http//jurnal.uniyap.ac.id/index.php/Perikanan
The Journal of Fisheries Development, Juli 2019 Volume 3, Nomor 2 Hal : 95 – 104
e-ISSN : 2528-3987
ABSTRACT
sehingga ada sebagian pakan yang tidak parameter fisika dan kimia Pengambilan
termakan ikut terurai menjadi unsur hara sampel air menggunakan metode sampling
bersama sisa metabolisme ikan atau udang. manual.
Sumber air yang digunakan untuk
pemeliharaan ikan harus memenuhi Analisis Data
persyaratan baik parameter fisika dan kimia.
Sifat fisik air merupakan tempat hidup dan Pertumbuhan Berat Mutlak
menyediakan ruang gerak. Sifat kimia Menurut Effendi (1979), pertumbuhan
merupakan penyedia unsur-unsur ion, gas- berat mutlak diukur secara periodik dalam
gas terlarut, pH dan sebagainya. Sehingga
mingguan dari awal hingga akhir penelitian
kondisi kedua hal tersebut harus sesuai dengan menimbang berat biomassa ikan,
dengan persyaratan untuk hidup dan dalam hal ini ikan nila. Rumus dari
berkembangnya ikan yang dipelihara. pertumbuhan mutlak adalah sebagai berikut:
Namun penelitian mengenai pengaruh
kualitas air terhadap pertumbuhan ikan
ℎ = 𝑊0 − 𝑊𝑡
sangat minim sehingga perlu dilakukan
kajian mengenai Pengaruh Kualitas Air
Keterangan:
Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila Nirwana
- h = Pertumbuhan berat mutlak
di Holtekamp Koya Barat Distrik Muara
(g)
Tami Kota Jayapura. Permasalahan yang
- Wt = Berat ikan uji pada akhir
sering timbul dalam kegiatan budidaya ialah
pengamatan (g)
kualitas perairan yang tidak stabil,
- Wo = Berat ikan uji pada awal
sedangkan Kualitas air sangat menentukan
pengamatan (g)
kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan
mengingat air adalah media hidup ikan jika
Pertambahan Bobot Relatif dihitung Dengan
perairan tercemar, maka akan mengganggu
Rumus (Effendi, 1992):
pertumbuhan ikan yang di budidayakan.
Secara garis besar tujuan yang ingin 𝑊𝑡 − 𝑊0
dicapai pada kegiatan penelitian ini antara 𝑊= 𝑋 100%
lain mengekplorasi dan menganalisis 𝑊0
parameter kualitas air yang ada pada salah Keterangan:
satu tambak ikan nila nirwana di kampung - W = Pertambahan bobot relatif
Holtekamp dan sebagai dasar acuan untuk (%)
pengelolaan tambak dan kegiatan budidaya - Wt = Bobot rata-rata individu pada
di Kampung holtekamp. akhir
- Wo = Bobot rata-rata pada awal
pengujian.
METODE PENELITIAN
The Journal of Fisheries Development, Juli 2019 Volume 3, Nomor 2 Hal : 95 – 104
e-ISSN : 2528-3987
beberapa keunggulan. Keunggulan nila 08:00, jam 12:00 dan jam 16:00 WIT.
nirwana terletak pada kecepatan Sumber air yang digunakan berasal dari
pertumbuhannya dibandingkan populasi pencampuran air laut dan air tawar, namun
awalnya. Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian tidak dilakukan
pertumbuhan panjang dan berat ikan nila pemasukan dan pergantian air. Sumber air
tidak terlalu mengalami peningkatan yang berasal dari air hujan. Parameter kualitas air
signifikan, hal tersebut menunjukkan yang diamati pada penelitian ini seperti pH ,
pertumbuhan ikan kurang baik. Dilihat dari DO, Amoniak, Kecerahan, Suhu dan
pertumbuhan relatif panjang dan berat ikan Salinitas. Pada saat penelitian kualitas air
nila pada ketiga karamba tersebut yaitu ada yang dalam kondisi kurang optimum
7.32% dan 55.35 % dan pertmbuhan panjang untuk pertumbuhan ikan nila nirwana. Dari
dan berat mutlak yaitu 0.649 cm dan 7.7 parameter kualitas air yang diamati faktor
gram. Hal ini karena pada saat pemeliharaan kualitas air yang paling dominan
pakan yang diberikan memenuhi kebutuhan mempengaruhi pertumbuhan ikan nila
nutrisi ikan yang dipelihara namun pakan nirwana pada tambak yaitu amoniak,
yang diberikan digunakan untuk kecerahan, suhu dan DO dapat kita lihat
mempertahankan hidupnya dan ikan kadang pada uraian dibawah ini.
tidak mau makan akibat dari kondisi kualitas
air yang kurang baik sehingga secara tidak pH
langsung mengganggu pertumbuhan ikan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
yang dibudidayakan. Menurut Saparinto dan nilai pH didalam tambak ikan nila nirwana
Rini (2011) bahwa pertumbuhan ikan
berkisar antara 6.7-8.2 , masih dalam batas
dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu toleransi hidup ikan nila atau berada pada
faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam kondisi yang baik.. Sesuai dengan
diantaranya adalah genetika, seks, umur, pernyataan beberapa ahli salah satunya
penyakit dan pengaruh hormon sedangkan menurut Judantari, Khairuman dan Amri,
pengaruh dari faktor luar bila habitatnya (2008) menjelaskan bahwaNila Nirwana
tidak sesuai dengan kemampuan toleransi dapat mentolerir keasaman perairan untuk
tubuh ikan yang dapat menimbulkan hidup optimal antara 5-8.5. Hal tersebut juga
gangguan pada pertumbuhan adalah suhu, dijelaskan berdasarkan KepMen KP No.45
kadar oksigen air, kadar garam, kesuburan Tahun 2006, nilai pH yang mampu
perairan, dan pencemaran. ditoleransioleh ikan nila nirwana, yaitu
sebesar 5-8.5 (Andriani dkk., 2018).
Kondisi Kualitas Air di Dalam Tambak
Menurut penjelasan Suyanto, (2003) dalam
Budidaya Ikan Nila Nirwana Dahril dkk., (2017) bahwa Keasaman (pH)
Data kualitas air diperoleh dari hasil yang tidak optimal dapat menyebabkan ikan
pengukuran di Laboratorium BBIL Koya stress, mudah terserang penyakit, serta
Barat dan di LABKESDA Jayapura. produktivitas dan pertumbuhan rendah.
Sedangkan pengukuran kecerahan Selain itu, keasaman (pH) memegang
dilakukan dilapangan setiap dua minggu peranan penting dalam bidang perikanan
sekali, untuk pengukuran amoniak budidaya karena berhubungan dengan
dilakukan pengukuran pada awal dan akhir kemampuan untuk tumbuh dan
penelitian. Pengukuran kualitas air bereproduksi. Ikan dapat hidup minimal
dilakukan dalam dua minggu sekali selama pada pH 4 dan pH diatas 11 akan mati
satu bulan dengan waktu pengukuran jam
97
* Korespondensi:
Email : annitasarie@gmail.com
Alamat : Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan Universitas Yapis Papua
Jl. Sam Ratulangi No 11. Dok V Atas Jayapura
Willem H. Siegers, Yudi Prayitno dan Annita Sari, Pengaruh Kualitas Air terhadap Pertumbuhan Ikan Nila
Nirwana (Oreochromis sp.) Pada tambak payau
The Journal of Fisheries Development, Juli 2019 Volume 3, Nomor 2 Hal : 95 – 104
e-ISSN : 2528-3987
2
Kadar Amoniak (ppm)
1,5
1
Stasiun 1
0,5
Stasiun 2
0
8:00 8:00
Awal Akhir
Waktu Pengukuran
99
* Korespondensi:
Email : annitasarie@gmail.com
Alamat : Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan Universitas Yapis Papua
Jl. Sam Ratulangi No 11. Dok V Atas Jayapura
Willem H. Siegers, Yudi Prayitno dan Annita Sari, Pengaruh Kualitas Air terhadap Pertumbuhan Ikan Nila
Nirwana (Oreochromis sp.) Pada tambak payau
20
18
Tingkat kecerahan (cm)
16
14
12
10
8 Stasiun 1
6
Stasiun 2
4
2
0
8:00 12:00 16:00 8:00 12:00 16:00 8:00 12:00 16:00
Pertama Kedua Ketiga
Waktu Pengukuran
40
30
Tingkat Suhu (0C)
20
10 stasiun 1
0 stasiun 2
8:00 12:00 16:00 8:00 12:00 16:00 8:00 12:00 16:00
Pertama Kedua Ketiga
Waktu Pengukuran
The Journal of Fisheries Development, Juli 2019 Volume 3, Nomor 2 Hal : 95 – 104
e-ISSN : 2528-3987
0,45
0, 4
0,35
Kadar Salinitas (ppt)
0, 3
0,25
0, 2
0,15 Stasiun 1
0, 1
Stasiun 2
0,05
0
8:00 12:00 16:00 8:00 12:00 16:00 8:00 12:00 16:00
Pertama Kedua Ketiga
Waktu Pengukuran
tambahan tersebut akan dapat meningkatkan ikan nila bersifat eurihaline walaupun
produksi ikan peliharaan sampai 3 (tiga) kali habitat aslinya di lingkungan air tawar.
lipat di bandingkan dengan ikan yang tidak
diberikan makanan tambahan.
Hasil pengamatan menunjukkan PENUTUP
bahwa jumlah konversi pakan yang
dibutuhkan selama penelitian adalah Kesimpulan
389.7 g, pemberian pakan pagi dan sore Berdasarkan hasil dan pembahasan
masing-masing 6.495 g. Handajani (2010) diatas, maka dapat diambil kesimpulan
menyatakan bahwa, tingkat efisiensi
bahwa parameter kualitas air diperairan
penggunaan pakan nila ditentukan oleh seperti kadar oksigen terlarut, salinitas, pH,
pertumbuhan dan jumlah pakan yang suhu, kecerahan, amonia, sangat
diberikan. Dilihat dari pertumbuhan ikan mempengaruhi kelangsungan hidup
nila nirwana menunjukkan bahwa pakan organisme yang ada diperairan itu. Ini dapat
yang diberikan sudah sesuai untuk dlihat pada pertumbuhan ikan yang kurang
kebutuhan ikan namun faktor lain yang baik karena pakan yang diberikan digunakan
menyebabkan ikan tidak mau makan adalah untuk mempertahankan hidup. Hal ini
kondisi lingkungan yaitu kualitas dan tinggi disebabkan oleh :
tambak yang tidak optimum sehingga 1) Untuk kadar kualitas air seperti DO,
mengganggu pertumbuhan ikan. Amoniak, Kecerahan dan Suhu
diperairan tersebut kurang optimum
Kelangsungan Hidup
untuk pertumbuhan ikan, hal tersebut
Nilai kelangsungan hidup pada ikan dipengaruhi oleh lingkungan sekitar
nila nirwana selama penelitian yaitu 70%, dimana kondisi air yang tingginya
ini menunjukkan bahwa ikan nila nirwana tidak optimum didalam tambak,
kelulusan hidupnya relatif tinggi. Menurut kondisi cuaca yang tidak menentu dan
Khairuman (2005), tingkat kelangsungan pengelolaan yang kurang efektif dan
hidup dikolam, sawah ataupun tambak juga penimbunan lumpur didalam
selama pemeliharaan pada tahap pendederan tambak mengakibatkan pertumbuhan
ukuran 8-12 cm mencapai 80-90%. Tingkat ikan terganggu.
kelangsungan hidup pada tahap pendederan 2) untuk pH dan salinitas masih dapat di
II di KJA relatif tinggi yaitu sekitar 70%. toleransi oleh ikan nila nirwana,
Kematian benih terjadi akibat ketinggian air dengan nilai pH 6.7-8.2 ppt dan nilai
tambak yang tidak optimal. Selain itu, salinitas 0-0.4 ppm.
menurut Chotiba (2013) dalam Rahim dkk., 3) Pengelolaan kualitas air harus
(2015) bahwa kematian ikan yangterjadi diimbangi juga dengan pengelolaan
pada tiap perlakuan dipengaruhi oleh lingkungan yang baik karena dalam
beberapa factor diantaranya ialah salinitas. budidaya ikan, lingkungan dan
Semakin tinggi salinitas maka semakin kualitas air saling terkait satu sama
tinggi pula tingkat kematian benih ikan nila, lain. Ketika ketiga hal ini dapat
karena jika tingkat osmoregulasi tinggi dimbangi maka budidaya ikan akan
sedangkan kemampuan ikan nila rendah berjalan dengan baik. Tentunya
maka akan berakibat pada kematian ikan ditunjang dengan sarana dan prasarana
nila. Kelangsungan hidup benih ikan nila yang memadai.
dipengaruhi oleh kemampuan osmoregulasi
102
Available Online At :
http//jurnal.uniyap.ac.id/index.php/Perikanan
The Journal of Fisheries Development, Juli 2019 Volume 3, Nomor 2 Hal : 95 – 104
e-ISSN : 2528-3987
104