Anda di halaman 1dari 15

1

TUGAS MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

OLEH :
RAHMI AULIA
1804111962
BUDIDAYA PERAIRAN

BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta

karunia-Nya sehingga saya selaku penulis dapat menyelesaikan Makalah ini tepat

pada waktunya. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang

diberikan oleh dosen maupun asisten Mata Kuliah Kewirausahaan dan menjadi

salah satu pertimbangan dalam pemberian nilai.

Saya menyadari bahwa terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari

bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, rasa hormat dan terima kasih saya

sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan

makalah ini. Dan juga dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan.

Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan makalah ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, April 2020

Penulis
3

DAFTAR ISI

Isi Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................... ii

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 3
1.3. Tujuan........................................................................................... 4

II. PEMBAHASAN
2.1. Berorientasi Pada Tindakan......................................................... 5
2.2. Pengambilan Resiko .................................................................... 6
2.3. Kepemimpinan............................................................................. 7
2.4. Etika Bisnis................................................................................... 8
2.5. Faktor “X”.................................................................................... 8

III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan.................................................................................. 10
3.2. Saran............................................................................................ 11
1

I. PENDAHULUAN
2

1.1. Latar Belakang


Salah satu ciri seorang pengusaha adalah pikirannya yang lebih berorientasi
pada tindakan (action). Tidak hanya sekedar bermimipi, berkata – kata, berpikir-
pikir, atau berwacana. Seseorang pengusaha selalu ingin menghadapi risiko,
ketidak pastian,dan keterbatasan dalam setiap masalah yang dihadapi. Sehebat
apapun angan-angan untuk menciptakan perubahan, belum tentu dapat dijalankan
jika tidak berorientasi pada tindakan dan tidak berani mengambil risiko.
Selain itu, seorang pengusaha juga harus memiliki orientasi PDCA (plan, do,
check, and action). Hal ini berarti dia tidak hanya sekedar merencanakan berbagai
strategi dan taktik, tetapi juga melaksanakannya. Secara spesifik, seorang
pengusaha harus menghindari NATO (no action talk only), NADO (no action
dream only) dan NACO (no action concept only). NATO hanya akan
menghasilkan gosip, NADO hanya menghasilkan visi tanpa tindakan, dan NACO
hanya menghasilkan teori dan falsafah. Pada mumnya, yang berpikiran NACO
adalah akademisi yang berpikir menggunakan logika formal. Seorang konseptor
atau teoretikus, bekerja dengan data dan jarang sekali berada di lapangan.
Resiko merupakan informasi, kejadian, kerugian atau pekerjaan yang terjadi
sebagai akibat dari keputusan yang di ambil dalam kehidupan sehari-hari. Resiko
dapat besifat pasti maupun tidak pasti yang bisa di kalkulasi secara kuantitatif.
Kunci untuk mengetahui seberapa besar resiko yang akan Anda hadapi adalah
seberepa anda mandapatkan informasi.
Resiko bagi para pengusaha bukanlah sebagai suatu hambatan untuk meraih
kesuksesan tetapi dijadikan sebagai suatu tantangan. Pengambilan resiko menurut
perspektif pengusaha yaitu dengan mengambil resiko yang tidak terlalu tinggi dan
tidak terlalu rendah. Karena seorang pengusaha selalu ingin berhasil mereka
menjauhi resiko yang tinggi, dan menghindari resiko yang lebih rendah karena
bagi mereka tidak ada tantangan.
Pengambilan resiko berkaitan erat dengan kepercayaan diri. Semakin besar
keyakinan pada kemampuan diri sendiri, semakin besar pula keyakinan dalam
mempengaruhi hasil dan keputusan, serta semakin siap pula mencoba apa yang
3

menurut orang lain penuh dengan resiko. Kebanyakan orang lebih suka berada
dalam titik yang aman dan nyaman dengan tidak mengambil hal yang beresiko
atau lebih memilih resiko yang lebih rendah.
Resiko akan selalu ada dalam kehidupan usaha sehari-hari. Intensitas risiko
akan semakin meningkat manakala kita melakukan kegiatan bisnis. Jika ingin
mendapatkan hasil/keuntungan yang besar, maka risiko yang dihadapi pun besar
juga (high risk, high return). Oleh karenanya, seorang wirausaha tidak dapat
dilepaskan dengan bagaimana seorang wirausaha melakukan pengambilan risiko
untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Bentuk resiko usaha dapat berupa
kerugian finansial dan pengalaman buruk. Dari resiko usaha ini, seorang
pengusaha dapat memperbaiki dengan cara belajar lagi dengan cara yang yang
baru, gigih, ulet, dan bekerja keras agar dapat meraih keberhasilan.

Kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan semangat, dan


kekuatan moral yang kreatif yang mampu mempengaruhi para anggota untuk
mengubah sikap, sehingga mereka menjadi konform dengan keinginan pemimpin.

Kekuatan dan keunggulan sifat-sifat pemimpin itu pada akhirnya merupakan


perangsang psikososial yang bisa memunculkan reaksi-reaksi bawahan secara
kolektif. Selanjutnya akan dimunculkan kepatuhan, loyalitas, kerjasama, dan
respek dari para anggota kelompok kepada pemimpinnya.

Keberhasilan atau efektifitas kepemimpinan tidak sajalah diukur bagaimana


memberdayakan bawahannya tapi uga kemampuannya menjalankan atau
melaksanakan kebijakan perusahaan melalui cara atau gaya kepemimpinannya.
Pola atau gaya kepemimpinan sangat tergantung pada karakteristik individu
pemimpin menghadapi bawahan berdasarkan fungsinya sebagai atasan.
Tidak ada gaya kepemimpinan yang paling baik, karena gaya kepemimpinan
haruslah fleksibel dan harus disesuaikan dengan perilaku, sistem nilai yang dianut
bawahan, situasi lingkungan, kematangan dan situasi bawahan. Seorang
pemimpin yang berhasil dan efektif bila dapat melakukan gaya kepemimpinan
yang tepat pada situasi yang tepat. Terdapat kriteria perilaku kepemimpinan yang
dapat menentukan gaya kepemimpinan pengusaha adalah: (1) gaya kepemimpinan
diktator, (2) gaya kepemimpinan partisipasi, (3) gaya kepemimpinan delegasi,
4

(4) gaya kepemimpinan konsiderasi.


Dalam persaingan antar perusahaan terutama perusahaan besar dalam
memperoleh keuntungan sering kali terjadi pelanggaran etika berbisnis, bahkan
melanggar peraturan yang berlaku. Demikian pula sering terjadi perbuatan
penyalahgunaan wewenang yang dilakukan pihak birokrat dalam mendukung
usaha bisnis pengusaha besar atau pengusaha keluarga pejabat. Peluang-peluang
yang diberikan pemerintah pada masa orde baru telah memberi kesempatan pada
usaha-usaha tertentu untuk melakukan penguasaan pangsa pasar secara tidak
wajar. Keadaan tersebut didukung oleh orientasi bisnis yang tidak hanya pada
produk dan kosumen tetapi lebih menekankan pada persaingan sehingga etika
bisnis tidak lagi diperhatikan dan akhirnya telah menjadi praktek monopoli,
persengkongkolan dan sebagainya.
Etika berasal dari kata Yunani ethos (ta etha) yang berarti ‘adat istiadat’ atau
‘kebiasaan’. Ini berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang
baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang diwariskan dari generasi
ke generasi berikutnya. Sedangkan moralitas berasal dari kata Latin mos (mores)
yang juga berarti ‘adat istiadat’ atau ‘kebiasaan’.
Etika dapat dirumuskan sebagai refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan
norma yang menyangkut manusia harus hidup baik sebagai manusia, dan
mengenai masalah-masalah kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada
nilai dan norma-norma moral yang umum diterima. Karena etika adalah refleksi
kritis terhadap moralitas, maka etika tidak bermaksud membuat manusia bertindak
sesuai dengan moralitas begitu saja.
Faktor “X” merupakan bakat terpendam dalam diri seseorang. Masing-masing
manusia memiliki faktor “X” yang berbeda dalam faktor ukuran. Terkadang ada
manusia atau orang yang memiliki faktor “X” yang kecil, terkadang ada pula
manusia atau orang yang memiliki faktor “X” yang cukup besar. Besar kecilnya
ukuran faktor “X” ini ditentukan oleh seberapa jauh seseorang menggali dan
mengembangkan faktor “X” tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud karakter beriorentasi pada tindakan?
2. Bagaimana sikap dan tindakan bagi pribadi yang berorientasi pada tindakan?
5

3. Apa itu Resiko?


4. Bagaimana pandangan pengusaha mengenai resiko?
5. Apakah pengambilan resiko itu sama pengertiannya bagi setiap orang?
6. Apa itu kepemimpinan?
7. Bagaimanakah kriteria keberhasilan kepemimpinan?
8. Apa definisi etika bisnis ?
9. Mengapa diperlukan etika dalam berbisnis ?
10. Apa itu faktor "X”?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui arti Karakter Beriorentasi pada Tindakan
2. Mengetahui sikap dan tindakan bagi pribadi yang berorientasi pada
3. Mengetahui arti Resiko
4. Mengetahui pandangan pengusaha mengenai rasiko
5. Mengetahui apakah pengambilan resiko itu sama pengertiannya bagi setiap
orang
6. Mengetahui arti kepemimpinan
7. Mengetahui kriteria keberhasilan kepemimpinan
8. Mengetahui arti etika bisnis
9. Mengetahui mengapa etika diperlukan dalam berbisnis
10. Mengetahui apa itu faktor “X”
6

II. PEMBAHASAN

2.1. Berorientasi Pada Tindakan

8 kebiasaan dari orang-orang yang sangat efektif:

1. Proaktif
 Mengambil inisiatif untuk bertindak, bukan menunggu atau berwacana.
 Mengambil tindakan sebelum sebuah kejadian yang tidak dikehendaki
muncul.
2. Bermula dari ujung pemikiran
Hal ini dapat ditemkan melalui melalui serangkaian tindakan atau kejadian-
kejadian pahit sehingga membentuk kebajikan dan filosofi hidup.
3. Dahulukan hal utama
Kita harus mendahulukan yang palig utama atau penting agar hasil yang kita
dapatkan maksimal. Hal tersebut dapat kita permudah dengan membuat list
hal-hal yang kita prrioritaskan.
4. Berpikir menang (win-win)
Dalam hidup kita harus optimis untuk mengapai suatu tujuan. Agar langkah
kita menggapai tujuan tersebut terasa lebih ringan.
5. Memahami untuk dipahami
Apabila kita ingin dipahami, kita juga harus memahami orang lain terlbih
dahulu.
6. Sinergi
Carilah rekan usaha yang saling melengkapi, yang berorientasi pada sinergy
agar Anda dapat berorientasi pada tindakan.
7. Menajamkan ketahanan, fleksibelitas dankekuatan
Upaya yang dapat dilakukan adalah :
7

 Berikan makanan pada jiwa (spiritual), hidup yang seimbang, lakukan


meditasi, bacalah buku-buku self help yang membangkitkan semangat atau
dengarkanlah musik yang menggairahkan.
 Jangan pernah takut mengahadapi kesalahan kecil.
8. Temukan keunikkan pribadi dan bantulah orang lain menemukannya
Potensi diri, pada empat elemen utama:
1. Pikiran (mind)
2. Tubuh
3. Hati
4. Jiwa

2.2. Pengambilan Resiko

1. Motivasi mengambil risiko


 Menginginkan pengembalian yang sepadan (return)
 Mampu mengkalkulasi risiko
 Kepepet
 Tidak mampu mengkalkulasi risiko, atau
 Tidak tahu risiko yang dihadapi
2. Jenis-jenis Risiko Dalam Bisnis
 Risiko Murni
 Risiko hilang/rusaknya aset yang dimiliki
 Kecelakaan kerja
 Risiko akibat tuntutan hukum
 Risiko operasional lainnya
 Bencana alam (force majure)
 Risiko spekulatif
 Risiko Perubahan Harga
 Perubahan harga input
 Perubahan harga output
 Risiko Kredit
3. Bentuk Kerugian Akibat Risiko
 Kerugian Langsung
8

 Nominal yang harus ditanggung akibat dampak langsung risiko yang


terjadi
 Kerugian Tidak Langsung
 Kemungkinan sales/profit yang gagal diterima
 Munculnya biaya operasional tambahan
 Kesempatan investasi yang hilang
 Kerugian lainnya
4. Bagaimana Mengkalkulasi Risiko
 Tentukan seberapa sering risiko tersebut terjadi (frekuensi atau probability)
 Tentukan dampak yang timul dari risiko yang terjadi (dampak)
 Hitung kemungkinan prediksi kerugian, dengan formula:
Frekuensi x Dampak
5. Pengelolaan Risiko
 Mulai dari Risiko yang memiliki kemungkinan prediksi kerugian terbesar
(prinsip Pareto)
 Pilihan Strategi Pengelolaan:
 Dikontrol, supaya risiko-risiko tidak muncul, misal: SOP, Quality
Control
 Ditransfer kepada pihak lain, misal: konsumen, supplier dan asuransi
 Dibiayai sendiri, dibuat cadangan dana untuk membiayai jika risiko
terjadi
6. Bagaimana menghadapi risiko
 Perlu difahami bahwa risiko tidak untuk menjadi penghambat untuk maju.
Risiko harus diambil sebagai konsekuensi menginginkan sesuatu yang lebih
baik (keberhasilan)
 Identifikasi risiko apa yang berpotensi muncul dalam bisnis
 Identifikasi seberapa sering risiko tersebut muncul
 Identifikasi seberapa besar dampak dari risiko yang muncul tersebut
 Siapkan langkah-langkah mitigasi risiko hanya pada risiko yang
dominan/prioritas
9

2.3. Kepemimpinan

1. Perilaku pemimpin yang efektif:


 Memberikan contoh kepada para karyawan
 Menciptakan suatu tatanan nilai dan keyakinan bagi para karyawan dan
dengan bergairah mengejarnya
 Memfokuskan upaya para karyawan terhadap tujuan yang menantang dan
terus mengarahkan mereka kepada tujuan tersebut
 Menyediakan sumberdaya yang dibutuhkan karyawan untuk mencapai
tujuan mereka
 Menghargai dan mendukung para karyawan
 Berkomunikasi dengan para karyawan
 Menghargai keragaman para pekerja.
 Merayakan keberhasilan para pekerja
 Mendorong kreativitas di antara para pekerja
 Mempertahankan selera humor
 Menatap terus masa depan
2. Tips menjadi pemimpin
 Bangunlah Pengetahuan, Rajinlah Membaca.
 Bukalah Jendela Sel-selmu
 Disiplin Diri
 Bekerjalah dengan Prioritas
 Kerjakan atau delegasikan

2.4. Etika Bisnis

Tips agar berbisnis dengan etika yang benar:

• Jangan masuk ke dalam bisnis yang tidak riil, apalagi yang menjanjikan
kekayaan dalam waktu cepat (instant). Hindarilah membaca buku-buku yang
menjanjikan cara-cara cepat, instan dan memotong kompas.
10

• Yakinkan dan ucapkan terus dalam diri Anda bahwa Anda mampu bekerja
keras dan kerja keras selalu berakhir baik.

• Berbisnislah dengan nilai-nilai kejujuran, keadilan, persamaan, keterbukaan,


win-win, melayani dan tanamkanlah nilai-nilai itu di usaha yang Anda bangun.

• Jangan tergoda untuk cepat berhasil. Ingatlah semua ada waktunya. Waktu
yang terlalu cepat dipacu dapat beresiko negatif.

• Rekrutlah karyawan yang jujur dan jalankan apa yang Anda ucapkan.

2.5. Faktor “X”

1. “X” besar ada di tangan orang dewasa, yaitu orang-orang yang sudah

memiliki kepercayaan pasar. Sedangkan “X” kecil ada pada diri kita

masing-masing. Bentuk “X” pun macam-macam. Ia dapat berasal dari diri

Anda sendiri, orang lain, lembaga lain, dan sebagainya. Darimanapun

sumbernya, ia bisa tumbuh menjadi besar dan sebaliknya. “X” yang berasal

dari diri sendiri adalah bakat (talenta), kerja keras, kejujuran, kecerdasan,

keterampilan, penampilan fisik Anda, kualitas suara, pendidikan.

2. Karasteristik faktor X

 Merupakan penentu keberhasilan

 Merekat pada diri manusia

 Tidak diperoleh dalam waktu sekejab

 Namun ia dapat tumbuh dan berkembang menjadi “X” besar


11

 Dapat berasal dari diri sendiri, namun juga dapat berasal dari luar diri

 Sekali tumbuh ia dapat dipakai untuk usaha lainnya

III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Seorang pengusaha harus memiliki orientasi PDCA (plan, do, check, and
action). Hal ini berarti dia tidak hanya sekedar merencanakan berbagai strategi
dan taktik, tetapi juga melaksanakannya. Secara spesifik, seorang pengusaha harus
menghindari NATO (no action talk only), NADO (no action dream only) dan
NACO (no action concept only). NATO hanya akan menghasilkan gosip, NADO
hanya menghasilkan visi tanpa tindakan, dan NACO hanya menghasilkan teori
dan falsafah.
Resiko merupakan informasi, kejadian, kerugian atau pekerjaan yang terjadi
sebagai akibat dari keputusan yang di ambil dalam kehidupan sehari-hari. Resiko
dapat besifat pasti maupun tidak pasti yang bisa di kalkulasi secara kuantitatif.
Kunci untuk mengetahui seberapa besar resiko yang akan Anda hadapi adalah
seberepa anda mandapatkan informasi.

Kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan semangat, dan


kekuatan moral yang kreatif yang mampu mempengaruhi para anggota untuk
mengubah sikap, sehingga mereka menjadi konform dengan keinginan pemimpin.

Etika adalah suatu pedoman untuk mendapatkan hidup yang bernilai atau
bermartabat. Etika memberikan petunjuk tindakan-tindakan apa yang benar dan
apa yang salah.
12

Faktor “X” merupakan bakat terpendam dalam diri seseorang. Masing-masing


manusia memiliki faktor “X” yang berbeda dalam faktor ukuran. Terkadang ada
manusia atau orang yang memiliki faktor “X” yang kecil, terkadang ada pula
manusia atau orang yang memiliki faktor “X” yang cukup besar. Besar kecilnya
ukuran faktor “X” ini ditentukan oleh seberapa jauh seseorang menggali dan
mengembangkan faktor “X” tersebut.

3.2. Saran
Sebelum kita ingin menjadi pengusaha yang sukses kita harus tau dulu faktor
”X” yang ada didalam diri kita, setelah itu kita juga harus berorientasi pada
tindakan, kita juga harus berani menambil resiko dalam berbisnis. Dalam dunia
bisnis juga di butuhkan etika dan jiwa kepemimpina buka jiwa bos.

Anda mungkin juga menyukai