Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN RESMI PERPETAAN

Disusun Oleh :

Dewi Cahya Rahmawati2

1019040014

PL-3A

PROGRAM STUDI TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

2020-2021
DAFTAR ISI

1. Laporan Resmi Pendahuluan.


2. Laporan Resmi Pengoperasian Alat Ukur Theodolit.
3. Laporan Resmi Pengoperasian GPS.
4. Laporan Resmi Pengukuran Polygon.
5. Laporan Resmi Perhitungan Data Hasil Pengukuran Polygon.
6. Laporan Resmi Menggambar Hasil Perhitungan Polygon
7. Laporan Resmi Perhitungan Luas Area
8. Laporan Resmi Perhitungan Volume Area
LAPORAN RESMI PERPETAAN

“PENDAHULUAN”

Disusun Oleh :

Dewi Cahya Rahmawati2

1019040014

PL-3A

PROGRAM STUDI TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

2020-2021
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi pada saat ini berkembang begitu cepat.
Perkembangan dapat memberikan kemudahan dalam berbagai aspek bidang salah
satunya dalam bidang pertanahan dan bangunan. Dalam membangun sebuah
bangunan dibutuhkan sebuah alat untuk menentukan ketegak lurusan bangunan
serta membuat sudut sudut bangunan. Dan itu semua dapat di hasilkan dengan
menggunakan alat yang bernama theodolite.
Theodolite merupakan alat survey yang biasa digunakan oleh para surveyor
pada pekerjaan pengukuran. alat tersebut fungsi di lapangan. theodolite
merupakan alat ukur digital yang berfungsi untuk membantu pengukuran.
theodolite mempunyai beberapa kelebihan di antaranya dapat digunakan untuk
memetakan suatu wilayah dengan cepat. produk dari pengukuran wilayah
menggunakan theodolite ini salah satunya adalah peta situasi dan peta kontur
tanah. Pada perkembangan jaman yang semakin modern ini, theodolite menjadi
perangkat yang ampuh untuk membantu kinerja pengukuran.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana memahami alat pengukuran polygon?
2. Bagaimana mengetahui jenis alat pengukuran polygon?
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami alat pengukuran polygon?
2. Mahasiswa dapat mengetahui jenis alat pengukuran polygon?
D. Dasar Teori
1. Waterpass

Waterpass adalah sebuah alat ukur yang digunakan untuk menentukan apakah suatu
benda sudah sejajar dengan lainnya. Baik garis secara vertikal ataupun horizontal,
alat ini dapat mempermudah Anda untuk mengukur. Di dalam alat ini terdapat air
yang digunakan sebagai pertimbangan ukuran apakah sudah sejajar atau belum.
Alat ini adalah salah satu bagian penting dari setiap proyek konstruksi dan
perbaikan rumah. Memastikan bahwa semuanya sejajar adalah kunci untuk sebuah
konstruksi.
Misalnya, alat ini sangat berguna untuk mendapat akurasi sempurna dalam
menyelesaikan proyek-proyek khusus seperti memasang ubin. Tabung yang berada
di tengah alat ini akan membantu Anda memeriksa permukaan yang rata. Anda
dapat menemukan alat ini dalam ukuran panjang yang berbeda serta ukuran besar
yang beragam. Alat ini dapat membantu Anda memastikan objek menjadi rata
dengan permukaan sehingga dapat membangun suatu pijakan yang kuat. Proses
untuk memeriksa keakuratan suatu pijakan sangat sederhana yaitu dengan
memeriksa apakah ada perbedaan ukuran dari alat ini.

Alat ini sangat dibutuhkan oleh tukang kayu dan arsitektur yang menggunakannya
sebagai penggaris sejajar untuk membuat sketsa. Sebagian besar alat ini mencakup
pita pengukur di satu sisi yang memungkinkan Anda mengukur pemotongan.
Sebaiknya Anda melakukan pengukuran dua kali sehingga Anda yakin akan
keakuratannya. Karena ini adalah pengukuran yang mudah, ada baiknya Anda
melakukan cek berkala sebelum mulai membangun. Hal ini dilakukan agar tidak
terjadi kesalahan yang akan merugikan Anda.

Alat ini sudah diproduksi dengan berbagai merk yang tersedia di pasaran. Terlepas
dari merk yang berbeda, penggunaan dan fitur alat ukur ini sama. Ini adalah alat
yang digunakan untuk menunjukkan seberapa sejajar atau tegak lurus suatu
permukaan. Alat ini adalah bagian penting dibandingkan dengan alat apa pun dalam
sebuah konstruksi, dan penting untuk mengetahui cara menggunakannya. Fungsi
dari alat ini adalah memastikan bahwa pondasi atau awal mula suatu pondasi tidak
miring dan sejajar sesuai dengan sketsa.

Jika alat ini tidak digunakan, maka dikhawatirkan bangunan atau suatu benda akan
mengalami kemiringan. Hal ini pasti akan mengganggu estetika dan memaksa Anda
untuk merombak segalanya dari awal. Oleh sebab itu, mengetahui fungsi dari alat
ini sangat penting agar tidak merepotkan Anda kedepannya. Alat ini mempunyai
beberapa model, dan cara penggunaannya tetap sama. Jadi Anda tidak perlu
khawatir untuk perbedaan model dan jenis yang tersedia beragam di pasaran.

Jenis Jenis Waterpass :

 Waterpass Manual.
 Waterpass Digital.
 Waterpass Auto Level

Untuk mempermudah Anda, saat ini waterpass memiliki beberapa jenis yang dapat
Anda sesuaikan dengan kebutuhan. Untuk ukuran, waterpass memiliki ukuran
terpendek 0,5m, 1m, 2m, dan yang terpanjang adalah 3m. Alat ini memiliki sisi
yang datar untuk melakukan pengukuran dengan membandingkan kedua bidang.
Untuk mengukur, di tengah alat ini terdapat gelembung sebagai acuan. Jika
gelembung sudah datar, maka dapat dipastikan bahwa kedua bidang sudah sejajar.

Cara Menggunakan Waterpass :

Cara menggunakan waterpass adalah meletakkan alat secara horizontal atau


vertikal, sejajar di atas objek atau bidang yang ingin Anda ukur. Prosedur ini
berguna ketika meratakan garis untuk pemasangan pagar dan lainnya. Ketika Anda
mengukur objek, dan gelembung jatuh di antara garis maka objek keduanya sudah
sejajar. Pegang alat ini setenang mungkin, dan tunggu sampai gelembung berhenti
bergerak. Perhatikan sampai lokasi gelembung pada lingkaran di setiap sisi tabung,
dan Anda sudah yakin bahwa objek sudah sejajar.

Sebelum menggunakan alat ini, ada baiknya untuk membersihkan alat dan objek
sebelum mengukur. Kotoran dan puing-puing dapat mengecoh alat ini karena
sifatnya yang sensitif. Anda cukup membersihkan dengan tangan yang terbungkus
sarung tangan di atas permukaan objek untuk memastikan pengukuran yang akurat.
Jika Anda sering menggunakan alat ini, pastikan untuk menghilangkan semua
kotoran yang menumpuk di tepinya.

Objek horizontal yang bisa diukur menggunakan alat ini mungkin berupa beberapa
batu bata, bingkai gambar, sebuah dek, atau bahkan tanah. Sementara itu, objek
vertikal bisa berupa dinding, kabinet, bingkai pintu, atau tiang pagar. Cek kembali
untuk melihat apakah gelembung ada dalam alat berada di kanan atau kiri, atau ke
atas atau bawah.

Jika objek Anda sangat lebar atau tinggi, Anda mungkin menemukan bahwa alat
berukuran normal tidak dapat memberi ukuran yang akurat. Dalam hal ini, solusi
termudah adalah menemukan alat yang jauh lebih besar. Pertimbangkan
berinvestasi pada level paling tidak 1 meter (3,3 kaki) panjang untuk fleksibilitas
yang baik.

2. Theodolite

Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan
tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass
yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudut yang dapat di
baca bisa sampai pada satuan sekon (detik).

Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang digunakan
dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada
suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi
sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop
tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputarputar mengelilingi
sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua
sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi (Farrington
1997).

Survei dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan dipetakan
luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut memiliki
relief atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat ini,
keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan efisien
(Farrington 1997). Instrumen pertama lebih seperti alat survey theodolit benar
adalah kemungkinan yang dibangun oleh Joshua Habermel (de: Erasmus
Habermehl) di Jerman pada 1576, lengkap dengan kompas dan tripod.

Awal altazimuth instrumen yang terdiri dari dasar lulus dengan penuh lingkaran di
sayap vertikal dan sudut pengukuran perangkat yang paling sering setengah
lingkaran. Alidade pada sebuah dasar yang digunakan untuk melihat obyek untuk
pengukuran sudut horisontal, dan yang kedua alidade telah terpasang pada vertikal
setengah lingkaran. Nanti satu instrumen telah alidade pada vertikal setengah
lingkaran dan setengah lingkaran keseluruhan telah terpasang sehingga dapat
digunakan untuk menunjukkan sudut horisontal secara langsung. Pada akhirnya,
sederhana, buka-mata alidade diganti dengan pengamatan teleskop. Ini pertama kali
dilakukan oleh Jonathan Sisson pada 1725.

Alat survey theodolite yang menjadi modern, akurat dalam instrumen 1787 dengan
diperkenalkannya Jesse Ramsden alat survey theodolite besar yang terkenal, yang
dia buat menggunakan mesin pemisah sangat akurat dari desain sendiri.

Di dalam pekerjaan – pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah, theodolit


sering digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi, maupun
pengamatan matahari. Theodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti
Pesawat Penyipat Datar bila sudut verticalnya dibuat 90º.

Dengan adanya teropong pada theodolit, maka theodolit dapat dibidikkan kesegala
arah. Di dalam pekerjaan bangunan gedung, theodolit sering digunakan untuk
menentukan sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi, theodolit juga
dapat digunakan untuk mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat.

E. Alat dan Bahan


1. Alat tulis
2. Theodolit/Waterpass
3. Alat penunjang lainnya
F. Langkah Kerja
1. Putar sekrup pengunci perpanjangan berlawanan arah jarum jam untuk
mengendurkannya. Lalu tarik ke atas perpanjangan tersebut dengan
ketinggian setara dada posisi dada agar mudah dioperasikan. Jangan lupa
kencangkan kembali sekrup pengunci perpanjangan tersebut setelah
ditemukan posisi yang pas.
2. Sebagai penahan posisi theodolit agar tidak mudah goyah, buatlah kaki
statif berbentuk segitiga sama sisi. Kemudian injak pedal kaki statif
tersebut agar lebih kuat. Cobalah atur kembali ketinggian statif supaya
posisi tribar plat mendatar sesuai.
3. Taruh theodolit di atas tribar plat. Setelah itu, kencangkan sekrup pengunci
centering ke theodolit.
4. Setel level nivo kotak agar posisi sumbu kesatu benar-benar tegak dengan
menggerakkan sekrup kiap di ketiga sisi alat ukur tersebut secara
beraturan.
5. Setel nivo tabung supaya posisi sumbu kedua benar-benar mendatar
dengan menggerakkan sekrup kiap di ketiga sisi alat ukur tersebut secara
beraturan.
6. Atur posisi theodolit dengan mengendurkan kekuatan sekrup pengunci
centering, lalu ubah posisinya berpindah ke kanan atau kiri hingga berada
tepat di tengah-tengah titik ikat (BM) jika dilihat dari centering optic.
7. Periksa kembali kedudukan garis bidik menggunakan bantuan tanda T
yang dibuat di dinding.
8. Cek sekali lagi kebenaran nilai indeks pada sistem skala lingkaran dengan
membaca sudut biasa dan sudut luar biasa untuk mengetahui nilai
kesalahan dari indeks tersebut.
9. Untuk tata cara pembacaannya, perhatikan pada rambut ukur akan tampak
huruf E serta beberapa kotak kecil berwarna hitam dan merah. Setiap jarak
antara huruf E mewakili jarak sejauh 5 cm. Sedangkan setiap jarak antara
kotak kecil mewakili jarak sepanjang 1 cm
G. Kesimpulan
1. Alat untuk mengukur polygon ada beberapa jenisnya yaitu waterpass,
theodolite dan lain-lain
2. Alat-alat tersebut digunakan untuk mendapatkan data-data dan nantinya
akan digunakan untuk menghitung luas maupun volume polygon.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.pengelasan.net/waterpass/

https://www.belajarsipil.com/2014/01/14/pengertian-dan-fungsi-theodolit/

https://www.totalstationtopcon.com/cara-menggunakan-theodolit/
G. Hasil
H. Analisa Pembahasan
Pada praktikum ini saya mempraktekan bagaimana cara menggunakan theodolite
untuk pengukuran polygon di suatu rumah. Tetapi pada praktikum ini saya
menggunakan aplikasi Dioptra Lite dikarenakan tidak dapat praktek langsung di
kampus karena adanya pandemic Covid-19 ini. Meskipun dengan menggunakan
aplikasi ini kita dapat mempelajari bagaimana penggunaan theodolite dengan
simulasi pada aplikasi Dioptra ini. Untuk mengoperasikan Dioptra cukup mudah
karena hanya menggunakan HandPhone untuk memfoto dan alat bantu patok.

Sebelum melakukan praktikum saya mencari sebuah rumah dengan ukuran minimal
6x6 meter di suatu perumahan. Untuk mencari rumah ini dirasa cukup sulit karena
daerah saya sudah banyak rumah yang berjejer sehingga sulit untuk menemukan
rumah yang tidak memiliki tetangga samping kanan kiri maupun belakang. Pada
saat melakukan praktikum saya dibantu oleh seorang teman untuk memegangi
tongkat atau patok dengan ukuran tinggi 1 meter. Langkah untuk mengoperaskan
aplikasi ini adalah kita harus menempatkan kotak kamera dioptre pada patok yang
bertinggi 1 meter tadi. Selain itu juga kita harus menempatkan sudut kemiringan
pada sudut 0°. Kita melakukan pemotretan pada patok sebanyak 8 kali dalam 4 titik
pengamatan.

Setelah melakukan praktikum dat-data yang kita dapatkn dapat kita catat dan dapat
kita olah untuk perhitungan polygon yang nantinya akan digunakan untuk
perhitungan luas, volume dan penggambaran daerah polygon menggunakan
AutoCAD.

I. Kesimpulan

1. Pada praktikum ini dilakukan simulasi penggunaan alat theodolite dengan


aplikasi Dioptra untuk pengukuran polygon.
2. Praktikum dilakukan untuk mengukur suatu rumah dan menghasilkan data
X dan Y.
3. Hasil X dan Y diperuntukan sebagai data perhitunga pengukuran polygon.
G. Hasil
H. Analisa Pembahasan

Pada praktikum ini dilakukan untuk membuat suatu track peta menggunakan
simulasi aplikasi GPS Logger dengan HandPhone kita masing-masing. Kita
menggunakan aplikasi ini karena dengan adanya pandemic ini kita tidak bisa
melakukan praktek langsung di kampus menggunakan GPS Garmin. Sehingga
kita melakukan simulasi dengan sederhana menggunakan suatu aplikasi. Dalam
praktikum ini kita mencoba untuk membuat suatu peta yang nantinya akan dapat
digunakan sebagai SIG atau Sistem Informasi Geografis.
Praktikum ini dilakukan dengan cara mengelilingi wilaya RT dengan jangkauan
5RT yang ada diwilayah rumah saya. Cara untuk melakukan pengoperasian
aplikasi ini sangatlah mudah. Pertama yang harus kita lakukan adalah
menyalakan GPS yang ada di HP kita. Kemudian buka aplikasi GPS Logger
tunggu hingga tabel-tabel satelit terlihat. Kita harus berada diluar rumah untuk
memastikan satelit diwilayah kita terbaca. Setelah itu kita melakukan perjalanan
mengelilingi RT dengan klik ‘Tracklist’. Jika menemukan suatu tempat umum
atau titik pojok maka kita dapat klik ‘placemarks’untuk menendai titik tadi
dengan memberikan nama tempat. Jika akan jalan kembali maka harus klik
‘Tracklist’ kembali. Jika sudah selesai maka dapat klik tombol checklist agar
dapat berhenti dan mendapatkan hasil.
Nantinya hasil pada praktikum ini dapat digunakan untuk penggambaran peta
wilayah menggunakan software QGIS atau Quantum Geographic Information
System. Selain itu dengan adanya praktikum ini kita dapat membuat peta
menggunakan aplikasi dengan HP tanpa menggunakan GPS Garmin.

I. Kesimpulan
1. Praktikum ini dilakukan dengan memetakan suatu wilyaha
menggunakan aplikasi GPS Logger.
2. Hasil dari pemetaan ini nantinya digunakan untuk memetakan di suatu
software yaitu QGIS.
3. Dengan adanya praktikum ini saya belajar bagaimana penggunaan GPS
Logger untuk memetakan suatu wilayah.
LAPORAN RESMI PERPETAAN

“PENGUKURAN POLIGON”

Disusun Oleh :

Dewi Cahya Rahmawati

1019040014

PL-3A

PROGRAM STUDI TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

2020-2021
A. Latar Belakang

Pengukuran dan pemetaan poligon merupakan salah satu metode pengukuran dan
pemetaan kerangka dasar horizontal untuk memperoleh koordinat planimetris (X,
Y) titik-titik ikat pengukuran. Metode poligon adalah salah satu cara penentuan
posisi horizontal banyak titik dimana titik satu dengan lainnya dihubungkan satu
sama lain dengan pengukuran sudut dan jarak sehingga membentuk rangkaian titik-
titik (poligon). Dapat disimpulkan bahwa poligon adalah serangkaian garis
berurutan yang panjang dan arahnya telah ditentukan dari pengukuran di lapangan.

Pengukuran poligon sendiri mempunyai maksud dan tujuan untuk menentukan


letak titik di atas permukaan bumi serta posisi relatif dari titik lainnya terhadap
suatu sistem koordinat tertentu yang dilakukan melalui pengukuran sudut dan jarak
dan dihitung terhadap referensi koordinat tertentu. Selanjutnya posisi
horizontal/koordinat tersebut digunakan sebagai dasar untuk pemetaan situasi
topografi asuatu daerah tertentu.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana memahami pengukuran polygon?
2. Bagaimana cara pengukuran polygon?
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami pengukuran polygon.
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara pengukuran polygon.
D. Dasar Teori

Poligon digunakan apabila titik-titik yang akan di cari koordinatnya terletak


memanjang sehingga terbentuk segi banyak (poligon). Pengukuran dan Pemetaan
Poligon merupakan salah satu pengukuran dan pemetaan kerangka dasar horizontal
yang bertujuan untuk memperoleh koordinat planimetris (X,Y) titik-titik
pengukuran. Pengukuran poligon sendiri mengandung arti salah satu metode
penentuan titik diantara beberapa metode penentuan titik yang lain. Untuk daerah
yang relatif tidak terlalu luas, pengukuran cara poligon merupakan pilihan yang
sering di gunakan, karena cara tersebut dapat dengan mudah menyesuaikan diti
dengan keadaan daerah/lapangan. Penentuan koordinat titik dengan cara poligon ini
membutuhkan:

Koordinat awal. Bila diinginkan sistem koordinat terhadap suatu sistim tertentu,
haruslah dipilih koordinat titik yang sudah diketahui misalnya: titik triangulasi atau
titik-titik tertentu yang mempunyai hubungan dengan lokasi yang akan dipatokkan.
Bila dipakai system koordinat lokal pilih salah satu titik, BM kemudian beri harga
koordinat tertentu dan tititk tersebut dipakai sebagai acuan untuk titik-titik lainya.

Koordinat akhir. Koordinat titik ini di butuhkan untuk memenuhi syarat Geometri
hitungan koordinat dan tentunya harus di pilih titik yang mempunyai sistem
koordinat yang sama dengan koordinat awal.

Azimuth awal. Azimuth awal ini mutlak harus diketahui sehubungan dengan arah
orientasi dari system koordinat yang dihasilkan dan pengadaan datanya dapat di
tempuh dengan dua cara yaitu sebagai berikut :

Hasil hitungan dari koordinat titik -titik yang telah diketahui dan akan dipakai
sebagai tititk acuan system koordinatnya.

Hasil pengamatan astronomis (matahari). Pada salah satu titik poligon sehingga
didapatkan azimuth ke matahari dari titik yang bersangkutan. Dan selanjutnya
dihasilkan azimuth kesalah satu poligon tersebut dengan ditambahkan ukuran sudut
mendatar (azimuth matahari).

Data ukuran sudut dan jarak. Sudut mendatar pada setiap stasiun dan jarak antara
dua titik kontrol perlu diukur di lapangan.
Pengukuran Poligon

Data ukuran tersebut, harus bebas dari sistematis yang terdapat (ada alat ukur)
sedangkan salah sistematis dari orang atau pengamat dan alam di usahakan sekecil
mungkin bahkan kalau bisa di tiadakan.

Berdasarkan bentuknya poligon dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu :

Poligon berdasarkan visualnya :

a. poligon tertutup
b. poligon terbuka

c. poligon bercabang

2. Poligon berdasarkan geometriknya :

a. poligon terikat sempurna


b. poligon terikat sebagian
c. poligon tidak terikat

Untuk mendapatkan nilai sudut-sudut dalam atau sudut-sudut luar serta jarak jarak
mendatar antara titik-titik poligon diperoleh atau diukur di lapangan menggunakan
alat pengukur jarak yang mempunyai tingkat ketelitian tinggi.

Poligon digunakan apabila titik-titik yang akan dicari koordinatnya terletak


memanjang sehingga membentuk segi banyak (poligon). Metode poligon
merupakan bentuk yang paling baik di lakukan pada bangunan karena
memperhitungkaan bentuk kelengkungan bumi yang pada prinsipnya cukup di
tinjau dari bentuk fisik di lapangan dan geometriknya. Cara pengukuran polygon
merupakan cara yang umum dilakukan untuk pengadaan kerangka dasar pemetaan
pada daerah yang tidak terlalu luas sekitar (20 km x 20 km). Berbagai bentuk
poligon mudah dibentuk untuk menyesuaikan dengan berbagai bentuk medan
pemetaan dan keberadaan titik – titik rujukan maupun pemeriksa. Tingkat ketelitian
sistem koordinat yang diinginkan dan kedaan medan lapangan pengukuran
merupakan faktor-faktor yang menentukan dalam menyusun ketentuan poligon
kerangka dasar.Tingkat ketelitian umum dikaitkan dengan jenis dan atau tahapan
pekerjaan yang sedang dilakukan. Sistem koordinat dikaitkan dengan keperluan
pengukuran pengikatan. Medan lapangan pengukuran menentukan bentuk
konstruksi pilar atau patok sebagai penanda titik di lapangan dan juga berkaitan
dengan jarak selang penempatan titik.

E. Alat dan Bahan


1. Alat Tulis
2. Theodolit
3. Alat penunjang Theodolit
F. Langkah Kerja
1. Siapkan catatan, daftar pengukuran dan buat sket lokasi areal yang akan
diukur.
2. Tentukan dan tancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik.
3. Dirikan pesawat di atas titik P1 dan lakukan penyetelan alat sampai didapat
kedataran.
4. Arahkan pesawat ke arah utara dan nolkan piringan sudut horizontal dan kunci
kembali dengan memutar sekrup piringan bawah.
5. Putar teropong dan arahkan teropong pesawat ke titik P2, baca dan catat sudut
horizontalnya yang sekaligus sebagai sudut azimuth. Bacaan ini merupakan
bacaan biasa untuk bacaan muka.
6. Dengan posisi pesawat tetap di titik P1, putar pesawat 180º searah jarum jam,
kemudian putar teropong 180º arah vertikal dan arahkan teropong ke titik P2.
7. Lakukan pembacaan sudut horizontal. Bacaan ini merupakan bacaan luar biasa
untuk bacaan muka.
8. Putar teropong pesawat dan arahkan di titik P akhir dan lakukan pembacaan
sudut horizontal pada bacaan biasa dan luar biasa. Bacaan ini merupakan
bacaan belakang.
9. Dengan cara yang sama, lakukan pada titik-titik poligon berikutnya hingga
kembali lagi ke titik P1.
10. Lakukan pengukuran jarak antar titik dengan meteran.
11. Lakukan perhitungan sudut pengambilan, sudut azimuth dan koordinat
masing-masing titik.
12. Gambar hasil pengukuran dan perhitungan.

G. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini yaitu pengukuran yang
dilakukan menggunakan theodolite dapat menghasilkan data berupa jarak, sudut
dan ketinggian dimana data yang dihasilkan harus diolah terlebih dahulu,
pengukuran menggunakan theodolite harus memperhatikan hal-hal yang dapat
menimbulkan kesalahan sehingga data yang dihasilkan sesuai dengan yang aslinya.
Data yang telah diolah menggunakan rumus 15 akan menghasilkan titik koordinat
yang berguna untuk menggambarkan poligon pada bidang datar.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.plengdut.com/2012/09/metode-pengukuran-
poligon.html#:~:text=Pengukuran%20dan%20Pemetaan%20Poligon%20merupak
an,metode%20penentuan%20titik%20yang%20lain.

http://ilmu-civil1001.blogspot.com/p/pengukuran-poligon-tertutup-terikat.html

https://www.ilmutekniksipil.com/ilmu-ukur-tanah/pengukuran-poligon
LAPORAN RESMI PERPETAAN

“PERHITUNGAN DATA POLIGON”

Disusun Oleh :

Dewi Cahya Rahmawati2

1019040014

PL-3A

PROGRAM STUDI TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

2020-2021
A. Latar Belakang

Pengukuran dan pemetaan poligon merupakan salah satu metode pengukuran dan
pemetaan kerangka dasar horizontal untuk memperoleh koordinat planimetris
(X, Y) titik-titik ikat pengukuran. Metode poligon adalah salah satu cara penentuan
posisi horizontal banyak titik dimana titik satu dengan lainnya dihubungkan satu
sama lain dengan pengukuran sudut dan jarak sehingga membentuk rangkaian titik-
titik (poligon).
Dapat disimpulkan bahwa poligon adalah serangkaian garis berurutan yang panjang
dan arahnya telah ditentukan dari pengukuran di lapangan. Pengukuran poligon
sendiri mempunyai maksud dan tujuan untuk menentukan letak titik di atas
permukaan bumi serta posisi relatif dari titik lainnya terhadap suatu sistem
koordinat tertentu yang dilakukan melalui pengukuran sudut dan jarak dan dihitung
terhadap referensi koordinat tertentu. Selanjutnya posisi horizontal/koordinat
tersebut digunakan sebagai dasar untuk pemetaan situasi topografi asuatu daerah
tertentu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kita memahami perhitungan polygon?
2. Bagaimana cara untuk menghitung data hasil pengukuran polygon?
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami perhitungan polygon.
2. Mahasiswa dapat tahu cara untuk menghitung data hasil pengukuran
polygon.
D. Dasar Teori
Pada pekerjaan pemetaan suatu wilayah diperlukan suatu kerangka dasar yang
digunakan sebagai titik ikat dan titik kontrol. Titik-titik kerangka dasar tersebut
mempunyai koordinat dan ketinggian yang dipasang pada kerapatan tertentu,
dengan menggunakan struktur yang permanen, bahan yang awet, tercatat dan
mudah dikenali. Titik kerangka dasar ini berupa titik ikat yang merupakan titik yang
telah diketahui posisi horisontal (X dan Y) ataupun ketinggiannnya Z. Titik ini
digunakan sebagai titik pengikat dalam penentuan posisi titik-titik (arah, sudut,
beda tinggi) lain yang dibidik. Selanjutnya, dapat ditentukan berapa koordinat titik-
titik baru yang dibidik berdasarkan titik ikat tersebut.
Atas perhitungan-perhitungan yang dilakukan sebelumnya. Sebaiknya titik kontrol
ini menggunakan titik kerangka lain (bukan dari titik ikat) sehingga bisa diketahui
apakah posisi X. Y, Z dari titik sebelumnya benar atau tidak. 1.1.1. Poligon
Kerangka Dasar Pada daerah yang relatif sempit (20 km x 20 km) biasanya
menggunakan pengukuran dengan cara poligon. Poligon disini merupakan
kumpulan titik-titik yang terhubungkan dalam suatu garis khayal. Dalam penentuan
koordinat titik satu ke titik lain, pekerjaan pengukuran harus meliputi :

1. Koordinat titik awal/ akhir. Koordinat ini bisa diketahui dari pengukuran-
pengukuran sebelumnya atau ditentukan sembarang.

2. Azimuth awal/ akhir. Azimuth dapat ditentukan dari perhitungan koordinat yang
sudah ada, pengamatan astronomi (bintang/ matahari) ataupun pengukuran dengan
menggunakan teodolit kompas.

3. Jarak Pengukuran jarak merupakan data yang diperoleh dari lapangan, dapat
dilakukan dengan cara manual (menggunakan pita ukur) ataupun dengan
menggunakan teodolit. Dalam pengukuran jarak, dibuat selurus mungkin antar titik-
titik poligon dan juga jika kondisi tanah miring, usahakan dalam pengukuran jarak
pita ukur dalam posisi sedatar mungkin.

4. Sudut dalam Sudut juga ditentukan berdasarkan hasil pengukuran di lapangan.


Pengukuran sudut ini menggunakan alat ukur teodolit dengan arah putaran alat
sebaiknya searah dengan jarum jam.

Pengolahan data dari pengukuran dilapangan dapat dilakukan secara manual


langsung dikerjakan pada formulir, form atau secara tabelaris menggunakan lembar
elektrolis (spreadsheet) ms excell di komputer. Rumus-rumus dasar pengolahan
data ditransfer dari penyajiannya secara analog menjadi rumus-rumus terprogram
dalam bentuk softfile. Pengolahan data poligon dikontrol terhadap sudut-sudut
dalam atau luar poligon dan dikontrol terhadap koordinat baik absis maupun
ordinat. Pengolahan data polygon dimulai dengan menghitung sudut awal dan sudut
akhir dari titik-titik ikat poligon.

Perhitungan meliputi :

- Menginput dan mengkoreksi bacaan horizontal dan vertikal kebentuk desimal.


- Menginput tinggi bacaan rambu Batas Atas, Batas Bawah dan Batas Tengah.

- Mengukur jarak alat theodolite dengan rambu ukur dan tinggi alat theodolite.

- Menghitung azimuth dan mengkoreksi kebentuk desimal.

- Menghitung Δx dan Δy

- Menghitung koordinat X (absis), Y (ordinat) dan Z (elevasi)

E. Alat dan Bahan


1. Laptop
2. Alat tulis
3. Excel
F. Langkah Kerja

Setelah melakukan praktek pengukuran di lapangan maka pengolahan data dapat


dilakukan :
1. Bacaan horisontal tiap titik ubah dalam bentuk decimal
2. Bacaan vertikal tiap titik ubah dalam bentuk decimal
3. Bacaan rambu ukur BA, BT dan BW
4.
berikutnya, kemudian diubah dalam bentuk desimal)
5. Jarak (diukur dari titik awal ketitik berikutnya)
6. Tinggi alat (diukur tiap titik)
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
G. Hasil

H. Analisa Pembahasan
Pada praktikum ini saya membuat sebuah tabel perhitungan polygon yang datanya
telah didapatkan dari praktek pengukuran polygon sebelumnya. Disini saya
menghitung data X dan Y yang nangtinya akan digunakan untuk perhitungan luas dan
volume area. Cara untuk perhitungan ini sudah dilampirkan pada langkah kerja diatas.
Sebagaimana data yang saya dapatkan dari pengukuran polygon yaitu bacaan vertical,
bacaan horizontal, Bacaan rambu (BA,BT,BB). Setelah mendapatkan data tersebut
barulah menghitung beberapa data yang belum diketahui menggunakan excel.

Dari hasil perhitungan saya mendapatkan hasil dari Titik X dan Y dari keenam Posisi
Alat atau titik ukur. X dari TA= -12.318, TB= 36.576, TC= 39.209, TD= 12.602, TE=
-39.410, TF= -52.1140. Sedangkan Y dari TA= -49.727, TB=-37.285, TC=9.903,
TD= 40.390, TE= 41.014, TF=-14.598. Poligon adalah metode untuk menentukan
posisi horizontal dari titik-titik di lapangan yang berupa segi banyak dengan
melakukan pengukuran sudut dan jarak. tujuannya adalah untuk mendapatkan data-
data lapangan berupa koordinat horizontal (x,y). kenapa harus membentuk poligon ?
karena digunakan sebagai kerangka dasar pemetaan suatu wilayah.

I. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapat beberapa kesimpulan,

antara lain:

 Praktikum berjalan sesuai dengan diharapkan.


 Praktikan mengetahui bagaimana cara pengukuran dengan metode polygon
tertutup.
 Praktikan dapat mengukur perbedaan dengan metode pengukuran polygon
terbuka.
 Praktikan dapat menghitung koordinat dari hasil pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA

Modul praktikum perpetaan

http://sejahtera15.com/pengertian-poligon-tertutup-dan-
terbuka/#:~:text=Poligon%20adalah%20metode%20untuk%20menentukan,horizontal%2
0(x%2Cy).

http://share.its.ac.id/pluginfile.php/15129/mod_assign/intro/modul%20kerja%20pemetaa
n%201%20-%20selesai.pdf
LAPORAN RESMI PERPETAAN

“MENGGAMBAR POLIGON”

Disusun Oleh :

Dewi Cahya Rahmawati

1019040014

PL-3A

PROGRAM STUDI TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

2020-2021
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu komponen penting dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Sumber daya diharapkan mampu meningkatkan
kesejahteraan kehidupan baik sandang, pangan maupun papan. Dalam upaya
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap kerja, perlu adanya
peningkatan kualitas pendidikan khususnya pada jenjang perkuliahan karena pada
jenjang tersebut bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa yang mempunyai
keterampilan tertentu untuk memasuki dunia kerja. Pemahaman mahasiswa
mengenai mata kuliah Praktikum Geomatika II dilihat dari kegiatan belajar
mengajar yang telah diamati masih kurang. Dalam pembelajaran tersebut
mahasiswa tidak dapat mencerna secara langsung saat dijelaskan oleh dosen jika
hanya menggambar di papan tulis.

Saat praktikum berlangsung mahasiswa masih banyak yang tidak mengerti


bagaimana cara menentukan titik-titik yang telah ditentukan untuk area praktikum.
Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah dapat terlepas
dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri, maupun
di dalam suatu kelompok tertentu. Dipahami ataupun tidak dipahami, sesungguhnya
sebagian besar aktivitas di dalam kehidupan sehari-hari kita merupakan kegiatan
belajar. Dengan demikian dapat dikatakan, tidak ada ruang dan waktu dimana
manusia dapat melepaskan dirinya dari kegiatan belajar, dan itu berarti pula bahwa
belajar tidak pernah dibatasi usia, tempat maupun 2 waktu, karena perubahan yang
menuntut terjadinya aktivitas belajar itu juga tidak pernah berhenti.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mendapatkan gambar dari data perhitungan?
2. Bagaimanna cara menggambar polygon tertutup di AutoCAD?
C. Tujuan
1. Mahasiswa mendapatkan gambar dari data perhitungan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara menggambar polygon tertutup di
AutoCAD.
D. Dasar Teori

Poligon dalah kerangka dasar pengukuran yang membentuk poligon segi banyak
yang menutup. Yang dimaksud menutup adalah apabila mulai dari titik 1 kemudian
ke titik 2 dan seterusnya akan kembali ke titik 1 lagi. Sehingga akan membentuk
segi banyak. Fungsi dari kembali ke titik awal adalah digunakan untuk mengkoreksi
besaran sudut pada tiap segi banyak tersebut. Pada gambar di atas terlihat semua
sudut teratur namun pada pengukuran di lapangan semua sudut mempunyai besaran
yang berbeda-beda. lalu bagaimana cara menerapkan di lapangannya? Pada
prinsipnya yang perlu diingat adalah penentuan jumlah titik disesuaikan dengan
kondisi lapangan. Misalkan yang diukur lahan yang sangat luas maka
membutuhkan banyak titik poligon. Usahakan menggunakan sedikit titik poligon
yang terpenting menutup. Semakin banyak titik poligon maka tingkat kesalahan
sudut semakin besar. Gambar di atas mempunyai segi 6 artinya apabila kita
menghitung jumlah keseluruhan sudut dalam bisa menggunakan rumus (n-2)x180.

Jumlah sudut dalam total = (6-2)x180 = 720 derajat. Hasil hitungan tersebut adalah
sudut tersebut benar-benar menutup. tapi tahukah anda bahwa pengukuran di
lapangan tidak bisa seperti itu. biasanya ada sedikit kesalahan jumlah sudut dalam
karena beberapa faktor di lapangan. Misalkan saya bandingkan hasil pengukuran
dari lapangan sebelum dikoreksi didapat jumlah sudut dalam sebesar 720d54’43”
(720 derajat 54 menit 43 detik). Maka hasil pengukuran saya ini ada kesalahan atau
kelebihan sudut sebesar 54’43”. Maka yang harus dikoreksi adalah sebesar 54’43”
agar sudut dalam sesuai dengan hasil rumus di atas. Selain untuk mengkoreksi sudut
dalam, fungsi dari poligon tertutup ini adalah untuk mengkoreksi elevasi. Misalkan
saat kita mulai pengukuran dari titik awal atau titik 1 dengan elevasi awal 100 m
dari permukaan laut. Maka saat kita kembali ketitik awal lagi setelah melalui titik
poligon 2,3,4,5, dan 6 harusnya elevasi akhir adalah 100 m juga. apabila lebih atau
kurang dari itu maka harus dikoreksi.

Setelah pada tahapan perhitungan selesai dengan bentuk format excel maka langkah
selanjutnya adalah penggambaran hasil perhitungan tersebut dalam lembar kerja.
Cara menggambar hasil hitungan poligon di Excel ke AutoCAD dalam hal ini bisa
untuk poligon tertutup maupun terbuka. Bisa untuk plotting titik koordinat, nomor
titik, maupun untuk menggambar garis poligon-nya. Cara yang dibahas disini tidak
akan menggunakan VBA di Excel, AutoLISP di AutoCAD atau extension-
extension lainnya. Tetapi semuanya menggunakan fitur dasar bawaan dari Excel
dan AutoCAD.

E. Alat dan Bahan


1. Laptop
2. Excel
3. AutoCAD
F. Langkah Kerja

Setelah melakukan praktek pengukuran di lapangan maka pengolahan data dapat


dilakukan :
Rumus Excel Untuk Menggambar Titik Koordinat (X,Y)
=”POINT” &” “& ROUNDUP(P12;3) &”,”& ROUNDUP(Q12;3)
Penjelasan Rumus Excel Diatas
“POINT” funsinya untuk menghasilkan tulisan POINT
& atau disebut juga ampersand fungsinya Untuk menggabungkan data atau tulisan,
hampir sama dengan fungsi CONCATENATE
” ” fungsinya Untuk menghasilkan spasi atau space kosong
ROUNDUP(P12;3) fungsinya untuk mengambil nilai titik koordinat X di cell P12
dengan 3 digit dibelakang koma dan pembulatan keatas.
ROUNDUP(Q12;3) fungsinya untuk mengambil nilai titik koordinat Y di cell Q12
dengan 3 digit dibelakang koma dan pembulatan keatas.
Hasil Rumus Excel Diatas
POINT 255467,1500971
Fungsi hasil rumus excel ini ketika diplot di AutoCAD adalah
POINT untuk memberikan perintah pembuatan POINT melalui command prompt
SPASI untuk memberikan perintah enter pada command prompt
255467,1500971 untuk memasukkan posisi (X,Y) dari POINT tersebut.
Rumus Excel Untuk Menggambar Nomor Titik Koordinat (Teks/Text)

=”TEXT J C” &” “& ROUNDUP((P12+5);3) &”,”& ROUNDUP((Q12+5);3) &”


3 0 “& R12
Penjelasan Rumus Excel Diatas
(“TEXT J C”) (&) (” “) (” 3 0 “) penjelasannya sama dengan yang diatas
ROUNDUP((P12+5);3) fungsinya untuk mengambil nilai titik koordinat X di cell
P12 ditambah 5 dengan 3 digit dibelakang koma dan pembulatan keatas. Kenapa
ditambah 5? Maksudnya agar teks nomor titik koordinat tidak persis berada di
center titik koordinat. Jadi nilai 5 ini bisa dirubah sesuai kebutuhan. Setelah melihat
hasil plot di AutoCAD (gambar paling bawah) anda akan lebih jelas dengan yang
dimaksud.
ROUNDUP((Q12+5);3) penjelasannya sama dengan yang diatas R12 fungsinya
untuk mengambil nilai nomor titik koordinat di cell R12
Hasil Rumus Excel Diatas
TEXT J C 255472,1500976 3 0 P1
Fungsi hasil rumus excel ini ketika diplot di AutoCAD adalah
TEXT untuk memberikan perintah pembuatan TEXT melalui command prompt
SPASI untuk memberikan perintah enter pada command prompt
J untuk memilih Justify pada permintaan start point of text di command prompt
SPASI untuk memberikan perintah enter pada command prompt
C untuk memilih Center pada permintaan center point of text pada command
prompt
SPASI untuk memberikan perintah enter pada command prompt
255472,1500976 untuk memasukkan nilai center point yang diminta pada
command prompt
SPASI untuk memberikan perintah enter pada command prompt
3 untuk memasukkan nilai tinggi text yang diminta pada command prompt
SPASI untuk memberikan perintah enter pada command prompt

G. Hasil
H. Analisa Pembahasan
Praktikum ini adalah mempraktekan bagaimana cara untuk menggambar polygon
dari data yang telah kita dapatkan dan telah kita hitung sebelumnya. Dari data
tersebut saya mengambil Titik X dan Y dari ke-enam posisi alat atau titik ukur.
Setelah itu saya membuat suatu rumus di Excel agar nantinya di copy paste pada
AutoCAD dan AutoCAD akan membaca rumus tadi kemudian menghasilkan
sebuah gambar diatas.

Setelah itu didapatkan gambar polygon tertutup dengan 6 sisi dan 6 titik
dikarenakan data yang saya punya ada 6 posisi alat atau 6 titik ukur dengan
panjang garis yang berbeda. Fungsi dari gambar ini adalah mengetahui bagaimana
hasil perhitungan kita tadi apakah benar atau salah. Jika salah maka gambarnya
tidak sempurna seperti diatas. Gambar ini nantinya dapat digunakan untuk
mengecek berapa luas area pada polygon tersebut dengan mengeceknya di
AutoCAD tersebut.
I. Kesimpulan
1. Adalah kerangka dasar pengukuran yang membentuk poligon segi banyak
yang menutup. Yang dimaksud menutup adalah apabila mulai dari titik 1
kemudian ke titik 2 dan seterusnya akan kembali ke titik 1 lagi. Sehingga
akan membentuk segi banyak.
2. Fungsi dari kembali ke titik awal adalah digunakan untuk mengkoreksi
besaran sudut pada tiap segi banyak tersebut. Pada gambar di atas terlihat
semua sudut teratur namun pada pengukuran di lapangan semua sudut
mempunyai besaran yang berbeda-beda.
DAFTAR PUSTAKA

Modul praktikum perpetaan

http://sejahtera15.com/pengertian-poligon-tertutup-dan-
terbuka/#:~:text=Poligon%20adalah%20metode%20untuk%20menentukan,horizo
ntal%20(x%2Cy).

http://anggieyuliasari.blogspot.com/2017/01/poligon.html
G. Hasil
H. Analisa Pembahasan

Pada praktikum ini dilakukan perhitungan luas area pada polygon yang telah ada
dan data-datanya telah didapatkan. Untuk menghitung luas area dibutuhkan data
titik X dan Y. rumus yang dipakai adalah dengan mengali silangkan X dan Y
kemudian dibagi dua. Dari data diatas didapatkan perhitungan luas pada Excel
sebesar 6386.092 m2 . Sedangkan pada pengecekan di AutoCAD diperoleh luas
sebesar 6397.0339 m2 . Cara untuk mengecek luas pada AutoCAD yaitu dengan
cara mengeblock polygon lalu ketik “AA”. Dan natinya akan muncul beberapa
data seperti hasil diatas. Menurut perhitungan selisih yang dihasilkan tidak terlalu
besar. Mungkin besar persentase errornya yaitu sebesar 0.17%

Perhitungan Luas ini dipergunakan untuk mengetahui berapa luas objek yang kita
amati. Seperti berapa luas suatu bangunan. Perhitungan ini dipergunakan untuk
arsitektur untuk mengetahui suatu luas lahan dan luas bangunan yang akan
dibangun. Metode poligon adalah salah satu metode untuk menghitung luas tanah
menggunakan data berupa titik koordinat, dimana unsur kelengkungan
permukaan bumi diabaikan untuk menghitung luas suatu daerah. Integrasi
numerik polinomial dapat digunakan untuk menghitung luas suatu area, tidak
terlepas dari interpolasi, dimana interpolasi dapat menjadikan data titik koordinat
menjadi suatu fungsi yang dapat diintegrasikan sehingga didapatkan hasil luasan
dari suatu area.

I. Kesimpulan
1. Praktikum ini dilakukan untuk menghitung luas suatu polygon yang telah
kita dapatkan.
2. Dari data diatas didapatkan perhitungan luas pada Excel sebesar 6386.092
m2 . Sedangkan pada pengecekan di AutoCAD diperoleh luas sebesar
6397.0339 m2 .
3. Didapatkan persentase error sebesar 0.17%.
4. Pengukuran luas ini berfungsi untuk membantu kita dalam pengerjaan
pembangunan suatu bangunan.
G. Hasil

H. Analisa Pembahasan
Pada praktikum ini diminta untuk menghitung volume polygon tertutup dan volume
timbunan. Jadi pada praktikum ini setelah menghitung volume polygon tertutup
kami juga menghitung volume timbunan. Cara untuk mengitung volume polygon
tertutup ini yaitu dengan merata-rata titik Z elevasi lalu dibagi dengan luas.
Kemudian jika menghitung luas timbunan yaitu dengan cara mengalikan luas
polygon dan rata-rata Z elevasi tadi. Didapatkanlah nilai volume polygon sebesar
77101.42 𝑚2 dan volume timbulan jika diratakan sebesar 15 m yaitu 583861.2 𝑚2 .
Setelah mendapatkan nilai tersebut dapat kita simpulkan bahwa semakin kita
ratakan tanahnya maka volume akan naik. Perhitungan ini digunakan untuk
arsitektur pada saat akan membangun sebuah bangunan dengan
mempertimbangkan ketinggian tanah dari lahan yang akan dibangun. Dalam
menangani suatu pekerjaan konstruksi, biasanya melibatkan kontraktor pelaksana,
konsultan supervisi dan pemilik pekerjaan. Ketiga institusi tersebut dalam
menangani pekerjaan memerlukan informasi yang tepat dan akurat menyangkut
volume-volume pekerjaan yang dilaksanakan.
I. Kesimpulan
1. Praktikum ini dilakukan untuk menghitung suatu volume polygon tertutup
dan volume timbulan.
2. Didapatkanlah nilai volume polygon sebesar 77101.42 𝑚2 dan volume
timbulan jika diratakan sebesar 15 m yaitu 583861.2 𝑚2 .
3. Perhitungan ini digunakan untuk arsitektur pada saat akan membangun
sebuah bangunan dengan mempertimbangkan ketinggian tanah dari lahan
yang akan dibangun.
KATA PENUTUP
Demikian makalah ini saya susun dengan harapan permohonan pendirian
perusahaan yang saya dirikan dapat diterima. Pembuatan proposal ini
bertujuan untuk memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan tentang
praktikum perpetaan.
Saya menyadari bahwa tiada yang sempurna di dunia ini kecuali Tuhan
yang Maha Esa. Dalam pembuatan makalah ini tentunya masih banyak
kekurangan, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran Bapak yang
sifatnya membangun guna sebagai bahan evaluasi saya untuk kedepannya
agar lebih baik lagi.
Akhir dari penulisan makalah ini saya ucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah ikut membantu dan berpartisipasi dalam menyusun
makalah. Dan terimakasih juga atas penerimaan makalah ini, serta saya
berharap agar makalah ini dapat berguna untuk saya maupun orang lain.

Anda mungkin juga menyukai