Anda di halaman 1dari 31

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dan Tahapan Inovasi

Kata inovasi dapat diartikan sebagai “proses” atau “hasil” pengembangan dan atau

pemanfaatan atau mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan

teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk, proses yang

dapat memberikan nilai yang lebih berarti Afuan et al, (2010).

Inovasi Pemerintahan Daerah adalah rangka peningkatan kinerja penyelenggaraan

Pemerintahan daerah dapat melakukan inovasi. Menurut Metcalfe dalam Harakan & Tahir

(2018). inovasi merupakan sistem yang menghimpun institusi - institusi berbeda yang

berkontribusi, secara bersama maupun individu, dalam pengembangandan difusi teknologi

- teknologi baru dan menyediakan kerangka kerja (framework) di mana pemerintah

membentuk dan mengimplementasikan kebijakan - kebijakan untuk mempengaruhi proses

inovasi. Dengan demikian, sistem inovasi merupakan suatu sistem dari lembaga - lembaga

yang saling berkaitan untuk menciptakan, menyimpan, dan mengalihkan (mentransfer)

pengetahuan, keterampilan yang menentukan teknologi baru. Inovasi tidak akan bisa

berkembang dalam kondisi status quo. Inovasi mempunyai satu sifat mendasar yaitu sifat

kebaruan.

Manajemen Inovasi merupakan sebuah alat yang dipakai oleh manajer atau lembaga

atau perusahaan untuk membangun sebuah produk dan inovasi organisasi atau bahasa

lainnya manajemen inovasi adalah pengelolaan dan pengorganisasian sebuah proses.

Melalui penelitian dan pengembangan (Research & Development), perusahaan melakukan

7
2

respon terhadap kesempatan eksternal atau internal dan mengunakan upaya pemikiran

kreatif
8

untuk memperkenalkan pemikiran – pemikiran baru, proses, atau produk. Sedangkan

inovasi manajemen adalah implementasi dari sebuah aplikasi, proses dan struktur

manajemen baru yang mewakili sebuah awal penting bagi perusahaan untuk

bertransformasi kearah yang lebih baik. Dhewanto dalam Qalbi (2018).

Albury dalam Oktaviyani & Nugraha (2018). Secara rinci menjelaskan bahwa ciri

inovasi yang berhasil adalah adanya bentuk penciptaan dan pemanfaatan proses baru, yang

menghasilkan perbaikan yang signifikan dalam efisiensi, efektivitas maupun kualitas.

Inovasi bisa berarti menggunakan cara kreatif dan cara yang tidak biasa dalam

menyelesaikan masalah seperti misalnya dalam pelayanan dengan mengenalkan cara-cara

pelayanan baru, merevisi visi misi, membentuk organisasi baru, dan mengembangkan

proses-proses baru sebagai bentuk terobosan terhadap kebuntuan penyelesaian persoalan

dan pelayanan. Dhewanto dalam Qalbi (2018)

Inovasi adalah transformasi pengetahuan kepada produk, proses dan jasa baru,

tindakan menggunakan sesuatu yang baru. Sedangkan menurut Mitra pada buku tersebut

dan pada halaman yang sama, bahwa inovasi merupakan eksploitasi yang berhasil dari

suatu gagasan baru atau dengan kata lain merupakan mobilisasi pengetahuan, keterampilan

teknologis dan pengalaman untuk menciptakan produk, proses dan jasa baru. Namun

menurut Yani Restiani Widjaja dan Widi Winarso inovasi merupakan adalah kesuksesan

ekonomi dan sosial berkat diperkenalkannya cara baru atau kombinasi baru dari cara-cara

lama dalam mentransformasi input menjadi output yang menciptakan perubahan besar

dalam hubungan antara nilai guna dan harga yang ditawarkan kepada konsumen dan/atau

pengguna, komunitas, sosietas dan lingkungan.


9

Inovasi dalam konsep yang luas sebenarnya tidakhanya terbatas pada produk. Inovasi

dapat berupa ide, cara-cara ataupun obyekyang dipersepsikan oleh seseorang sebagai

sesuatu yang baru. Inovasi juga seringdugunakan untuk merujuk pada perubahan yang

dirasakan sebagai hal yang baruoleh masyarakat yang mengalami namun demikian dalam

konteks pemasarandan konteks perilaku konsumen inovasi dikaitkan dengan produk atau

jasa yangsifatnya baru. Baru untuk merujuk pada produk yangmemang benar-benar

belumpernah ada sebelumnya di pasar dan baru dalam arti ada hal yang berbeda

yangmerupakan penyempurnaan atau perbaikan dari produk sebelumnya yang

pernahditemui konsumen di pasar.Kata inovasi dapat diartikan sebagai proses atau hasil

pengembangan dana ataupemanfaatan atau mobilisasi pengetahuan, keterampilan

(termasuk keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki

produk, prosesyang dapat memberikan nilai yang lebih berarti.

Kata inovasi berasal dari kata latin, “innovation” yang berarti pembaruan dan

perubahan. Kata kerjanya “innova” yang artinya memperbaharui dan mengubah. Inovasi

dapat diartikan sebagai “proses” dan atau “hasil” pengembangan dan pemanfaatan

atau mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan teknologis) dan

pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang dan/atau jasa),

proses, dan sistem yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan

(terutama ekonomi dan sosial)

Inovasi sebagai suatu “obyek” juga memiliki arti sebagai suatu produk atau praktik

baru yang tersedia bagi aplikasi, umumnya dalam suatu konteks komersial. Biasanya,

beragam tingkat kebaruannya dapat dibedakan, bergantung pada konteksnya. suatu

inovasi dapat bersifat baru bagi suatu perusahaan, baru bagi pasar, Negara maupun
10

daerah, serta secara global. Sementara itu, inovasi sebagai suatu “aktivitas”

merupakan proses penciptaan inovasi, seringkali diidentifkasi dengan komersialisasi

suatu invensi.

Inovasi dapat dikatakan juga suatu perubahan yang baru menuju kearah

perbaikan, yang lain atau berbeda dari yang sudah ada sebelumnya, yang dilakukan dengan

sengaja dan berencana atau tidak secara kebetulan. Jenis Inovasi, inovasi terdiri dari 4

jenis, yaitu:

1. Penemuan ( Invention ) merupakan kreasi suatu produk, jasa, atau proses baru yang

belum pernah dilakukan sebelumnya. Konsep ini cenderung disebut revolisioner.

2. Pengembangan (Extension ) merupakan pengembangan suatu produk, jasa, atau

proses yang sudah ada. Konsep seperti ini menjadi aplikasi ide yang telah ada

berbeda.

3. Duplikasi (Duplication ) merupakan peniruan suatu produk, jasa, atau proses yang telah

ada. Meskipun demikian duplikasi bukan semata meniru melainkan menambah

sentuhan kreatif untuk memperbaiki konsep agar lebih mampu memenangkan

persaingan.

4. Sintesis ( Synthesis ) merupakan perpaduan konsep dan faktor-faktor yang sudah

ada menjadi formulasi baru. Proses ini meliputi pengambilan sejumlah ide atau produk

yang sudah ditemukan dan dibentuk sehingga menjadi produk yang dapat

diaplikasikan dengan cara baru. Inovasi sebagai keberhasilan ekonomi berkat adanya

pengenalan cara baru atau kombinasi baru dari cara – cara lama dalam

mentransformasi input menjadi output ( teknologi ) yang menghasilkan perubahan

besar atau drastis dalam perbandingan antara nilai guna yang dipersepsikan oleh
11

konsumen atas manfaat suatu produk (barang dan/atau jasa ) dan harga yang

ditetapkan oleh produsen. Kemudian inovasi dalam konteks lebih luas bahwa inovasi

yang berhasil mengandung arti tidak saja keberhasilan ekonomi melainkan juga

keberhasilan sosial. Inovasi yang berhasil adalah inovasi yang menciptakan nilai

besar untuk konsumen, untuk komunitas, dan lingkungan pada saat yang sama.

Membatasi pengertian inovasi kepada perubahan produk atau layanan dalam

sektor bisnis. Sedangkan menurut Syifa Fauzyiah, 2017 (dalam Koch) mengatakan bahwa

inovasi adalah persoalan penggunaan hasil pembelajaran yaitu penggunaan kompetensi

anda sebagai dasar penemuan cara baru dalam melakukan sesuatu yang memperbaiki

kualitas dan efisiensi layanan yang disediakan.

Terminologi umum, inovasi adalah suatu ide kreatif dimana diimplementasikan

untuk menyelesaikan tekanan dari suatu masalah atau tindakan penerimaan dan

pengimplementasian cara baru untuk mencapai hasil dan/atau pelaksanaan suatu

pekerjaan. Jadi, sebuah inovasi dalam administrasi publik adalah efektivitas, kreativitas,

dan jawaban unik terhadap masalah baru atau jawaban baru terhadap masalah lama.

Ridlowi dan Fathul Himam (2017) mengemukakan bahwa inovasi sebagai

kesuksesan dalam memperkenal-kan hal baru yang memiliki nilai guna seperti metode,

teknik, praktek, produk atau pelayanan baru. Inovasi juga dilihat sebagai proses

memikirkan dan mengimplementasikan hasil pemikiran sehingga menghasilkan hal baru

berbentuk produk, jasa, proses bisnis, cara baru, kebijakan, dan sebagainya. Ridlowi dan

Fathul Himam (2017) menyebutkan tiga langkah utama dalam proses inovasi yaitu: mem-

produksi gagasan, mengevaluasi gaga-san, dan mengimplementasikan gagasan. Dari


12

beberapa pandangan tersebut memper-lihatkan bahwa fase implementasi program

menjadi bagi akhir dari agenda inovasi.

Memahami inovasi dapat ditelusuri dan dipahami melalui kajian literature dan

hasil penelitian tentang inovasi di lembaga pemerintahan yang pernah dilakukan oleh

para peneliti terdahulu di berbagai pemerintah daerah. Ada tiga faktor yang

mempengaruhi pemerintah daerah dapat berinovasi yaitu para pemimpin pemerintah

daerah, lingkungan organisasi, dan politik. Berdasarkan temuan di atas terdapat tiga

komponen yang berpengaruh kuat dalam meningkatkan kinerja pemerintah daerah yaitu

(1) kesejahteraan social, (2) pelayanan public, (3) kompetisi lokal.

Ma’mur, Wahidin, dan Muh. Syarif Ahmad (2019) mengemukakan bahwa

indikator evaluasi sebagai suatu aktivitas yang dirancang untuk menimbang manfaat

program dan proses pemerintahan mengacu pada empat indikator pokok dengan uraian

dibawah ini:

a. Spesifikasi, merupakan sub kegiatan terpenting. Ia mengacu pada identifikasi tujuan

serta kriteria-kriteria tujuan yang harus dievaluasi dalam suatu proses atau program.

b. Pengukuran (masurement), secara sederhana mengacu pada pengumpulan informasi

yang relevan dengan tujuan evaluasi.

c. Analisis adalah penyerapan dan penggunaan informasi yang dikumpulkan guna

membuat kesimpulan.

d. Rekomendasi adalah suatu penentuan atau penemuan mengenai apa yang akan

dilanjutkan selanjutnya.

Sejumlah metode dapat digunakan untuk membantu dalam mengevaluasi kebijakan,

namun hampir semua teknik yang ada dapat juga digunakan dalam hubungannya dengan
13

metode-metode evaluasi lainnya. Berbagai macam teknik dapat digunakan dengan lebih

dari satu metode analisis kebijakan, ini menunjukkan sifat saling ketergantungan dari

perumusan masalah, peramalan, rekomendasi, pemantauan dan evaluasi di dalam analisis

kebijakan.

Dari ke empat keputusan yang diambil atas dasar evaluasi dilihat dari jenis kebijakan

yang dievaluasi. Dalam melakukan evaluasi kebijakan publik setidak-tidaknya

mengandung tiga komponen dasar, yakni tujuan yang luas, sasaran yang spesifik dan cara

mencapai sasaran tersebut. Komponen yang terakhir biasanya belum dijelaskan secara rinci

maka dari itu birokrat harus menterjemahkan sebagai program aksi.

Inovasi merupakan salah satu aspek yang berpengaruh dalam berkembangnya suatu

organisasi. Beberpa organisasi baik itu organisasi sektor swasta ataupun sektor publik

seperti organisasi pemerintahan berupaya untuk menemukan inovasi-inovasi. Inovasi

menurut Said dimaknai sebagai suatu perubahan yang terencana dengan memperkenalkan

teknologi dan penggunaan peralatan baru dalam lingkup instansi. Inovasi memiliki

pengertian yang tidak hanya sebatas membangun dan memperbarui namun juga dapat

didefinisikan secara luas, memanfaatkan ide-ide baru menciptakan produk, proses, dan

layanan.

Mochammad Rizki Dwi Satrio Sutrisno, Soesilo Zauhar, dan Abdullah Said (2015)

mengemukakan bahwa inovasi dimaknai sebagai peralihan dari prinsip-prinsip, proses,

dan praktik-praktik manajemen tradisional atau pergeseran dari bentuk organisms yang

lama dan memberi pengaruh yang siginifikan terhadap cara sebuah majanemen yang

dijalankan.3 Berdasarkan penjelasan tersebut inovasi identik tidak hanya pada

pembaharuan dalam aspek teknologi atau peralatan yang baru saja, namun juga dalam
14

lingkup yang lebih luas seperti produk, proses, dan bentuk layanan yang menunjukkan

adanya suatu perubahan dalam praktik penyelenggaraan suatu oraganisasi Inovasi

diperlukan dalam penyelenggaraan suatu oganisasi baik swasta maupun organisasi

sektor publik seperti instansi pemerintahan. Inovasi dalam organisasi pemerintahan

menjadi suatu tuntutan bagi instansi pemerintahan menyusul semakin meningkatnya

desakan dari publik akan adanya peningkatan kinerja dari instansi pemerintahan agar

mampu menyelesaiakan permasalahan di dalam kehidupan masyarakat melalui suatu

program dan pelayanan. Inovasi pada instansi pemerintahan sangat dibutuhkan dalam

proses penyediaan pelayanan publik dengan mengembangkan cara-cara baru dan

sumber daya baru. Di samping itu, inovasi di sektor publik bisa dilaksanakan dalam

rangka meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya mengingat pada dasarnya

organisasi sektor publik senantiasa dihadapkan pada kelangkaan sumber daya dan

keterbatasan anggaran.

1. Tujuan Inovasi

Inovasi merupakan upaya mempertahankan keberadaan organisasi dalam lingkungan.

Asropi (2008) mengemukakan bahwa inovasi adalah konsep yang relatif baru dalam

literatur administrasi publik (public administration) dan sebagai bagian dari reformasi

administrasi (Administrasi & Volume, 2008).

Adanya inovasi organisasi ini diharapkan dapat menanggapi kompleksitas

lingkungan dan dinamisasi perubahan lingkungan terutama dalam persaingan yang ketat

dan menciptakan sumber-sumber bagi keunggulan beraing. Hal tersebut dapat dicapai

melalui 1) pengenalan teknologi baru 2) aplikasi baru dalam produk pelayanan 3)

penyumbangan pasar baru 4) pengenalan bentuk baru organisasi.


15

Perusahaan untuk menanggapi kecepatan perubahan teknologi yang tidak dapat

diprediksi, dan dilatarbelakangi oleh ketergantungan badan teknologi yang berpengalaman

tinggi dan perusahaan yang cepat tanggap dalam hal bentuk produk dan tata cara

penyampaian produkstrategi global tergantung pada kecepatan akselerasi inovasi yang

diterjemahkan dalam kerjasama komersial yang menguntungkan.

Hutauruk, n.d. mengemukakan inovasi sangat ditentukan oleh kapasitas pemerintah

daerah. Inovasi yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah yaitu inovasi institusi, inovasi

proses, dan inovasi konsep yang berfokus pada pusat pelayanan public. Sedangkan

penelitian yang telah dilakukan oleh Balitbng Provinsi Jawa Tengah (2007) bahwa bentuk-

bentuk inovasi dalam pemerintahan daerah sesuai dengan pembatasan program inovasi

yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Program inovasi yang paling banyak dikreasi

dan dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten dan kota terkait dengan aplikasi teknologi

informasi seperti: E-government, website, LAN. Adapun srategi yang dapat dilaksanakan

untuk pengembangan program inovasi meliputi pengembangan komitmen elit (political

will) lalu diikuti dengan berbagai kebijakan dan alokasi anggaran serta mengoptimalkan

pelaksanaan sosialisasi program inovasi.

Rina M.M. (2012), mengemukakan pemanfaatan inovasi teknologi berupa

penggunaan smart card dalam bidang pelayanan termasuk kategori inovasi incremental

dari tingkat inovasi termasuk dalam kategori inovasi sustaining innovation. Kualitas

pelayanan semakin baik karena adanya beberapa inovasi di UPTD termasuk komitmen

pimpinan, visi yang jelas, ketersediaannya SDM aparatur yang memadai, dan keterlibatan

stakeholder.

Muhammad Amirul Haq Muis, 2016 (dalam Ismara) menemukan bahwa inovasi
16

good governance dalam sistem pelayanan dapat dilihat dari aspek: (a) pemerintah daerah

cukuptransparan dalam penyusunan program kebijakan dan sudah merespon usulan warga

terkait peningkatan kualitas pelayanan, (b) dari sisi akuntabilitas, pemerintah telah

bertanggungjawab atas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, (c) responsivitas

pemerintah cukup kuat yang diwujudkan dengan adanya Sistem Pelayanan Satu Atap, (d)

melibatkan partisipasi masyarakat.

Inovasi disebabkan karna ada tujuan tertentu yang ingin dicapai oleh manusia.

Dibawah ini merupakan tujuan inovasi diantaranya sebagai berikut;

1) Meningkatkan kualitas, Secara umum tujuan dari inovasi di segala bidang ialah untuk

meningkatkan kualitas serta juga nilai sesuatu hal yang sudah ada, baik itu dari segi

produk atau juga layanan. Dengan adanya inovasi terbaru, tentu yang diharapkan

produk-produk tersebut memiliki keunggulan serta juga manfaat yang lebih bernilai

dari sebelumnya.

2) Mengurangi biaya, inovasi ini juga bertujuan untuk dapat membantu mengurangi

biaya, khususnya pada biaya tenaga kerja. Sebagai contoh, sekarang ini banyak sekali

diciptakan mesin atau juga peralatan yang dapat menggantikan tenaga manusia

didalam proses produksi.

3) Menciptakan pasar baru, dengan adanya produk yang lebih bernilai tinggi maka

sebagai hasil dari inovasi, maka hal tersebut akan menciptakan pasar baru di

masyarakat.

4) Memperluas jangkauan produk, Salah satu contohnya bisa kita lihat dari bisnis e-

commerce seperti yang ada pada saat ini. Para pengusaha itu memperluas jangkauan
17

produk mereka dengan memanfaatkan internet yang bisa diakses lebih banyak orang

yang menjadi calon konsumen potensial.

5) Mengganti produk/ layanan, Inovasi ini juga bertujuan untuk dapatmengganti produk

atau juga layanan yang dianggapnya itu kurang efektif/ efisien. Salah satunya dapat

kita lihat inovasi yang terjadi pada mesin sepeda motor yang sekarang itu jadi lebih

hemat bensin.

6) Mengurangi konsumsi energi, Manusia itu selalu ingin menghemat penggunaan

energi, itulah sebabnya terdapat banyak sekali inovasi yang dilakukan oleh manusia.

Salah satunya ialah adanya sumber energi terbarukan yang memanfaatkan alam,

misalnya seperti menggunakan tenaga surya, angin, dan air, sebagai sumber energi

listrik.

Menurut Suwarno dalam Kurnia (2019) terlepas dari perbedaan pemahaman akan

inovasi tersebut dapat disimpulkan bahwa inovasi tidak akan terlepas dari :

1. Pengetahuan Baru

Sebuah inovasi hadir sebagai sebuah pengetahuan baru bagi masyarakat dalam

sebuah sistem sosial tertentu. Pengetahuan baru ini merupakan faktor penting penentu

perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat.

2. Cara Baru

Inovasi juga dapat berupa sebuah cara baru bagi individu atau sekelompok orang

untuk memenuhi kebutuhan atau menjawab masalah tertentu. Cara baru ini merupakan

pengganti cara lama yang sebelumnya berlaku.

3. Objek Baru
18

Sebuah inovasi adalah objek baru bagi penggunanya, baik berbentuk

fisik(berwujud/tangible), maupun yang tidak berwujud (intangible).

4. Teknologi Baru

Inovasi sangat identik dengan kemajuan teknologi. Banyak contoh inovasi yang

hadir dari hasil kemajuan teknologi. Indikator kemajuan dari sebuah produk teknologi

yang inovatif biasanya dapat langsung dikenali dari fitur-fitur yang melekat pada

produk tersebut.

5. Penemuan Baru

United Nations Departement of Economic and Social Affairs (dalam Sururi,

2017) menganalisis sejumlah prinsip dan strategi utama untuk inovasi dalam

pemerintahan yaitu sebagai berikut:

1) Mengintegrasikan layanan,

2) Desebtralisasi pemberian layanan,

3) Memanfaatkan kemitraan,

4) Melibatkan warga negara,dan

5) Mengambil keuntungan dari teknologi informasi dan kmomunikasi.

2. Konsep Tahapan Inovasi Organisasi

Proses inovasi bagi organisasi berbeda dengan proses yang terjadi secara individu.

Sebagai sebuah organisasi, sektor publik dalam mengadopsi produksi inovasi akan melalui

tahapan sebagai berikut Indah Noviyanti Sugiharto dan Dyah Hariani (Hutauruk, n.d.).

a. Initiation atau perintisan Tahapan perintisan atas fase agenda setting dan matching.

Ini merupakan tahapan awal pengenalan situasi dan pemahaman permasalahan yang
19

terjadi dalam organisasi. Pada tahapan agenda setting ini dilakukan proses

identifikasi daln penetapan prioritas kebutuhan dan masalah. Selanjutnya dilakukan

pencarian dalam lingkungan organisasi untuk menentukan tempat dimana inovasi

tersebut akan diaplikasikan. Tahapan ini seringkali memakan waktu yang sangat

lama. Pada tahapan ini juga biasanya dikenali adanya performance gap atau

kesenjangan kinerja. Kesenjangan inilah yang memicu proses pencarian inovasi

dalam organisasi. Fase selanjutnya adalah matching atan penyesuaian atau

penyetaraan dengan inovasi yang hendak diadopsi. Tahapan ini memastikan

feasibilities atau kelayakan inovasi untuk diaplikasikan diorganisasi tersebut.

b. Implementation atau pelaksanaan Pada tahapan ini, perintisan telah menghasilkan

keputusan untuk mencari dan menerima inovasi yang dianggap dapat menyelesaikan

permasalahan organisasi. Tahapan implementasi ini menyelesaikan permsalahan

organisasi. Tahapan implementasi ini terdiri atas fase redefinisi, klarifikasi dan

rutinitas. Pada fase redefinisi, seluruh inovasi yang diadopsi mulai kehilangan

karakter asingnya. Inovasi sudah melewati proses re-invention, sehingga lebih dekat

dalam mengakomodasi kebutuhan organisasi pada fase ini,baik inovasi maupun

organisasi meredefinisi masing-masing dan mengalami proses perubahan untuk

saling menyesuaikan. Pada umumnya terjadi paling tidak perubahan struktur

organisasi dan kepemimpinan dalam organisasi tersebut.Fase klarifikasi adalah

terjadi ketika inovasi sudah digunakan secara meluas dalam organisasi dan

mempengaruhi seluruh elemen organisasi dalam keseharian kerjanya. Fase klarifikasi

ini membutuhkan waktu lama, karena mempengaruhi budaya organisasi. Secara

keseluruhan, sehingga tidak sedikti yang kemudian justru gagal dalam


20

pelaksanaannya. Proses adopsi yang terlalu cepat justru menjadi kontra produktif

akibat resistensi yang berlebihan.Fase rutinitas adalah fase dimana inovasi sudah

dianggap sebagai bagian dari organisasi. Inovasi tidak lagi mencirikan sebuah produk

baru atau cara baru, karena telah menjadi bagian rutin penyelenggaraan organisasi.

Pengalaman berbagai negara menunjukkan bahwa intoduksi inovative governance

memberikan hasil positif bagi meningkatkan kinerja sektor, seperti pertamadapat

membantu memaksimalkan penggunaan sumber daya dan kapasitas bagi peningkatan nilai-

nilai publik untuk mendorong kultur yang terbuka dan partispatif dalam pemerintahan,

selanjutnya secara umum dapat mengembangkan tata pemerintahan yang baik. Kedua,bagi

pemerintahan dalam memperoleh kepercayaan dan memperbaiki legitimasi dari

masyarakat. Ketiga, inovasi di governance dapat meningkatkan kepercayaan diri pegawai

negeri yang bekerja disektor publik sebagai pendorong pengembangan secara kontinyu.

Inovasi dapat melahirkan kapasitas inspirasional yang dapat membangun sense of inspirasi

di antara pegawai pemerintah. Keempat, walaupun inovasi terbatas pada intervensi

governance atau inisiatif mikro, mereka menghasilakn efek domino, kesesuaian inovasi

pada suatu sektor dapat membuka pintu bagi inovasi di tempat lain. Kelima, inovasi dapat

menghasilkan kesempatan untuk inovasi berkelanjutan, semua mendorong lingkungan

yang menguntungkan bagi perubahan yang positif.

Hal yang menarik dari proses inovasi ini adalah sistem CAT terlahir dalam ling-

kungan birokrasi yang secara prinsip memiliki perbedaan dengan budaya ino-vasi. Pada

beberapa dekade, birokrasi terbukti sangat efektfif digunakan dalam menjalankan

mekanisme kerja yang ketat dan teratur. Hal ini terkait dengan karak-teristik struktur dan

budaya yang cende-rung statis, formal, rigid, memegang erat mekanisme status-quo dan
21

tidak menyukai perubahan (Lembaga Administrasi Negara [LAN], 2014), kontradiktif

dengan budaya inovasi yang menyukai fleksibilitas dan perubahan. Dalam menghadapi alih

trans-fer teknologi informasi dan komunikasi, organisasi publik cenderung menunjukkan

sikap yang lebih reaktif dibandingkan dengan organisasi swasta. Hal ini dipe-ngaruhi oleh

faktor birokrasi dan budaya yang dimiliki lembaga public Himam, (2016).

Proses inovasi yang dijalankan organisasi pemerintah memiliki tingkat risiko yang

beragam. (Ridlowi dan Fathul Himam, 2017) memperlihatkan hambatan utama inovasi

organisasi pemerintah terkait dengan kurangnya sumber daya pegawai potensial,

kurangnya aturan yang mendu-kung iklim inovasi, kurangnya dukungan dari manajemen

dan insentif bagi staf, ketidakpastian penerimaan dari pengguna layanan, hambatan budaya

serta adanya resistensi dari pegawai.

Hasil kajian oleh LAN (2014) menunjukkan faktor-faktor penghambat inovasi

organisasi pemerintah diantaranya: a) Ketergantungan yang tinggi kepada high performers

yang seringnya menjadikan top leader sebagai sumber inovasi, b) Struktur kerja, budaya

organisasi, serta proses biro-krasi yang berbelit-belit meskipun tekno-logi tersedia, c)

Tidak ada reward atau insentif untuk melakukan inovasi, d) Lemahnya kompetensi sumber

daya pelaksana, e) Kurangnya dukungan anggaran, f) Tidak selarasnya tuntutan

penyelenggaraan pelayanan publik dengan beban tugas administratif, g) Budaya status quo

dan takut mengambil resiko.

3. Aspek-Aspek Inovasi
22

Suatu inivasi tidak lepas beberapa hal atau aspek penting yang menunjukkan suatu

organisasi telah melakukan inovasi. Menurut Perspective Emic n.d. Ada lima hal yang

perlu ada dalam suatu inovasi sebagaimana berikut ini:

Sebuah Inovasi hadir sebagai pengetahuan baru bagi masyarakat dalam sebuah

sistem sosial tertentu. Pengetahuan baru ini merupakan faktor penting penentu perubahan

sosial yang terjadi dalam masyarakat .

a. Cara Baru Inovasi juga dapat berupa cara baru bagi individu atau sekelompok orang

untuk memenuhi kebutuhan atau menjawab masalah tertentu. Cara baru ini

merupakan ini merupakan pengganti cara lama yang sebelumnya berlaku.

b. Objek Baru Suatu inovasi merujuk pada adanya objek baru untuk penggunanya.

Objek baru ini dapat berupa fisik (tangible) atau tidak berwujud fisik (intangible).

c. Teknologi Baru Inovasi sangat identik dengan kemajuan teknologi. Banyak contoh

inovasi yang hadir dari hasil kemajuan teknologi. Indikator kemajuan dari suatu

produk teknologi yang inovatif biasanya dapat dikenali dari fitur-fitur yang melekat

pada produk tersebut.

d. Penemuan Baru Hasil semua inovasi merupakan hasil penemuan baru. Inovasi

merupakan produk dari sebuah proses yang sepenuhnya bekerja dengan kesadaran

dan kesengajaannya.

4. Tipologi Inovasi

Proses Inovasi merupakan suatu proses yang yang sifatnya kompleks dan tidak

dapat dianggap sederhana hanya dengan menunjukkan adanya suatu hal yang baru. Akan

tetapi, hal baru tersebut perlu melibatkan aspek-aspek lain didalam konteks organisasi

sektor publik atau organisasi pemerintahan yang meliputi adanya proses politik,
23

kebijakan, kualitas, dan lain sebagainnya. Menurut Mulgan dan Albury suatu inovasi

dikatakan berhasil apabila inovasi tersebut merupakan kreasi dan implementasi dari

proses, produk, layanan, dan metode pelayanan baru yang merupakan hasil

pengembangan nayata dalam hal efisiensi dan efektivitas atau kualitas pelayanan.

Dengan demikian inovasi meliputi banyak aspek dan sangat kompleks dengan

berbagai faktor pendukung serta bukan hanya mengacu pada hal yang baru semata.

Inovasi bukan hanya dalam lingkup produk dan pelayanan semata. Inovasi produk dan

layanan meliputi perubahan bentuk dan desain produk atau lainnya. Sedangkan proses

berasal dari gerakan pembaharuan kualitas yang berkelanjutan dan mngacu pada

kombinasi perubahan organisasi, prosedur, dan kebijakan yang terkait dengan inovasi

tersebut. Adapun jenis-jenis inovasi pada organisasi sektor publik menurut Muluk,(2008).

sebagai berikut ini:

a. Inovasi Produk Inovasi ini berangkat dari adanya perubahan pada desain dan

produk suatu layanan yang mana membedakan dengan produk layanan terdahulu atau

sebelumnya.

b. Inovasi Proses Inovasi ini merujuk pada adanya pembaharuan kualitas yang

berkelanjutan dan adanya perpaduan antara perubahan, prosedur, kebijakan, dan

pengeorganisasian yang diperlukan organisasi dalam melakukan inovasi.

c. Inovasi Metode Pelayanan Inovasi ini merupakan adanya perubahan yang baru

dalam aspke interaksi yang dilakukan pelanggan atau adanya cara yang baru dalam

menyediakan atau meberikan suatu layanan.


24

d. Inovasi strategi atau kebijakan Inovasi ini merujuk pada pada aspke visi, misi,

tujuan, dan strategi baru dan juga menyangkut realitas yang muncul sehingga diperlukan

suatu strategi dan kebijakan baru.

Inovasi Sistem Kebaruan dalam konteks interaksi atau hubungan yang dilakukan

dengan pihak aktor lain dalam rangka suatu perubahan pengelolaan organisasi.

Berdasarkan penjelasan dari Muluk diatas, dapat diketahui bahwasanya ada beberapa

jenis inovasi dalam sektor publik yang terdiri dari inovasi produk layanan, inovasi proses,

inovasi dalam metode pelayanan, inovasi dalam strategi atau kebijakan, dan inovasi

sistem. Hal ini menunjukkan inovasi memiliki tipe-tipe atau jenis-jenis yang beragam.

Inovasi bukan hanya mengacau pada suatu produk yang baru semata, apalagi inovasi

hanya diidentikkan dengan penggunaan teknologi dalam penyelenggaraan organisasi

sektor publik.

5. Proses Pengembangan Inovasi

Inovasi bukanlah dapat dicapai dengan begitu mdahnya, melainkan membutuhkan

proses yang panjang. Rogers menyatakan bahwa inovasi memerlukan suatu proses

pengembangan yang terdiri dari keputusan; aktivitas dan dampak inovasi yang terjadi

dalam pengenalan kebutuhan dan masalah; melalui riset pengembangan, komersialisasi

inovasi; difusi dan adopsi inovasi, dan konsekuensi atau dampak inovasi, Citra Kunia

putri dan trisna insan Noor, (2013).

a. Mengenali Kebutuhan Masalah

Proses ini dilakukan dengan melakukan identifikasi permasalahan yang muncul.

Kebutuhan masalah dapat dikenali melalui proses politik sebelum dilaksanakannya suatu

peneltian terlebih. Kebutuhan sendiri merupakan sesuatu keingginan dari manusia atau
25

masyarakat akan barang dan jasa yang dapat memberikan kepuasan jasmani maupun

rohani. Kebutuhan manusia tidak hanya terbatas pada kebutuhan yang tangible namun juga

kebutuhan yang intangible. Untuk dapat mengetahui kebutuhan dan masalah tidak dapat

hanya melibatkan satu sudut pandang orang, namun juga harus melibatkan cara pandang

orang terhadap masalah yang terjadi. Hal ini dikarenakan terkadang suatu masalah

dipandang sebagai suatu maslah oleh orang lain, tetapi belum tentu bagi orang yang

lainnya. Orang yang terlibat langsung terhadap suatu masalah tentunya berbeda dalam

membatasi suatu masalah dibandingkan dengan orang-orang yang tidak terlibat secara

langsung pada masalah tersebut, sehingga perlu melibatkan pandangan berbagai pihak

yang bersangkutan.

b. Riset dasar dan aplikatif

Riset atau penelitian merupakan identik dengan kegiatan yang bersifat ilmiah. Sementara

suatu riset atau penelitian aplikatif bertujuan untuk mengatasi dan menyelesaikan

permasalahan yang sifatya praktis. Menurut Eggers dan Singh, yang terpenting dari

sebuah ide yang inovatif bukanlah sesuatu yang dapat dengan mudah diterapkan, namun

ide yang dapat merubah kebiasaan lama, membawa aktor baru bersamaan dalam

mengahadapi tantangan perubahan struktur dalam sebuah organisasi. Selain itu, dalam

menemukan ide inovatif perlu dilakukan kolaborasi dalam setiap tahapan antara aktor-

aktor yang berbeda potensinya dalam rangka mempercepat proses inovasi salah satunya

dalam menggagas ide yang kreatif dan inovatif. Pada fase inovasi dapat diketahui ide

yang inovatif, menarik, dan sesuai dengan permasalah yang ada dan dibutuhkan upaya

pemecahan masalahnya.

c. Pengembangan
26

Pengembangan dalam suatu inovasi merupakan suatu tahapan yang dilakukan dengan

menentukan ide dan gagasan baru yang dapat menjawab kebutuhan pelanggan atau

masyarakat. Proses pengembangan dilakukan setelah proses penelitian utnuk menentukan

inovasi apa tetapi sebelum inovasi tersebut menjadi suatu yang nyata yang siap

digunakan. Selain pengembangan suatu ide dapat menjadi bentuk pelayanan, perlu juga

dilakukan pengembangan inovasi agar inovasi tersebut terus. berkembang dan

memberikan dampak atau hasil yang lebih besar dari pada sebelumnya.

Inovasi pelayanan publik merupakan proses keputusan untuk melakukan transfer

pengetahuan dalam pelaksanaan gagasan baru dari praktek baik itu inovasi pelayanan

publik yang sifatnya sebagian maupun secara keseluruhan. Sedangan transfer

pengetahuan inovasi pelayanan publik merupakan upaya dan proses penyampaian

pengetahuan mengenai peningkatan kualitas pelayanan publik berupa strategi, metode,

substansi pelayanan publik, melalui berbagai kegiatan symposium workshop, diskusi,

pelatihan, visit learning, coaching clinic, dan forum pembelajaran lainnya. Dalam transfer

pengetahuan terdapat sejumlah aspek terkait hal-hal yang akan ditranfer dari suatu

instansi kepada instansi lain secara umum yang terdiri dari tiga kategori utama antara

lain:

1. Teknis berupa transfer keahlian, teknologi, proses bisnis.

2. Informasi berupa transfer pertukaran ide dan gagasan.

3. Manajerial berupa transfer sistem, mekanisme, pengambilan keputusan dan

pengalokasian sumber daya.

d. Komersialisasi
27

Komersialisasi merupakan aspek pemasaran atau penyebarluasan suatu produk inovasi.

Akan tetapi, dalam organisasi atau intitusi pemerintahan tidak dikenal istilah

komersialisasi. Dalam sektor publik istilah komersialisasi merupakan aspek

penyebarluasan atau sosialisasi produk inovasi. Hal ini menunjukkan proses

pneyebarluasan, pemasaran, dan distribusi produk, inovasi juga berlaku pada organisasi

sektor publik. Penjelasan lebih mendalam mengenai sebuah inovasi merupakan suatu

aspek yang sangat disarankan agar dicapainya keberhasilan dalam inovasi, sebab

keberhasilan dari penjelasan lebih dalam suatu inovasi akan memicu organisasi dan

pegawai atau stafnya untuk bekerja dengan semangat tinggi.

e. Difusi dan Adopsi

Pada proses ini suatu produk yang dibuat, pelanggan atau masyarakat memiliki hak utnuk

menetukan pilihannya dengan menggunakan atau tidak produk inovasi

B. Inovasi Pelayanan publik

Pelayanan publik dapat disebut sebagai inti dari penyeleggaraan pemerintahan.

Hal ini dikarenakan salah satu fungsi pemerintah yaitu sebagai penyedia pelayanan publik

bagi warga atau masyarakatnya. Bahkan Dwiyanto menyebutkan bahwa literatur

terdahulu menyebutkan bahwa “what government does is public service”. Dengan kata

lain, tugas dari pemerintah seyogyanya merupakan upaya dalam melaksanakan pelayanan

bagi masyarakat. Para ahli memiliki ragam pemaknaan atau definisi terkait pelayanan

public, Dwiyanto (2015).

Pelayanan publik memiliki beragam define atau makna. Pelayanan publik secara

sederhana dapat dimaknai sebgau suatu layanan yang disediakan oleh pemerintah kepada

warga negara atau masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pelayanan
28

publik dapat juga dilimpahkan wewenangnya oleh pemerintah dengan dilaksanakan

kepada pihak lain seperti masyarakat atau pun pihak swasta. Selain itu, pelayanan publik

juga dapat diartikasi sebagai kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara

pelayanan publik sebagai bentuk tindakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang

pelaksanaannya berdasar pada ketentuan perundang-undangan. Dengan kata lain, suatu

pelayanan publik dalam pelaksanaanya harus mengacu pada aspek regulasi yang telah

mengatur. Sehingga pelayanan dapat berjalan dengan baik dan mampu memenuhi

kebutuhan masyarakat.

Penyediaan layanan yang dilakukan oleh pemerintah secara langsung

dilaksanakan melalui istilah yang disebut public sector atau sektor publik, yakni badan-

badan pemerintah, kantor pos, sekolah milik pemerintah, perusahaan listrik milik

pnerintah, rumah sakit milik pemerintah, dan seterusnya. Penyediaan layanan oleh

pemerintah bertujuan agar tidak timbul penyalahgunaan. Akan tetapi, pemerintah harus

menunjukkan sikap profesionalisme dalam rangka melakukan perannya dalam

menyelenggarakan suatu pelayanan publik

Secara regulasi, penyelenggaraan pelayanan publik telah didukung dengan adanya

Undang-Undang No 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Kebijakan ini

mengharuskan bahwa pelayanan publik merupakan kegiatan atau serangkaian kegiatan

dalam rangka pemnuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang dan jasa serta pelayanan

administratif. Mengacu pada pendapat ini, pelayanan publik memuat penyedian

kebutuhan masyarakat dalam konteks barang dan jasa serta pelayanan dibidang

keadministrasian. Pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah harus mampu


29

mewujudkan kepuasan dari masyarakat, agar tidak terjadi penurunan kepercayaan dari

masyarakat kepada pemerintah dan cenderung memutuskan untuk mengakses pelayanan

melalui sektor lain, yakni sektor swasta.

Inovasi di sektor publik adalah salah satu jalan atau bahkan breakthrough untuk

mengatasi kemacetan dan kebuntuan organisasi disektor publik. Karakteristik dari sistem

disektorpublik yang rigid, kaku dan cenderung statusquo harus bisa dicairkan melalui

penulara budaya inovasi. Inovasi yang biasanya hanya akrab dilingkungan dinamis seperti

disektor bisnis, perlahan mulai disuntikkan kelingkungan sektor publik, dan inovasi mulai

mendapatkan tempat disektorpublik. Hal ini tidak terlepas dari dinamika eksternal dan

tuntutan perubahan yang sedemikian cepat yang terjadi diluar organisasi, disamping

perubahan dimasyarakat dengan tingkat literasi yang lebih baik, mempunyai kesadaran

(awareness) yang lebih baik akan haknya. Dengan demikian maka sektor publik dapat

menjadi sektor yang dapat mengakomodasi dan merespon secara cepat setiap perubahan

yang terjadi.

Zulfa Nurdin, 2016 (Halverson) membagi tiga tipe spektrum inovasi dalam sektor

publik:

a. Incremental innovation to radical innovation (ditandai oleh tingkat perubahan,

perbaikan inkremental terhadap produk, proses layanan yang sudah ada).

b. Top down innovation to bottom-up innovation (ditandai oleh mereka yang mengawali

proses dan mengarah kepada perubahan perilaku dari top manajemen atau organisasi

atau institusi di dalam hirakhi, bermakna dari para pekerja di tingkat bawah seperti

pegawai negeri, pelayan masyarakat, dan pembuat kebijakan dilevel menengah).


30

c. Need led innovations anda efficiency-led innovation (ditandai apakah inovasi proses

telah diawali untuk menyelesaikan masalah spesifik atau agar produk, layanan atau

prosedur yang sudah ada lebih efisien).

Didalam administrasi publik terdapat beberapa perbedaan tipe inovasi dan perbedaan

cara pengelompokan didalam literaturinovasi pemerintahan. Penggunaan tipelogi untuk

tujuan kita sebagai berikut:

a. Inovasi institusional, dimana fokus pada pembaharuan institusi yang sudah ada

dan/atau pembentukan institusi baru;

b. novasi organisasi, termasuk pengenalan cara kerja baru, prosedur atau teknik

manajemen baru didalam administrasi publik;

c. Inovasi proses, dimana fokus pada perbaikan kualitas cara pemberian layanan publik;

d. Inovasi konseptual, dimana fokus pada pengenalan bentuk pemerintahan baru (mis.

Pembuatan kebijakan interaktif, keterlibatan dalam kepemerintahan, reformasi

anggaran publik, jaringan horizontal).

C. Program Mobile-Pos

Dalam rangka mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah dari sektor Pajak Daerah,

Bapenda Bulukumba yang bekerjasama dengan Bank Sulselbar Cabang Bulukumba

melakukan pemasangan alat perekam Pajak elektronik (M- POS). Pemasangan Alat yang

disediakan oleh Bank Sulselbar ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan

kerjasama (MoU) antara Pemerintah Daerah Kab. Bulukumba dengan PT. Bank Sulselbar

yang disaksikan langsung oleh perwakilan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Perekam pajak elektronik yang disebut dengan istilah M-Pos tersebut, merupakan

program Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Bulukumba. Tujuannya  untuk


31

mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pajak. Untuk tahap awal ini,

memasang alat M-POS hanya ada di beberapa titik yakni di Warkop 57, Natural Cafe,

Labissa Cafe dan Dafa Cafe. Nantinya restoran, rumah makan, warung dan cafe/warkop

yang ada di Bulukumba. Alat perekam ini berbentuk ipad dan cara kerjanya ialah semua

struk pembayaran dalam bentuk file akan terkirim lansung ke bapenda, hal ini di nilai

efektif dalam mengoptimalkan pendapatan asli daerah.

D. Pendapatan Asli Daerah Untuk Mendukung Melaksanakan Otonomi Daerah.

Sistem pemerintahan di Negara Kesatuan Republik Indonesia didasarkan pada Pasal

18 Undang-Undang Dasar 1945 ada dua asas utama dalam penyelenggaran Pemerintah

Daerah, yaitu asas dsentralisasi (daerah otonom) dan asas dekonsentrasi (wilayah

administrasi). Asas desentralisasi ditekankan pada penyerahan wewenang dan asas

dekonsentrasi ditekankan pada pelimpahan beberapa wewenang. Otonomi daerah

merupakan wujud nyata dari penyerahan wewenang, sehingga dalam pelaksanaannya

otonomi daerah lebih condong pada asas desentralisasi.

Lahirnya otonomi daerah telah memberikan kewenangan daerah untuk mengatur dan

mengurus sumber-sumber penerimaan daerah yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah,

Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah dan sumber-sumber penerimaan lainnya. Kebijakan

dalam mengelola keuangan juga diarahkan pada penerapan prinsip-prinsip, norma, asas,

dan standar akuntansi dalam penyusun APBD agar mampu menjadi dasar bagi kegiatan

pengelolaan, pengendalian, pemeriksaan dan pengawasan keuangan daerah.

Otonomi daerah yang didasarkan atas konsep otonomi yang luas, nyata dan

bertanggung jawab adalah berarti Pemerintah Daerah diberikan keleluasaan untuk

mengatur rumah tangga sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi masyarakat. Wewenang
32

tersebut dilaksanakan secara transparan dengan melibatkan peran serta masyarakat tanpa

meninggalkan prinsip-prinsip efisien dan efektivitas. Namun perlu diingat bahwa kegiatan

pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dibidang ekonomi pada dasarnya

bersifat simultan untuk mengacu kegiatan ekonomi dalam masyarakat. Pada akhirnya,

apabila kegiatan ekonomi di masyarakat telah tumbuh dengan pesat, maka Pemerintah

Daerah hanya akan berfungsi sebagai fasilisator.

Upaya peningakatan PAD harus dipandang sebagai perwujudan tanggung jawab

Pemerintah Daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi, yaitu peningkatan

pelayanan dan kesejahteraan masayarakat. Kebijakan keuangan daerah diarahkan pada

upaya penyesuaian secara terarah dan sistematis untuk menggali sumber-sumber

pendapatan daerah bagi pembiayaan pembangunan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi

sumber-sumber pendapatan asli daerah. Peningkatan PAD dilaksanakan melalui langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Intensifikasi, melalui upaya.

a. Pendataan dan peremajaan objek dan subjek pajak dan retribusi daerah.

b. Mempelajari kembali Pajak Daerah yang dipangkas guna mencari

kemungkinan untuk dilaihkan menjadi Retribusi

c. Mengintensifikasi penerimaan Retribusi Daerah yang ada.

d. Memperbaiki prasarana dan sarana pungutan yang memadai;

2. Penggalian sumber-sumber penerimaan baru (ekstensifikasi)

Upaya penggalian sumber-sumber penerimaan diarahkan pada pemanfaatan potensi

daerah yang membrikan kelebihan atau keuntungan secara ekonomis kepada

masyarakat.Dimana penggalian sumber-sumber pendapatan daerah tersebut harus


33

ditekankan agar tidak menimbulkan ekonomi yang tinggi.Sebab, pada dasarnya tujuan

meningkatkan pendapatan daerah melalui upaya ekstensifikasi adalah untuk meningkatkan

kegiatan ekonomi dimasyarakat dan upaya mempertahankan potensi daerah untuk

dimanfaatkan secara berkelanjutan.

3. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat

Peningkatan pelayanan kepada masyarakat ini merupakan unsur penting yang

mengingat paradigma yang berkembang dalam masyarakat saat ini adalah bahwa

pembayaran Pajak dan Retribusi meruapakan hak dan kewajiban masyarakat terhadap

Negara.

Kemandirian daerah dalam PAD harus diartikan bahwa daerah memiliki keleluasaan

dalam menentukan sumber-sumber penerimaan yang sesuai dengan potensi, termasuk jenis

pungutan maupun besarnya tarif.Keleluasaan tersebut berada dalam batasan kebutuhan

daeah atau kebutuhan masyarakat, sehingga apabila terjadi kenaikan tarif atau timbulnya

jenis pungutan baru, Pemerintah Daerah harus mampu memberikan penjelasan kepada

masyarakat.

Pemerintah Daerah dituntut memiliki kepekaan serta sumber daya yang memadai

agar jenis pungutan baru ataupun besarnya tarif tidak berdampak negarif di masyarakat

berupa timbulnya ekonomi yang tinggi. Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai salah satu

sumber penerimaan daerah yang berasal dari dalam daerah yang bersangkutan harus

ditingkatkan seoptimal mungkin dalam rangka mewujudkan semangat kemandirian lokal.

Mandiri diartikan sebagai semangat dan tekat yang kuat untuk membangun

daerahnya sendiri dengan tidak semata-mata mengantungkan pada fasilitas atau faktor

yang berasal dari luar. Optimalisasi sumber-sumber penerimaan daerah sama dengan
34

peningkatan kapasitas fiskal. Peningkatan kapasitas fiskal bukan berarti anggaran yang

besar jumlahnya. Dalam optimalisasi pengelolaan anggaran peran pemerintah daerah lebih

bersifat sebagai fasilitator dan motivator dalam menggerakkan pembangunan daerah.

E. Kerangka Fikir

Inovasi peningkatan asli daerah melalui program Mobile-pos merupakan program

dari Badan Pendapatan Asli Daerah tujuannya untuk mengoptimalkan Pendapatan Asli

Daerah yang dimana program tersebut merupakan kerjasama antara pemerintah derah dan

PT Bank Sulselbar. Program ini Sebagaimana inovasi itu sendiri merupakan persoalan

penggunaan hasil pembelajaran yaitu penggunaan kompetensi anda sebagai dasar

penemuan cara baru dalam melakukan sesuatu yang memperbaiki kualitas dan efesiensi

layanan yang disediakan.

Dari inovasi yang dilakukan di kabupaten bulukumba khususnya kecematan ujung

bulu yang dimana melakukan peningkatan pendapatan asli daerah yang di setujui dalam

undang-undang 28 tahun 2009 tentang pajak daerahdan retribusi daerah, melaui Mobile-

pos ini realisasi penerimaan pajak daerah akan dikirimkan setiap bulannya kepada komisi

pemberantasan korupsi (KPK) untuk mengoptimalkan pendapatan asli daerah itu sendiri.

Mobile-pos yang merupakan salah satu program untuk meningkatkan Pendapatan Asli

Daerah yang di tempatkan ditempat usaha yangada di Kecamatan Ujung Bulu, yang

bekerja sama dengan PT Bank Suselbar.

Agar tidak adanya pemungutan pajak liar yang merugikan masyarakat kabupaten

bulukumba dan agar badan pendapatan daerah lebih tertata dan menjalankan tugasnya

untuk mengoptimalisasikan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten

Bulukumba.Berdasarkan kajian teori diatas, guna pemahaman penelitian tentang tahap


35

inovasi peningkatan pendapatan asli daerah melaui program Mobile–pos sehingga

Pendapatan Asli Daerah dapat dioptimaisasikan dengan menggunakan indikator dari

Ismara (2009) yaitu transparansi, Akuntabilitas, Responsivitas, Partisipasi Masyarakat.

untuk lebih jelasnya dapat kita lihat bagan kerangka pikir sebagai berikut

Bagan Kerangka Pikir

Inovasi program Mobile-pos dalam peningkatan Peningkatan


Pendapatan Asi Daerah di kecamatam Ujung Bulu Kabupaten
Bulukumba

Indikator Inovasi:
Ismara (2009)

1. Transparan
Faktor 2. Akuntabilitas Faktor
Pendukung 3. Responsivitas Penghambat
4. Partisipasi
masyarakat

m-pos:
Kulitas pelayanan

Peningkatan Pendaptan Asli Daerah di


Kabupaten Bulukumba

F. Fokus Peneitian

Fokus penelitian ini merupakan batasan penelitian agar jelas ruang lingkup yang

akan diteliti. Olehnya itu pada penelitian ini, peniliti memfokuskan penelitian mengenai
36

Inovasi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah dalam Program Mobile-Pos di Kecamatan

ujung Bulu Kabupaten Bulukumba.

G. Deskripsi Fokus Penelitian

Berdasarkan pada fokus peneitian diatas, maka dapat dideskripsikan sesuai dengan

indikator Inovasi melalui Program Mobile-Pos di Kecamatan ujung Bulu Kabupaten

Bulukumba, yaitu:

1. Perekam pajak elektronik yang disebut dengan istilah M-Pos tersebut, merupakan

program Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Bulukumba. Tujuannya untuk

mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor paja.

2. Taransparan yang kami maksudkan adalah apakah Pemerintah Daerah Kabupaten

Bulukumba terbuka dalam merespon usulan warga terkait peningkatan pelayanan

publik.

3. Akuntabilitas maksudnya adalah pemerintah bertanggung jawab kepada masyarakat

terkait program M-Pos.

4. Responsivitas yang kami maksudkan adalah apakah pemerintah merespon dengan

baik dengan adanya program M-pos dalam pelayanan publik.

5. Partisipasi Masyarakat adalah keterlibatan masyarakat dalam pemanfaatan program

M-pos sebagai bentuk inovasi pemerintah Daerah.

6. Faktor apa yang Mendukung dan Mengambat Inovasi Peningkatan Pendapatan Asli

Daerah dalam Program Mobile-Pos di Kecamatan ujung Bulu Kabupaten Bulukumba

Anda mungkin juga menyukai