Anda di halaman 1dari 18

Senin, 26 April 2010

KARAKTERISTIK INOVASI

Lima karakteristik inovasi meliputi:


1) keunggulan relatif (relative advantage),
2) kompatibilitas (compatibility),
3) kerumitan (complexity),
4) kemampuan diuji cobakan (trialability) dan
5) kemampuan diamati (observability).

Keunggulan relatif adalah derajat dimana suatu inovasi dianggap lebih baik/unggul dari yang
pernah ada sebelumnya. Hal ini dapat diukur dari beberapa segi, seperti segi eknomi, prestise
social, kenyamanan, kepuasan dan lain-lain. Semakin besar keunggulan relatif dirasakan oleh
pengadopsi, semakin cepat inovasi tersebut dapat diadopsi.

Kompatibilitas adalah derajat dimana inovasi tersebut dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang
berlaku, pengalaman masa lalu dan kebutuhan pengadopsi. Sebagai contoh, jika suatu inovasi
atau ide baru tertentu tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, maka inovasi itu tidak
dapat diadopsi dengan mudah sebagaimana halnya dengan inovasi yang sesuai (compatible).

Kerumitan adalah derajat dimana inovasi dianggap sebagai suatu yang sulit untuk dipahami dan
digunakan. Beberapa inovasi tertentu ada yang dengan mudah dapat dimengerti dan digunakan
oleh pengadopsi dan ada pula yang sebaliknya. Semakin mudah dipahami dan dimengerti oleh
pengadopsi, maka semakin cepat suatu inovasi dapat diadopsi.

Kemampuan untuk diuji cobakan adalah derajat dimana suatu inovasi dapat diuji-coba batas
tertentu. Suatu inovasi yang dapat di uji-cobakan dalam seting sesungguhnya umumnya akan
lebih cepat diadopsi. Jadi, agar dapat dengan cepat diadopsi, suatu inovasi sebaiknya harus
mampu menunjukan (mendemonstrasikan) keunggulannya.

Kemampuan untuk diamati adalah derajat dimana hasil suatu inovasi dapat terlihat oleh orang
lain. Semakin mudah seseorang melihat hasil dari suatu inovasi, semakin besar kemungkinan
orang atau sekelompok orang tersebut mengadopsi. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin besar
keunggulan relatif; kesesuaian (compatibility); kemampuan untuk diuji cobakan dan kemampuan
untuk diamati serta semakin kecil kerumitannya, maka semakin cepat kemungkinan inovasi
tersebut dapat diadopsi.
Diposkan oleh Putri Ayu Handayani di 18.37

A.      KARAKTERISTIK INOVASI


Cepat lambatnya penerimaan inovasi oleh masyarakat luas dipengaruhi oleh karakteristik
inovasi itu sendiri. Misalnya penyebarluasan penggunaan kalkulator dan blue jean, dalam waktu
kurang 1 sampai 5 tahun sudah merata ke seluruh Amerika Serikat, sedangkan penggunaan tali
pengaman bagi pengendara mobil baru tersebar merata setelah memakan waktu beberapa puluh
tahun. Everett M.Rogers (1993:14-16) mengemukakan karakteristik inovasi yang dapat
mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi, sebagai berikut:
1.    Keuntungan Relatif
Keuntungan relative yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya.
Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya
atau mungkin dari factor status social (gengsi), kesenangan, kepuasan atau karena mempunyai
komponen yang sangat penting. Makin menguntungkan bagi pengguna maka makin vepat
tersebar inovasi.
2.    Kompatibel (Compatibility)
Kompatibel adalah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai (values), pengetahuan lalu, dan
kebutuhan dari penerima. Inovasi yang tidak sesuai dengan nilai dengan norma atau nilai yang
diyakini oleh penerima tidak akan diterima secepat inovasi yang sesuai dengan norma yang ada.
Misalnya penyebarluasan penggunaan alat kontrasepsi di masyarakat yang mempunyai
keyakinan agamanya melarang penggunaan alat tersebut, maka tentu saja penyebaran inovasi
akan terhambat.
3.    Kompleksitas (complexity)
Kompleksitas adalah tingkat kesukaran untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi
penerima. Suatu inovasi yang mudah dimengerti dan mudah digunakan oleh oleh penerima akan
cepat tersebar, sedangkan inovasi yang sukar dimengerti atau sukar digunakan oleh penerima
akan lambat proses penyebarannya. Misalnya masyarakat pedesaan yang tidak mengetahui
tentang teori penyebaran bibit penyakit melalui kuman, diberitahu oleh penyuluh kesehatan agar
membiasakan memasak air yang akan diminum, karena air yang tidak dimasak jika diminum
dapat menyebabkan sakit perut. Tentu saja ajakan itu sukar dimengerti, makin mudah dimengerti
suatu inovasi maka semakin mudah diterima oleh masyarakat.
4.    Trialabilitas (trialability)
Trialabilitas adalah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima. Suatu inovasi yang
dicoba akan cepat diterima oleh masyarakat daripada inovasi yang tidak dapat dicoba terlebih
dahulu. Misalnya penyebarluasan penggunaan bibit unggul padi gogo akan cpat diterima jika
masyarakat dapat mencoba menanam dan dapat melihat hasilnya.
5.    Dapat diamati (observability)
Observabilitas adalah mudah tidaknya suatu inovasi diamati proses serta hasilnya. Suatu inovasi
yang dapat diamati hasil srta prosesnya dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat,
sebaliknya inovasi yang sukar diamati hasilnya akan lambat dan sukar untuk diterima
masyarakat. Misalnya penyebarluasan penggunaan bibit unggul padi, karena petani dapat dengan
mudah melihat hasil padi yang menggunakan bibit unggul tersebut maka akan mudah inovasi
disebarluaskan dan diperkenalkan. Tetapi mengajak petani yang buta huruf untuk belajar
membaca dan menulis tidak dapat segera dibuktikan karena para petani sukar untuk mambaca
panduan atau petunjuk yang diberikan.
Zaltman, Duncan dan Holbek mengemukakan bahwa cepat lambatnya penerimaan
inovasi dipengaruhi oleh atributnya sendiri. Suatu inovasi dapat merupakan kombinasi dari
berbagai macam atribut (Zaltman,1973:32-50). Untuk memperjelas kaitan antara inovasi dengan
cepat lambatnya proses penerimaan (adopsi), maka kita lihat secara singkat atribut inovasi yang
dikemukakan oleh Zaltman, sebagai berikut:

1.         Pembiayaan (cost), cepat lambatnya penerimaan inovasi dipengaruhi oleh pembiayaan, baik
pembiayaan pada awal penggunaan maupun pembiayaan untuk pembinaan selanjutnya.
Walaupun diketahui pula bahwa biasanya tingginya pembiayaan ada kaitannya dengan kualitas
inovasi itu sendiri. Misalnya penggunaan modul di sekolah dasar. Ditinjau dari perkembangan
pribadi anak, kemandirian dalam usaha belajar mempunyai nilai positif., tetapi karena
pembiayaan mahal maka akhirnya tidak dapat disebarluaskan.
2.         Balik modal (returns to investment), atribut ini hanya ada dalam inovasi di bidang perusahaan
atau industry. Artinya suati inovasi akan dapat dilaksanakan kalau hasilnya dapat dilihat sesuai
dengan modal yang telah dikeluarkan (perusahaan tidak merugi). Untuk bidang pendidiakn
atribut ini sukar untuk dipertimbangkan karena hasil pendidikan tidak dapat diketahui dengan
nyata dalam waktu relative singkat.
3.         Efisiensi, inovasi akan cepat diterima jika ternyata pelaksanaan dapat menghemat waktu dan
juga terhindar dari berbagai masalah atau hambatan.
4.         Resiko dari ketidakpastian, inovasi akan cepat diterima jika mengandung resiko yang sekecil-
kecilnya bagi penerima inovasi.
5.         Mudah dikomunikasikan, inovasi akan mudah cepat diterima bila isinya dapat dengan mudah
dikomunikasikan dan mudah diterima klien.
6.         Kompatibilitas, cepat lambatnya penerimaan inovasi tergantung dari kesesuaiannya dengan
nilai-nilai (values) warga masyarakat.
7.         Kompleksitas, inovasi yang dapat dengan mudah digunakan oleh penerima akan cepat tersebar
dengan luas.
8.         Status Ilmiah, suatu inovasi yang dapat dengan mudah dimengerti dan mudah digunakan oleh
penerima akan cepat tersebar, sedangkan inovasi yang sukar dimengerti dan sukar untuk
digunakan oleh penerima akan lambat proses penyebarannya.
9.         Kadar keaslian, warga masyarakat dapat cepat menerima inovasi apabila dirasakan itu hal yang
baru bagi mereka.
10.     Dapat dilihat kemamfaatannya, suatu inovasi yang hasilnya mudah diamati akan makin cepat
diterima oleh masyarakat dan sebaliknya inovasi yang sukar diamati akan lama diterima oleh
masyarakat.
11.     Dapat dilihat batas sebelumnya, suatu inovasi akan semakin cepat diterima oleh masyrakat
apabila dapat dilihat batas sebelumnya atau batas masa berlakunya.
12.     Keterlibatan sasaran perubahan, inovasi dapat dengan mudah diterima apabila warga masyarakat
diikutsertakan dalam setiap proses yang dijalani.
13.     Hubungan interpersonal, jika hubungan interpersonal baik dan dapat mempengaruhi temannya
untuk menerima inovasi, maka orang yang menetang akan menjadi lunak, orang yang simpati
akanmenjadi tertarik dan orang yang tertarik akan menerima inovasi.
14.     Kepentinagn umum atau pribadi, inovasi yang bermanfaat untuk kepentinagn umum akan lebih
cepat tersebar daripada inovasi yang hanya menguntungkan sekelompok orang saja.
15.     Penyuluh inovasi (gatekeeper), untuk melancarkan dalam usaha mengenalkan inovasi kepada
organisasi sampai organisasi dapat menerima inovasi, diperlukan sejumlah orang yang diangkat
menjadi penyuluh inovasi. Misalnya untuk pelaksanaan program KB, maka diperlukan orang-
orang yang bertugas untuk mendatangi masyarakat dan menjelaskan semua hal penting mengenai
program KB. Tersedianya penyuluh inoivasi akan mempengaruhi kecepatan penerimaan inovasi.
Demikian berbagai atribut yang dapat mempengaruhi cepat lambatnya penerimaan suatu
inovasi. Dengan memahami atribut tersebut para pendidik dapat menganalisis inovasi pendidikan
yang sedang dipersebarluaskan, sehingga dapat memanfaatkan hasil analisisnya untuk membantu
mempercepat proses penerimaan inovasi.
KONSEP DASAR INOVASI PENDIDIKAN

A. Konsep Dasar Inovasi

Inovasi berasal dari kata latin, innovation yang berarti pembaruan dan perubahan. Kata kerjanya
inovo yang artinya memperbaharui dan mengubah. Inovasi adalah suatu perubahan yang baru
yang menuju kea rah perbaikan; yang lain atau berbeda dari yang ada sebelumnya, yang
dilakukan dengan sengaja dan berencana (tidak secara kebetulan).

Inovasi adalah an idea, practice or object thatperceived as new by an individual or other unit of
adoption. Menurut Prof. Azis Inovasi berarti mengintrodusir suatu gagasan maupun teknologi
baru, inovasi merupakan genus dari change yang berarti perubahan. Inovasi dapat berupa ide,
proses dan produk dalam berbagai bidang. Contoh bidangnya adalah : Managerial, Teknologi,
Kurikulum

B. Pengertian Inovasi Pendidikan

Ada beberapa pendapat mengenai inovasi pendidikan :

1. Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang
pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan adalah
suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati berbagai hal yang baru bagi hasil
seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil inverse (penemuan baru) atau
discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk
memecahkan masalah pendidikan.

2. Demikian pula Ansyar, Nurtain (1991) mengemukakan inovasi adalah gagasan, perbuatan atau
sesuatu yang baru dalam konteks social tertentu untuk menjawab masalah yang dihadapi.

Inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru, dan kualitatif berbeda dari hal (yang ada
sebelumnya), serta sengaja diciptakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai

KARAKTERISTIK INOVASI PENDIDIKAN

Everett M. Rogers mengemukakan karakteristik inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau
lambatnya penerimaan inovasi, sebagai berikut :

1. Keunggulan relatif, yaitu sejauh mana inovasi dapat memberikan manfaat atau keuntungan,
bagi penerimanya, yang dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya, prestise sosial,
kenyamanan, kepuasaan dan lainnya.
2. Konfirmanilitas/Kompatibel (Compatibility), ialah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai
(value), pengalaman lalu, dan kebutuhan dari penerima.
3. Kompleksitas (complexity), ialah tingkat kesukaran atau kerumitan untuk memahami dan
menggunakan inovasi bagi penerima.
4. Trialabilitas (Trialability), ialah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima.
5. Dapat diamati (Observability) ialah mudah tidaknya diamati suatu hasil inovasi. Suatu inovasi
yang hasilnya mudah diamati akan makin cepat diterima oleh masyarakat. Adapun beberapa
kemampuan bidang yang dapat diamati, diantaranya : manajemen pendidikan, metodologi
pengajaran, media pembelajaran, sumber belajar, pelatihan guru, implementasi kurikulum,dll.

Dari kelima karakteristik tersebut didapat peta konsep sebagai berikut :

1. Keunggulan reatif

PROSES INOVASI PENDIDIKAN

Rogers (1961) mengemukakan difusi menyangkut “which is the spread of a new idea from its
source of invention or creation to its ultimate users or adopters.”

Sesuai dengan pemikiran Rogers, dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok,
yaitu:

(1) Inovasi; gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini,
kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika
suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep ’baru’
dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali.

(2) Saluran komunikasi; ’alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada
penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling tidakperlu memperhatikan (a)
tujuan diadakannya

STRATEGI INOVASI

1. Strategi Fasilitatif

Pelaksanaan program perubahan sosial dengan menggunakqan strategi fasilitatif artinya untuk
mencapai tujuan perubahan perubahan sosial yang telah ditentukan, diutamakan penyediaan
fasilitas dengan maksud agar program sosial akan berjalan dengan mudah dan lancar. Strategi
fasilitatif akan dapat digunakan dengan tepat jika :

(a) mengenal masalah yang dihadapi serta menyadari perlunya mencari target perubahan,

(b) merasa perlu adanya perubahan,


(c) bersedia menerima bantuan dari luar dirinya,

(d) memiliki kemauan untuk berpartisipasi dalam usaha merubah atau memperbaiki dirinya.

2. Strategi Pendidikan.

Dengan strategi ini orang harus belajar lagi tentang sesuatu yang dilupakan yang sebenarnya
telah dipelajarinya sebelum mempelajari tingkah laku atau sikap baru. Strategi pendidikan dapat
berlangsung efektif, perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ini :

- digunakan untuk menanamkan prinsip-prinsip yang perlu dikuasai

- disertai dengan keterlibatan berbagai pihak, misalnya dengan adanya: sumbangan dana,
donator, serta penunjang yang lain.

- digunakan untuk menjaga agar klien tidak menolak perubahan atau kembali ke keadaan
sebelumnya.

Strategi pendidikan akan kurang eefektif jika :

1. Ruang lingkup inovasi sekolah sebagai suatu sistem adalah sebagai berikut

a. Input, meliputi:

* Visi, misi, tujuan, sasaran

* Kurikulum

* Pendidik dan tenaga kependidikan

* Peserta didik

* Sarana dan prasarana

* Dana

* Regulasi

* Organisasi

* Administrasi

* Peran serta masyarakat

* Budaya sekolah
b. Proses; yaitu proses belajar mengajar

c. Output, meliputi:

* Prestasi akademik

* Prestasi non akademik

* Angka putus sekolah

* Angka mengulang

d. Outcome, meliputi:

* Kesempatan pendidikan

* Kesempatan kerja

* Pengembangan diri tamatan

2. Konsep Organisasi

* Definisi
Menurut Stephen P. Robbins

http://pendidikanberkarakterpramonosigit.wordpress.com/2013/01/13/inovasi-pendidikan/
KONSEP DASAR INOVASI PENDIDIKAN
Konsep inovasi pendidikan
Pengertian Inovasi
Inovasi kadang-kadang dipakai untuk menyatakan penemuan, karena hal yang baru itu hasil
penemuan. Kata penemuan juga sering digunakan untuk menterjemahkan kata dari bahasa
Inggris “discovery” dan “invention”. Ada juga yang mengaitkan antara pengertian inovasi dan
modernisasi, karena keduanya membicarakan usaha pembaharuan.
“Discovery”, “invention”, dan “innovation” dapat diartikan dalam bahasa Indonesia
”penemuan”, maksudnya ketiga kata tersebut mengandung arti ditemukannya sesuatu yang baru,
baik sebenarnya barangnya itu sendiri sudah ada lama kemudian baru diketahui atau memang
benar-benar baru dalam arti sebelumnya tidak ada.
Diskoveri (discovery) adalah penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan
itu sendiri sudah ada, tetapi belum diketahui orang.
Invensi (invention) adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru, artinya hasil kreasi
manusia. Benda atau hal yang ditemui itu benar-benar sebelumnya belum ada, kemudian
diadakan dengan hasil kreasi baru.
Inovasi (innovation) ialah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati
sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa
hasil invention maupun diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk
memecahkan suatu masalah tertentu.

Pengertian Inovasi Pendidikan


Pendidikan kita dewasa ini menghadapi berbagai tantangan dan persoalan, diantaranya :
Bertambahnya jumlah penduduk yang sangat cepat dan sekaligus bertambahnya keinginan
masyarakat untuk mendapatkan pendidikan, yang secara kumulatif menuntut tersedianya sarana
pendidikan yang memadai.
Berkembangnya ilmu pengetahuan yang modern menghendaki dasar-dasar pendidikan yang
kokoh dan penguasaan kemampuan terus-menerus, dan dengan demikian menuntut pendidikan
yang lama sesuai dengan konsep pendidikan seumur hidup (life long education).
Berkembangnya teknologi yang mempermudah manusia dalam menguasai dan memanfaatkan
alam dan lingkungan, tetapi yang sering kali ditangani sebagai suatu ancaman terhadap
kelestarian peranan manusiawi.
Tantangan-tantangan tersebut, lebih berat lagi dirasakan karena berbagai persoalan datang, baik
dari luar maupun dari dalam sistem pendidikan itu sendiri, di antaranya :
Sumber-sumber yang makin terbatas dan belum dimanfaatkan sumber yang ada secara efektif
dan efisien.
Sistem pendidikan yang masih lemah dengan tujuan yang masih kabur, kurikulumnya belum
serasi, relevan, suasana belum menarik dan sebagainya.
Pengelolaan pendidikan yang belum mekar dan mantap, serta belum peka terhadap perubahan
dan tuntutan keadaan, baik masa kini maupun masa yang akan datang.
Masih kabur dan belum mantapnya konsepsi tentang pendidikan dan interprestasinya dalam
praktik.
Keseluruhan tantangan dan persoalan tersebut memerlukan pemikiran kembali yang mendalam
dan pendekatan baru yang progresif. Gagasan baru sebagai hasil pemikiran kembali haruslah
mampu memecahkan persoalan yang tidak terpecahkan hanya dengan cara yang tradisional atau
komersial. Gagasan dan pendekatan baru yang memenuhi ketentuan inilah yang dinamakan
inovasi pendidikan.
Inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru, dan kualitatif berbeda dari hal (yang ada
sebelumnya), serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan
tertentu dalam pendidikan.
Pendidikan adalah suatu sistem, maka inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan
dengan komponen sistem pendidikan, baik sistem dari arti sekolah, perguruan tinggi atau
lembaga pendidikan yang lain, maupun sistem dalam arti yang luas misalnya sistem pendidikan
nasioanal. Mattew B. Miller menjelaskan pengertian inovasi pendidikan sebagai berikut. ”To
give more concreteness the universe called “educational innovations” some samples are
described bellow. They are organized according to the aspect of a social system which they
appear to be most clearly associated. In most cases social system involved shoeld be taken to be
that of a school or cell although some innovations take place within the context of many larger
systems.”

Inovasi dan Modernisasi


Istilah (term) “modern” mempunyai berbagai macam arti dan juga mengandung berbagai macam
tambahan arti (connotations). Istilah modern ini digunakan tidak hanya untuk orang-orang tetapi
juga untuk bangsa, sistem politik, ekonomi lembaga seperti rumah sakit, sekolah, perguruan
tinggi, perumahan, pakaian, serta barbagai macam kebiasaan. Jadi, “modern” dari satu segi dapat
diartikan sesuatu yang baru dalam arti lebih maju atau lebih baik daripada yang sudah ada. Baik
dalam arti lebih memberikan kesejahteraan atau kesenangan bagi kehidupan.
Eissentadt (dalam M. Francais Abraham, 1980:4) menjelaskan bahwa menurut sejarahnya
modernisasi adalah proses perubahan sistem sosial, ekonomi dan politik yang telah berkembang
di Eropa Barat dan Amerika Utara dari abad ke-17 sampai abad ke-19, dan kemudian telah
berkembang pula barbagai Negara di Eropa. Dalam abad ke-19bdan ke-20 berkembang pula ke
Ameriak Selatan, Asia, dan Afrika.
Modernisasi adalah suatu proses perubahan sosial dari masyarakat tradisional (yang belum
modern) ke masyarakat yang lebih maju (masyarakat industry yang sudah modern). Di antara
tanda-tanda masyarakat yang sudah maju (modern) ialah bidang ekonomi trelah makmur, bidang
politik sudah stabil, dan terpenuhi pelayanan kebutuhan pendidikan dan kesehatan.
Perbedaan rumusan defenisi modernisasi antara para ahli tersebut hanya perbedaan penekanan.
Ada yang menekankan pada perubahan sosial secara menyeluruh yang mengartikan modernisasi
sebagai proses perubahan kehidupan masyarakat. Ada juga yang menekankan pada perubahan
pribadi (individu), artinya perubahan individu dari gaya atau pola hidup tradisional ke gaya atau
pola hidup modern. Perubahan sikap, sifat atau gaya hidup individu terjadi sebagai akibat
terjadinya perubahan kehidupan masyarakat yakni dari masyarakat tradisional ke masyarakat
yang sudah maju (industry).
Inovasi dan modernisasi keduanya merupakan perubahan sosial, perbedaannya hanya pada
penekanan cirri dari perubahan itu. Inovasi menekankan pada cirri adanya sesuatu yang diamati
sebagai sesuatu yang baru bagi individu atau masyarakat sedangkan modernisasi menekankan
pada adanya proses perubahan dari tradisional ke modern, atau dari yang belum maju ke yang
sudah maju. Jadi dapat disimpulkan bahwa diterimanya suatu inovasi sebagai tanda adanya
modernisasi.
Karakteristik Inovasi Pendidikan
Cepat lambatnya penerimaan inovasi oleh masyarakat luas dipengaruhi oleh karakteristik inovasi
itu sendiri. Everett M. Rogers (1993:14-16) mengemukakan karakteristik inovasi yang dapat
mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi, sebagai berikut:
Keuntungan relative yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya.
Kompatibel (compatibility) ialah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai (values), pengalaman
lalu, dan kebutuhan dari penerima. Inovasi yang tidak sesuai dengan nilai atau norma yang
diyakini oleh penerima tidak akan diterima secapat inovasi yang sesuai dengan norma norma
yang ada.
Kompleksitas (complexity) ialah tingkat kesukaran untuk memahami dan menggunakan inovasi
bagi penerima. Suatu inovasi yang mudah dimengerti dan mudah digunakan oleh penerima akan
cepat tersebar, sedangkan inovasi yang sukar dimengerti atau sukar digunakan oleh penerima
akan lambat proses penyebarannya.
Trialabilitas (trialability) ialah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima. Suatu
inovasi yang dicoba akan cepat diterima masyarakat daripada inovasi yang tidak dapat dicoba
lebih dulu.
Dapat diamati (observability) ialah mudah tidaknya diamati suatu hasil inovasi. Suatu inovasi
yang hasilnya mudah diamati akan cepat diterima oleh masyarakat, dan sebaliknya inovasi yang
sukar diamati hasilnya, akan lama diterima oleh masyarakat.
Zaltman, Duncan, dan Holbek mengemukakan bahwa cepat lambatnya penerimaan inovasi
dipengaruhi oleh atribut sendiri. Suatu inovasi dapat merupakan kombinasi dari berbagai macam
atribut (Zaltman, 1973:32-50). Dengan berbagai macam atribut inovasi yang dapat
mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan suatu inovasi. Dengan memahami atribut
tersebut para pendidik dapat menganalisis inovasi pendidikan yang sedang disebarluaskan,
sehingga dapat memanfaatkan hasil analisisnya untuk membantu mempercepat proses
penerimaan inovasi.
PROSES INOVASI PENDIDIKAN
Difusi Dan Desiminasi Inovasi
Pengertian Difusi dan Diseminasi
Difusi ialah suatu proses komunikasi inovasi antara warga masyarakat (anggota sistem sosial),
dengan menggunakan saluran tertentu. Dengan adanya komunikasi, akan terjadi kesamaan
pendapat antar warga masyarakat tentang inovasi.
Deseminasi adalah proses penyebaran inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan dikelolah. Jadi
kalau difusi terjadi secara spontan, maka diseminasi dengan perencanaan.
Elemen Difusi Inovasi
Roger mengemukakan ada 4 elemen poko difusi inovasi, yaitu :
Inovasi
Adalah suatu ide, barang, kejadian, motode yang diamati sebagai suatu yang baru bagi seseorang
atau sekelompok orang, baik berupa hasil invensi atau diskoveri yang diadakan untuk mencapai
tujuan tertentu.
Komunikasi dan slaluran tertentu
Komunikasi dalam difusi diartikan sebagai proses pertukaran informasi antara anggota sistem
sosial, sehingga terjadi saling pengertian antara satu dengan yang lain. Difusi adalah salah satu
type komunikasi yang menggunakan hal yang baru sebagai bahan informasi. Saluran komunikasi
merupakan alat untuk menyampaikan informasi dari seorang ke orang lain. Kondisi kedua pihak
yang berkomunikasi akan mempengaruhi pemilihan atau penggunaan saluran yang tepat untuk
mengefektifkan proses komunikasi.
Waktu
Waktu adalah elemen yang paling penting dalam proses difusi kerena waktu merupakan aspek
utama dalam proses komunikasi. Tetapi banyak peneliti komunikasi yang kurang memperhatikan
aspek waktu, dengan bukti tidak menunjukkan secara eksplisit variable waktu.
Peranan dimensi wakt dalam proses difusi terdapat pada tiga hal sebagai berikut : (a) proses
keputusan inovasi, (b) kepekaan seseorang terhadap inovasi, dan (c) kecepatan penerimaan
inovasi.

PROSES KEPUTUSAN INOVASI


Proses keputusan inovasi adalah proses yang dilalui individu (unit pengambil keputusan
yang lain), mulai dari pertama tahu adanya inovasi , kemudian dilanjutkan dengan keputusan
setuju terhadap inovasi, penetapan keputusan menerima atau menolak inovasi, implementasi
inovasi, dan konfirmasi terhadap keputusan inovasi yang telah diambilnya.
Proses keputusan inovasi bukan kegiatan yang dapat berlangsung seketika, tetapi merupakan
serangkaian kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu, sehingga individu atau
organisasi dapat menilai gagasan yang baru itu sebagai bahan pertimbangan untuk selanjutnya
akan menolak atau menerima inovasi dan menerapkannya.
Model proses keputusan inovasi terdiri dari 5 tahap yaitu: tahap pengetahuan, tahap bujukan,
tahap keputusan, tahap implementasi, dan tahap konfirmasi.
Inovasi dapat diterima atau ditolak oleh seseorang (individu) sebagai anggota sistem sosial, atau
oleh keseluruhan anggota sistem sosial , yang menentukan untuk menerima inovasi berdasarkan
keputusan bersama atau berdasarkan paksaan (kekuasaan). Dengan dasar kenyataan tersebut
maka dapat dibedakan adanya beberapa tipe keputusan inovasi yaitu: (1) keputusan inovasi
opsional, (2) keputusan inovasi kolektif, (3) keputusan inovasi otoritas, (4) keputusan inovasi
kontigensi.
PROSES INOVASI PENDIDIKAN
Pengertian Proses Inovasi Pendidikan
Proses inovasi pendidikan adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh individu atau
organisasi, mulai sadar tahu adanya inovasi sampai menerapkan (impelementasi) inovasi
pendidikan. Kata proses mengandung arti bahwa aktivitas itu dilakukan dengan memakan waktu
dan setiap saat tertentu terjadi perubahan.
Beberapa Model Proses Inovasi Pendidikan
Dalam mempelajari proses inovasi para ahli mencoba mengidentifikasi kegiatan apa saja yang
dilakukan individu selama proses itu berlangsung serta perubahan apa yang terjadi dalam proses
inovasi, maka hasilnya diketemukan pentahapan proses inovasi sebagai berikut :
Beberapa model Proses Inovasi Yang berorientasi pada Individual, antara lain :
Lavidge & Steiner (1961)
Menyadari
Mengetahui
Menyukai
Memilih
Mempercayai
Membeli
Colley (1961)
Belum menyadari
Menyadari
Memahami
Mempercayai
Mengambil Tindakan
Rogers (1962)
Menyadari
Menaruh Perhatian
Menilai
Mencoba
Menerima (Adoption)

Robertson (1971)
Pengetahuan
KONSEP DASAR INOVASI
Landasan Teori

1. Definisi Inovasi

Inovasi adalah memperkenalkan ide baru, barang baru, pelayanan baru dan cara-cara baru yang
lebih bermanfaat. Amabile et al. (1996) mendefinisikan inovasi yang hubungannya dengan
kreativitas adalah:

Inovasi atau innovation berasal dari kata to innovate yang mempunyai arti membuat perubahan
atau memperkenalkan sesuatu yang baru. Inovasi kadang pula diartikan sebagai penemuan,
namun berbeda maknanya dengan penemuan dalam arti discovery atau invention (invensi).
Discovery mempunyai makna penemuan sesuatu yang sebenarnya sesuatu itu telah ada
sebelumnya, tetapi belum diketahui. Sedangkan invensi adalah penemuan yang benar-benar baru
sebagai hasil kegiatan manusia. Prof. Dr. Anna Poejiadi (2001) memberikan penjelasan: Secara
harfiah to discover berarti membuka tutup. Artinya sebelum dibuka tutupnya, sesuatu yang ada
di dalamnya belum diketahui orang. Sebagai contoh perubahan pandangan dari geosentrisme
menjjadi heliosentrisme dalam astronomi. Nicolaus Copernicus memerlukan waktu bertahun-
tahun guna melakukan pengamatan dan perhitungan untuk menyatakan bahwa bumi berputar
pada porosnya, bahwa bulan berputar mengelilingi matahari dan bumi, bahwa planet-planet lain
juga berputar mengelilingi matahari. Kesalahan besar yang ia lakukan adalah bahwa ia yakin
semua planet (termasuk bumi dan bulan) mengelilingi matahari dalam bentuk lingkaran.
Penemuan ini menggugah Tycho Brahe melakukan pengamatan lebih teliti terhadap gerakan
planet. Data pengamatan kemudian membuat Johanes Kepler akhirnya mampu merumuskan
hukum-hukum gerak planet yang tepat. Penemuan ketiga tokoh tersebut merupakan ”discovery”.
Sedangkan invent yang dalam kamus didefinisikan sebagai menciptakan sesuatu yang baru yang
tidak pernah ada sebelumnya. Contoh invention adalah penemuan Thomas Alva Edison (1847-
1931), yaitu penemuan perekam suara elektronik, penyempurnaan mesin telegram yang secara
otomatis mencetak huruf mesin, mesin piringan hitam, dan pengembangan bola lampu pijar.

Inovasi diartikan penemuan dimaknai sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok
orang baik berupa discovery maupun invensi untuk mencapai tujuan atau untuk memecahkan
masalah tertentu. Dalam inovasi tercakup discovery dan invensi.

Kata kunci lainnya dalam pengertian inovasi adalah baru. Santoso S. Hamijoyo dalam Cece
Wijaya dkk (1992 : 6) menjabarkan bahwa kata baru diartikan sebagai apa saja yang belum
dipahami, diterima atau dilaksanakan oleh si penerima pembaharuan, meskipun mungkin bukan
baru lagi bagi orang lain. Akan tetapi, yang lebih penting dari sifatnya yang baru adalah sifat
kualitatif yang berbeda dari sebelumnya. Kualitatif berarti bahwa inovasi itu memungkinkan
adanya reorganisasi atau pengaturan kembali dalam bidang yang mendapat inovasi.

Kita berada di tengah-tengah samudera hasil inovasi. Ada inovasi: pengetahuan, teknologi, ICT,
ekonomi, pendidikan, sosial, dsb. Inovasi dapat dikelompokkan pula atas inovasi besar dan
inovasi kecil-kecil namun sangat banyak. Inovasi itu tidak harus mahal. Inovasi itu dapat
dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dimana saja. Kalau leluhur kita tidak inovatif, kita
semuanya akan tetap tinggal di gua-gua, dalam kegelapan, tanpa busana.

Inovasi dapat menjadi positif atau negatif. Inovasi positif didefinisikan sebagai proses membuat
perubahan terhadap sesuatu yang telah mapan dengan memperkenalkan sesuatu yang baru yang
memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Inovasi negatif menyebabkan pelanggan enggan untuk
memakai produk tersebut karena tidak memiliki nilai tambah, merusak cita rasa dan kepercayaan
pelanggan hilang.

Menurut Joseph Schumpeter definisi inovasi dalam ekonomi,1934:


Mengenalkan barang baru dimana para pelanggan belum mengenalnya atau kualitas baru dari
sebuah barang;

Mengenalkan metoda produksi baru yang dibutuhkan, ditemukan melalui serangkaian uji coba
ilmiah;
Membuka pasar baru, dimana perusahaan sejenis tidak memasukinya, baik pasar tersebut ada
atau belum ada ketika perusahaan memasukinya;
Menguasai sumber bahan baku baru untuk industri barang;
Menjalankan organisasi baru, seperti menciptakan monopoli, atau membuka monopoli
perusahaan lain.
Dalam OECD, (1995) definisi Inovasi Teknologi adalah: Mengimplementasikan produk dan
proses teknologi baru yang dapat meningkatkan pangsa pasar. Penciptaan proses dan produk
baru melibatkan penelitian ilmiah, teknologi, organisasi, finansial dan aktifitas periklanan.

Menurut Regis Cabral (1998, 2003) bahwa Inovasi adalah elemen baru yang diperkenalkan
dalam jaringan yang dapat mengubah, meskipun hanya sesaat, baik harganya, pelakunya,
elemen-nya atau simpul dalam jaringan.
2. Tipe inovasi

Ada 5 tipe inovasi menurut para ahli, yaitu:

Inovasi produk; yang melibatkan pengenalan barang baru, pelayanan baru yang secara
substansial meningkat. Melibatkan peningkatan karakteristik fungsi juga, kemampuan teknisi,
mudah menggunakannya. Contohnya: telepon genggam, komputer, kendaraan bermotor, dsb;
Inovasi proses; melibatkan implementasi peningkatan kualitas produk yang baru atau pengiriman
barangnya;
Inovasi pemasaran; mengembangkan metoda mencari pangsa pasar baru dengan meningkatkan
kualitas desain, pengemasan, promosi;
Inovasi organisasi; kreasi organisasi baru, praktek bisnis, cara menjalankan organisasi atau
perilaku berorganisasi;
Inovasi model bisnis; mengubah cara berbisnis berdasarkan nilai yang dianut.
Inovasi karakteristiknya ditentukan oleh pasar dan bisnis. Inovasi yang mengikuti kondisi,
memungkinkan pasar dapat dijalankan seperti biasanya. Inovasi yang terpisah, dapat mengubah
pasar atau produk contohnya penemuan barang murah, tiket pesawat murah. Inovasi
inkrementasi (penambah) muncul karena berlangsungnya evolusi dalam berpikir inovasi,
penggunaan teknologi yang memperbesar peluang keberhasilan dan mengurangi produk yang
tidak sempurna.

Inovasi radikal, mengubah proses manual menjadi proses berbasis teknologi keseluruhannya.

3. Sumber inovasi
Terdapat dua sumber utama inovasi , yaitu:

Secara tradisional, sumbernya adalah inovasi fabrikasi. Hal tersebut karena agen (orang atau
bisnis) berinovasi untuk menjual hasil inovasinya.
Inovasi pengguna; hal tersebut dimana agen (orang atau bisnis) mengembangkan inovasi sendiri
(pribadi atau di rumahnya sendiri), hal itu dilakukan karena produk yang dipakainya tidak
memenuhi apa yang dibutuhkannya.
4. Tujuan Inovasi

Tujuan utama inovasi adalah:

meningkatkan kualitas;
menciptakan pasar baru;
memperluas jangkauan produk;
mengurangi biaya tenaga kerja;
meningkatkan proses produksi;
mengurangi bahan baku;
mengurangi kerusakan lingkungan;
mengganti produk atau pelayanan;
mengurangi konsumsi energi;
menyesuaikan diri dengan undang-undang;
5. Kegagalan Inovasi

Hasil survey menunjukkan, bahwa dari 3000 ide tentang sebuah produk, hanya satu yang sukses
di pasaran. Kegagalan inovasi mengakibatkan hilangnya sejumlah nilai investasi, menurunkan
moral pekerja, meningkatkan sikap sinis, atau penolakan produk serupa dimaa datang. Padahal
produk yang gagal seringkali memiliki potensis ebagai ide yang baik, penolakan terjadi karena
kurangnya modal, keahlian yang kurang, atau produk tidak sesuai kebutuhan pasar. Kegagalan
harus diidentifikasi dan diselesksi ketika proses berlangsung. Penyeleksian dini memungkinkan
kita dapat menghindari uji coba ide yang tidak cocok dengan bahan baku, sehingga dapat
menghemat biaya produksi.

Penyebab umum gagalnya suatu proses inovasi, dapat disaring kedalam 5 macam, yaitu:
definisi tujuan yang buruk

buruknya mensejajarkan aksi untuk mencapai tujuan;


buruknya partisipasi anggota tim;
buruknya pengawasan produk;
buruknya komunikasi dan akses informasi.
6. Siklus Inovasi
Siklus inovasi berlangsung seperti kurva difusi dimana pada tahap awal, tumbuh relatif lambat,
ketika kemudian pelanggan merespon produk tersebut sebagai sebuah kebutuhan maka
pertumbuhan produk meningkat secara eksponensial. Pertumbuhan produk akan terus meningkat
bila dilakukan inkrenetori inovasi atau mengubah produk. Di akhir kurva pergerakannya
melambat kembali dan cenderung menurun.

Perusahaan yang inovatif akan bekerja dengan cara inovasi baru, yang menggantikan cara lama
untuk mempertahankan tumbuhnya kurva melalui pembaharuan teknologi, bila teknologi tidak
dilakukan pembaharuan pertumbuhan akan cenderung stagnan atau bahkan menurun.

http://sidikpuchaqidie.wordpress.com/2010/12/14/hello-world/

Anda mungkin juga menyukai