Jawaban UTS
a. Inovasi
Inovasi merupakan sesuatu yang mengandung beberapa ide-ide alternatif. Dengan adanya
informasi, maka akan memantapkan ide yang dipilih untuk memperjelas arah beberapa alternatif
tersebut.
b. Komunikasi dengan saluran tertentu
Saluran komunikasi merupakan alat untuk menyampaikan informasi dari seseorang ke orang
lain. Kondisi kedua pihak yang berkomunikasi akan memengaruhi pemilihan atau penggunan
saluran yang tepat untuk mengefektifkan proses komunikasi. Misalnya, saluran media massa
seperti radio, televisi, surat kabar, dari seseorang atau sekelompok orang kepada orang banyak
(massa). Biasanya media massa digunakan untuk menyampaikan informasi kepada audiensi
dengan maksud agar audiensi (penerima informasi) mengetahui dan menyadari adanya inovasi.
c. Waktu
Waktu adalah elemen yang penting dalam proses difusi karena waktu merupakan aspek utama
dalam proses komunikasi. Peranan waktu dalam proses difusi antara lain:
1). Proses keputusan inovasi, yaitu proses sejak seseorang mengetahui inovasi pertama kali
sampai memutuskan untuk menerima atau menolak inovasi.
2). Kepekaan seseorang terhadap inovasi. Orang yang menerima inovasi lebih dahulu secara
relatif lebih peka terhadap inovasi daripada yang menerima inovasi lebih akhir.
3). Kecepatan penerimaan inovasi, yaitu kecepatan relatif diterimanya inovasi oleh warga
masyarakat. Kecepatan inovasi cenderung diukur berdasarkan tinjauan penerimaan inovasi
oleh keseluruhan warga
masyarakat, bukan penerimaan inovasi secara individual.
d. Sistem sosial akan memengaruhi proses difusi inovasi karena proses difusi inovasi terjadi dalam
sistem sosial, dimana warga masyarakat merupakan anggota dari sistem sosial yang
bekerja sama untuk memecahkan masalah guna mencapai tujuan tertentu.
2. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan ‘agent of change’ dalam melakukan perubahan yang
terencana adalah
1. Usaha agen pembaharu.
Sebagai indicator untuk mengetahui kegigihan usaha yang dilakukan agen pembaharu. Sebagai
indikator untuk mengetahui kegigihan (besarnya) usaha agen pembaharu ialah : jumlah klien yang
dihubungi untuk berkomunikasi, banyaknya waktu yang digunakan untuk berpartisipasi di desa
(tempat tinggal) klien dibandingkan dengan waktu di kantor atau di rumah sendiri, banyaknya
keaktifan yang dilakukan dalam proses difusi inovasi, ketepatan memilih waktu untuk berkomunikasi
dengan klien dan sebagainya. Makin banyak jumlah klien yang dihubungi, makin banyak waktu yang
digunakan di tempat tinggal klien, makin banyak keaktifan yang dilakukan dalam proses difusi dan
makin tepat agen pembeharu memilih waktu untuk berkomunikasi dengan klien, dikatakan makin gigih
atau makin besar usaha klien untuk kontak dengan klien. Dari berbagai bukti dirumuskan generalisasi
bahwa Keberhasilan agen pembaharu berhubungan positif dengan besarnya usaha mengadakan
kontak dengan klien.
4. Empati.
Seperti telah kita ketahui bahwa emphati akan mempengaruhi efektifitas komunikasi. Komunikasi yang
efektif akan mempercepat diterimanya inovasi. Generalisasi Keberhasilan agen pembaharu
berhubungan positif dengan emphatic terhadapat klien.
5. Homophily.
Sebagaimana telah kita ketahui yang dimaksud dengan homophily ialah pasangan individu yang
berinteraksi dengan mimiliki ciri-ciri atau karakteristik yang sama (sama bahasa, kepercayaan, adat
istiadat dan sebagainya). Heterophily ialah pasangan individu yang berinteraksi dengan memiliki ciri-
ciri atau karakteristik yang berbeda. Biasanya agen pembaharu yang berbeda dengan klien lebih
disegani, dan lebih suka mengadakan dengan klien yang memiliki persamaan dengan dia.
Contoh jika kita sebagai agent of change di prodi MTP UIA yaitu
a. Menyusun program pendidikan yang sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi
b. Mempromosikan prodi MTP UIA pada masyarakat dengan menjelaskan/menjabarkan kelebihan
prodi MTP UIA.
c. Menjalin kerjasama dengan instansi-instansi ataupun lembaga-lembaga terkait untuk mendukung
dan mengembangkan program kerja yang ada di prosi MTP UIA
d. Memberikan beasiswa bagi mahasiswa yang berprestasi untuk menempuh pendidikan di prodi
MTP UIA
3. Kararkteristik inovasi pendidikan yaitu
Everett M. Rogers (1983) dalam diffusion of innovasion dipengaruhi oleh 5 (lima) karakteristik inovasi
yaitu :
a. Relative advantage (Keunggulan relatif)
Para pengguna inovasi akan menilai apakah suatu inovasi itu relatif menguntungkan atau lebih
unggul dibanding yang lainnya atau tidak. Untuk pengguna inovasi yang menerima secara cepat
suatu inovasi, akan melihat inovasi itu sebagai sebuah keunggulan.
Keunggulan relatif adalah derajat dimana suatu inovasi dianggap lebih baik dan unggul dari yang
pernah ada sebelumnya. Hal ini dapat diukur dari beberapa segi, seperti segi eknomi, sosial,
kenyamanan, kepuasan dan lain-lain. Semakin besar keunggulan relatif dirasakan oleh
pengadopsi, maka semakin cepat inovasi tersebut dapat diadopsi.
Contohnya: mengikuti lomba sekolah ADIWIYATA sehingga sekolah akan dikenal masyarakat luas
dengan kerbersihan, kerapihan, kenyamanan, dan keindahan
b. Compatibility (Kompatibilitas/Konsisten)
Kompatibilitas adalah derajat dimana inovasi tersebut dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang
berlaku, pengalaman masa lalu dan kebutuhan pengadopsi. Sebagai contoh, jika suatu inovasi
atau ide baru tertentu tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, maka inovasi itu tidak
dapat diadopsi dengan mudah sebagaimana halnya dengan inovasi yang sesuai (compatible).
Pemngguna inovasi (adopter) juga akan mempertimbangkan pemanfaatan inovasi berdasarkan
konsistensinya pada nilai-nilai, pengalaman dan kebutuhannya.
Contoh: dalam sekolah dibuka program Sekolah Berstandar Internasionnal (SBI) yang pada
awalnya untuk menciptakan sekolah Unggulan yang memiliki sarana dan prasarana yang sesuai
dengan teknologi yang berkembang dengan input siswa diseleksi secara ketat sehingga
mendapatkan siswa yang memiliki kemampuan /kompetensi diatas rata-rata.
c. Complexity (Kompleksitas/kerumitan)
Kompleksitas adalah derajat dimana inovasi dianggap sebagai suatu yang sulit untuk dipahami dan
digunakan. Beberapa inovasi tertentu ada yang dengan mudah dapat dimengerti dan digunakan
oleh pengadopsi dan ada pula yang sebaliknya. Semakin mudah dipahami dan dimengerti oleh
pengadopsi, maka semakin cepat suatu inovasi dapat diadopsi.
Pengguna inovasi juga akan menilai tingkat kesulitan atau kompleksitas yang akan dihadapinya
jika mereka memanfaatkan inovasi. Artinya bagi individu yang lambat mamahami dan
menguasainya tentu akan mengalami tingkat kesulitan lebih tinggi dibanding individu yang cepat
memahaminya. Tingkat kesulitan tersebut berhubungan dengan pengetahuan dan kemampuan
seseorang untuk mempelajari istilah-istilah dalam inovasi itu.
Contoh: dibukanya kelas Sekolah Berstandar Internasional (SBI) dalam sekolah maka harus
diimbangi dengan kualitas guru dengan kompetensi yang lebih bagus dalam penguasaan materi
pelajaran, penguasaan teknologi dan penguasaan metode pembelajaran
d. Trialability (Kemampuan untuk dapat diuji)
Trialability adalah derajat dimana suatu inovasi dapat diuji-coba batas tertentu. Suatu inovasi
yang dapat di uji-cobakan dalam seting sesungguhnya umumnya akan lebih cepat diadopsi. Jadi,
agar dapat dengan cepat diadopsi, suatu inovasi sebaiknya harus mampu menunjukan
(mendemonstrasikan) keunggulannya.
Kemampuan untuk dapat diuji bertujuan untuk mengurangi ketidakpastian. Mempunyai
kemungkinan untuk diuji coba terlebih dahulu oleh para adopter untuk mengurangi
ketidakpastian mereka terhadap inovasi itu.
Contoh: program bimbingan belajar untuk menghasilkan output siswa/kelulusan yang berkualitas
seperti pendampingan siswa dalam mengikuti Olimpiade sains
e. Observability (Kemampuan untuk dapat diamati)
Observability adalah derajat dimana hasil suatu inovasi dapat terlihat oleh orang lain. Semakin
mudah seseorang melihat hasil dari suatu inovasi, semakin besar kemungkinan orang atau
sekelompok orang tersebut mengadopsi. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin besar
keunggulan relatif; kesesuaian (compatibility); kemampuan untuk diuji cobakan dan kemampuan
untuk diamati serta semakin kecil kerumitannya, maka semakin cepat kemungkinan inovasi
tersebut dapat diadopsi.
Contoh: sekolah mengikuti berbagai lomba atau kompetisi yang berhubungan dengan siswa di
bidang apapun dan menghasilkan prestasi yang dapat di amati dan dilihat oleh masyarakat
4. Pendapat anda tentang tendik yang multi peran tapi tidak mendapat penghargaan yang laik sangat
menyedihkan dan miris karena a, walaupun ada pemakluman bahwa profesionalisme memiliki korelasi
positif pada kualitas dunia pendidikan, tetapi di dalam praktik, profesionalisme seringkali tidak
mendapatkan perhatian secara proporsional. Kebijakan senifikasi bagi para pendidik yang secara ideal
ditujukan meningkatkan dan menetapkan standar kompetensi pendidik di wilayah pedagogik, personal,
sosial dan profesional, kondisi di lapangan tidak selalu demikian. Sertifikasi lebih sering dimaknai
sebagai persoalan kenaikan gaji perolehan imbalan atau kenaikan taraf hidup dibanding sebagai sebuah
konsep yang harus dipahami secara komprehensif dan sistemis. Peningkatan profesionalisme melalui
sertifikasi lebih dominan diwarnai dengan keresahan dan protes menyangkut penghasilan, gaji atau
finansial, dibandingkan dengan transparansi dan sportivitas di dalam cara-cara memperoleh sertifikasi
dan juga bagaimana aplikasi dan evaluasi kemampuan tersebut pasca-sertifikasi. Sampai sekarang
belum ada mekanisme atau peraturan yang mengatur tentang kompetensi pendidik pasca-sertifikasi,
sanksi-sanksi dan sebagainya, kecuali kepastian tentang kenaikan gaji atau tunjangan.
e. Laggard (Kolot)
Petani yang termasuk dalam golongan ini adalah kebanyakan petani dengan usia lanjut, berumur
sekitar 50 tahun keatas, biasanya fanatik terhadap tradisi dan sulit untuk diberikan pengertian-
pengertian yang dapat mengubah cara berpikir, cara kerja dan cara hidupnya. Mereka lebih
bersikap apatis terhadap adanya teknologi baru.
Kategori laggard menurut Rogers (1983) adalah:
1. Tidak terpengaruh opinion leader.
2. Terisolasi.
3. Berorientasi terhadap masa lalu.
4. Curiga terhadap inovasi.
5. Mempunyai masa pengambilan keputusan yang lama.
6. Pembaharuan dalam proses pendidikan Islam pada penggunaan media pada masa pandemi
COVID_19 bermanfaat bagi pengembangan pendidikan terencana dimasa yang akan datang
karena dengan adanya pembaharuan penggunaan media pendidikan diharapkan dapat
mewujudkan tujuan nasional pendidikan indonesia pada umumnya dan tujuan pendidikan Islam
pada khususnya sehingga dapat melahirkan generasi-generasi penerus bangsa yang berwawasan
luas, mampu mengikuti perkembangan teknologi yang berimtaq dan berakhlaq yang mana
diharapkan juga sebagai pelopor dari perkembangan teknologi tersebut sehingga bisa membawa
bangsa indonesia selangkah ke depan untuk menjadi negara maju dan juga dapat memberikan
pengaruh yang baik terhadap perekonomian indonesia (menjadi stabil). Dengan melakukan
inovasi-inovasi terhadap kegiatan pembelajaran dan media pembelajaran/pendidikan diharapkan
menciptakan suasana yang lebih nyaman bagi peserta didik. Adanya pembaharuan dalam media
pembelajaran/pendidikan maka