Anda di halaman 1dari 6

GROUPER FAPERIK 2014

MANAJEMEN KUALITAS AIR PADA PEMBESARAN IKAN NILA SALIN (Oreochromis


aureus x niloticus) DI INSTALASI BUDIDAYA AIR PAYAU KABUPATEN LAMONGAN

ENDAH SIH PRIHATINI


Dosen Prodi Manajemen Sumber Daya Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Islam Lamongan

ABSTRAKSI
Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui cara pembesaran ikan nila di Instalasi
Budidaya Air Payau Lamongan dan untuk mengetahui manajemen kualitas air pada
pembesaran ikan nila salin di Instalasi Budidaya Air Payau Lamongan. Manfaat penelitian ini
adalah untuk membandingkan ilmu teori yang telah didapat dengan keadaan langsung di
lapangan pada pembesaran ikan nila salin dan meningkatkan pengetahuan, ketrampilan
dan menambah wawasan di bidang perikanan khususnya dalam manajemen kualitas air
pada pembesaran ikan nila salin serta memberikan informasi kepada masyarakat tentang
manajemen kualitas air yang baik bagi pembesaran ikan nila salin.
Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan di Instalasi Budidaya Air Payau
Lamongan. Metode penelitian ini adalah metode diskriptif, sesuai Ari Kunto (2010) penelitian
deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan untuk menemukan pengetahuan yang
seluas-luasnya terhadap objek penelitian pada suatu masa tertentu.Teknik pengambilan
data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer cara pengambilan datanya
dengan observasi, wawancara, dan partisipasi aktif.
Dari penelitian dihasilkan cara pemeliharaan ikan nila salin dengan persiapan
tambak meliputi: pengeringan, pembuangan lumpur, pengapuran, pemupukan dasar,
pelaksanaan terdiri dari pengisian air, penebaran benih, pemberian pakan dan probiotik dan
pemanenan. Dari manajemen kualitas air dilakukan dengan pergantian air dengan
penambahan air dari sumur bor, pengamatan kualitas air di dapatkan suhu rata-rata 27-
30ºC, pH 7-7,5 ppm, salinitas 20 ppt, kadar oksigen terlarut (DO) 6-8 mg/l, amonia (NH3) 0,2
mg/l, dan kecerahan kolam 25 cm. Pada penelitian ini disarankan untuk melakukan
pengamatan kualitas air pada pemeliharaan ikan salin di tempat yang lain, sehingga
parameter kualitas air yang baik bisa didapatkan untuk pemeliharaan ikan nila salin.

Kata Kunci : Manajemen kualitas air, Pembesaran, Ikan nila

1
GROUPER FAPERIK 2014

I. PENDAHULUAN Di Instalasi Budidaya Air Payau


Ikan nila merupakan komoditas Lamongan terdapat usaha pembesaran
air tawar yang cukup banyak di ikan nila salin, peneliti ingin mengetahui
budidayakan saat ini, baik kegiatan sejauh mana cara pemeliharaan dan
pembenihan maupun pembesaran yang di manajemen kualitas air pada pembesaran
karenakan keunggulan ikan nila ikan nila salin tersebut.
dibandingkan dengan beberapa ikan air
tawar lainnya yaitu, seperti II. M
pertumbuhannya yang cepat, mudah ETODE PELAKSANAAN
untuk dikembangbiakkan, mudah dalam
pemeliharaan dan adaptasi yang tinggi 2.1. Waktu dan Tempat
terhadap perubahan lingkungan (Masturi Penelitian ini dilaksanakan
dan Arief, 2008). selama satu bulan di Instalasi Budidaya
Habitat ikan nila adalah air tawar, Air Payau Kabupaten Lamongan di Jalan
seperti sungai, danau, waduk dan rawa- Raya Deket KM 4-5 Kecamatan Deket
rawa, tetapi karena toleransinya yang luas Kabupaten Lamongan.
terhadap salinitas (eury haline) sehingga
dapat pula hidup dengan baik di air payau 2.2. Alat dan Bahan Penelitian Alat
dan laut. Salinitas yang cocok untuk nila Alat-alat yang digunakan dalam
adalah 0-35 ppt (part per thousand), kegiatan penelitian antara lain : alat tulis-
namun salinitas yang memungkinkan nila menulis untuk mencatat hasil yang di
tumbuh optimal adalah 0-30 ppt. Ikan nila dapat di lokasi penelitian, kamera untuk
masih dapat hidup pada salinitas 31-35 dokumentasi, thermometer, refraktometer,
ppt, tetapi pertumbuhannya lambat. (M. pH meter, DO meter, secchi disc,
Ghufran H. Kordi., 2010). Diantaranya spectroquant move 100.
adalah ikan nila yang memiliki
kemampuan toleransi tinggi untuk tumbuh 2.3. Teknik Pengambilan Data
dan berkembang pada perairan dengan
2.3.1. Data Primer
salinitas lebih dari 20 ppt. Dengan
demikian ikan nila yang biasa Data primer merupakan data
dibudidayakan pada perairan tawar, juga yang didapat dari sumber informan
dapat dikembangkan pada perairan pertama yaitu individu atau perseorangan
payau. seperti hasil wawancara yang dilakukan
Pengembangan ikan nila salin oleh peneliti. Data primer ini berupa
merupakan yang pertama dilakukan di catatan hasil wawancara, hasil observasi
Indonesia. Diharapkan hal ini akan ke lapangan secara langsung dalam
memacu pertumbuhan produksi ikan bentuk catatan tentang situasi dan
sebagai sumber pangan protein hewani kejadian.
bagi masyarakat sekaligus untuk tujuan Beberapa informasi yang
peningkatan ekspor melalui pemanfaatan diperoleh dari hasil observasi adalah
30-50% lahan pertambakan di sepanjang ruangan (tempat), kegiatan, objek,
pantai yang selama ini terlantar. perbuatan, kejadian atau peristiwa, dan
Keberhasilan program kegiatan ini akan waktu. Tujuan observasi ini adalah untuk
menjadi kontribusi BPPT tidak hanya menyajikan gambaran realistik perilaku
dalam mendukung program nasional atau kejadian, untuk menjawab
ketahanan pangan tetapi sekaligus pertanyaan, untuk membantu mengerti
mempromosikan sumber pangan yang perilaku Masyarakat, dan untuk evaluasi
unggul dan memiliki ketahanan terhadap yaitu melakukan pengukuran terhadap
perubahan iklim global. aspek tertentu melakukan umpan balik
Keberhasilan budidaya ikan terhadap pengukuran tersebut.
bergantung pada pemberian pakan dan Wawancara merupakan alat re-
kualitas air, (Effendi, 2003). Kualitas air cheking atau pembuktian terhadap
yang perlu diperhatikan adalah Oksigen, informasi atau keterangan yang diperoleh
pH, Salinitas, Suhu, NH3. sebelumnya. Teknik wawancara yang
digunakan dengan wawancara yang

2
GROUPER FAPERIK 2014

mendalam. Wawancara mendalam (in–


depth interview) adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan 3. Pengukuran Salinitas
dengan cara tanya jawab sambil bertatap Salinitas adalah tingkat keasinan
muka antara pewawancara dengan atau kadar garam terlarut dalam air.
informan atau orang yang diwawancarai, Salinitas juga dapat mengacu pada
dengan atau tanpa menggunakan kandungan garam dalam tanah.
pedoman (guide) wawancara, di mana Pengukuran kadar keasinan pada
pewawancara dan informan terlibat dalam penelitian ini menggunakan alat
kehidupan sosial yang relatif lama refactometer. Ikan nila salin toleran
Partisipasi aktif merupakan terhadap salinitas atau tingkat keasinan
metode pengumpulan data yang lebih dari 20 ppt.
digunakan untuk menghimpun data
penelitian melalui pengamatan dan 4. Pengecekan Kadar Oksigen Terlarut
pengindraan dimana observer atau (DO)
peneliti benar-benar terlibat dalam Oksigen terlarut merupakan faktor
keseharian responden (Arikunto, 2010). terpenting dalam menentukan kehidupan
Bentuk partisipasi aktif ini ikan, pernapasan akan terganggu bila
merupakan suatu kegiatan dimana kita oksigen kurang dalam perairan.
turut serta secara langsung dalam semua Pengontrolan pada perairan tambak
kegiatan yang berkaitan dengan budidaya pembesaran nila GMT salin di
pemberian probiotik seperti pemberian IBAP Lamongan menggunakan alat DO
pakan, pengukuran kualitas air, meter.
perhitungan kepadatan penebaran, 5. Pengecekan Amonia NH3
analisis usaha, dan lain-lain. Amoniak berasal dari
Di Intalasi Budidaya Air Payau dekomposisi bahan organik terutama sisa
Lamongan pengontrolan kualitas air pada pakan dan organisme yang telah mati,
pembesaran nila salin yang mempunyai serta hanya sebagian berasal dari hasil
tingkat pertumbuhan yang lebih cepat metabolism udang.
dilakukan pengecekan terhadap suhu, pH, Pada pembesaran nila GMT salin
salinitas, DO, kecerahan, NH3. Adapun di IBAP Lamongan menggunakan alat
caranya sebagai berikut : spectroquant sebagai alat pengujinya.
Untuk mengatasi banyaknya ammonia
yang ada dibawah dasar tambak budidaya
1. Pengukuran Suhu dilakukan pengerukan pada saat
Untuk pengukuran suhu pengeringan tambak sesudah
menggunakan alat thermometer dengan pemanenan.
cara mencelupkan thermometer kedalam 6. Kecerahan Kolam
air selama beberapa menit, kemudian Pengukuran kecerahan kolam
angkat thermometer dan setelah dilakukan dengan mengunakan alat
thermometer menunjukkan angka yang secchi disk. Cara penggunaan alat ini
konstan, baca angka yang ditunjukkan adalah dengan mencelupkannya ke dalam
thermometer lalu catat hasilnya. perairan secara perlahan sampai pada
2. Pengukuran pH kedalam dimana seichi disk mulai tidak
pH adalah derajat keasaman kelihatan, kemudian tingkat kecerahan air
yang digunakan untuk menyatakan tingkat dapat terbaca pada skala yang telah ada.
keasaman atau kebasaan yang dimiliki 2.3.2. Data Sekunder
oleh suatu larutan. Alat pengukur pH air Data sekunder merupakan data
pada pembesaran nila salin ini primer yang sudah diolah lebih lanjut dan
menggunakan pH meter digital disajikan oleh pihak pengumpul data
primer atau pihak lain misalnya dalam
bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram.
Data ini digunakan untuk mendukung
infomasi primer yang diperoleh baik dari

3
GROUPER FAPERIK 2014

dokumen, maupun dari observasi


langsung ke lapangan. Dalam penelitian
ini data sekunder diperoleh dari laporan- d. Pemberantasan Hama
laporan pustaka yang menunjang, serta Pemberantasan hama dan
data yang diperoleh dari lembaga penyakit dilakukan dengan menggunakan
pemerintah, pihak swasta yang Saponin sebanyak 200kg/1 Ha. Jadi untuk
berhubungan maupun masyarakat yang lahan budidaya seluas 2.000 m2
terkait dengan usaha pembesaran ikan menggunakan 40 Kg Saponin.
nila di wilayah jalan raya Deket Kabupaten Saponin adalah suatu glikosida
Lamongan alamiah yang terikat dengan steroid atau
triterpena. Saponin mempunyai aktifitas
1. Teknik Pembesaran Ikan Nila Salin farmakologi yang cukup luas diantaranya
Teknik pembesaran ikan nila meliputi: immunomodulator, anti tumor,
salin terdiri dari : persiapan lahan, dan anti inflamasi, antivirus, anti jamur, dapat
pelaksanaan pemeliharaan ikan. membunuh kerang-kerangan,
hipoglikemik, dan efek hypokholesterol.
a. Persiapan Lahan
Saponin juga mempunyai sifat bermacam-
Dalam masa persiapan lahan macam, misalnya: terasa manis, ada yang
seluas 2.000 m 2 untuk pembesaran ikan pahit, dapat berbentuk buih, dapat
nila salin di Balai Instalasi Budidaya Air menstabilkan emulsi, dapat menyebabkan
Payau Lamongan dilakukan hal hal yang hemolisis. Dalam pemakaiannya saponin
dapat didiskripsikan sebagai berikut : bisa dipakai untuk banyak keperluan,
b. Pengeringan misalnya dipakai untuk membuat
Langkah pertama adalah minuman beralkohol, dalam industri
pengeringan dasar kolam. Kolam pakaian, kosmetik, membuat obat-obatan,
dikeringkan dengan cara dijemur. dan dipakai sebagai obat tradisional.
Penjemuran biasanya berlangsung Pada tambak budidaya nila salin
selama 1 minggu, tergantung kondisi di IBAP Lamongan sendiri sering juga
cuaca. Sebagai patokan, penjemuran dijumpai hama binatang berjenis reptil
sudah cukup bila permukaan tanah terlihat seperti ular, biawak, bahkan burung.
retak-retak, namun tidak sampai e. Pengapuran
membatu. Bila diinjak masih Pengapuran dilakukan dengan
meninggalkan jejak kaki sedalam 1-2 cm. cara ditebarkan ke seluruh dasar tambak
Pengeringan dilakukan untuk membunuh dengan menggunakan kapur Omyacrab
bibit penyakit dan supaya tanah dapat sebanyak 1000kg per 1 ha.
meresap oksigen. Proses pengapuran bertujuan
c. Pembuangan Lumpur untuk membunuh bibit penyakit atau
Selanjutnya, permukaan tanah membunuh ikan tersisa dikolam setelah
dibajak atau dicangkul sedalam kurang pengeringan sekaligus untuk menetralkan
lebih 10 cm. Sampah, kerikil dan kotoran pH tanah. Kapur dapat dibeli di toko
lainnya dibersihkan dari dasar kolam. material bangunan dengan harga
Bersihkan juga lumpur hitam yang berbau Rp.40.000 per 40 Kg.
busuk, biasanya berasal dari sisa pakan
yang tidak habis. f. Pemupukan dasar
Pembuangan lumpur pada Pemupukan dilakukan untuk
budidaya nila salin di Instalasi Budidaya mengembalikan kesuburan tanah dengan
Air Payau Lamongan dilakukan dengan cara disebar secara merata dengan
cara dicangkul. Pencangkulan dilakukan menggunakan pupuk TSP 200kg per Ha
oleh beberapa orang untuk membuang dan pupuk urea 100 kg per Ha
lumpur dasar berwarna hitam yang Tujuan pemupukan untuk
biasanya berasal dari sisa pakan yang memberikan nutrisi bagi hewan dan
tidak habis. Lumpur dibuang dipematang tumbuhan renik yang ada di lingkungan
tambak untuk mempersingkat proses kolam. Sehingga hewan atau tumbuhan
pengerukan.

4
GROUPER FAPERIK 2014

tersebut bisa dimanfaatkan sebagai pakan


alami ikan.
j. Pemanenan
g. Pengisian air Pemanenan dilakukan dengan
Pengisian air antara 25-30 cm, dua cara panen parsial dan panen total.
sumber air untuk kolam pembesaran nila Panen parsial dilakukan pada umur 80
salin di Instalasi Budidaya Air Payau hari untuk menanggulangi kepadatan dan
Lamongan berasal dari sumur bor dengan untuk mempercepat pertumbuhan.
salinitas 20 ppt. Sedangkan panen total dilakukan pada
umur 120 hari, dengan tingkat
h. Penebaran Benih kelangsungan hidup 60%.
Benih ikan nila salin di Instalasi
Budidaya Air Payau Lamongan berasal k. Manajemen Kualitas Air
dari hasil pemijahan instansi sendiri. Di Intalasi Budidaya Air Payau
Penebaran benih sebanyak 25.000 ekor Lamongan pengontrolan kualitas air pada
dengan ukuran kolam selebar 2.000 m2 pembesaran nila salin yang mempunyai
dengan ukuran benih 3 – 5 Cm. tingkat pertumbuhan yang lebih cepat
Penebaran benih dilakukan pada dilakukan pengecekan terhadap suhu,pH,
pagi hari antara jam 07.00-09.00 dan sore salinitas, DO, kecerahan, NH3 yang
hari antara jam 16.00-17.00. dilakukan tiap hari pada pagi hari antara
jam 07.00 – 08.00. Pada penelitian untuk
i. Pemberian pakan penggantian air dilakukan dengan
Dalam manajemen pemberian penambahan air dari sumur bor yang
pakan pada budidaya pembesaran nila dilakukan setiap satu minggu sekali.
salin dilakukan secara bertahap,sebagai Pada penelitian ini didapatkan
berikut : 1). Pemberian pakan awal hasil yaitu suhu rata-rata pada kolam
sebanyak 6 kilo per/hari, antara umur 0-20 pembesaran nila salin ini berkisar antara
hari dari awal tebar. 2). Umur 20-50 hari 27 -30ºC. pH 7-7,5 ppm yang terbilang
sebanyak 15 kilo/hari. 3). Umur 50-80 hari normal. Kadar garam atau salinitas 15-20
sebanyak 30 kilo/hari. 4). Umur 80-120 ppt. Kadar Osigen Terlarut (DO) 6-8 mg/l
hari sebanyak 50 kilo/hari. Pemberian yaitu cukup baik dalam menunjang
pakan pada pembesaran ikan nila salin di pertumbuhan ikan. Ammonia (NH3) rata-
IBAP Lamongan dilakukan sebanyak 3 rata 0,2 mg/l yaitu diatas range yang
kali/hari. Yaitu pada pagi hari pukul 07.00- menyebabkan tingkat kehidupan ikan
08.00. Siang hari pukul 12.00. Dan Sore hanya 60%, dikarenakan kadar ammonia
hari pukul 16.00. yang diatas range tersebut. Kecerahan
Dalam pemberian pakan kolam sedalam 25 cm . Semua parameter
dilakukan penambahan probiotik, vitamin kualitas air tergolong baik dan sesuai
C, dan tetes tebu. Effendi (2003)untuk kelayakan
Penambahan probiotik kelangsungan dan pertumbuhan ikan
bermanfaat untuk meningkatkan nafsu adalah suhu 27-30 0C, p H 7-8,5, salinitas
makan ikan sekaligus menjaga kesehatan 15 – 20 ppt, DO 6 – 8, amoniak 0,1,
kolam budidaya sehingga ikan yang kecerahan 25 –m 30 cm.
dipelihara lebih sehat dan lebih tahan Manfaat dari penambahan
terhadap serangan stress maupun probiotik, vitamin C, dan tetes tebu pada
penyakit. pemberian pakan, bukan hanya untuk
Penambahan Vitamin C pada meningkatkan nafsu makan ikan dan
pakan ikan juga berperan untuk menjaga kesehatan ikan melainkan juga
mengurangi stress dan mempercepat untuk menjaga kualitas air pada kolam
proses penyembuhan luka pada ikan. pembesaran untuk merangsang
Pemberian tetes tebu pada penambahan pertumbuhan plankton untuk pakan alami
pakan juga berfungsi untuk memelihara ikan.
kualitas air,memacu pertumbuhan ikan
dan mendorong pertumbuhan plankton
untuk pakan pelet alami.

5
GROUPER FAPERIK 2014

III. KESIMPULAN DAN SARAN

3.2. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA


Dari hasil penelitian di Instalasi Arikunto. S. 2010. Prosedur Penelitian
Budidaya Air Payau Lamongan dapat Suatu Pendekatan Praktek, Bina
disimpulkan sebagai berikut: aksara : Jakarta.
1. Terdapat 4 langkah yang harus Effendi, H. , 2003, Telaah Kualitas Air
dilakukan dalam Teknik pembesaran Bagi Pengelolaan Sumber Daya
ikan nila salin yaitu meliputi persiapan dan Lingkungan, Jurusan
lahan/kolam, penebaran benih, M.S.P.FPIK.IPB Bogor..
pemberian pakan, dan pemanenan Ghufran dan Kordi. 2010. Panduan
ikan nila Salin. Lengkap Memelihara Ikan Air
2. Manajemen kualitas air pada Tawar di Kolam Terpal. Penerbit
pembesaran ikan nila salin meliputi Andi, Yogyakarta.
suhu rata-rata 27-30ºC, pH 7-7,5 ppm, Kurniawan, dkk., 2010, Budidaya Dan
salinitas 20 ppt, kadar oksigen terlarut Bisnis Ikan Nila, Agromedia
(DO) 6-8 mg/l Amonia NH3 0,2 mg/l, dan Pustaka, Jakarta.
kecerahan kolam 25 cm. Sesuai Masturi dan Arief, 2008. Agribisnis Ikan
Kurniawan 2010, parameter kualitas air Nila, Budidaya Usaha
pada kolam pembesaran ikan nila di Pengolahan. Pustaka Setia,
IBAP termasuk baik untuk budidaya. Bandung.
3.3. Saran
Pada penelitian ini disarankan
untuk melakukan pengamatan
manajemen kualitas air pada pembesaran
ikan salin di tempat yang lain, sehingga
parameter kualitas air yang baik bisa di
bandingkan untuk pemeliharaan ikan nila
salin yang baik.

Anda mungkin juga menyukai