Nim : 201201178
Kelas : Hut 4B
2. Laury M C . Huwae
3. Kresyan Pentury
Jurnal ini memiliki tujuan untuk menginventarisasi jenis burung pada hutan
alami (HA) dan hutang yang diubang fungsinya menjadi tempat pengungsian (HP)
pada pasca gempa yang mengguncang pulai ambon dan sekitarnya pada September
2019dan diharapkan jurnal ini dapat digunakan sebagai bahan kajian pemanfaatan
hutan dan pengelolaan satwa khsusunya burung
Dalam jurnal ini data yang di ambil menggunakan metode daftar jenis dan
dengan metode index point of abudance dengan jumlah titik sepanjang jalur
sebanyak 5 titik dan keaneka ragaman jenis menggunakan indeks keragaman jenis
Shannon-Wiener
Hasil yang di dapat dari jurnal ini terdapat 8 jenis burung pada lokasi HA
yaitu 1. Todirhampus santucs 2. Todirhampus chloris 3. Ducula bicolor
4. Leptocoma aspasia 5. Nectarinia jugularis 6. Rhipidura javanica
7. Pycnonotus aurigaster 8. Passer monanus dan terdapat 3 jenis burung pada
lokasi HP yaitu 1.Pycnonotus aurigaster 2. Passer montanus 3. Leptocoma aspasia
Perbedaan jumlah jenis dan nilai kelimpahan jenis dari kedua likasi
disebabkan oleh perbedaan komposisi vegetasi serta jarak antara lokasi dengan
sumber gangguan. Vegetasi juga menjadi factor penting penentu ketersediaan
habitat bagi burung, apabila habitat sudah tidak mampu mendukung kebutuhan
spesies yang tinggal maka sepsis tersebut akan pindah mencari lokasi yang lain,
pada lokasi HP banyak pohon yang ditebang dan digunakan untuk bahan pambuka
membuat tenda, berbeda dengan HA yang masih memiliki banyak pohon tinggi
sehingga sering di jumpai pada setiap pengamatan
Pada penelitian yang dilakukan dalam jurnal ini ditemukan berbagai jenis
pohon diantaranya sakawajty ( Falcataria moluccana ), manga ( Mangifera .sp ),
cengkeh ( Syzygium aromaticum ). Selain itu caritasi strata vegetasi dari stara I
sampai strata V dapat di lihat pada hutan ini. Dalam perjalanan penelitian
ditemukan 4 spot pengungsian yang digukan oleh masyarakat yaitu pada
ketinggian 61,86,97 dan 114 mdpl. Seluruh spot tersebut merupakan kawasan
hutan yang di jadikan tempat berlindung karena dianggap aman dari ancaman
gelombang tsunami yang dapat muncul pasca gempa besar