Anda di halaman 1dari 3

1.

Instrumen Penelitian
1. Alat
Alat-alat yang digunakan di dalam penelitian ini adalah gelas plastik 250 ml,
timbangan analitik, blender, bak plastik, kertas saring, corong buchner, rotary
evaporatory, lemari es (kulkas), kertas alumunium, gelas ukur 50 mL, beaker
glass 1000 mL, beaker glass 100 mL, pipet tetes, pengaduk, kain kasa dan
karet gelang
2. Bahan
Bahan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah daun sambiloto, etanol
95 %, larva nyamuk Larva Culex quinquefasciatus L. instar III , aquades,
alkohol
2. Cara Kerja
1. Penetasan Telur Culex quinquefasciatus
Penetasan telur Culex quinquefasciatus diperoleh dari Fakultas Kedokteran
Hewan Insitut Pertanian Bogor. Penetasan dilakukan dengan cara telur
diletakkan pada nampan berwarna cerah yang berisikan air selama 1 hari dan
menjadi larva instar I.
2. Pendewasaan Larva Culex quinquefasciatus
Telur yang telah menetas menjadi larva instar I diberi makan pelet ikan dan
ditunggu selama 3 – 5 hari hingga menjadi larva instar III yang ditandai
dengan larva yang telah memiliki ukuran 4 – 5 mm, dada pada larva sudah
mulai terlihat jelas dan corong pernapasan pada siphon berwarna hitam.

3. Pembuatan Ekstrak Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Nees.)


a. Mengumpulkan daun sambiloto, setelah itu ditimbang sebanyak 1000
gram dan dicuci bersih. Daun sambiloto yang telah dipilih tersebut
dicacah dan kemudian dikering anginkan.
b. Mengeringkan Daun sambiloto hingga benar-benar kering (tidak adanya
kandungan air) selama 24 jam kemudian dikeringkan selama 4 jam pada
suhu 45 C 0

c. Menghaluskan daun sambiloto menggunakan blender hingga menjadi


serbuk.
d. Menimbang serbuk daun sebanyak 500 gram, kemudian serbuk tadi
dimasukkan ke dalam botol gelap, ditambah dengan 1000 ml etanol 95%
direndam selama 6 jam sambil sesekali diaduk dan dibiarkan selama 18
jam.
e. Kemudian disaring dan diulangi sebanyak dua kali pengulangan dengan
jenis dan jumlah pelarut yang sama.
f. Kemudian maserat dikumpulkan lalu diuapkan dengan penguap vakum
(Rotary evaporator) pada suhu di bawah ± 70 C untuk menguapkan
0

etanol sehingga didapat filtrat pigmen kental.


g. Pigmen kental yang terbentuk dari proses ekstrak kemudian
diencerkan menggunakan etanol dengan perbandingan 1:1.
4. Uji Toksisitas Ekstrak Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Nees.)
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pengujan
ekstrak.
b. Membuat serial konsentrasi masing-masing ekstrak yang akan digunakan
dalam uji pendahuluan dengan rumus pengenceran sebagai berikut.
N1V1 = N2V2
c. Konsentrasi ekstrak daun sirih yang digunakan adalah 1%, 2%, 3%, 4%
dan 5%
d. Mengisi gelas aqua dengan masing-masing konsentrasi dari masing-
masing
ekstrak sebanyak 100 ml.
e. Memasukkan 20 ekor larva uji ke dalam masing-masing konsentrasi
yang telah dibuat menggunakan pipet tetes dan kemudian ditutup
menggunakan kain kasa yang diikat dengan karet gelang.
f. Melakukan pengulangan sebanyak 4 kali.
g. Melakukan pengamatan pada pergerakan larva dan menghitung jumlah
larva uji yang mati dengan menyentuhnya menggunakan pipet atau lidi.
h. Jumlah larva yang mati dihitung pada selama 24 jam, dan dicatat
hasilnya.
Variasi Konsentrasi Ekstrak Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Nees.)

Jumlah Kematian Larva


Perlakuan Dengan Waktu 24 Jam
U1 U2 U3 U4
Perlakuan 1 K-U1 K-U2 K-U3 K-U4
Perlakuan 2 ES1 U1 ES1 U2 ES1 U3 ES1 U4
Perlakuan 3 ES2 U1 ES2 U2 ES2 U3 ES2 U4
Perlakuan 4 ES3 U1 ES3 U2 ES3 U3 ES3 U4
Perlakuan 5 ES4 U1 ES4 U2 ES4 U3 ES4 U4
Perlakuan 6 ES5 U1 ES5 U2 ES5 U3 ES5 U4
Keterangan
K (-) = Kntrol Aqudes
ES = Ekstrak Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Nees.)
ES 1 = Konsentrasi 1%
ES 2 = Konsentrasi 2%
ES 3 = Konsentrasi 3%
ES 4 = Konsentrasi 4%
ES 5 = Konsentrasi 5%
U = Ulangan

Anda mungkin juga menyukai