Anda di halaman 1dari 5

PENDEKATAN UJI TOKSISITAS BAHAN RADIOAKTIF TERHADAP

BIOTA PERAIRAN DI MUARA ATAU TAMBAK

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekotoksikologi
Perairan
Disusun oleh:
Kelompok 10/ Perikanan C

WAHYU BUDI SENTOSA 230110150158


TRINUSA DINATA 230110150188
SRI ASTUTI PRASETIA 230110150189
BAGUS TRIWINARKO 230110150192
RESI PRASETYO HARIANA 230110150198
QURRATA AYUNI KARIMAH 230110150205
BIL ASHABI RUHAMAK 230110150221

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2017
JUDUL; Kajian Radionuklida Alam dalam Ikan Laut Perairan Pesisir Gresik

LATAR BELAKANG

METODE
Sampel diperoleh dari perairan pesisir Gresik dan pengambilan dilakukan oleh nelayan
menggunakan jaring. Setelah disampling dilakukan identifikasi untuk mengetahui jenis ikan.
Sebanyak 5 kg sampel ikan laut tersebut dimasukkan ke dalam kantung plastik serta di bawa ke
laboratorium menggunakan cool box. Di laboratorium, sampel ikan dicuci dengan air kran, lalu
dibilas dengan aquabidest, kemudian dikeringkan menggunakan oven pada temperatur 150°C
selama 48 jam. Sampel kering kemudian dihaluskan hingga 100 mesh dan disimpa dalam
desikator.

Sampel ditimbang secara seksama sebanyak 200 gram dan dimasukkan kedalam kontainer
marinelli, demikian juga bahan standar acuan IAEA-375 diperlakukan sarna dengan sampel.
Masing-masing marinelli yang berisi sampel dan standar ditutup rapat (sealed) dan dibiarkan
selama 1 bulan untuk mencapai kesetimbangan U dan Th dengan masing-masing anak luruhnya.
Selanjutnya sampel dan standar tersebut dipersiapkan untuk pencacahan disimpan dalam
desikator.

Sampel, standar dan blanko secara bergantian di ukur menggunakan peralatan


238 234 226
Spektrometer Gamma. Radionuklida alam U dihitung dari aktivitas spesifIk Th, Ra dari
rata-rata aktivitas spesifik 214Pb dan 214Bi rata-rata, sedangkan 232Th dari aktivitas spesifik 212Pb.
234
Karakteristik masing-masing radionuklida terlihat pada Tabel I. Pengukuran Th pada energi
92,38 keV, 214Pb dan 214Bi pada energi 351,92 dan 609,31 keV, 212Pb pada energi 238,63 keV dan
pada 1460,75 keV.

JUDUL; Sebaran Radioaktivitas Radionuklida Alam dan Faktor Akumulasinya dalam Air,
Sedimen dan Tanaman di Perairan Sungai dan Laut Surabaya

LATAR BELAKANG
Surabaya selain merupakan daerah pelabuhan yang banyak disinggahi oleh kapal laut juga
merupakan daerah perkembangan baru kawasan industri (tekstil, kulit, kayu, logam, obat-obatan,
dsb). Untuk itu perlu ditentukan dan dikumpulkan data penyebaran radioaktivitas lingkungannya
sebelum PLTN didirikan sehingga dapat dibandingkan dengan data penyebaran radioaktivitas
waktu yang akan datang. Selain itu dapat disusun usulan baku mutu lingkungan pada Menteri
Lingkungan Hidup sebagai bagian Program BATAN yakni perwujudan pemasyarakatan teknik
nuklir. Untuk membahas kualitas lingkungan dari aspek radioekologis, perlu dilakukan kajian
radioaktivitas pada suatu ekosistem yang berkaitan dengan paparan radiasi (gross), identifikasi
radionuklida, dosis radiasi, konsentrasi dan mekanisme perpindahan radionuklida dalam
komponenkomponen penyusun ekosistem. Pada penelitian ini akan dilakukan pengukuran dan
analisis radioaktivitas alam perairan sungai dan laut Surabaya untuk mendiskripsikan kualitas
lingkungan dari aspek radioaktivitas ekologi perairan sungai dan laut Surabaya tersebut.
Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari tingkat radioaktivitas beberapa cuplikan
sungai dan laut pesisir Surabaya untuk : 1. Mengetahui paparan gross-α dan gross- β cuplikan air,
eceng gondok dan sedimen sungai dan laut serta membandingkannya dengan baku mutu perairan
yang berlaku ditetapkan oleh Depkes atau Men KLH. 2. Mengetahui jenis radionuklida yang ada
dalam cuplikan air sungai-laut, tanaman eceng gondok dan sedimen untuk menentukan muasal
keberadaan radionuklida tersebut. 3. Mengetahui dosis radiasi, konsentrasi dan mekanisme
perpindahan radionuklida di laut pesisir Surabaya.

METODE
Pengambilan cuplikan dilakukan satu kali tanggal 23 Agustus 1999 pada 5 lokasi di Sungai
dan pantai Surabaya. Dari peta Sungai Surabaya dipilih lokasi yang tingkat pencemarannya tinggi
akibat zat buangan dari industri, Kelima daerah tersebut merupakan daerah dekat kawasan industri.
Menggunakan bahan HNO3, aseton, akuades, planset alumunium, bahan standar Am-241 (α), KCl
(β) dan Eu-152 (γ), bahan cuplikan, berupa cuplikan air laut dan air sungai (masing-masing 2 liter),
sedimen permukaan dasar perairan (masing-masing 2 kg basah dari setiap titik) dan eceng gondok
(masing-masing 2 kg basah dari setiap titik). Menggunakan alat Water Sampler, Dredger, Eijkman
Grab, Kertas saring dan peralatan saring, Furnace 500°C , Lampu pijar 500 W, Timbangan
OHAUS GT410 Digital, Pencacah-α Schlumberger ECT-34 dengan detektor ZnS padat;
Pencacah-β (Geiger Muller Counter) Ortec 401A; Spektrometer-γ dengan detektor Ge(Li) dan
MCA Ortec 7010. Untuk sampel air, sebanyak 1 liter air diuapkan hingga tinggal sekitar 5 ml
(dengan kompor listrik di almari asam), kemudian diteteskan ke dalam planset, diuapkan dengan
lampu pemanas sampai kering, dicacah gross α, β dan identifikasi radionuklida (γ). Untuk biota
dibersihkan dengan air setempat, dipisahkan lumpurnya, ditimbang, diabukan dan ditimbang lagi,
ditaruh dalam planset beberapa gram dan dimampatkan setelah diberi aquabidest. Untuk sedimen,
dibersihkan dari batu kecil, akar/daun/ranting, dikeringkan pada suhu ruang, digerus dan diayak
lolos 100 mesh, 1- 2 gram ditaruh dalam planset dan dimampatkan, dicacah gross α, β dan
identifikasi radionuklida (γ).

JUDUL; Pola Radioaktivitas Alam Cuplikan Lingkungan di Perairan Surabaya

LATAR BELAKANG
Zat radioaktif yang berada di lingkungan perairan kota Surabaya kemungkinan dapat
berasal dari limbah industri serta limbah rumah sakit yang ada di kota Surabaya. Salah satu industri
yang berpotensi menghasilkan limbah radioaktif adalah industri kaos lampu tekan. Tujuan
penelitian ini adalah yang pertama untuk mengetahui aktivitas rerata gross β dari cuplikan air,
biota dan sedimen yang diambil dari perairan Surabaya. Tujuan ke dua untuk mengidentifikasi
radionuklida yang terkandung dalam cuplikan tersebut kemudian dibandingkan dengan baku mutu
menurut PERDA Kota Surabaya No.02 Tahun 2004. Tujuan ketiga adalah untuk mengetahui
cuplikan biota yang mempunyai daya serap tertinggi terhadap bahan pencemar radioaktivitas β.
Tujuan ke empat untuk mengetahui jalur perpindahan bahan pencemar radioativitas β dengan cara
menghitung faktor bioakumulasi (FB) dan faktor distribusi (FD) gross β.

METODE
Metode yang digunakan dalam pengambilall cuplikan pada penelitian ini adalah metode
grab sampel (cuplikan sesaat), yaitu cuplikan yang diambil secara langsung dari badan air yang
sedang dipantau. Pengambilan cuplikan dilakukan pada 12 lokasi dilaksanakan pada tanggal 23-
25 Juni 2004. Lokasi sampling adalah I) Tengah Kali Surabaya, 2) Hilir Kali Surabaya, 3) Hulu
Kali Mas, 4) Hulu Kali, 5) Muara kali Wonokromo, 6) Pesisir pantai Wonokromo, 7) Muara
Kalisari, 8) Pesisir Pantai Kenjeran, 9) Pesisir Kedung Cowek, 10) Muara Kali Kedinding, II)
Muara Kalianak Margomulyo dan 12 Pesisir Muara Morokrembangan. Perhitungan yang dipakai
adalah perhitungan dengan cara membandingkan aktivitas sampel dengan standar yang diketahui
aktivitasnya, dan disusun dalam bentuk tabel. Bahan nya adalah Sampel lingkungan Surabaya
(Sedimen 2 kg, eceng gondok dan tanaman bakau 2 kg, ikan Gelama dan Belanak 1 kg, air sungai,
air muara dan air pesisir masing-masing 2 Lt), HN03. N2 cair, Standar 90Sr untuk kalibrasi OM,
40
KCI untuk penentuan efisensi OM, standar 152Eu-152 untuk kalibrasi spectrometer γ. Alat yang
digunakan adalah GM Counter Ortec 401 A pencacah beta., GPS untuk-menentukan lokasi
Spektrometer gamma untuk analisis pemancar γ . ayakan 100 mesh, timbangan digital.

Anda mungkin juga menyukai