Anda di halaman 1dari 16

DIAGNOSA DAN DESIGN

AGROFORESTRI

Disampaikan Oleh:
Nuniek Hermita
Fakultas Pertanian
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Pendahuluan

Dalam penerapan agroforestri pada sebuah lahan


maka diperlukan analisa-analisa mengenai keadaan
fisik maupun sosialnya, minimal data sekunder dari
lahan tersebut atau sebuah pendekatan ilmiah yang
sistematis dalam menerapkan sistem agroforestri.
Diagnosa Agroforestri
Diagnosa merupakan perlakuan analisa-analisa dari sebuah
fakta atau menganalisa sistem pemanfaatan lahan yang terdiri
dari semua karakteristik yang mempengaruhi pengelolaan.

Menurut Chundawat dan Gautam,1993 dalam Lahjie 2002


Kriteria-kriteria yang dianalisa antara lain:
a. Lokasi, berupa devisi secara administrasi
b. Karakteristik lingkungan, berupa zona agroekologi,
ketinggian tempat, topografi, kelerengan, curah hujan,
(curah hujan tahunan serta kisarnnya), suhu (suhu rata-
rata bulanan dan tahunan, serta kisarannya), musim
penanaman (bulan, jumlah hari), tanah (tipe tekstur,
reaksi PH, kesuburan), hidrologi (areal tangkapan air)
c. Karakteristik sosial ekonomi berupa populasi (jumlah,
kerapatan), sistem kepemilikan kelompok-kelompok suku (hak
atas tanah, tanaman pertanian, penggembalaan dan pohon-
pohon), pendapatan pertanian (jumlah, sumber).
d. Pemanfaatan lahan, berupa ukuran lahan milik (rata-rata,
kisaran, distribusi), susunan ruang (pekarangan rumah,
tanaman pertanian, hewan ternak, pohon-pohon), produksi
tanaman pertanian (tanaman pertanian utama, persiapan
lahan, penanaman, penyiangan, pemanenan), produksi
peternakan (jenis pengelolaan, output), produksi pohon
(jenis, kegunaan, lokasi, pengelolaan).
e. Sumberdaya atau layanan pendukung, berupa tenaga kerja,
peralatan. Pasar, kredit, organisasi lokal, infrastruktur.
f. Kebijakan dan kegiatan-kegiatan pengembangan.
Ke lima Kriteria tersebut termasuk kategori untuk
diagnosa secara mikro yang berhubungan langsung
dengan lahan. Sedangkan diagnosa makronya
mencakup kriteria seperti: besarnya populasi atau
luas area, kontribusi terhadap produksi pangan dan
ekonomi nasional, tingkat pengembangan
pertanian, dan intensifikasi pemanfaatan lahan,
dsb.
Tujuan diagnosa agroforestri untuk menentukan
teknik serta pola penerapan agroforestri yang
sesuai, agar hasil dan produktifitas lahan maksimal.
Desain agroforestri
Kriteria desain agroforestri yang baik adalah sebagai berikut:
a. Produktifitas.
b. Kelestarian
c. Kemampuan adaptasi
Jenis Desain agroforestri
1. Desain Sederhana. Bertujuan untuk menyelidiki hubungan tanaman kehutanan dengan
tanaman pertanian

Keterangan: Keterangan:
a. Garis tebal mewakili jalur a. Barisan sejajar pohon dan tanaman
pohon pertanian
b. Garis tipis mewakili barisan b. Barisan terpusat tanaman pertanian
tanaman pertanian mengelilingi sebuah pohon

Gambar 1. Desain sederhana agroforestri


2. Desain Sistematis. Yaitu jika jarak tanaman berbeda dalam satu aturan
tertentu
meskipun bentuknya bervariasi. Pengaruh jarak tanam bisa menjadi tolok
ukur produktifitas hasil panen.
Ada empat model desain sistematis:
a. Desain sistematis sederhana
b. Desain baling-baling/fan
c. Desain baris sejajar
d. Desain baris sejajar dengan lapangan semakin rapat ke atas
Keterangan:
Garis tebal mewakili pohon, garis tipis mewakili tanaman pertanian.

Gambar 2. Dua desain sistematis sederhana


Keterangan: Desain sistematis untuk jenis satu tunggal (monocropping)

Gambar 3. Desain fan/baling-baling


Keterangan: Masing-masing tanaman hanya ditunjukkan pada
bagian tengah

Gambar 4. Desain Baris Sejajar


Keterangan:
garis vertikal menunjukkan barisan pohon, sedangkan garis horisontal menunjukkan barisan
tanaman pertanian

Gambar 5. Desain Baris Sejajar dengan


lapangan semakin rapat ke atas
3. Desain Khusus adalah desain agroforestri yang tidak biasa digunakan dalam
percobaan-percobaan pertanian dan kehutanan.
Chundawat dan Gautam (1993), membuat 3 desain yang tergolong khusus
yaitu: desain tetangga terdekat, desain sarang lebah, dan desain Y.

1 2 3 4 5
4 5 1 2 3
2 3 4 5 1
5 1 2 3 4
3 4 5 1 2

Keterangan: Nomor menunjukkan perlakuan yang berbeda Keterangan : Simbol x dan o mewakili dua
spesies yang berbeda Desain penuh terdiri atas
Gambar 6. Desain Tetangga Terdekat dua segi enam dengan posisi dua spesies saling
dipertukarkan pada degi enam kedua

Gambar 7. Desain Sarang Lebah


Y
Gambar 8. Desain Giometri Y

Desain “Y” digunakan dalam percobaan agroforestri untuk mengetahui nilai


penting bila suatu susunan tanaman garis lurus yang teratur. Apakah pengaruh
orientasi baris perlu diselidiki.
LESTARI ALAMKU,LESTARI NEGE

Anda mungkin juga menyukai