MODUL 1
KELAS :C
KELOMPOK :2
ASISTEN : HUSAIN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022
MODUL 1
PENGAMATAN ORGANISME ESTUARIA
II. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah:
1. Memberikan keterampilan ilmiah kepada mahasiswa tentang metode
monitoring berbagai kehidupan organisme pada ekosistem estuaria.
2. Mahasiswa memiliki ketrampilan teknik pengukuran berbagai
parameterfisik dan kimia pada ekosistem estuaria.
3. Mahasiswa dapat mengenal dan mampu mengidentifikasi organisme pada
ekosistem estuaria.
Ditanyakan: Pi ln Pi…?
Penyelesaian:
ln Pi = - 02,81
Pi ln Pi = 0,06. (-2,81)
Pi ln Pi = -0,168
5. Hastula hectica
Diketahui: ni = 1
N = 15
1
Maka: Pi = = 0,06
15
Ditanyakan: Pi ln Pi…?
Penyelesaian:
ln Pi = - 02,81
Pi ln Pi = 0,06. (-2,81)
Pi ln Pi = -0,168
Maka Ʃ H’ = - Ʃ Pi ln Pi
Ʃ H’ = - ((3,64) + (-3,64) + (-0,168) + (-0,168) + (-0,168))
Ʃ H’ = 1,232 = 2
Sehingga indeks keanekaragamannya termasuk dalam kategori sedang.
VII. Pembahasan
Estuaria adalah tipe peralihan antara perairan laut dan perairan tawar.
Estuaria sangat dipengaruhi oleh air tawar dan air laut, sehingga mempunyai
dinamika perairan yang unik. Estuaria mempunyai dinamika perairan yang
sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut dan musim, sehingga organisme
yang ada di perairan tersebut harus tahan terhadap perubahan (Ridho dan
Patriono, 2017).
Berdasarkan hasil pengamatan organisme di estuaria yang telah
dilakukan di Pantai Labuana Desa Lende Ntovea, diperoleh 5 spesies dengan
jumlah total 15 individu yang terdiri dari Grapsus albolineatus, Littorina
scabra, Clibanarius erythropus, Ark shells, dan Hastula hectica. Pengamaatn
ini dilakukan dengan dua kali ulangan yaitu pagi dan malam ahri dengan
metode line transek dan panjang transek yang digunakan 30 m.
Pada tabel 1 menunjukkan spesies yang di dapatkan pada masing-
masing pengamatan. Pada malam hari, ditemukan spesies Grapsus
albolineatus, berjumlah 5, spesies Littorina scabra, berjumlah 5, serta spesies
Clibanarius erythropus, dan spesies Ark shells berjumlah satu. Sedangkan
pada pengamatan yang dilakukan dipagi ahri ditemukan spesies Grapsus
albolineatus, dan Littorina scabra sebanyak satu serta spesies Ark shells
sebanyak satu.
Pada tabel 2, menujukkan indeks keanekaragaman organisme estuaria
yang diperoleh di Wisata Pantai Labuana Desa Lende Ntovea. Pada hasil
yang diperoleh dapat diketahui bahwa spesies yang paling banyak ditemukan
adalah spesies Grapsus albolineatus, dan Littorina scabra, dengan nilai
keanekaragaman 0,364 dan spesies Clibanarius erythropus, Ark shells, serta
Hastula hectica ditemukan hanya satu dengan jnilai keanekaragaman 0,168.
Sehingga indeks keanekaragaman organisme estuaria yang didapatkan
berjumlah 1,232= 2, yang termasuk dalam kategori sedang.
Pada tabel 3 menunjukkan kondisi fisik dan kimia lingkungan yang
diamati, yang terdiri dari pH air, dan salinitas. Parameter yang diukur pada
pagi, dan malam hari menunjukkan perbedaan. pH air pada pagi hari
menunjukkan angka 6,42 yang termasuk pada kategori asam. Sedangkan pada
malam hari menunjukkan angka 6,55. Adapun salinitas pada pagi hari
menunjukkan 220 ppt, dan malam hari 40 ppt. Kondisi-kondisi fisik dan
kimia perairan tersebut sangat mempengaruhi keanekaragaman dari
organisme yang ada di estuaria.
VIII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan organisme estuaria yang telah
dilakukan di Pantai Labuana Desa Lende Ntovea, dapat disimpulkan bahwa
spesies estuaria yang diperoleh ada 5 spesies yang terdiri dari Grapsus
albolineatus, Littorina scabra, Clibanarius erythropus, Ark shells, dan
Hastula hectica. Tingkat keanekaragamannya termasuk sedang dengan nilai
indeks keanekaragamannya 1,232. Spesies yang paling banyak ditemukan
adalah dari Grapsus albolineatus, dan Littorina scabra. Parameter yang
diukur dalam pengamatan ini adalah, salinitas dan pH. Kondisi fisik dan
kimia tersebut akan mempengaruhi organisme yang ada di estuaria.
Daftar Pustaka
Amri, K., Priatna, A., dan Muchliza. (2017). Karakteristik Oseanografi Fisika
Perairan Estuaria Bengkalis Berdasarkan Data Pengukuran In-Situ. Jurnal
Segara. 14(1): 43-56.
Azis MF. (2007). Tipe Estuari Binuangeun (Banten) Berdasrkan Distribusi Suhu
Dansalinitas Perairan. Jurnal Oseanologi dan Limnologi di Indonesia .(1)
33: 97-110
Kamal E, Suardi ML. (2004). Potensi Estuaria Kabupaten Pasaman Barat Sumatera
Barat. Mangrove dan Pesisir . 4(3): 42-46.
Pahlewi, A. D. (2016). Pemodelan Dinamika Estuari Wonorejo Surabaya. Tesis
Program Magister Bidang Keahlian Teknik Manajemen Pantai Institut
Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya: Fakultas Teknologi Kelautan.
Ridho, M. R., dan Patriono, E. (2017). Keanekaragaman Jenis Ikan di Estuaria
Sungai Musi, Pesisir Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan.
Jurnal Penelitian Sains. 19(1): 1-6.
Lampiran
Dokumentasi Pengamatan
Mengukur tali Menancapkan patok Membuat transek