Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM EKOLOGI KELAUTAN DAN WILAYAH PESISIR

MODUL 1

PENGAMATAN ORGANISME ESTUARIA

NAMA : NIDYA KHUSNI FATUL JANAH

NIM : A 221 20 022

KELAS :C

KELOMPOK :2

ASISTEN : HUSAIN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2022
MODUL 1
PENGAMATAN ORGANISME ESTUARIA

I. Waktu dan Tempat


Waktu dan tempat dalam pelaksanaan praktikum adalah:
Hari/Tanggal : Jumat – Sabtu, 09 – 10 Deaember 2022
Waktu : Pukul 21.00 – 24.00 Wita dan 08.30 Wita – Selesai
Tempat : Wisata Pantai Labuana, Desa Lende Ntovea

II. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah:
1. Memberikan keterampilan ilmiah kepada mahasiswa tentang metode
monitoring berbagai kehidupan organisme pada ekosistem estuaria.
2. Mahasiswa memiliki ketrampilan teknik pengukuran berbagai
parameterfisik dan kimia pada ekosistem estuaria.
3. Mahasiswa dapat mengenal dan mampu mengidentifikasi organisme pada
ekosistem estuaria.

III. Tinjauan Pustaka


Estuaria adalah tipe peralihan antara perairan laut dan perairan tawar.
Estuaria sangat dipengaruhi oleh air tawar dan air laut, sehingga mempunyai
dinamika perairan yang unik. Estuaria mempunyai dinamika perairan yang
sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut dan musim, sehingga organisme
yang ada di perairan tersebut harus tahan terhadap perubahan (Ridho dan
Patriono, 2017). Estuari termasuk perairan pesisir dimana mulut sungai
bertemu dengan lautan dan dimana air tawar dari sungai bercampur dengan air
asin dari lautan. Contoh perairan estuari adalah : muara sungai, teluk kecil,
laguna, dan rawa pasang-surut. (Pahlewi, 2016). Habitat estuaria lebih subur
(produktif) sehingga daerah ini menjadi daerah asuhan (nursery ground) yang
baik bagi larva maupun udang, ikan dan kerang, bahkan menjadikan estuaria
sebagai habitat sepanjang hidupnya. Wilayah estuaria merupakan pesisir semi
tertutup (semienclosed coastal) dengan badan air mempunyai hubungan bebas
dengan laut terbuka, dimana kadar air laut terlarut dalam air tawar dari sungai
(Amri, dkk, 2017).
Estuaria menurut Azis (2007) memiliki gradien salinitas yang
bervariasiterutama bergantung pada masukan air tawar dari sungai dan air laut
melalui pasang surut. Sebagian besar estuaria didominasi oleh substrat
berlumpur yang merupakan endapan yang dibawa oleh air tawar dan airlaut.
Daerah perairan yang termasuk dalam estuaria ini adalah muara sungai, teluk
dan rawa pasang surut.
Sifat fisik penting perairan Estuari menurut Kamal dan Suardi(2004)
yaitu salinitas, substrat, sirkulasi air, pasang surut dan penyimpanan zat
hara.Lingkungan estuari secara umum juga dimanfaatkan manusia untuk
tempat pemukiman, tempat penangkapan dan budidaya sumber daya ikan.
Jumlah organisme yang mendiami estuaria jauh lebih sedikit jika dibandingkan
dengan organisme yang hidup di perairan tawar dan laut. Sedikitnya jumlah
spesies ini terutama disebabkan oleh fluktuasi kondisi lingkungan, sehingga
hanya spesies yang memiliki kekhususan fisiologis yang mampu bertahan
hidup di estuaria. Selain miskin dalam jumlah spesies fauna, estuaria juga
miskin akan flora.
Estuari mempunyai peran ekologis yang penting antara lain sebagai
sumber zat hara dan bahan organik yang diangkut lewat sirkulasi pasang surut
(tidal circulation), penyedia habitat bagi sejumlah spesies hewan yang
tergantung pada estuari sebagai tempat berlindung dan tempat mencari
makanan (feeding ground), dan sebagai tempat untuk bereproduksi (spawning
ground).
IV. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum adalah:
a. Alat
1. Patok kayu
2. pH air
3. Tali rafiah
4. Meteran
5. Kamera HP
6. Refraktometer
7. Kaca lup
8. Alat tulis
9. Toples sampel
10. Pipet tetes
11. Buku identifikasi
b. Bahan
1. Alkohol 70%
2. Organisme ekosistem estuaria
V. Metode Praktikum
Metode yang digunakan dalam praktikum adalah:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Melakukan observasi lokasi yang akan diamati.
3. Membuat patok kayu setinggi 30 cm sebanyak dua buah.
4. Mengukur tali rafiah sepanjang 30 meter
5. Melakukan pengamatan dengan mnarik garis transek sepanjang 30 meter
menggunakan tali rafiah.
6. Melakukan pengamatan terhadap organisme di sekitar area transek.
7. Melakukan pengulangan sebanyak dua kali yaitu pada pagi hari dan malam
hari dengan cara yang sama
8. Mengidentifikasi organisme yang telah ditemukan dan membiusnya dengan
alcohol 70%
9. Memasukkan data yang telah diperoleh pada tabel cacah individu.
10. Melakukan pengukuran terhadap kondisi fisik kimia lingkungan pada area
pengamatan.
11. Memasukkan data hasil pengamatan kedalam tabel cacah.
12. Menghitung indeks keanekaragaman organisme.
13. Mencatat hasil pengamatan.
VII. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan yang diperoleh antara lain:

Tabel 1. Cacah Individu Organisme Pengamatan Estuaria


No. Genus/Spesies Family ∑ individu/spesies

Malam Pagi
1. Grapsus albolineatus Grapsidae 5 1 6
2. Littorina scabra Littorinidae 5 1 6
3. Clibanarius Diogenidae 1 - 1
erythropus
4. Ark shells Arcidae 1 - 1
5. Hastula hectica Terebridae - 1 1
Jumlah 15

Tabel 2. Keanekaragaman Organisme Pengamatan Estuaria


No. Genus/Spesies Jumlah ∑ individu/spesies
i -∑Pi
Pi=ni/N ln pi Pi ln pi
ln Pi
1. Grapsus albolineatus, 6 0,4 -0,91 -0,364
2. Littorina scabra 6 0,4 -0,91 -0,364
3. Clibanarius 1 0,06 -2,81 -0,168
erythropus 1,232
4. Ark shells 1 0,06 -2,81 -0,168
5. Hastula hectica 1 0,06 -2,81 -0,168
Jumlah 15 0,98 -10,25 -1,232
Tabel 3. Pengukuran Kondisi Fisik Kimia
No. Parameter Kondisi fisik kimia
Pagi Malam
3. Salinitas 220 ppt 40 ppt
4. pH air 6,42 6,55

VI. Analisis Data


1. Grapsus albolineatus
Diketahui: ni = 6
N = 15
6
Maka: Pi =
15 = 0,4
Ditanyakan: Pi ln Pi…?
Penyelesaian:
ln Pi = - 0, 91
Pi ln Pi = 0,4. (-0,91)
Pi ln Pi = -0, 364
2. Lettorina scabra
Diketahui: ni = 6
N = 15
6
Maka: Pi =
15 = 0,4
Ditanyakan: Pi ln Pi…?
Penyelesaian:
ln Pi = - 0, 91
Pi ln Pi = 0,4. (-0,91)
Pi ln Pi = -0,364
3. Clibanarius erythropus
Diketahui: ni = 1
N = 15
1
Maka: Pi =
15 = 0,06
Ditanyakan: Pi ln Pi…?
Penyelesaian:
ln Pi = - 02,81
Pi ln Pi = 0,06. (-2,81)
Pi ln Pi = -0,168
4. Ark shells
Diketahui: ni = 1
N = 15
1
Maka: Pi = = 0,06
15

Ditanyakan: Pi ln Pi…?
Penyelesaian:
ln Pi = - 02,81
Pi ln Pi = 0,06. (-2,81)
Pi ln Pi = -0,168
5. Hastula hectica
Diketahui: ni = 1
N = 15
1
Maka: Pi = = 0,06
15

Ditanyakan: Pi ln Pi…?
Penyelesaian:
ln Pi = - 02,81
Pi ln Pi = 0,06. (-2,81)
Pi ln Pi = -0,168
Maka Ʃ H’ = - Ʃ Pi ln Pi
Ʃ H’ = - ((3,64) + (-3,64) + (-0,168) + (-0,168) + (-0,168))
Ʃ H’ = 1,232 = 2
Sehingga indeks keanekaragamannya termasuk dalam kategori sedang.
VII. Pembahasan
Estuaria adalah tipe peralihan antara perairan laut dan perairan tawar.
Estuaria sangat dipengaruhi oleh air tawar dan air laut, sehingga mempunyai
dinamika perairan yang unik. Estuaria mempunyai dinamika perairan yang
sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut dan musim, sehingga organisme
yang ada di perairan tersebut harus tahan terhadap perubahan (Ridho dan
Patriono, 2017).
Berdasarkan hasil pengamatan organisme di estuaria yang telah
dilakukan di Pantai Labuana Desa Lende Ntovea, diperoleh 5 spesies dengan
jumlah total 15 individu yang terdiri dari Grapsus albolineatus, Littorina
scabra, Clibanarius erythropus, Ark shells, dan Hastula hectica. Pengamaatn
ini dilakukan dengan dua kali ulangan yaitu pagi dan malam ahri dengan
metode line transek dan panjang transek yang digunakan 30 m.
Pada tabel 1 menunjukkan spesies yang di dapatkan pada masing-
masing pengamatan. Pada malam hari, ditemukan spesies Grapsus
albolineatus, berjumlah 5, spesies Littorina scabra, berjumlah 5, serta spesies
Clibanarius erythropus, dan spesies Ark shells berjumlah satu. Sedangkan
pada pengamatan yang dilakukan dipagi ahri ditemukan spesies Grapsus
albolineatus, dan Littorina scabra sebanyak satu serta spesies Ark shells
sebanyak satu.
Pada tabel 2, menujukkan indeks keanekaragaman organisme estuaria
yang diperoleh di Wisata Pantai Labuana Desa Lende Ntovea. Pada hasil
yang diperoleh dapat diketahui bahwa spesies yang paling banyak ditemukan
adalah spesies Grapsus albolineatus, dan Littorina scabra, dengan nilai
keanekaragaman 0,364 dan spesies Clibanarius erythropus, Ark shells, serta
Hastula hectica ditemukan hanya satu dengan jnilai keanekaragaman 0,168.
Sehingga indeks keanekaragaman organisme estuaria yang didapatkan
berjumlah 1,232= 2, yang termasuk dalam kategori sedang.
Pada tabel 3 menunjukkan kondisi fisik dan kimia lingkungan yang
diamati, yang terdiri dari pH air, dan salinitas. Parameter yang diukur pada
pagi, dan malam hari menunjukkan perbedaan. pH air pada pagi hari
menunjukkan angka 6,42 yang termasuk pada kategori asam. Sedangkan pada
malam hari menunjukkan angka 6,55. Adapun salinitas pada pagi hari
menunjukkan 220 ppt, dan malam hari 40 ppt. Kondisi-kondisi fisik dan
kimia perairan tersebut sangat mempengaruhi keanekaragaman dari
organisme yang ada di estuaria.
VIII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan organisme estuaria yang telah
dilakukan di Pantai Labuana Desa Lende Ntovea, dapat disimpulkan bahwa
spesies estuaria yang diperoleh ada 5 spesies yang terdiri dari Grapsus
albolineatus, Littorina scabra, Clibanarius erythropus, Ark shells, dan
Hastula hectica. Tingkat keanekaragamannya termasuk sedang dengan nilai
indeks keanekaragamannya 1,232. Spesies yang paling banyak ditemukan
adalah dari Grapsus albolineatus, dan Littorina scabra. Parameter yang
diukur dalam pengamatan ini adalah, salinitas dan pH. Kondisi fisik dan
kimia tersebut akan mempengaruhi organisme yang ada di estuaria.
Daftar Pustaka

Amri, K., Priatna, A., dan Muchliza. (2017). Karakteristik Oseanografi Fisika
Perairan Estuaria Bengkalis Berdasarkan Data Pengukuran In-Situ. Jurnal
Segara. 14(1): 43-56.
Azis MF. (2007). Tipe Estuari Binuangeun (Banten) Berdasrkan Distribusi Suhu
Dansalinitas Perairan. Jurnal Oseanologi dan Limnologi di Indonesia .(1)
33: 97-110
Kamal E, Suardi ML. (2004). Potensi Estuaria Kabupaten Pasaman Barat Sumatera
Barat. Mangrove dan Pesisir . 4(3): 42-46.
Pahlewi, A. D. (2016). Pemodelan Dinamika Estuari Wonorejo Surabaya. Tesis
Program Magister Bidang Keahlian Teknik Manajemen Pantai Institut
Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya: Fakultas Teknologi Kelautan.
Ridho, M. R., dan Patriono, E. (2017). Keanekaragaman Jenis Ikan di Estuaria
Sungai Musi, Pesisir Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan.
Jurnal Penelitian Sains. 19(1): 1-6.
Lampiran

Alat dan bahan

Dokumentasi Pengamatan
Mengukur tali Menancapkan patok Membuat transek

Mengukur salinitas Mengukur suhu Mengukur pH


Organisme Hasil Pengamatan
Grapsus albolineatus Littorina scabra Clibanarius erythropus

Ark shells Hastula hectica

Anda mungkin juga menyukai