Anda di halaman 1dari 3

)٣٠( ‫ت أَيْ ِدي ُك ْم َو َي ْع ُفو َع ْن َكثِ ٍري‬ ‫ب‬‫س‬ ‫ك‬

َ ‫ا‬ ‫م‬ِ‫ب‬‫ف‬
َ ٍ ‫صيب‬
‫ة‬ ِ ‫وما أَصاب ُكم ِمن م‬
ْ ََ َ َ ُ ْ ْ َ َ َ َ

30. dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri,
dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).

Apa do’a yang dianjurkan banyak dibaca pada malam lailatul qadar?

Ada do’a yang pernah diajarkan oleh Rasul kita shallallahu ‘alaihi wa sallam jikalau kita
bertemu dengan malam kemuliaan tersebut yaitu do’a: Allahumma innaka ‘afuwwun
tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni (Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang
yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku).

‫ول فِ َيها قَ َال‬


ُ ُ‫َى لَْيلَ ٍة لَْيلَةُ الْ َق ْد ِر َما أَق‬
ُّ ‫ت أ‬ ِ
ُ ‫ت إِ ْن َعل ْم‬
ِ َ ‫عن عائِ َشةَ قَالَت ُق ْلت يا رس‬ 
َ ْ‫ول اللَّه أ ََرأَي‬ َُ َ ُ ْ َ َْ
‫ف َعىِّن‬ُ ‫اع‬ ْ َ‫ب الْ َع ْف َو ف‬ُّ ِ‫َّك َع ُف ٌّو حُت‬
َ ‫قُوىِل اللَّ ُه َّم إِن‬
Dari ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha-, ia berkata, “Aku pernah bertanya pada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam
tersebut adalah lailatul qadar, lantas apa do’a yang mesti kuucapkan?” Jawab Rasul
shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berdo’alah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa
fa’fu’anni (Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta
maaf, karenanya maafkanlah aku).” (HR. Tirmidzi no. 3513 dan Ibnu Majah no. 3850.
Abu ‘Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Al Hafizh Abu Thohir
mengatakan bahwa hadits ini shahih). Hadits ini dibawakan oleh Imam Tirmidzi dalam
bab “Keutamaan meminta maaf dan ampunan pada Allah”. Hadits di atas disebutkan pula
oleh Ibnu Hajar dalam Bulughul Marom pada hadits no. 706.

Maksud dari “innaka ‘afuwwun” adalah yang banyak memberi maaf. Demikian kata
penulis kitab Tuhfatul Ahwadzi.

Para ulama menyimpulkan dari hadits di atas tentang anjuran memperbanyak do’a
“Allahumma innaka ‘afuwwun …” pada malam yang diharap terdapat lailatul qadar.
Do’a di atas begitu jaami’ (komplit dan syarat makna) walau terlihat singkat. Do’a
tersebut mengandung ketundukan hamba pada Allah dan pernyataan bahwa dia tidak bisa
luput dari dosa. Namun sekali lagi meminta ampunan seperti ini tidaklah terbatas pada
bulan Ramadhan saja.
Al Baihaqi rahimahullah berkata, “Meminta maaf atas kesalahan dianjurkan setiap waktu
dan tidak khusus di malam lailatul qadar saja.” (Fadho-ilul Awqot, hal. 258).

Ibnu Rajab rahimahullah juga memberi penjelasan menarik,

‫و إمنا أمر بسؤال العفو يف ليلة القدر بعد اإلجتهاد يف األعمال فيها و يف ليايل العشر ألن العارفني‬
‫جيتهدون يف األعمال مث ال يرون ألنفسهم عمال صاحلا و ال حاال و ال مقاال فريجعون إىل سؤال‬
‫العفو كحال املذنب املقصر‬
“Dianjurkan banyak meminta maaf atau ampunan pada Allah di malam lailatul qadar
setelah sebelumnya giat beramal di malam-malam Ramadhan dan juga di sepuluh malam
terakhir. Karena orang yang arif adalah yang bersungguh-sungguh dalam beramal, namun
dia masih menganggap bahwa amalan yang ia lakukan bukanlah amalan, keadaan atau
ucapan yang baik (sholih). Oleh karenanya, ia banyak meminta ampun pada Allah seperti
orang yang penuh kekurangan karena dosa.”

Yahya bin Mu’adz pernah berkata,

‫ليس بعارف من مل يكن غاية أمله من اهلل العفو‬


“Bukanlah orang yang arif jika ia tidak pernah mengharap ampunan Allah.” (Lathoiful
Ma’arif, hal. 362-363).

Hadits ‘Aisyah di atas juga menunjukkan bahwa do’a di malam lailatul qadar adalah do’a
yang mustajab sehingga dia bertanya pada Rasul mengenai do’a apa yang mesti
dipanjatkan di malam tersebut.

Hadits ‘Aisyah juga menunjukkan bahwa jika seseorang berdo’a pada Allah diperantarai
dengan tawassul melalui nama-nama Allah. Seperti dalam do’a terlebih dahulu memuji
Allah dengan ‘Allahumma innaka ‘afuwwun, yaitu Ya Allah yang Maha Pemberi Maaf’.
Bentuk do’a semacam ini adalah bertawassul terlebih dahulu dengan nama atau sifat 
Allah yang sesuai dengan isi do’a.

Dalil di atas juga menunjukkan bahwa sifat ‘afwu (pemaaf) adalah di antara sifat Allah.
Maksud ‘afwu adalah memaafkan dosa yang diperbuat hamba. Begitu pula hadits tersebut
menetapkan sifat mahabbah (cinta) bagi Allah. Penetapa sifat di sini adalah sesuai dengan
keagungan Allah, tanpa dimisalkan dengan makhluk dan tanpa ditolak maknanya.
Wallahu a’lam.

Sumber : https://rumaysho.com/3513-doa-malam-lailatul-qadar.html
‫ َح َّدثَنَا َع ْبدُ َّالرمْح َ ِن ْب ُن ْب َرا ِه َمي ّ ِادل َم ْش ِق ُّي َح َّدثَنَا ا ْب ُن َأيِب فُدَ يْ ٍك‬:٣٨٣٨ ‫سنن ابن ماجه‬
‫كِل ٍ َ َ ِإ‬
‫َأ ْخرَب َ يِن َسلَ َم ُة ْب ُن َو ْرد ََان َع ْن َأن َ ِس ْب ِن َما قال‬
‫َأىَت النَّيِب َّ َصىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي ِه َو َسمَّل َ َر ُج ٌل فَ َقا َل اَي َر ُسو َل اهَّلل ِ َأ ُّي ادلُّ عَا ِء َأفْضَ ُل قَا َل َس ْل‬
‫َرب َّ َك الْ َع ْف َو َوالْ َعا ِف َي َة يِف ادلُّ نْ َيا َواآْل ِخ َر ِة مُث َّ َأاَت ُه يِف الْ َي ْو ِم الثَّايِن فَ َقا َل اَي َر ُسو َل اهَّلل ِ َأ ُّي‬
‫ادلُّ عَا ِء َأفْضَ ُل قَا َل َس ْل َرب َّ َك الْ َع ْف َو َوالْ َعا ِف َي َة يِف ادلُّ نْ َيا َواآْل ِخ َر ِة مُث َّ َأاَت ُه يِف الْ َي ْو ِم الث َّا ِل ِث‬
‫فَ َقا َل اَي نَيِب َّ اهَّلل ِ َأ ُّي ادلُّ عَا ِء َأفْضَ ُل قَا َل َس ْل َرب َّ َك الْ َع ْف َو َوالْ َعا ِف َي َة يِف ادلُّ نْ َيا َواآْل ِخ َر ِة فَ َذا‬
‫ِإ‬ ‫يت الْ َع ْف َو َوالْ َعا ِف َي َة يِف ادلُّ نْ َيا َواآْل ِخ َر ِة فَ َق ْد َأفْلَ ْح َت‬
َ ‫ُأع ِْط‬
Sunan Ibnu Majah 3838: Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin
Ibrahim Ad Dimasyqi telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Fudaik telah
mengabarkan kepada kami Salamah bin Wardan dari Anas bin Malik dia
berkata: "Seorang laki-laki mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seraya
bertanya: "Wahai Rasulullah, do`a apa yang paling utama?." Beliau menjawab:
"Mintalah ampunan dan kesehatan kepada Rabbmu di dunia dan akhirat."
Kemudian datang lagi di hari yang kedua, dan bertanya: "Wahai Rosulullah, do`a
apa yang paling utama?." Beliau menjawab: "Mintalah ampunan dan kesehatan
kepada Robbmu di dunia dan akhirat." Kemuduian datang lagi di hari yang
ketiga, dan bertanya: "Wahai Nabi Allah, do`a apa yang paling utama?." Beliau
menjnawab: "Mintalah ampunan dan kesehatan kepada Rabbmu di dunia dan
akhirat, dan jika kamu telah di beri ma'af dan kesehatan di dunia dan akhirat,
maka kamu telah beruntung."

Anda mungkin juga menyukai