Suatu hal yang keliru jika menganggap ujian atau cobaan terbatas pada hal yang tidak mengenakkan saja, seperti sakit, kekurangan
harta, dll.
Karena yang namanya nikmat, seperti sehat & kaya juga sebuah ujian.
Bahkan Nabi shalallahu alaihi wasallam menyebutkan dengan tegas bahwa harta secara umum itu ujian, entah itu banyak atau
sedikit
Diantara dalil yang menyebutkan bahwa kenikmatan atau hal-hal yang menyenangkan merupakan cobaan adalah
ٍ
ۗۡت لِّي ۡبلُو ُكمۡ يِف مٓا ءاتَٰى ُكم
َ َ ٍ ۡ ِ ف ٱ ۡلَأ ۡر
َ ض َو َرفَ َع بَ ۡع
َ َ ض ُكمۡ فَ ۡو َق بَعض َد َر َٰج
ِئ ِ
َ ََو ُه َو ٱلَّذي َج َعلَ ُكمۡ َخ ٰل
“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian (yang lain)
beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu” (QS Al-An’am 165)
“Ini termasuk karunia Rabb-ku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya)” (QS An-Naml 40)
Maka syukur adalah sesuatu yang mutlak, yang harus dilakukan seorang hamba atas apa yang Allah berikan kepadanya.
Dan apa hakikat syukur? Hakikat syukur adalah menggunakan nikmat tersebut dalam rangka KETAATAN.
Alangkah kurang ajarnya jika seseorang diberi nikmat oleh Allah, tetapi justru menggunakan nikmat untuk bermaksiat kepadaNya,
seperti tidak menggunakan kesehatan untuk ibadah shalat, tidak menggunakan nikmat mulut & suara untuk membaca Al-Qur’an,
tidak menggunakan nikmat harta untuk bersedekah, tidak menggunakan nikmat wewenang atau kekuasaan untuk amar ma’ruf nahi
mungkar, dll.
Maka saat anda menyadari betapa Allah memberikan banyak nikmat kepada anda, sedangkan anda belum menjadi muslim yang
istiqomah.. Sekaranglah saatnya anda berubah, perbanyaklah ketaatan, banyak-banyaklah berbuat kebaikan dengan nikmat yang
Allah berikan tersebut.
Dan berdoalah agar anda diberi keistiqomahan dalam kebaikan, serta keberkahan dalam kenikmatan.
Semoga Allah beri Taufik pada kita semua
Wallahu A’lam