh titik
pertemuan.
VI.
Data Pengamatan
1. Kelompok 5
a. Lokasi : Depan GOR UNS
b. Titik Koordinat Plot : 110o5133,6 BT dan 7o3323,36 LS
Skala
Skala BB
Cover (%)
Phanerophyte
Raukier (%)
46
(%)
62,5
62.345642
Chamaeophyte
15,0
10.63204
Hemycriptophyte
26
15,0
14.18532288
Cryptophyte
15,0
10.4581625
Therophyte
13
0,1
0.03811175
Jumlah
100
107.6
97.65927913
TLF
d.
e.
f.
d. Histogram
2. Kelompok 11
a. Lokasi : BTN UNS
b. Titik Koordinat Plot : 110o5122,8 BT dan 7o3331,043 LS
Skala Raunkier
Form
(%)
Phanerophyte
46
15
7,35
Chamaeophyte
0,1
0,63
Hemycriptophyte
26
62,5
54,75
Cryptophyte
37,5
42,59
Therophyte
13
0,1
0,13
100
115,2
105,45
Total
Skala BB (%)
(%)
d. Histogram
VII.
PEMBAHASAN
Praktikum berjudul Tipe Life Form yang telah dilaksanakan bertujuan untuk
mengetahui Tipe Life Form penyusun daerah depan GOR UNS dan daerah BTN UNS.
Prinsip kerja dari praktikum ini adalah dengan menentukan lokasi untuk plot. Lokasi
tersebut telah memenuhi syarat Tipe Life Formyaitu terdapat Phanerophyte, Chamaeophyte,
Hemycriptophyte, Cryptophyte, danTherophytedengan luas area 1 hektar. Selanjutnya
menentukan titik lokasi plot dan mengukur area plot 1% dari 1 hektar. Plot dibuat dengan cara
menyiapkan patok dan tali rafia sebagai pembatas dengan ukuran 10 x 10 m 2. Kemudian
mengidentifikasi dan mengelompokkan tanaman dalam plot yang termasuk Tipe Life Form.
Masing-masing tipe Life Form selanjutnya dihitung cover dan dominansinya. Hasil tersebut
ditabulasikan dalam tabel pengamatan, kemudian dikonversikan dalam skala BB dan dibuat
histogramnya dengan membandingkan skala BB dan skala Raunkier.
Berdasarkan hasil percobaan kelompok 5 dengan lokasi depan Fakultas Kedokteran pada
koordinat 110o5133,6 BT dan 7o3323,36 LS diperoleh penyusun Tipe Life Form yang
meliputi:
Phanerophyte
Chamaeophyte
Hemycriptophyte
Eleusine indica
Cryptophyte
: Oplismenus burmanii
Therophyte
: Pylantus urinaria
Dari hasil pengelompokkan tumbuhan penyusun Tipe Life Form pada lokasi
tersebut, diperoleh perbandingan skala BB hasil observasi dengan skala Raunkier sebagai
berikut:
Skala BB untuk penyusun Tipe Life Form Hemycriptophyte dan Therophyte lebih
kecil daripada skala Raunkier. Dan skala BB untuk penyusun Tipe Life Form
Phanerophyte, Chamaeophyte dan Cryptophyte lebih besar daripada skala Raunkier.
Adanya perbedaan antara skala BB dengan skala Raunkier disebabkan karena wilayah
cakupan yang berbeda dimana skala Raunkier merupakan spektrum normal yang
didasarkan atas sampling dari keadaan flora dunia di seribu tempat (keadaan ), selain itu
kondisi lingkungan alam yang berbeda antara kondisi sekarang dengan kondisi penelitian
Raunkier yang dipublikasikan sejak tahun 1934.
Dari hasil perhitungan yang dilakukan, diperoleh bahwa prosentase cover Tipe
Life Form paling besar adalah Phanerophyte (62,34%) sehingga diperoleh kisaran skala
BB 62,5%.
tersebut. Dengan demikian diketahui bahwa dalam titik lokasi plot tersebut penyusun
Tipe Life Form yang memiliki dominansi terbesar adalah Phanerophyte, dimana spesies
yang mendominansi adalah Kigelia aethiopica.
Phanerophyte merupakan tumbuhan yang memiliki kriteria kuncup perenating
pada ketinggian paling tidak 25 cm di atas permukaan tanah. Berupa pohon, semak
tinggi, liana, tumbuhan merambat berkayu, epifit dan batang sekulen yang tinggi. Dari
kiteria tersebut, dapat dikatakan bahwa dalam plot kelompok 5 terdapat daerah tegakan
tertutup. Di kawasan tegakan tertutup sinar matahari lebih sedikit diperoleh, hal ini
menyebabkan spesies tumbuhan yang ada saling bersaing untuk memperoleh sinar
matahari. Faktor lain yang mempengaruhi dominansi tipe life form Chamaeophyte,
Hemycriptophyte, Cryptophyte, Therophytepada pada daerah tegakan tertutup lebih
sedikit disebabkan oleh adanya persaingan yang tinggi dengan pepohonan yang lebih
besar.
Sedangkan percobaan yang dilakukan kelompok 11 di depan BTN UNS pada
koordinat 110o5122,8 BT dan 7o3331,043 LS diperoleh penyusun Tipe Life Form
yang meliputi:
Phanerophyte
Chamaeophyte
Hemycriptophyte
Cryptophyte
Therophyte
:
:
:
:
:
Dari hasil pengelompokkan tumbuhan penyusun Tipe Life Form pada lokasi
tersebut, diperoleh perbandingan skala BB hasil observasi dengan skala Raunkier sebagai
berikut:
Skala BB untuk penyusun Tipe Life Form Hemycryptophyte dan Criptophyte lebih
besar daripada skala Raunkier. Dan skala BB untuk penyusun Tipe Life Form
Phanerophyte, Chamaeophyte, dan Therophyte lebih kecil daripada skala Raunkier.
Adanya perbedaan antara skala BB dengan skala Raunkier disebabkan karena wilayah
cakupan yang berbeda, kondisi lingkungan alam yang berbeda antara kondisi sekarang
dengan kondisi penelitian Raunkier yang dipublikasikan sejak tahun 1934.
Dari hasil perhitungan yang dilakukan, diperoleh bahwa prosentase cover Tipe
Life Form paling besar adalah Hemycriptophyte (54,75%) sehingga diperoleh kisaran
skala BB 62,5%. Prosentase cover menunjukkan prosentase dominansi pada lokasi plot
tersebut. Dengan demikian diketahui bahwa dalam titik lokasi plot tersebut penyusun
Tipe Life Form yang memiliki dominansi terbesar adalah Hemycriptophyte, dimana
spesies yang mendominansi adalah Elephantopus scaber.
Hemycriptophyte merupakan tipe tumbuhan yang memiliki kriteria herbaperenial
dimana bagian aerial mati pada akhir pertumbuhan,meninggalkan kuncup pada atau tepat
dibawah permukaan tanah, herba berdaun lebar musiman dan rumput-rumputan. Dari
kriteria tersebut, dapat dikatakan bahwa dalam plot kelompok 11 terdapt daerah tegakan
terbuka, yaitu tumbuhan tipe Hemycriptophyte., sehingga spesies tumbuhan penutup
tanah seperti rumput memiliki dominansi yang lebih banyak.
Dikawasan tegakan terbuka, sinar matahari lebih banyak diperoleh, hal ini
menyebabkan tipe life form Hemycriptophyte dapat tumbuh dengan lebat.
Adanya dominansi ini dapat dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain adalah
persaingan antara tumbuhan yang ada, dalam hal ini berkaitan dengan iklim dan mineral
yang diperlukan, jika iklim dan mineral yang dibutuhkan mendukung maka spesies
tersebut akan lebih unggul dan lebih banyak ditemukan (Syafei,1990).
Setiap jenis tumbuhan mempunyai suatu kondisi minimum, maksimum dan
optimum terhadap faktor lingkungan yang ada. Spesies yang mendominasi berarti
memiliki batasan kisaran yang lebih luas jika dibandingkan dengan jenis yang lainnya
terhadap factor lingkungan, sehingga kisaran toleransi yang luas pada faktor lingkungan
menyebabkan jenis ini akan memiliki sebaran yang luas (Syafei, 1990).
Hasil percobaan yang diperoleh kelompok 5 (GOR UNS) dan kelompok 11 (BTN
UNS) memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Persamaan dari kedua plot yang
diambil dari dua lokasi tersebut adalah pada spectra Tipe Life Form.
Dari histogram yang dibuat, keduanya diketahui memiliki skala BB yang berbeda
dengan skala raunchier. Perbedaan skala BB dengan skala Raunkier ini dikarenakan
wilayah cakupan yang berbeda. Skala Raunkier merupakan spectra normal yang
didasarkan atas sampling dari keadaan flora dunia di seribu tempat, selain itu keadaan
lingkungan penelitian Raunkier pada tahun 1934 mengalami perubahan hingga sekarang.
Faktor itulah yang mempengaruhi perbedaan hasil skala BB dengan skala Raunkier.
Perbedaan berikutnya, mengenai keadaan lokasi plot yang memiliki dominansi
penyusun Tipe Life Form yang berbeda. Pada kelompok 5 penyusun tipe Life Form yang
paling mendominansi adalah Phanerphyte, sedangkan kelompok 11, penyusun Tipe Life
Form yang paling mendominansi Hemycriptophyte. Adanya perbedaan dominansi
tersebut disebabkan oleh adaptasi dan kebutuhan masing-masing spesies juga berbeda. Di
kawasan tegakan terbuka lebih banyak ditemukan spesies tumbuhan penutup tanah hal ini
menunjukkan bahwa daerah tegakan terbuka lebih heterogen dibandingkan daerah
tegakan tertutup (Maisyaroh, W., 2010).
VIII.
Kesimpulan
1. Tipe Life Form merupakan deskripsi kenampakan umum bentuk pertumbuhan/
atau bentuk hidup tumbuhan.
2. Penyusun tipe lfe form ( TLF ) menurut Raunkier adalah Phanerophyte,
Cryptophyte ,Chamaeophyte, Hemycriptophyte, dan Therophyte.
3. Dominansi adalah proporsi antara luas bidang dasar yang ditempati oleh spesies
tumbuhan dengan luas total habitat.
4. Dominansi tertinggi pada kelompok 5 adalah tipe life form Phanerophyte, yaitu
sebesar 62,34 % dengan spesies yang mempunyai dominansi terbesar adalah Kigelia
aethiopica.
5. Dominansi tertinggi pada kelompok 11 adalah tipe life form Hemycriptophyte, yaitu
IX.
DAFTAR PUSTAKA
Barbour, M. dkk. 1987. Terrestrial Plant Ecology. Canada: The Benjamin/Cummings
Publishing Company, Inc.
Maisyaroh, Wiwin. 2010. Structure of Ground Cover Plant Community R. Soerjo Grand
Forest Malang. Jurnal Pembangunan dan Alam Lestari .Vol. 1 No.1
Mukrimin. 2011. Analysis of The Potential on Production Forest Stands in The SubDistrict Parangloe Gowa. Jurnal Hutan dan Masyarakat. Volume. 6, No.1.
Rana, T.S., Datt,B., Rao,R.R. 2002. Life form and biologicalspectrum of the flora of Tons
Valley. Garwal Himalaya (Uttaranchal), India. Taiwania. 47 (2):164-169.
Syafei, E.S. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung : ITB Press
Widodo. 2010. Konsep Raunkiers Life Form dan Habitus Sebagai Konstruksi Pemahaman
Struktur Tumbuhan.Yogyakarta : UIN Press
Widoretno, Sri.2014. Ekologi Tumbuhan. Diakses dari
http://sriwidoretno.staff.fkip.uns.ac.id/ekologitumbuhan/
X.
Lampiran
2 lembar laporan sementara