LAPORAN PRAKTIKUM PLANKTONOLOGI
Fatimah Tulzuhrah*, Sulvia Gayoh Ampundaya, Ahmad Fauzi, Anggun Permata Ilma
Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman,
Kampus Gn. Kelua, Jl. Gunung Tabur, Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur
Email : *ftulzuhrah@gmail.com
Abstrak – Praktikum ini bertujuan
untuk mengetahui jenis-jenis plankton yang
ada di perairan tawar serta untuk mengetahui
kelimpahan dan indeks keanekaragaman
plankton di perairan tawar. Metode yang
digunakan pada saat praktikum adalah
metode random sampling pada satu lokasi
pada saat surut. Hasil dari sampling plankton
di sungai Bontang Kuala saat surut, diperoleh
12 spesies plankton yang terdiri dari 10
spesies fitoplankton dan 2 spesies
zooplankton. Spesies plankton yang memiliki
nilai kelimpahan tertinggi adalah Oscillatoria
sp sebesar 2,4 ind/L. Serta indeks
keanekaragaman plankton di sungai tersebut
termasuk kriteria tingkat keragaman sedang
dengan nilai H’ sebesar 2,286.
Kata kunci : Plankton, Sungai, Kelimpahan,
indeks keanekaragaman.
PENDAHULUAN
Menurut Barus[2] plankton adalah
organisme air yang hidup melayang-layang
dan pergerakannya sangat dipengaruhi oleh
gerakan air. Seperti halnya dengan benthos,
plankton juga dibagi menjadi fitoplankton
(organisma plankton yang bersifat tumbuhan)
dan zooplankton (plankton yang bersifat
hewan).
Menurut Zulfiandi, dkk[10] dinamika
kondisi perairan akan mempengaruhi
sebaran/distribusi dari plankton (fitoplankton
dan zooplankton) dan selanjutnya akan
mempengaruhi nutrisi dan jaring-jaring
makanan pada ekosistem tersebut. Menurut
Faturohman[3] Fitoplankton berperan sebagai
produsen primer yaitu organisme yang dapat
mengubah senyawa anorganik menjadi
senyawa organik dengan bantuan sinar
matahari melalui proses fotosintesis.
Sedangkan zooplankton merupakan anggota
plankton yang bersifat hewani, sangat
beraneka ragam dan terdiri dari bermacam
larva dan bentuk dewasa yang mewakili
hamper seluruh filum hewan. Menurut
Firman[4] zooplankton merupakan komponen
penting dalam ekosistem perairan
Berdasarkan uraian di atas, maka
praktikum ini dilaksanakan untuk mengetahui
kelimpahan plankton dan indeks
keanekaragaman plankton pada sungai di
Bontang Kuala.
METODE
Pengambilan sampel dilakukan di
sungai (perairan tawar) Bontang Kuala pada
bulan maret 2018. Pada saat itu sungai di
Bontang Kuala sedang surut, dimana suhu
perairan adalah 29,50C dan pH perairan
adalah 8.
Pengambilan sampel di 4 stasiun
dengan metode random sampling. Teknis
yang digunakan adalah dengan menyaring
sampel plankton dari air menggunakan
plankton net ukuran 25, dengan volume botol
yang digunakan adalah 100ml dan
penyaringan dilakukan sebanyak 4 kali
sehingga jumlah air yang disaring dari setiap
stasiun adalah 100 liter. Sampel yang telah
didapatkan kemudian dimasukkan dalam
botol sampel 100 ml dan diawetkan dengan
menggunakan lugol.
Hasil Sampel kemudian diidentifikasi
dengan mikroskop di Laboratorium Kualitas
Air Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Mulawarman pada tanggal 11
April 2018. Setiap object glass diisi dengan
air sampel sebanyak 5 tetes (1 tetes = 0,5 ml)
menggunakan pipet tetes. Identifikasi
dilakukan dengan 4 kali pengulangan. Hasil
1
identifikasi yang telah didapatkan kemudian
dicatat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada pengamatan plankton yang
menggunakan sample air sungai (perairan
tawar) saat surut di Bontang Kuala, diperoleh
hasil sebanyak 12 spesies plankton yang
terdiri dari 10 spesies fitoplankton dan 2
spesies zooplankton. Berikut data hasil
pengamatan plankton di 4 (empat) stasiun
dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Jenis-jenis plankton dan jumlah individu tiap stasiun

Stasiun
No. Spesies Keterangan
1 2 3 4
1. Oscillatoria sp 2 4 0 0 Fitoplankton
2. Synedra tabulate 0 2 0 0 Fitoplankton
3. Nitzschia sp 0 1 0 0 Fitoplankton
4. Copepod naupilus 0 1 1 1 Zooplankton
5. Arcella vulgaris 1 1 0 0 Zooplankton
6. Tribonema sp 0 2 0 0 Fitoplankton
7. Pediastrum sp 2 0 0 1 Fitoplankton
8. Scenedesmus sp 1 0 0 0 Fitoplankton
9. Ulothrix aequalis 0 0 0 1 Fitoplankton
10. Eunotia pectinalis 0 0 1 0 Fitoplankton
11. C. ehrenbergii 0 0 1 0 Fitoplankton
12. Guinardia sp 0 0 1 0 Fitoplankton

Berdasarkan tabel 1 diatas, dapat
diketahui bahwa jumlah spesies yang
dominan adalah Oscillatoria sp dilihat dari
perhitungan ke 4 Stasiun yaitu 6 individu.
Dari keseluruhan data, plankton yang paling
dominan adalah dari jenis fitoplankton. Jenis
zooplankton yang paling banyak adalah dari
spesies Copepod nauplius. Menurut Astirin[1]
tingginya keanekaragaman fitoplankton
sebagai produsen primer dari zooplankton
selaku konsumen menunjukkan bahwa
ekosistem perairan di sungai Bontang Kuala
masih seimbang dan jaring-jaring makanan
relative masih stabil.
Pada hasil penelitian yang diperoleh
Zulfiandi[10], diketahui bahwa kelimpahan
fitoplankton saat pasang dan surut
berdasarkan waktu sampling setiap stasiun
berbeda. Dimana pada saat pasang
kelimpahan fitoplankton lebih rendah
dibandingkan saat surut. Kondisi ini berkaitan
dengan fitoplankton yang melakukan
fotosintesis pada pagi sampai siang hari,
sehingga fitolankton akan naik ke permukaan
dan kelimpahannya sangat tinggi pada saat
surut.
Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan
yang diperoleh praktikan, dimana jenis
plankton yang paling dominan adalah jenis
fitoplankton, karena saat sampling kondisi
sungai Bontang Kuala sedang surut.
Pada saat sampling plankton, suhu
perairan di sungai Bontang Kuala tercatat
29,50C. Menurut Pescod[7] tempratur optimal
bagi pertumbuhan fitoplankton di perairan
berkisar 20-300C. Pernyataan tersebut
mendukung hasil pengamatan plankton yang
diperoleh, bahwa di sungai Bontang Kuala
lebih banyak ditemukan jenis fitoplankton
karena suhu di perairan tersebut
menunjukkan suhu optimal untuk
pertumbuhan fitoplankton.
Selain itu hasil pengukuran pH yang
diperoleh adalah 8. Menurut PP No.82 Tahun
2001 nilai ambang baku pH berkisar antara 6-
9. Hal ini menujukkan nilai pH di lokasi
sampling plankton masih berada pada kisaran
yang baik untuk kehidupan organisme.

2
 Nilai Kelimpahan tiap Spesies Plankton
pada 4 (empat) stasiun dan Indeks
Keanekaragaman Plankton
Berdasarkan jumlah individu yang
diperoleh di tiap stasiun, maka nilai
kelimpahan tiap spesies plankton dapat
dihitung dengan rumus :
N=Z
Keterangan :
N = Kelimpahan
Z = Jumlah individu plankton
x = Volume air sample yang tersaring
y = Volume 1 tetes air sample
V = Volume air yang disaring
Setelah memperoleh nilai kelimpahan
tiap spesies plankton, maka dihitung nilai
indeks keanekaragaman plankton, dengan
rumus :
H’ = -∑ pi ln pi
Keterangan :
H’ = Indeks keanekaragaman
pi = Proporsi individu dari spesies ke-i
Berikut hasil perhitungan nilai
kelimpahan dan indeks keanekaragaman
plankton, dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil perhitungan nilai kelimpahan (N) dan Indeks keanekaragaman plankton (H’)
Spesies
N (ind/L) Pi In pi Pi.In pi
ke-
1 2,4 0,25 -1,386 -0,347
2 0,8 0,083 -2,489 -0,207
3 0,4 0,042 -3,170 -0,133
4 1,2 0,125 -2,079 -0,260
5 0,8 0,083 -2,489 -0,207
6 0,8 0,083 -2,489 -0,207
7 1,2 0,125 -2,079 -0,260
8 0,4 0,042 -3,170 -0,133
9 0,4 0,042 -3,170 -0,133
10 0,4 0,042 -3,170 -0,133
11 0,4 0,042 -3,170 -0,133
12 0,4 0,042 -3,170 -0,133
-2,286
Indeks keanekaragaman plankton (H’) 2,286

Berdasarkan tabel 2 diatas dapat diketahui
bahwa spesies yang memiliki nilai kelimpahan
tertinggi adalah spesies ke 1 yaitu Oscillatoria
sp dengan jumlah kelimpahan 2,4 ind/L. Dan
jumlah kelimpahan yang ke 2 yaitu 1,2 ind/L
dengan spesies Copepod naupilus dan
Pediastrum sp. Jumlah kelimpahan ke 3 yaitu
0,8 ind/L dengan spesis Synedra tabulate,
Arcella vulgaris dan Tribonema sp. Jumlah yang
ke 4 atau terakhir yaitu 0,4 ind/L dengan spesies
Nitzschia sp, Scenedesmus sp, Ulothrix aequalis,
C. ehrenbergii dan Guinardia sp.
Adanya kandungan unsur N dan P yang
berlebihan dapat merangsang pertumbuhan
plankton dengan cepat dan berlimpah, yang
dapat mempengaruhi kelimpahan plankton di
perairan, sehingga keberadaan plankton dapat
digunakan untuk mengetahui kondisi perairan
(Suryanto)[9]. Kelimpahan dan keanekaragaman
plankton dapat berubah sebagai respon terhadap
perubahan kondisi lingkungan perairan
(Krebs)[5].
Berdasarkan tabel 2 diatas, dapat
diketahui juga nilai indeks keanekaragaman (H’)
plankton di sungai (perairan tawar) Bontang
Kuala adalah sebesar 2,286. Nilai indeks
keanekaragaman tersebut termasuk kedalam
kriteria keanekaragaman sedang, hal ini

3
dikarenakan nilai H’ yang diperoleh berada pada
range 1 < H’< 3 (Ludwig& James)[6].
Keanekaragaman plankton mencirikan
keseimbangan suatu ekosistem dimana semakin
tinggi keankeragaman plankton menandakan
perairan tersebut dalam keadaan yang tidak
tercemar begitupun sebaliknya (Rahman et al.,
2014)[8]. Dari pernyataan diatas dapat diketahui
bahwa sungai di daerah Bontang Kuala, tidak
terjadi pencemaran atau blooming karena nilai
indeks keanekaragaman plankton di sungai
tersebut termasuk keanekaragaman sedang.
SIMPULAN
Berdasarkan data yang telah diperoleh,
diketahui bahwa jenis plankton yang banyak
ditemukan di sungai Bontang Kuala adalah jenis
fitoplankton dengan jumlah 10 spesies dengan
nilai kelimpahan plankton terbanyak adalah
Oscillatoria sp sebesar 2,4 individu/liter.
Nilai indeks keanekaragaman plankton di
sungai Bontang Kuala adalah 2,286. Nilai ini
menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman
plankton itu termasuk dalam kriteria sedang. Hal
itu menunjukkan bahwa perairan tersebut belum
banyak terjadi pencemaran.
Saran untuk praktikum selanjutnya adalah
pengambilan sampel plankton dapat dilakukan
secara langsung oleh praktikan serta dalam
pengamatan plankton dan perhitungan
kelimpahan dan indeks keanekaragaman supaya
lebih teliti.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Astirin, O.P, Setyawan A.D. 2000.
Biodiversitas Plankton di Waduk
Penampung Banjir Jabung Kabupaten
Lamongan dan Tuban. Biodiversitas 1 (2):
65-71
[2] Barus, T.A. 2004. Pengantar Limnologi
Studi Tentang Ekosistem Air Daratan. USU
PRESS : Medan
[3] Faturohman, Ikhsan., dkk. 2016. Korelasi
Kelimpahan Plankton dengan Suhu
Perairan Laut di Sekitar PLTU Cirebon.
Jurnal Perikanan Kelautan Vol. VII (1) :
115-122
[4] Firman, S., dkk. 2012. Kelimpahan
Zooplankton di Perairan laut Bangka.
Jurnal karya Ilmiah. Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam. Kampus
Binawidya. Pekanbaru.
[5] Krebs CJ. 1974. Ecology : the experimental
analysis of distribution and abudance. And
edition. New York: Harper and row
publishers.
[6] Ludwig, J.A dan James, F.R. 1988.
Statistical Ecology a Primer on Method &
Computing. Jhon Wiley & Sons Inc,
Canada
[7] Pescod MB. 1974. Investigation of Rational
effluent and Stream Standais for tropical
countries. Bangkok:Asian institute of
Techonology; Environmental Engineering
division (Thaliand0. Report no:Fe-476-2.
[8] Rahman A.,dkk.2014.kualitas Air Sungai
Tutupan Berdasarkan Keanekaragaman
plankton. Bioscientiae II (2) : 41-52
[9] Suryanto, A., dkk. 2014. Kelimpahan dan
Komposisi Fitoplankton di Waduk Selorejo
Kecamatan Nganteng Kabupaten Malang.
Jurnal Kelautan 4(2) : 135-140.
[10]Zulfiandi, dkk. 2014. Kajian
Distribusi/Sebaran Fitoplankton Dan
Zooplankton Di Perairan Dan Estuaria
Banjir Kanal Barat Kota Semarang Jawa
Tengah