BIDANG KEGIATAN:
PKM-ARTIKEL ILMIAH
Diusulkan oleh:
ABSTRAK
Burung adalah salah satu satwa yang mudah dijumpai keberadaannya di berbagai
kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan akan mempengaruhi jenis burung yang
menempatinya, seperti ketersediaan makanan maupun keberadaan predator yang
mempengaruhi kelangsungan hidupnya yaitu dengan memanfaatkan strata
vertikal. Pengambilan data yang digunakan dengan menggunakan metode jelajah
dan metode point count. Berdasarkan hasil observasi didapatkan 25 jenis burung
dengan jumlah individu yang teramati sebanyak 36 individu. Jumlah burung
paling banyak di jumpai di daerah strata vertikal 5 dengan ketinggian 4,5-15
meter dari permukaan tanah yaitu sebanyak 27 individu dari 17 jenis burung.
Spesies terbanyak pada lokasi tersebut adalah srigunting hitam (Dicrurus
macrocercus) dan pelatuk sayap merah. Sedangkan jumlah terkecil berada pada
srata 1, yaitu ayam hutan merah dengan jumlah 1 individu.
Kata kunci :Aves, Strata vertikal, Taman Nasional Way Kambas
ABSTRACT
Bird is one of the animals that can be found easily in various environmental
conditions. Environmental conditions will affect the types of birds such as the
availability of food and the presence of predators that affect their survival by
using vertical strata. The data collected using combination of exploration and
point count method. Based on the observation result, there was 25 species of birds
with the number individuals observed was 36 individuals. On vertical stratum 5
with 4.5-15 meters above ground level amounting to 27 individuals from 17
species of birds. Most species in srata 5 are Black drongo (Dicrurus
macrocercus) and Crimson-winged Woodpecker. A red jungle fowl was smallest
distribution was in sratum 1.
Keywords: Aves, Vertical strata, Way Kambas National Park
PENDAHULUAN
TUJUAN
Cara Kerja
Metode yang digunakan dalam pengamatan yaitu kombinasi antara metode
jelajah dengan menjelajahi lokasi yang menjadi titik pengumpulan data dan
metode point count yaitu dengan menentukan titik penghitungan data atau titik
pengamatan. Adapun cara kerja pengamatan yang dilakukan yaitu :
a. Pengamatan Pendahuluan
Pengamatan pendahuluan atau observasi dilakukan sebelum pengamatan
dimulai yaitu pada tanggal 17 Mei 2017 pukul 14.30 - 17.00 WIB oleh
seluruh tim yang terdiri dari 10 orang mahasiswa, dosen pembimbing dan 2
orang asisten pembimbing ditemani oleh satu orang guide. Observasi
bertujuan untuk mengenal lokasi yang akan menjadi tempat pengamatan dan
penentuan titik pengamatan. Observasi dilakukan dengan berjalan mengikuti
jalur jalan yang telah ada sambil mengamati burung yang melintas dan
keadaan lingkungan. Penentuan titik pengamatan berdasarkan keadaan
lingkungan, lokasi yang paling banyak dijumpai burung dan saran dari guide.
b. Pengamatan
Pengamatan dilakukan keesokan harinya tanggal 18 Mei 2017 pada pagi
hari pukul 05.00 – 10.00 WIB dan pada sore hari pukul 15.00 - 17.00 WiB.
Pengamatan dilakukan di dua titik yang telah ditentukan dengan membagi tim
menjadi 2 kelompok. Sebelum pengamatan dimulai, terlebih dahulu
dilakukan pengukuran suhu, intensitas cahaya, kecepatan angin dan
mengetahui titik kordinat pengamatan. Pengamatan dilakukan menggunakan
binokuler untuk melihat burung yang melintas. Selain menggunakan
binokuler, pengamatan juga dilakukan dengan memotret burung yang terlihat
menggunakan kamera prosumer. Burung yang terlihat kemudian dicatat ciri-
cirinya atau dengan menggambar sketsa burung yang diberi keterangan warna
burung,bentuk paruh,bentuk ekor dan ukuran burung. Gambaran burung
kemudian dicocokkan dengan ilustrasi gambar yang terdapat pada buku
panduan lapangan burung Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan (MacKinnon
et all) untuk menentukan spesies dari burung yang dijumpai.
Menurut Van Balen (1984) pengelompokan posisi vertikal burung dilakukan
dengan membuat stratifikasi ketinggian habitat menjadi enam strata yaitu:
Strata Ketinggian
15
10 Jenis
5
individu
0
Strata 1 Strata 2 Strata 3 Strata 4 Strata 5
Strata
KESIMPULAN
UCAPAN TERIMAKASIH
DAFTAR PUSTAKA