Anda di halaman 1dari 16

TUGAS 13

SEDIMENTOLOGI DAN STRATIGRAFI

“RESUME VIDEO LINGKUNGAN PENGENDAPAN DI DARAT”

Disusun oleh :

Dinda Maulina

03411940000010

Dosen Pengampu :

M. Haris Miftakhul Fajar, S.T., M.Eng

Nita Ariyanti, S.T., M.Eng

DEPARTEMEN TEKNIK GEOFISIKA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL PERENCANAAN DAN KEBUMIAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

2020
LINGKUNGAN PENGENDAPAN
➢ Pengertian
Adalah suatu kondisi di suatu tempat atau cekungan, dimana sedimen dapat
terendapkan.
➢ Tujuan
a. Lingkungan pengendapan recent (saat ini terjadi)
- Mengetahui macam litologi yang diendapakan
- Mengetahui sifat atau mekanisme sistem transportasi dan pengendapan
o Dapat diaplikasikan di suatu daerah yang terjadi gerakan massa
dengan konten yang ada fluidanya (banjir, lahar)
- Mengaplikasikannya untuk perencanaan teknik, penanggulangan bencana
alam, pertambangan, perencanaan wilayah, pertanian/perikanan, dll.
b. Lingkungan pengendapan ancient (purba)
- Menafsirkan mekanisme dan sistem pengendapan yang terjadi pada masa lalu
berdasarkan sifat-sifat fisik, kimia, biologi, dan pelamparannya (tebal & luas)
- Mencari sumberdaya energi dan mineral ekonomis lainnya.
- Mengembangkan ilmu (paleontologi dan stratigrafi)
o Dapat diaplikasikan misalnya fosil yang tersimpan itu di lingkungan
yang mana dan disebabkan karena apa.
➢ Macam Lingkungan Pengendapan
a. Darat (continent/terestrial)
- Lingkungan berair (singai, danau, rawa, gua)
- Lingkungan “tidak” berair (gurun, lereng/lembang gunung api, lereng/lembah
glasial/gletser)
b. Transisi (transitional) – antara darat dan laut
- Litoral (batas daerah pasang naik & padang surut)
- Delta (sunagi yang menjorok ke laut)
- Lagun (genangan yang terpisah dari laut karena adanya pulau kecil)
- Estuari
c. Laut (marine)
- Kedalaman (tubuh air) : neritik (0-200 m), batial (200-2.000 m), abisal (2.000-
10.000/12.000 m), hadal (>10.000/12.000 m)
- Dasar cekungan (lantai samudera) : paparan (shelf), lereng (slope), dasar
(basin plain)
➢ Faktor yang Mempengaruhi Pengendapan
- Faktor fisis: arus, gelombang, kecepatan media, angin, dll (energi yang menjadi
agen dalam transportasi dan pengendapan)
- Faktor kimia: salinitas, temperature, pH, Eh, dll (biasanya pengendapan yg terkait
sedimen kimiawi)
- Faktor biologi: sifat&macam aktivitas biota (karbonat)
- Faktor cekungan sedimen: dimensi, sifat cekungan, tektonik, dll (terus
mengalamii penurunan atau kenaikan)
➢ Cara Menentukan Lingkungan pengendapan Sedimen Purba
- Cara profil vertikal
- Cara asosiasi: litologi, mineral, struktur sedimen, fosil, dll
Contoh:
Berikut persebaran batuan dan mineral yang biasanya terendapkan baik di darat,
transisi, laut dangkal, maupun laut dalam.

• Lempung/serpih: dapat ditemukan di semua zona


• Batu pasir/pasir: dapat ditemukan di semua zona, tetapi di laut dalam itu lebih sedikit
karena secara grain (ukuran) dia lebih besar sehingga transportasinya tidak sejauh
lempung.
• Konglomerat/breksi: jarang ditemukan di laut dalam karena di laut dalam biasanya
transportasi tingkat lanjut.
• Karbonat: sebagian besar ditemukan di laut dangkal, kadang di zona transisi dan darat
(evaporasi air danau)
• Batuan yg mengandung oksida besi: di darat dan zona transisi banyak, sedangkan di
laut dangkal sedikit (biasanya di rawa dekat laut)
• Batuan rijang: Bisa ditemukan di darat, transisi, tidak dilaut dangkal, dan sebagian
besar di laut dalam
• Batuan evaporit: Biasanya di darat dan transisi, jarang di laut dalam
• Glaukorit: biasanya di laut dangkal dan laut dalam
• Fosfor: biasanya di transisi, laut dangkal, dan laut dalam
• Mangan: biasanya di darat, laut dangkal, dan laut dalam
• Chamosit; biasanya di laut dangkal
• Lignit/batu bara: biasanya di darat dan transisi (batu bara tidak ada di laut)
➢ Tekstur dan Struktur Sedimen

- Delta: semakin keatas semakin kasar


- Offshore: di transisi dan laut dangkal, regresif/pendangkalan (accommodation
spacenya berkurang, sehingga sedimen yang terendapkan mengasar keatas
semakin kasar ), transgresif/muka air laut semakin tinggi (accommodation
spacenya meningkat, sehingga sedimen yang terendapkan semakin halus)
- Alluvium: merupakan perulangan, dimana dari halus ke kasar lalu menghalus lagi
dan setiap perulangan menandakan setiap channel atau satu aktivitas sungai.
- Turbidites: merupakan siklikal
- Eqlian Dunes: cukup sulit diidentifikasi karena sumber transportasi eqlian itu
cukup bervariasi, kalua eqlian berhubungan dengan angin
- Adapun di daerah marine, marginal, dan nonmarine seperti pada tabel sebelah
kanan dapat dilihat persebarannya cenderung di daerah mana.
➢ Alluvial Fan
- Biasanya terbentuk karena kontras topografi yang mencolok
- Tidak hanya kontras, biasanya juga terbentuk di batas antara ketinggian (ciri
adanya bidang sesar)
- Karena ada beda ketinggian yang cukup kontras, maka bloknya menurun yang
mengakibatkan akomodasi spacenya bertambah, sehingga dapat mengumpulkan
cukup banyak sedimen
- Tetapi jika beda topografinya tidak beda jauh, biasanya tidak terbentuk alluvial
fan
- Biasanya campuran sediment gravity flow dan fluid flow (debris flow,
hyperconcentrated flow, fluvial channel, dan sheetfloods)
- Membentuk kerucut dan adanya penyebaran material sedimen yang disebabkan
karena channel-channel.
- Semakin ke arah hilir, maka ukurannya butirnya semakin kecil
- Kalau fannya terbentuk di daratan disebut alluvial fans, di transisi disebut delta,
dan dilaut dalam disebut sub-marine fans.
- Semakin kearah hilir debris-flownya semakin sedikit dan didominasi oleh stream-
flood (dataran bajir)
Perbedaan alluvial fans yang terbentuk karena debris flow (a) dan stream-dominated
fans (b)
- Channel di debris flow, material yang paling banyak itu material sedimennya dan
fluidanya itu sedikit (semi longsoran), sehingga sungainya itu tidak bersambung
dan di dalam fasnya itu terbentuk sungai-sungai baru (tidak ada channel utama).
- Di stream-dominated fans ada channel utama yang masih aktif, bisa jadi
channelnya ada airnya dan tidak ada airnya.
- Bisanya kipasnya terbentuk tidak hanya sekali, tetapi bisa beberapa event sehngga
dapat digunakan sebagai penciri bahwa faultnya itu masih aktif atau tidak.
- Belum tentu ada sesarnya
ALLUVIAL FAN ARCHITECTURE

- No. 1 itu feeder chnnel. No. 2,3,4 distributary channel dan sheetflood. Dan No. 5
flood basin, karena material sedimennya sudah cukup banyak

ALLUVIAL FAN STRATIGRAFI


- Debris flow materialnya biasanya ukurannya besar, diatasnya bisa terbentuk
stream
- Fluida sediment flow, dimana yang dominan itu fluidanya sehingga materialnya
tidak terlalu besar dan cenderung berbentuk rounded
- Pada contoh paling kiri itu debris flow, dimana tidak adanya stream flow yang
terbentuk

- Proximal, biasanya yang material yang diendapkan relative besar (breksi)


- Mid-fan, ada sedimen pasirnya uang menunjukkan adanya aktivitas channel yang
masih aktif
- Distal, dominan airnya sehingga sandnya lebih banyak daripada breksi atau
konglomerat
- Intinya semakin keujung, materialnya semakin halus

- Biasanya mengkasar keatas baik coarsening dan fining.


- Coarsening : Penyebaran materinya itu pekat dan penyebarannya lama karena
cenderung debris flow
- Fining : Penyebaran materialnya cenderung fluida dan penyebarannya cepat
karena cenderung stream-dominates fans
➢ Fluvial

- Semakin banyak jumlah airnya (discharge) dan time travelnya (jarak semakin
jauh) maka fluvial yg terbentuk juga semakin panjang.
- Agen primer transportasi sedimen dari daratan manuju lautan/danau
- Elemen utama sistem fluvial: lingkungan alluvial fan, braided stream, meandering
stream, dan delta
- Semakin ke kiri relative curam dan materialnya terbawa dekat dengan dasar
sungai. Sedangkan semakin ke kanan itu cenderung landau dan materialnya yang
terbawa itu mixed-load
- Dalam satu sistem fluvial tidak semua lingkngan harus ada

- Contoh di meandering sistem ada oxbow (danau tapal kuda), levee, bar deposite,
floodbasin (cekungan dataran banjir)
VARIASI SISTEM ALLUVIAL FAN DAN FAN-DELTA

- Arid fan: sungainya airnya sedikit (gersang)


- Wet fan: volume airnya banyak
- Lacustrine fan delta: sungainya masuk ke danau
- Wave-reworked fan delta: setelah terendapkan lalu tersapu
- Tidally modified fan delta
POLA SUNGAI

- Yang mempengaruhi pola sungai yakni sinuosity (jarak yang ditempuh sungai
dibagi jarak terpendek)
- Jika polanya lurus maka biasanya material mudnya banyak, tetepi jika sudah
meandering biasanya banyak pasirnya.
- Jika pola sungainya lurus, sedimen sizenyanya kecil, sedangkan jika meandering
sedimen sizenya besar
- Biasanya sungai yang lurus itu berada di dekat dengan delta
- Bedanya anastomosing dan meandering, kalau meandering itu channelnya satu
berkelok-kelok dan kalau anastomosing itu berkelok-kelok tapi channelnya
banyak serta dominannya itu barnya, sedangkan braided dominan channelnya.
Meandering Stream

Contoh meandering
- Suatu saat dari contoh diatas, dapat membentuk yang oxbow lake (danau tapal
kuda)

- Active channel sequence akan membentuk fining upward, awalnya akan


membentuk silang-siur kemudian semakin lama semakin halus karena channel
suatu saat akan tertutup (seperti pada oxbow lake) abandoned channel sequence.
- Pada active channel sequence material yangg terendapkan relative kasar karena
pasirnya melewati channel. Dan ketik channel tidak lagi aktif, maka cekungan
yang terbentuk itu suatu saat akan mengendapkan material ketika sungai banjir,
sehingga yang terendapkan itu relative halus, oleh sebab itu terjadi fining upward.
Breaded Stream

- Ada point bar dan channel barnya, kalau dilihat bentuknya itu serarah dengan
channel sungai.
- Breaded stream itu relative berada di area dengan ketinggian elevasi yang tinggi
- Pada profil log A dan B secara ukuran butir hampir sama membentuk blok, tetapi
secara struktur sedimennya berbeda, pada A cenderung membentuk slope dan
pada B cenderung membentuk planar.

KARAKTERISTIK SYSTEM FLUVIAL


- Didalam channel akan relative membentuk fining upward
- Ada beberapa channel yg terbentuk pada saat aliran itu terbentuk, dan ada juga
yang membentuk endapan bar bisa berada ditengah atau disamping
- Dapat terbentuk di aliran bedload dan fine suspended
- Faciesnya:
o Subdivided erosion surface: migrasi channel, penurunan/kenaikan
cekungan (menghasilkan bidang erosi)
o Sortasinya bisa baik sampai buruk tergantung posisinya
o Struktur sedimen: siklus fining upward, up dip channel cut and fill, gently
dipping thin parallel lobate sheets perpendicular to channel
o Geometries: confined incised channels dan channel yang sejajar atau tegak
lurus terhadap arus
o Flora & fauna: biasa dapat ditemukan di dataran banjirnya
- Terjadinya erosi itu tergantung depositional spacenya yang dipengaruhi oleh
pengangkatan/penurunan. Kalau terjadi pengangkatan maka akan terjadi
penyempitan accommodation space dan kalau terjadi penurunan maka akan
terjadi peningkatan accommodation space.
- Kalau slow subsidence maka accommodation space bertambah, sedangkan kalau
tidak ada subsidence maka channel hanya akan berpindah dan mengerosi saja
sehingga terbentuk penumpukan channel.
- Rapid subsidence (penurunan yang sangat cepat) maka channel tidak akan
mendapatkan pasir dalam jumlah banyak dan tidak saling terkoneksi karena
tertutupi floodplain, dimana floodplain ini biasanya terdiri dari mud (material
yang halus) sehingga permeabilitasnya rendah dan tidak berpotensi menjadi
reservoir.
- Very rapid subsidence mengakibatkan daerah ini tidak lagi terbentuk channel,
malah yang terjadi adalah lacustrin. Maka daerah ini menjadi tempat
berkumpulnya air, jadi setelah danau maka langsung lacustrin.
- Di daerah dataran tinggi (hulu) cenderung terjadi erosi bukan pengendapan dan
lebah sungainya dalam, sedangkan pada daerah hilir khususnya delta akan
bentuknya lebih lebar dominan pengendapan dan erosinya sedikit.
➢ Lacustrine
- Lakustrine dapat terbentuk jika ada lubang dan cekungan yang ada airnya
- Yang mempengaruhi adalah bentuk cekungan (bervarias1 setiap waktu) dan
supply air+sedimen. Dimana karena terjadi pengendapan maka akan terjadi
pendangkalan.
- Muka airnya tergantung perubahan muka air tanah
- Origin of large lake: continental break up, continental collusion, dan ada
penurunan lempeng atau kerak benua
ACCOMODATION SPACE

- Accomodation space dari lacustrine tergantung dari penurunan/pengangkatan


cekungan, accommodation space juga bisa berkurang jika sedimentasinya
dibiarkan.
- Semakin dangkal muka airnya maka accomodationnya semakin sedikit, berlaku
juga sebaliknya. Namun ini sangat tergantung pada morfologi disekitarnya, Jika
tidak terlalu tinggi maka akan terjadi sill (kebocoran)

- Overfilled: jika airnya keluar, maka endapan sedimen yang terbentuk dominan
fluvial lacustrine
- Balanced filled: relative tetap dalam karena penambahan sedimennya sedikit dan
air yang keluarpun sebanding. Sehingga endapan sedimen yang terbentuk domain
fluctuating profundal
- Underfilled: terjadi penurunan air, dimana terjadi penguapan berlebih. Maka
endapan sedimen yang terbentuk dominan evaporitic
➢ Gurun
- Lingkungan dengan tingkat presipitasi sangat rendah
- Proses seimentologi utama: transport eolian (berlangsung lama). Presipitasi
kimia (berlangsung lama), dan proses fluvial (selama/sesudah periode hujan
yang singkat)
RAIN SHADOW DESSERTS

- Kalau terjadi hujan itu biasanya uap airnya terhalang oleh suatu ketinggian,
sedangkan angin yang berada di balik bukit tersebut adalah angin kering, sehingga
sulit membentuk hujan
SAND MOVEMENT

- Sama dengan air, bisa membentuk suspension, saltation, dan creeping.


MIND MAP

Anda mungkin juga menyukai